Abstrak
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang peran inflamasi tipe 2 pada asma alergi, mulai ada
kemajuan dalam pengembangan terapi biologis terbaru yang menargetkan jalur spesifik ini.
Tinjauan ini akan mendiskusikan kriteria diagnostik penggunaan terapi biologis untuk terapi
asma pada anak dengan penekanan khusus pada populasi yang kemungkinan besar mendapat
manfaat paling banyak dari terapi tersebut. Dengan pengecualian seperti anti-imunoglobulin E
dan omalizumab, sangat sedikit penelitian yang telah diterbitkan tentang efikasi dan keamanan
terapi biologis pada anak-anak, terutama terapi anti-interleukin-5 (IL5) dan anti-IL4/IL3.
Tinjauan ini akan menyoroti kelangkaan data yang dipublikasikan pada populasi khusus anak.
Selain itu, penulis akan mempertimbangkan efektivitas biaya serta potensi risiko jangka panjang
dari terapi biologis asma pada anak.
Kata kunci: terapi anti-eosinofil, terapi anti-IgE, asma masa kanak-kanak, antibody monoklonal,
asma T-helper 2
1. Pendahuluan
Selama beberapa dekade terakhir, terdapat pergeseran paradigma dalam pendekatan
beberapa segi dan karakter dari penyakit kronik yang disebut dengan asma. Upaya telah
dilakukan untuk mengklasifikasikan asma kedalam fenotipe dan endotipe sebagai usaha untuk
mengelompokkan individu berdasarkan sifat umum, patofisiologi dan pendekatan terapi 1. Salah
satu kemungkinan fenotipe asma yang paling jelas digambarkan adalah fenotipe asma alergi
yang sering dikarakteristikan dengan peningkatan sitokin dan mediator T-helper 2 (TH2) 2.
Sejalan dengan itu, telah terjadi peningkatan pemilihan terapeutik untuk asma dengan TH2
yang tinggi dalam bentuk terapi biologis.
Terapi biologis adalah pengobatan yang dibuat dari binatang hidup, tumbuhan, atau sel
yang berlawanan dengan proses kimia. Antibodi monoklonal diproduksi dari sel imun yang
identik yang merupakan klon dari sel induk. Antibodi monoklonal berasal dari tikus, manusia,
atau antibodi yang diolah dari sumber manusia dengan pengecualian bagian ikatan protein.
Semua terapi biologis saat ini yang digunakan untuk pengobatan asma adalah antibodi
monoklonal yang dimanusiakan atau antibodi monoklonal yang seluruhnya berasal dari
manusia (dupilumab), dengan demikian, istilah terapi biologis dan antibodi monoklonal sering
digunakan secara bergantian ketika merujuk kelas pengobatan ini pada asma.
Dalam tinjauan ini, penulis akan membahas tentang terapi biologis yang saat ini tersedia
untuk manajemen asma pada anak (anak < 18 tahun), terutama asma yang sulit diterapi. Hal ini
menjadi catatan penting, karena bukti dari keamanan dan efikasi terapi biologis pada anak
sangat jarang. Jumlah pasien anak-anak yang terlibat pada uji klinis fase 3 dari terapi biologis
terkini cukup rendah (Gambar 1). Saat ini, hanya sedikit uji klinis terapi biologis asma terdaftar
yang telah diikuti oleh peserta yang lebih muda dari 18 tahun (Gambar 2). Selanjutnya, studi
yang secara spesifik ditargetkan untuk subpopulasi risiko tinggi asma pada anak termasuk anak-
anak minoritas dan anak-anak dari keluarga dengan pendapatan yang rendah sangat jarang.
Dengan demikian, studi selanjutnya penting untuk memahami lebih lanjut tentang manfaat dan
risiko asma berat pada berbagai lingkup anak-anak.
