Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASKEB NEONATUS

“MENGURAIKAN ADAPTASI FISIKOLOGIS NEONETUS TENTANG SISTEM


THERMOREGULASI ”

DISUSUN OLEH :

Kelompok 5

NAMA ANGGOTA

1. Yunita Efrida (F0G020048) 4. Fofi Agustin (F0G020080)

2. Sandra maretha (F0G020068) 5. Rizki Permata Indah (F0G020087)

3. Elvi Rahayu (F0G020079)

DOSEN PENGAMPU :

Dara Himalaya, S.ST, M.Keb.

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Menguraikan Adaptasi Neonatus Tentang Siatem
Thermoregulasi”.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pengampu, Ibu Dara Himalaya, S.ST,
M.Keb., pada mata kuliah Askeb Neonatus. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi kami dan pembaca tentang aplikasi dokumentasi dalam
praktik kebidanan.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dara Himalaya, S.ST,
M.Keb., selaku dosen mata kuliah Dokumentasi Kebidanan. Kami berharap tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 23 Agustus 2021

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR............................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 5

1.3 Tujuan.................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengendalian suhu di unit perawatan neonatus .................................. .. 6

a. Diruang bersalin

b. Penggunaan radiant warmer

c. Perawatan dalam incubator

d. Perawatan metode kangguru

2.2.Hipotermi …………………………………………………………………….. 7

2.3 Hipertermi ……………………………………………………………………..8

2.4 Hipoglikemi …………………………………………………………………….9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Neonatus adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan,
lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (M.
Sholeh 2007 dalam Marmi dan Kukuh 2012).Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat
Merupakan pelayanan keperawatan dasar pada neonatus normal meliputi :

a. Neonatus normal, stabil, cukup bulan berat dengan badan ≥ 2,5 kg,

b. Neonatus hampir cukup bulan (masa kehamilan 35-37 minggu).

Pelayanan keperawatan neonatus pada tingkat I, difokuskan pada :

a.Resusitasi neonatus,

b.Asuhan dan perawatan neonatus,

c.Evaluasi pasca lahir untuk neonatus yang sehat,

d.Stabilisasi dan pemberian asuhan untuk bayi yang lahir pada usia 35 sd 37 minggu yang
tetap dalam keadaan stabil secara fisiologis,

e.Perawatan neonatus dengan usia kehamilan ≤ 35 minggu atau sakit sampai neonarus
dipindahkan ke fasilitas yang menyediakan asuhan neonatal spesialistik,

f. Stabilisasi neonatus sakit sampai dipindahkan ke fasilitas yang menyediakan asuhan


neonatus spesialistik,

g.Terapi sinar,

h. Asuhan kep

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah

4
1. Apakah maksud dari pengendalian suhu di unit perawatan neunetus
,Hipotermi,Hipertermi,Dan Hipoglikemi?

1.3Tujuan

1. Untuk mengetahui tujuan dari pengendalian suhu di unit perawatan neunetus


,Hipotermi,Hipertermi,Dan Hipoglikemi?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Neonatus adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan,
lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (M.
Sholeh 2007 dalam Marmi dan Kukuh 2012).Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat
Merupakan pelayanan keperawatan dasar pada neonatus normal meliputi :

a. Neonatus normal, stabil, cukup bulan berat dengan badan ≥ 2,5 kg,

b. Neonatus hampir cukup bulan (masa kehamilan 35-37 minggu).

Pelayanan keperawatan neonatus pada tingkat I, difokuskan pada :

a.Resusitasi neonatus,

b.Asuhan dan perawatan neonatus,

c.Evaluasi pasca lahir untuk neonatus yang sehat,

d.Stabilisasi dan pemberian asuhan untuk bayi yang lahir pada usia 35 sd 37 minggu yang
tetap dalam keadaan stabil secara fisiologis,

e.Perawatan neonatus dengan usia kehamilan ≤ 35 minggu atau sakit sampai neonarus
dipindahkan ke fasilitas yang menyediakan asuhan neonatal spesialistik,

f. Stabilisasi neonatus sakit sampai dipindahkan ke fasilitas yang menyediakan asuhan


neonatus spesialistik,

g.Terapi sinar,

h. Asuhan kep

2.Hipotermi menjadi salah satu penyebab kematian neonates di Indonesia dengan angka
kejadian 6, 8%. Kematian akibat hipotermi berkaitan dengan rendahnya pengetahuan dan
sikap dalam perawatan neonatus.

