Anda di halaman 1dari 14

BAB I

ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC)

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Perusahaan pada saat ini banyak memiliki cara untuk meningkatkan
produktivitas produksi, salah satunya adalah dengan perbaikan susunan mesin-mesin
produksi atau perbaikan tata letak fasilitas yang terdapat pada pabrik. Tata letak
fasilitas berhubungan erat dengan perubahan masukan menjadi keluaran. Berbagai
macam pemborosan dapat terjadi pada proses produksi yang disebabkan oleh tata
letak fasilitas yang tidak baik. Salah satu cara untuk mendapatkan usulan tata letak
baru yaitu dengan Activity Relationship Chart (ARC).
Aktifitas atau kegiatan antara masing-masing bagian yang menggambarkan
penting tidaknya kedekatan ruangan. Jarak perpindahan material merupakan hal yang
harus diperhatikan oleh perusahaan. Dalam suatu organisasi perusahaan harus ada
hubungan yang terikat antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya yang dianggap
penting dan selalu berdekatan demi kelancaran aktifitasnya. Semakin jauh jarak
perpindahan maka waktunya semakin lama dan biaya perpindahan material semakin
tinggi. Biaya perpindahan material merupakan salah satu ongkos yang termasuk ke
dalam biaya produksi.
Kegiatan tersebut berupa aktivitas produksi, pelayanan kebutuhan karyawan,
administrasi, inventory, dan lain sebagainya. Maka dalam perencanaan tata letak
fasilitas harus dilakukan penganalisaan yang optimal untuk mencegah adanya
penghamburan waktu dan biaya akibat harus terselenggaranya suatu aktivitas.
Perancangan tata letak fasilitas salah satunya bertujuan untuk meminimasi ongkos
dan material handling, hal ini dapat diatasi dengan penentuan kedekatan hubungan
antar fasilitas/departemen. Peta hubungan aktifitas dibuat untuk dapat mengetahui
bagaimana hubungan yang terjadi dan harus dipenuhi sesuai dengan tugas-tugas dan
hubungan yang mendukung.

1
2

2. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannyan praktikum ini yaitu:
a. Menentukan tingkat hubungan antar departemen dan alasannya.
b. Memperoleh suatu landasan bagi penyusunan department selanjutnya yang
diharapkan bisa lebih baik.
c. Mengetahui hubungan kedekatan dari setiap kelompok kegiatan dalam hal ini
adalah organisasi pabrik.
3. Manfaat
Adapun manfaat dari dilakukannya praktikum ini yaitu:
a. Mampu mengetahyi langkah-langkah pembuatan Activity Relationship Chart
(ARC) dengan menganalisa hubungan antar aktivitas yang ada.
b. Mampu menganalisa sistem peta hubungan kerja yang dilakukan di dalam
perusahaan.
c. Mampu Mengidentifikasi semua fasilitas kerja atau departemen-departemen yang
akan diatur tata letaknya.

B. Landasan Teori
1. Pengertian Tata Letak
Tata letak Menurut Apple (1990), Tata letak merupakan suatu proses perancangan
dan pengaturan tata letak fasilitas fisik seperti mesin atau peralatan, lahan, bangunan,
dan ruang untuk mengoptimalkan keterkaiatan antara pekerja, aliran bahan, aliran
informasi dan metode yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
secara efisien, ekonomis, dan aman. Tatta letak pabrik adalah kegiatan yang
berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu
berhubungan erat dengan industri manufaktur dan penggambaran hasil rancangan
dikenal sebagai tata letak pabrik. Untuk pabrik atau perusahaan harus dilakukan
evaluasi tata letak.
3