Tinjauan ini akan mendiskusikan kriteria diagnostik penggunaan terapi biologis untuk
terapi asma pada anak dengan penekanan khusus pada populasi yang kemungkinan besar
mendapat manfaat paling banyak dari terapi tersebut. Sebagai tambahan, penulis akan
mempertimbangkan efektivitas biaya serta risiko potensi jangka panjang dari terapi biologis
pada asma. Ahli imunologi sebagian besar telah mengarahkan manajemen dari terapi antibodi
monoklonal, secara khusus pada anak-anak dengan asma. Namun, para ahli paru sering
memiliki dasar rujukan besar untuk kesulitan dalam manajemen asma pada anak. Sehingga, ini
menjadi sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan diri mengelola berbagai macam terapi
yang tersedia bagi pasien anak-anak kita.
Gambar 1. Bukti keamanan dan efikasi dari terapi biologis pada anak dengan asma sangat jarang. Bagian
hijau mewakili jumlah peserta yang terdaftar dalam uji klinis fase 3 untuk masing-masing terapi dan biru
mewakili jumlah anak-anak yang terdaftar usia 12 hingga 17 tahun (umur 6-12 tahun untuk
Omalizumab). [Gambar berwarna dapat ditinjau dalam wileyonlinelibrary.com]
Gambar 2
Data tentang anak dengan asma yang mendapatkan terapi biologis masih sedikit. Angka tersebut
mewakili jumlah total uji klinis yang saat ini terdaftar di ClinicalTrials.gov untuk setiap terapi asma
biologis yang disetujui untuk digunakan pada anak-anak. Semua studi diwakili oleh diagram hijau dan
studi yang telah mengusulkan untuk mendaftarkan anak-anak <18 tahun berwarna biru [Gambar warna
dapat dilihat di wileyonlinelibrary.com].
>6 tahun:
nasofaringitis,
nyeri kepala,
demam tinggi,
nyeri perut
bagian atas,
faringitis, otitis
media,
gastroenteritis,
epistaksis
Mepolizumab Anti-IL5 >6 Serum SC Tidak ada 100 mg Nyeri kepala,
eosinophil setiap 4 reaksi lokasi
>150/mikroliter minggu penyuntikan,
nyeri
punggung,
Lelah
Benralizumab Anyi- >12 Serum SC 30 mg 30 mg Sakit kepala,
IL5ralfa eosinophil setiap 4 setiap 8 faringitis
>300/mikroliter minggu minggu
untuk 3
dosis
pertama
Dopilumab Anti IL4 >12 Serum SC 400 mg 200 mg Reaksi lokasi
dan IL13 eosinophil (dua 200 setiap 2 penyuntikan,
>150/mikroliter mg minggu nyeri
injeksi) orafaringeal,
eosinophilia
Volum ekspirasi dalam 1 detik (FEV1)15,16 dan fraksi nitrit oksida buangan napas (FENO).10
4. ANTI IL5 THERAPIES
Terapi anti IL-5, mepolizumab, dan benralizumba, sudah diterima untuk digunakan pada
anak-anak usia 12 tahun pada tahun 2015 dan 2017 berturut turut. Pada tahun 2019 FDA
menyetujui penggunaan Mepolizumab untuk anak-anak usia 6 tahun. Reslizumab adalah terapi
anti-IL5 lainnya yang telah disetujui penggunaannya untuk manajemen asthma; namun, akhir-
akhir ini, penggunaannya hanya diperbolehkan untuk pasien usia 18 tahun ke atas. Dari hal
tersebut, sebuah diskusi mengenai reslizumab diluap lingkup telaah ini. Mepolizumab adalah
antibody anti-IL5 yang mengikat secara langsung untuk melepaskan IL5. Disamping itu, antibody
mepolizumab mencegah interaksi IL5 dengan reseptor yang memicu penurunan produksi dan
ketahanan hidup eosinophil.
Benralizumab adalah reseptor antibody anti-IL5 yang menghalangi dari ikatannya ke
reseptornya dan menghasilkan deplesi sitotoksik dari sel yang mengekspresikan reseptor IL5.
Informasi dosis untuk Mepolizumab dan benralizumab dan efeksampingnya bisa dilihat pada
table 1.