6
Faktor penyebab kematian bayi terbesar adalah masalah yang terjadi pada bayi baru lahir atau
usia umur 0-28 hari, Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor
yang mempunyai andil terhadap penyebab kematian bayi khususnya pada masa neonatal.
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam menentukan status kesehatan
suatu masyarakat, pada wilayah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh perawatan petode kanguru (PMK) terhadap pencegahan hipotermi pada bayi berat
badan lahir rendah di RSUD Morowali Tahun 2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah
quasi experiment. Populasi dalam seluruh bayi berat badan lahir rendah yang lahir pada bulan
Mei s/d Juli 2019. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir berat badan
lahir rendah yang lahir pada bulan Mei s/d Juli 2019 berjumlah 30 bayi. Terdapat perbedaan
suhu tubuh bayi sebelum dan sesudah dilakukan PMK dengan nilai p< 0,001. Diharapkan
PMK yang selama ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Morowali dapat terus
diaplikasikan mengingat banyaknya manfaat metode ini baik bagi bayi maupun ibunya, serta
peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam melakukan PMK sehingga mampu
memberikan in house training bagi ibu agar dapat dilakukan di rumah.

:Angka kejadian BBLR masih tinggi dan beresiko bayi mengalami hipotermi yang
berdampak pada kematian bayi sehingga perlu adanya perawatan yang komprehensif untuk
mencegah terjadinya hipotermi pada bayi BBLR. Metode Kanguru merupakan salah satunya
metode perawatan yang lebih efektif dan efisien, akan tetapi keberhasilan pelaksanaan PMK
dipengaruhi oleh ibu dalam melaksanakan PMK agar bayi tidak mengalami hipotermi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pelaksanaan PMK dengan kejadian
hipotermi pada BBLR di RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Penelitian ini bersifat
deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik accidental sampling sebanyak 30 responden. Analisa univariat
dengan distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan uji statistik ANOVA pada taraf
signifikan α 0, 05. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
pelaksanaan PMK dengan kejadian hipotermi dilihat dari nilai p value 0,000. Saran RSUD
Kanujoso Djatiwibowo melakukan evaluasi terhadap pelaksanaaan PMK dan melengkapi
sarana dan prasarana, perawat memberikan motivasi kepada ibu dan keluarga dalam
melaksanakan PMK

Angka kematian Neonatal masih tinggi, penting dalam upaya penurunan angka tersebut
dengan memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas kepada
masyarakat. Penggunaan incubator bagi bayi yang mengalami hipotermi perlu dilakukan

7
secara rasional, efektif dan efisien agar tidak mencederai pasien. Kebutuhan suhu tiap bayi
berbeda-beda. Ketepatan pengaturan suhu pada inkubator akan sangat membantu proses
penyembuhan neonatus untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Penatalaksanaan perawatan
neonatus sangat menentukan perkembangan selanjutnya. Perawat perlu mengetahui apa ada
hubungan antara karakteristik neonatus risiko tinggi dengan lama masa rawat dalam
inckubator. Jenis penelitan yang digunakan adalah penelitian adalah kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah Neonatus yang beresiko tinggi. Jumlah sampel pada penelitian ini
adalah 50 responden. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 1 September-14 Oktober
2015. Pengolahan data dilakukan dengan cara deskriptif secara kuantitatif dan menggunakan
uji person product moment. Hasil penelitian didapatkan bahwa koefisien korelasi pearson
antara waktu perawatan neonatus di inkubator dengan berat badan neonatus sebesar
0.332.Hal ini menunjukan bahwa kedua variabel memiliki hubungan negatif yang lemah,yang
artinya ketika perawatan neonatus di inkubator semakin lama berarti berat badan semakin
meningkat. Nilai signifikan menunjukan angka 0.019. sehingga dapat disimpulkan bahwa
waktu perawatan neonatus di inkubator dengan berat badan memiliki korelasi secara nyata.
koefisien korelasi pearson antara waktu perawatan neonatus di inkubator dengan umur
kehamilan ibu saat melahirkan sebesar 0.29,sehingga kedua variabel memiliki hubungan
negatif yang lemah,yang artinya ketika umur kehamilan ibu saat kehamilan pendek maka
waktu perawatan neonatus di inkubator semakin .Nilai signifikan menunjukan angka 0.037.
Kesimpulan penelitian ini adalah adanya hubungan antara karakteristik neonatus risiko tinggi
dengan lama masa rawat kritis dalam ruangan incubator di ruangan NICU RSUD Prof. Dr.
W.Z. Yohannes Kupang.