2. Pengertian Activity Relationship Chart (ARC)


Peta hubungan aktifitas atau Activity Relationship Chart (ARC) Menurut
Wignjosoebroto (1996) adalah suatu cara atau teknik yang sederhana didalam
merencanakan tata letak fasilitas atau departemen berdasarkan derajat hubungan
aktivitas yang sering dinyatakan dalam penilaian “kualitatif” dan cenderung
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subyektif dari masing-masing
fasilitas atau departemen. (Hari Purnomo., 2004) Activity Relationship Chart atau
Peta Hubungan Kerja kegiatan adalah aktifitas atau kegiatan antara masing - masing
bagian yang menggambarkan penting tidaknya kedekatan ruangan.
Setiap kegiatan atau aktivitas dalam industri manufaktur saling berhubungan
antara satu dengan yang lainnya. Kegiatan tersebut berupa aktivitas produksi,
pelayanan kebutuhan karyawan, administrasi, inventory, dan lain sebagainya. Dalam
perencanaan tata letak fasilitas harus dilakukan penganalisaan yang optimal untuk
mencegah adanya penghamburan waktu dan biaya akibat harus terselenggaranya
suatu aktivitas. Teknik untuk menganalisa hubungan antar aktivitas yang ada adalah
dengan menggunakan Activity Relationship Chart (ARC). Teknik yang dikemukakan
oleh Richard Muthe yang mengatakan bahwa “Hubungan antar aktivitas ditunjukan
dengan tingkat kepentingan hubungan antar aktivitas“.
Hubungan ini digambarkan dengan lambang warna dan huruf.
Tabel 1.1 Karakteristik Hubungan Antar Aktivitas
Derajat Kedekatan Deskripsi Kode Warna
A Mutlak perlu berdekatkan Merah
E Sangat penting Orange
I Penting Hijau
O Biasa/cukup Biru
U Tidak perlu Putih

X Tidak diharapkan Coklat


Selain simbol-simbol yang ada pada tabel 2.1 diatas, diharuskan juga
mencantumkan alasan-alasan yang memberikan penjelasan mengapa simbol atau
4

warna tersebut digunakan. Hal terpenting adalah bahwa alasan tersebut harus sesuai
dengan tingkat hubungan aktivitas yang digambarkan. Untuk selengkapnya contoh
alasan yang digunakan untuk menyatakan tingkat kepentingan tersebut dapat dilihat
pada Tabel 2.2.
Manfaat ARC yaitu:
a. Menunjukkan hubungan satu kegiatan dengan yang lainnya serta alasannya.
b. Memperoleh suatu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya.
Tabel 1.2 Karakteristik Alasan Hubungan Antar Aktivitas
No Alasan
1 Penggunaan catatan secara bersam
2 Menggunakan tenaga kerja yang sama
3 Menggunakan ruangan yang sama
4 Kemungkina terjadinya konsleting listrik
5 Kemungkinan adanya debu
6 Urutan aliran kerja
7 Melaksanakan kegiatan yang sama
8 Menggunakan peralatan kerja yang sama
9 Kemungkinan adanya bau yang tidak sedap, bising dan lain-lain

3. Fungsi Activity Relationship Chart (ARC):


a. Penyusunan urutan dari pusat kerja atau departemen dalam suatu kantor.
b. Lokasi kegiatan dalam suatu usaha pelaa\yanan.
c. Lokasi Pusat kerja dalam operasi perawatan atau dalam perbaikan
d. Menunjukan hubungan suatu kegiatan yang lainnya, serta alasannya.
e. Memeperoleh suatu landasan bagi penyusunan daerah selanjunya

4. Prosedur Pembuatan Activity Relationship Chart (ARC)


5

a. Tetapkan semua kegiatan yang diperlukan baik kegiatan pada bagian produksi
maupun kegiatan pda bagian service.
b. Semua kegiatan ditetapkan/dikelompokan dalam bagian-bagian yaitu kegiatan
service (service produksi, service personalia dan lainya) dan kegiatan produksi.
c. Kumpulkan data-data tentang aliran bahan, data personalia dan data informasi
lainnya mengenai seluruh kegiatan yang ditabulasi diatas.
d. Tetapkan faktor atau sub faktor yang perlu diperhitungkan dalam
mempertimbangkan hubungan yang ada. Misalnya aliran bahan, peralataan, aliran
informasi dan lain-lain.
e. Membuat peta aktivitas yang sesuai jumlah barisnya dengan kegiatan yang
ditetapkan.
f. Masukan semua kegiatan yang telah ditetapkan ke dalam peta aktivitas. Susun
berdasarkan kelompok sifat aktivitasnya untuk memudahkan analisis.
g. Memulai menganalisa tingkat hubungan dan alasan-alasan terhadap aktivitas
lainya. Dimulai dari aktivitas nomor 1. Tuliskan kode hasil analisa tingkat
hubungan pada perpotongan baris aktivitas. Pada bagian atas ditulis tingkat
hubungan aktivitas dan pada bagian bawah dituliskan alasan mengapa tingkat
hubungan tersebut diberikan.
5. Hubungan antara keterkaitan kegiatan
Teknik konvensional hubungan keterkaitan kegiatan ini mudah untuk dipahami.
Namun, pada sisi lain persyaratan utama dalam menerapkan teknik ini adalah
pengalaman perancang. Ada tiga bagian utama hubungan keterkaitan kegiatan
perancangan tata letak yang dapat dirinci sebagai berikut:
a. Memberikan penilaian berdasarkan sistem penilaian yang telah disepakati.
b. Merangkum hasil penilaian ARC ke dalam worksheet.
c. Menyiapkan Block Template sejumlah fasilitas yang akan dirancang tata letaknya.
d. Menyusun Activity Relationship Diagram (ARD) berdasarkan tingkat hubungan.
e. Menyiapkan Area Template berdasarkan kebutuhan luas lantai setiap fasilitas.
C. Pengumpulan Data
6

