Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FAKTOR RISIKO DM

DENGAN TINGGINYA ANGKA KUNJUNGAN

RAWAT JALAN PENDERITA DM

DI RSU FULL BETHESDA

TAHUN 2021

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya merupakan upaya yang harus dilaksanakan

oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Menurut World Health Organization (WHO) DM adalah penyakit kronis

gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi nilai normal

(hiperglikemia), sebagai akibat dari kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin dan

keduanya. DM terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup atau ketika tubuh

tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Insulin adalah salah

satu hormon dalam tubuh yang berfungsi untuk mengatur gula darah. Efek umum dari

DM yang tidak terkontrol secara terus menerus dari tahun ke tahun akan terjadi

hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah. Hal tersebut akan menyebabkan

kerusakkan serius pada banyak sistem tubuh, khususnya saraf dan pembuluh darah.
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) atau dikenal dengan nama kencing manis

adalah suatu penyakit yang disebabkan adanya peningkatan kadar gula dalam darah

akibat kekurangan insulin. Insulin merupakan salah satu hormon yang diproduksi

oleh pankreas yang bertanggung jawab mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah.

Insulin dibutuhkan untuk mengubah karbohidrat, lemak dan protein menjadi energi

yang bermanfaat bagi tubuh.

penyakit degeneratif yang menjadi salah satu masalah kesehatan klinis dan

publik di beberapa negara di dunia saat ini yaitu diabetes melitus atau biasa disingkat

dengan DM. Diabetes mellitus menjadi suatu permasalahan yang meluas karena

prevalensinya yang tinggi, morbiditas yang meningkat dan dampak biaya yang

ditimbulkan semakin besar.

Adapun faktor-faktor penyebab penyakit DM adalah aktifitas fisik, dan stres.

Selain itu penyakit DM juga bisa terjadi karena faktor usia, jenis kelamin, genetika

(riwayat keturunan), obesitas, hipertensi, stres, kurangnya aktivitas fisik (olahraga),

adanya komplikasi penyakit lain serta peningkatan jumlah kolesterol menyebutkan

faktor risiko DM antara lain konsumsi zat gizi, obesitas, faktor genetik, riwayat

keluarga, penyakit mental, hipertensi, umur, jenis kelamin, pekerjaan, aktifitas fisik

dan ras.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kemenkes RI (2018), untuk

mendapatkan proporsi DM pada usia 15 tahun ke atas, yaitu proporsi penduduk yang

pernah didiagnosa menderita DM oleh dokter dan penduduk yang belum pernah

didiagnosa menderita DM oleh dokter, tetapi dalam 1 bulan terakhir mengalami


gejala sering lapar, sering haus, sering buang air kecil dengan jumlah banyak dan

berat badan turun. Proporsi penduduk yang mengalami gejala DM namun belum

terdiagnosa DM dapat menunjukkan besarnya jumlah penduduk Indonesia yang

mengalami gejala DM namun belum dipastikan atau diperiksa apakah memang

menderita DM atau tidak. Berdasarkan diagnosis dokter tersebut Indonesia

mengalami peningkatan dari 1,5 % di tahun 2013 meningkat menjadi 2,0 % di tahun

2018 dari keseluruhan penduduk sebanyak 260 juta jiwa.

Selain itu berdasarkan data World Economic Forum April 2015, potensi

kerugian akibat penyakit tidak menular di Indonesia pada periode 2012-2030

mencapai 4,47 triliun dolar pada tahun 2012. Besarnya pembiayaan kesehatan akibat

DM tampak dari klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sampai tahun

2015. Ternyata DM dan komplikasinya adalah salah satu kelompok klaim terbesar

untuk biaya catastrophic Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yaitu 33% dari total

pengeluaran. Itulah sebabnya, agenda 2030 dari Sustainable Development Goals

(SDG’s) menetapkan indikator untuk mengurangi angka kematian prematur dari

penyakit tidak menular salah satunya DM sebanyak sepertiga pada tahun 2030.

Berdasarkan profil kesehatan RSU FULL BETHESDA pada 6 bulan terakhir

yaitu januari – juni 2021 menunjukkan bahwa, penyakit DM pada rawat jalan

menempati urutan pertama dengan jumlah penderita tertinggi sebanyak 656 pasien.

Berdasarkan data tentang penyakit DM di atas, terlihat bahwa penyakit DM

merupakan penyakit yang memerlukan perhatian dari berbagai kalangan masyarakat.

Dengan pasien penederita berjenis kelamin laki 37.76 % dan perempuan 62.24 %.
dengan rata-rata penderita terbanyak berusia 60 tahunan. Jika ini terus berlanjut maka

angka kejadian penyakit DM akan terus mengalami peningkatan. Selain itu akan

berdampak besar pula pada pembiayaan untuk penyakit DM. Jika melihat penelitian

terdahulu, banyaknya faktor penyebab terjadinya penyakit DM membuat faktor-faktor

yang harus diperhatikan juga 4 semakin banyak.

Untuk itu perlu diadakannya beberapa penanggulangan dalam mencegah

peningkatan angka kejadian DM pada masyarakat. Dalam usaha untuk

menanggulangi permasalahan tersebut, perlu mengetahui beberapa faktor penyebab

DM yang akan direduksi dan serta digabungkan dari bentuk hubungan antara

beberapa variabel yang diteliti menjadi variabel yang lebih sedikit dari pada variabel

yang diteliti. Oleh karena itu, metode yang sesuai dengan penelitian ini adalah

pendekatan analitik dengan desain cross sectional yang akan melihat hubungan

tingkat pengetahuan tentang faktor risiko DM.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Full

Bethesda jumlah penderita Diabetes Mellitus pada Tahun 2020 yaitu sebanyak 843

orang. Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian mengenai

hubungan tingkat pengetahuan faktor risiko Diabetes Mellitus dengan tingginya

angka kunjungan rawat jalan penderita Diabetes Mellitus di RSU FULL BETHESDA

tahun 2021.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana tingkat pengetahuan faktor risiko Diabetes Mellitus

dengan tingginya angka kunjungan rawat jalan penderita Diabetes Mellitus di RSU

FULL BETHESDA tahun 2021?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan faktor

risiko Diabetes Mellitus dengan tingginya angka kunjungan rawat jalan penderita

Diabetes Mellitus di RSU FULL BETHESDA tahun 2021.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien penderita akan faktor risiko Diabetes

Mellitus dengan tingginya angka kunjungan rawat jalan penderita Diabetes

Mellitus di RSU FULL BETHESDA sehingga dapat memberikan informasi

kepada pihak rumah sakit dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

khususnya pada penderita DM.

2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian

tentang tingkat pengetahuan factor resiko Diabetes Mellitus dengan angka

kunjungan atau kesakitan di suatu daerah.


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar 2018.

Jakarta: Anonim.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Info Datin (situasi dan analisis

diabetes). Jakarta Selatan: Anonim.

World Health Organisation. (2016). Diabetes fakta dan angka. Jakarta: Anonim

Internasional Diabetes Federation. (2013). IDF Diabetes Atlas: What is diabetes?,

Tim Nolan. New York: Anonim.

Notoatmodjo, S. (2010). Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

RSU Full Bethesda Deli Serdang. (2021). Profil Kesehatan Full Bethesda Deli

Serdang . Seli Serdang : Anonim.


DATA REAL 20 PENYAKIT TERBESAR RSU FULL BETHESDA DELI SERDANG

PERIODE JANUARI – JUNI 2021

Anda mungkin juga menyukai