Berat bayi lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah kesehatan yang memerlukan
perhatian di berbagai negara terutama pada negara berkembang atau negara dengan sosio-
ekonomi rendah. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah (BBLR) akan menimbulkan
banyak masalah seperti hipotermiaHipotermi adalah kondisi dimana suhu tubuh sangat
rendah yaitu dibawah 35°C. Hipotermi terjadi disebabkan oleh sedikitnya lemak yang ada
ditubuh dan pengaturan tubuh pada neonatus belum matang.

3.Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga di bawah 35oC.
Ketika suhu tubuh berada jauh di bawah normal (37oC), fungsi sistem saraf dan organ tubuh

8
lainnya akan mengalami gangguan. Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat
menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, dan bahkan kematian.

Penyebab Hipotermia

Hipotermia terjadi ketika panas yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang hilang.
Sejumlah kondisi yang berpotensi membuat panas tubuh banyak hilang dan menyebabkan
hipotermia, yaitu:

1.Terlalu lama berada di tempat dingin.

2.Mengenakan pakaian yang kurang tebal saat cuaca dingin.

3.Terlalu lama mengenakan pakaian basah.

4.Terlalu lama di dalam air, misalnya akibat kecelakaan kapal.

Hipotermia dapat dialami oleh siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang meningkatkan
risiko seseorang mengalami hipotermia, yaitu:

1.Usia. Hipotermia rentan dialami oleh bayi dan lansia.

2.Kelelahan.

3.Gangguan mental, misalnya demensia.

4.Konsumsi alkohol dan NAPZA.

5.Konsumsi obat-obatan untuk depresi dan obat penenang.

6.Hipotiroidisme, radang sendi, stroke, diabetes, dan penyakit Parkinson.

7.Pada bayi, suhu yang terlalu dingin bisa membuat bayi mengalami keringat dingin akibat
hipotermia.

Gejala Hipotermia

Gejala hipotermia bervariasi, tergantung kepada tingkat keparahannya. Berikut ini merupakan
gejala hipotermia dari yang ringan hingga berat:

1.Kulit pucat dan terasa dingin ketika disentuh Mati rasa

9
2.Menggigil

3.Respons menurun

4.Gangguan bicara

5.Kaku dan sulit bergerak

6.Penurunan kesadaran

7.Sesak napas hingga napas melambat

8.Jantung berdebar hingga denyut jantung melambat

9.Pada bayi, hipotermia ditandai dengan kulit yang terasa dingin dan terlihat kemerahan. Bayi
juga terlihat diam, lemas, dan tidak mau menyusu atau makan.

Pengobatan Hipotermia

Hipotermia merupakan kondisi darurat yang harus segera mendapatkan penanganan.


Tindakan awal yang perlu dilakukan ketika bertemu dengan orang yang memiliki gejala
hipotermia adalah mencari ada tidaknya denyut nadi dan pernapasan. Jika denyut nadi dan
pernapasan sudah berhenti, maka lakukanlah tindakan resusitasi jantung paru (CPR) dan cari
bantuan medis.

Bila orang tersebut masih bernapas dan denyut nadinya masih ada, lakukanlah tindakan
berikut ini untuk membuat suhu tubuhnya kembali normal:

1.Pindahkan dia ke tempat yang lebih kering dan hangat. Pindahkan secara hati-hati karena
gerakan yang berlebihan dapat memicu denyut jantungnya berhenti.