1. Profil Perusahaan
PT. Layang Sworo adalah perusahaan yang bergerak dibidang permbuatan
layang – layang dengan memasok hasil produk yang didistribusikan dengan skala
nasional dan internasional. Produk utama dari perusahaan ini adalah pembuatan
layang – layang sederhana, tetapi juga bisa membuat sesuai pesananan konsumen.
Pabrik ini beroperasi dari senin hingga sabtu selama 8 jam kerja dari pukul 08.00 –
16.00 WIB dengan waktu istirahat dari pukul 12.00 – 13.00 kecuali hari jumat yaitu
11.00 – 13.00. Tipe perusaahan adalah make to stock tetapi jika ada pesanan akan
make to order. Proses produksi perusahaan masih manual mengunakan tenaga
manusia dan didukung dengan beberapa mesin manual operator. Bahan untuk
pembuatan layang – layang yaitu: Bambu, Benang, Lem, Kertas, dan Cat.
Perusahaan ini memiliki departemen produksi dan departemen penunjang, berikut
adalah aliran proses produksi:

Pemilik perusahaan berencana ingin membuat pabrik baru untuk ekpansi pasar
7

dengan tujuan ingin menambah kapasitas produksi, dikarenakan ketika banyak


pesanan perusahaan terkadang terlambat dalam pemenuhan pesanan dan kondisi
pabrik yang sekarang sudah terlalu sempit. Bantulah pemilik perusahaan untuk
mengkaji ulang proses yang sudah berjalan selama ini dengan perancangan ulang
tata letak fasilitas perusahaan untuk rencana pembangunan pabrik baru.
2. Operation Process Chart (OPC)

Sumber: Data Praktikum, 2020.


Gambar 1.1 Operation Process Chart PT. Layang Sworo

3. Layout Pabrik
8

Sumber: Data Praktikum, 2020.


Gambar 1.2 Layout PT. Layang Sworo
9

Sumber: Data Praktikum, 2020.


Gambar 1.3 Layout PT. Layang Sworo
4. Jenis Fasilitas Pabrik
Tabel 1.3 Jenis Fasilitas PT. Layang Sworo
10

No
Keterangan
.

Dept. Pemotongan
1
Bambu

Dept. Pemotongan
2
Kertas

3 Dept. Packing

Dept. Ruang Perakitan


4
Kerangka

5 Dept. Penyerutan Bambu

Dept. Pengukuran
6
Bambu

7 Dept. Pengeleman Kertas

8 Dept. Pemolaan Kertas

9 Dept. Pelabelan

10 Dept. Pengeringan

11 Showroom

12 Limbah Produksi

13 Ruang Peralatan

14 Quality Control

15 Ruang Design

16 Gudang Bahan Baku

17 Limbah Umum

18 Ruang Generator

19 Kantin
11

Lanjutan Tabel 1.3

N Keterangan
o.

2 Mess
0

2 Klinik
1

2 Loker Karyawan
2

2 Toilet
3

2 Mushola
4

2 Office
5

2 Ruang Tamu
6

2 Parkir
7

2 Satpam
8

D. Pembahasan
Pada pembuatan tabel Activity Relationship Chart (ARC) dibawah berbagai
keterkaitan antara setiap kegiatan dapat dilihat bahwa keterkaitan dengan simbol A,
E, I banyak digunakan pada satu bagian proses produksi terutama pada produksi dan
bagian kantor. Sedangkan simbol O, U, X banyak digunakan untuk menggambarkan
12

hubungan bagian kantor dengan mesin. Selanjutnya ARC akan digunakan untuk
membuat worksheet.
Pada tabel Activity Relationship Chart alasan yang terbanyak sesuai dengan
aliran produksi karena pada perusahaan tersebut merupakan perusahaan manufaktur
yang mengolah dari barang mentah menjadi barang setengah jadi yang outputnya
menjadi barang jadi yang siap dipasarkan sehingga dengan adanya Activity
Relationshio Chart tersebut mampu menentukan aliran produksi yang didasarkan
pada tata letak fasilitas per departemen.
Tabel 1.4 Jumlah Derajat Kedekatan