Pada analisis retrospektif terbaru dari dua percobaan klinis yang besar dari
Mepolizumab, Ortega et al19 menguji laju prediktif eksaserbasi signifikan secara klinis per
tahun terhadap hitungan dasar darah eosinophil untuk menntukan level serum eosinophil yang
berhubungan dengan manfaat pengobatan. Pada studi DREAM, peserta yang mempunyai nilai
hitung dasar serum eosinophil yang tinggi mempunyai manfaat yang lebih besar dengan
Mepolizumab dibandingkan dibandingkan control (30% perbedaan pada 150
eosinofil/microliter).20 Hal yang sama terjadi pada studi MENSA, terdapat divergensi yang lebih
besar pada laju prediktif eksaserbasi antara grup terapi dan grup control dengan hitung
eosinophil dasar lebih tinggi ( 39% perbedaan pada 150 eosinofil/microliter).21 Dari hal
tersebut, hitung serum eosinophil dari 150 eosinofil/microliter sudah digunakan sebagi ambang
pengobatan Mepolizumab dengan hitung darah eosinophil dasar lebih tinggi yang
menggambarkan manfaat yang lebih tinggi. Dari 616 partisipan yang mengikuti studi DREAM
dan 576 partisipan pada studi MENSA hanya total 26 anak usia 12 sampai 18 tahun (gambar 1).
Pada analisis data sekunder menggunakan pengumpulan data dari uji coba SIROCCO22
dan CALIMA, Bleecker et al24 menelaah karakteristik dasar klinis dan demografi yang
mempengaruhi efikasi klinis Benralizumab untuk asthma berat. Secara keseluruhan dijumpai
36% laju reduksi pada eksaserbasi taunan antar pasrtisipan yang diterapi dengan Benralizumab
dibandingkan control. Namun, saat data terstrata dengan factor klinis dasar bervariasi, manfaat
lebih besar dari Benralizumab dibandingkan control diobservasi antara individu yang
menggunakan kortikosteroid oral, memiliki polip nasal, kapasitas vital paksa dari
prebronkodilator yang lebih rendah, memiliki eksaserbasi lebih dari 3 kali per tahun dan lebih
18 tahun saat terdiagnosis asthma. Dari 2510 partisipan pada dua studi ini, 108 adalah anak
antara 12 sampai 18 tahun.
6. Efektivitas Biaya
Untuk memahami implikasi manajemen dengan terapi biologis, hal ini perlu
dipertimbangkan tingginya biaya pengobatan. Sebuah laporan tahun 2018 dari Institute for
Clinical and Economic Review (ICER) menunjukkan bahwa biaya tahunan terapi biologis untuk
penanganan asma, diluar biaya administrasi, berkisar antara $ 27.800 hingga $ 31.000 per
tahun.27 dari analisis efektivitas biaya, terapi biologis dibandingkan dengan terapi standart pada
asma. Model efektivitas biaya ICER rasio ambang yang diterima secara umum dari $ 100.000
hingga $ 150.000 untuk setiap tahun-tahun kehidupan yang disesuaikan kualitasnya saat dalam
pengobatan. Untuk setiap terapi biologis yang ada, tampak bahwa rasio efektivitas biaya jauh
melebihi ambang batas, mulai dari $ 325.000 hingga $ 391.000. Perlu dipertimbangkan agar
dapat dianggap hemat biaya, harga terapi biologis harus dikurangi, yang awalnya 62% menjadi
80% dari akuisisi grosir harga saat ini. Dalam analisis sensitivitas rasio efektivitas biaya
meningkat ketika analisis dibatasi pada individu yang diobati dengan kortikosteroid oral jangka
panjang (turun menjadi $ 174.000) dan di antaranya terapi jangka panjang (turun menjadi $
156.000).
Penelitian sebelumnya tentang efektivitas biaya omalizumab menunjukkan hasil yang
beragam yang bervariasi berdasarkan hasil asma yang ada dinilai dan tingkat keparahan
populasi yang diselidiki. 29-32 Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, omalizumab dapat
dipertimbangkan hemat biaya pada individu berisiko sangat tinggi dengan eksaserbasi yang
sering dan gejala yang tidak terkontrol meskipun diberikan kortikosteroid inhalasi maksimum.
29,30,32
Oleh karena itu, dalam lingkungan peningkatan biaya perawatan kesehatan, pemilihan
pasien yang cermat yang kemungkinan besar akan mendapat manfaat dari terapi biologis
merupakan salah satu aspek penting untuk mencapai efektivitas biaya.