2.Jika pakaian yang dikenakannya basah, maka gantilah dengan pakaian yang kering.

3.Tutupi tubuhnya dengan selimut atau mantel tebal agar hangat.

4.Jika dia sadar dan mampu menelan, berikan minuman hangat dan manis.

5.Berikan kompres hangat dan kering untuk membantu menghangatkan tubuhnya. Letakkan
kompres di leher, dada, dan selangkangan. Hindari meletakkan kompres di lengan atau

10
tungkai karena malah menyebabkan darah yang dingin mengalir kembali ke jantung, paru-
paru, dan otak.

6.Hindari penggunaan air panas, bantal pemanas, atau lampu pemanas untuk menghangatkan
penderita hipotermia. Panas yang belebihan dapat merusak kulit dan menyebabkan detak
jantung menjadi tidak teratur.

7.Temani dan pantau terus kondisi orang tersebut, hingga bantuan medis tiba.

Setelah tiba di rumah sakit, penderita hipotermia akan menerima serangkaian tindakan medis,
berupa:

Pemberian oksigen yang telah dilembapkan melalui masker atau selang hidung, untuk
menghangatkan saluran pernapasan dan membantu meningkatkan suhu tubuh.

Pemberian cairan infus yang telah dihangatkan.

Penyedotan dan penghangatan darah, untuk kemudian dialirkan kembali ke dalam tubuh.
Proses ini menggunakan mesin cuci darah.

Pemberian cairan steril yang telah dihangatkan. Cairan steril ini dimasukkan ke dalam rongga
perut menggunakan selang khusus.

Komplikasi Hipotermia

Penanganan perlu segera dilakukan terhadap kondisi hipot…

4.Hipoglikemia merupakan sebuah kondisi yang menyebabkan bayi memiliki kadar gula
yang rendah sehingga itu termasuk sangat rendah dibandingkan pada bayi yang sehat. Jika
pemeriksaan menunjukkan kadar gula dibawah 50 mg/dL maka bayi tersebut termasuk
menderita hipoglikemia. Ini bukanlah kondisi yang aman untuk bayi karena ketika kadar gula
darah bayi sangat rendah maka sel otak dan otot tubuh bayi tidak memiliki energi atau tenaga
untuk berfungsi dengan baik. Tubuh bayi membutuhkan kadar gula yang normal untuk bisa
bekerja dengan sehat dan baik. Masalah hipoglikemia pada bayi bisa berlangsung dalam
waktu singkat atau lama tergantung dengan kondisi kesehatan bayi. Dibawah ini berbagai hal
yang perlu Anda ketahui tentang hipoglikemia pada bayi baru lahir.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Neonatus adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan,
lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (M.
Sholeh 2007 dalam Marmi dan Kukuh 2012).Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat
Merupakan pelayanan keperawatan dasar pada neonatus normal.

Kemudian Faktor penyebab kematian bayi terbesar adalah masalah yang terjadi pada bayi
baru lahir atau usia umur 0-28 hari, Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan
salah satu faktor yang mempunyai andil terhadap penyebab kematian bayi khususnya pada
masa neonatal. Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam menentukan status
kesehatan suatu masyarakat, pada wilayah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh perawatan petode kanguru (PMK) terhadap pencegahan hipotermi pada
bayi berat badan lahir rendah di RSUD Morowali Tahun 2019.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/31981380-Pengaruh-penerapan-metode-kanguru-terhadap-
peningkatan-suhu-bayi-baru-lahir-di-bps-kasih-ibu-ny-soenarlin-jatirogo-tuban.html?
_gl=1*9tz6u3*_ga*eGV3YW1Mb1dCc2JUa2RTWGxic3dTZzJjY21VQXV0TlYzaUdy
Uk9tejhNY0NBWFpoUjFQcG9kTHZJbHlSSndhTg

https://hamil.co.id/bayi/sakit/hipoglikemia-pada-bayi

https://www.alodokter.com/hipotermia

13
11

14

Anda mungkin juga menyukai