No. Keterangan A E I O U X Jumlah


1 Dept. Bahan Baku 2 - - 25 - - 27
2 Dept. Pengukuran 2 2 4 18 1 - 27
Bambu
3 Dept. Pemotongan 3 2 - 22 - - 27
Bambu
4 Dept. Penyerutan 2 - - 25 - - 27
Bambu
5 Dept. Perakitan 5 2 - 19 1 - 27
Kerangka
6 Dept. Pemolaan 2 1 1 22 1 - 27
Kertas
7 Dept. Pemotongan 3 2 - 21 1 - 27
Kertas
8 Dept. Pengeleman 3 - - 23 1 - 27
9 Dept. Pengeringan 3 1 - 22 1 - 27
10 Dept. Pelabelan 3 - - 23 1 - 27
11 Dept. Quality Control 6 2 2 16 1 - 27
12 Dept. Packing 4 2 1 20 - - 27
13 Dept. Showroom 2 1 1 21 - 1 27
14 Limbah Produksi 1 4 1 19 - 2 27
13

15 Sampah Umum - 2 2 20 1 2 27
16 Ruang Office 1 4 1 20 1 - 27
17 Ruang Tamu 2 1 - 23 - 1 27
18 Ruang Peralatan 1 2 - 23 - 1 27
19 Ruang Generator 1 9 - 25 - - 27
20 Ruang Loker Karyawan - 2 - 25 - - 27
21 Dapur/Kantin 1 - 1 23 2 - 27
22 Ruang Klinik - 4 2 20 1 - 27
23 Ruang Mess 1 3 - 14 9 - 27
24 Ruang Satpam 1 5 2 17 2 - 27
25 Ruang Design - 1 - 23 3 - 27
Lanjutan Tabel 1.4
No. Keterangan A E I O U X Jumlah
26 Tempat Parkir 1 2 - 23 1 - 27
27 Mushola 1 3 1 20 1 2 27
28 WC 1 7 3 16 - - 27

Jumlah derajat kedekatan A atau Mutlak Perlu Berdekatan pada ARC adalah
sebanyak 64, jumlah derajat kedekatan E atau Sangat Penting pada ARC adalah
sebanyak 64, jumlah derajat kedekatan I atau Penting adalah sebanyak 22, jumlah
derajat kedekatan O atau Biasa/Cukup adalah sebanyak 588, jumlah derajat kedekatan U
atau Tidak Perlu adalah sebanyak 29 dan untuk jumlah derajat kedekatan X atau Tidak
Diharapkan adalah sebanyak 9. Total keseluruhan jumlah derajat kedekatan pada ARC
adalah sebanyak 764.

E. Kesimpulan
Dari pengolahan data diatas maka dapat kesimpulan sebagai berikut:
14

1. Dengan adanya Activity Relationship Chart (ARC) maka mampu menunjukkan


keterkaitan antara setiap kegiatan yang satu dengan yang lainnya serta alasan
kedekatannya dengan total keseluruhan jumlah 28 department yang ada pada PT
Layang Sworo.
2. Dari gambaran Activity Relationship Chart (ARC) maka diperoleh landasan untuk
menyusun ruangan atau bagian pada perusahaan, tentunya untuk mengoptimalkan
ruangan dan mengefisienkan proses produksi pada PT Layang Sworo dengan
penggunaan tingkat derajat paling tinggi adalah O atau Biasa/Cukup yaitu dengan
jumlah 588 dan paling sedikit adalah X yaitu 9.
3. Memperoleh masukan bagi perusahaan bagaimana mampu menentukan tata letak
pabrik yang sesuai aliran produksinya sehingga akan lebih efektif, efisien dan
meningkatkan produktivitas perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum. 2020. Perancangan Tata Letak Fasilitas. Intitut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
Hadiguna, Rika Ampuh dan Setiawan, Heri. 2020. Tata Letak Pabrik, ANDI. Yogyakarta,
Yogyakarta.
Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Penanganan Bahan. Terjemahan Nurhayati.,
Mardiono, M. T. Bogor: Penerbit Institut Teknoloho Bogor. Guna Widya, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai