Anda di halaman 1dari 17

Empat Kompetensi Dasar 

Guru
1. PENGERTIAN

Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
secara tegas dinyatakan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen
pembelajaran. Keempat kompetensi itu adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi professional dan kompetensi sosial.

Dalam Panduan Sertifikasi Guru bagi LPTK Tahun 2006 yang dikeluarkan Direktur Ketenagaan
Dirjen Dikti Depdiknas disebutkan bahwa kompetensi merupakan kebulatan penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja.

Kepmendiknas No. 045/U/2002 menyebutkan kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas


dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu.
Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan penetehuan, keterampilan dan sikap
yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas sebagai
agen pembelajaran.

Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan
kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan
pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Diyakini Robotham
(1996:27), kompetensi yang diperlukan oleh seseorang tersebut dapat diperoleh baik melalui
pendidikan formal maupun pengalaman.

Syah (2000:229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau


kecakapan. Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan
kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. McAhsan
(1981:45), sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2003:38) mengemukakan bahwa kompetensi: “…
is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of
his or her being to the extent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective,
and psychomotor behaviors”. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari
dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik
dengan sebaik-baiknya.

Kompetensi guru pada hakikatnya tidak bisa lepas dari konsep hakikat guru dan hakekat tugas
guru(Spencer 1993:7). Kompetensi guru mencerminkan tugas dan kewajiban guru yang harus
dilakukan sehubungan dengan arti jabatan guru yang menuntut suatu kompetensi tertentu
sebagaimana telah disebutkan. Ace Suryadi (1999:298-304) mengemukakan bahwa untuk
mencapai taraf kompetensi seorang guru memerlukan waktu lama dan biaya mahal.

Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran
dan pendidikan disekolah, namun kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi latar
belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar. Kompetensi guru dapat
dinilai penting sebagai alat seleksi dalam penerimaan calon guru, juga dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam rangka pembinaan dan pengembangan tenaga guru.Sealain itu, penting dalam
hubungannya kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa.

Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia
dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara
professional, yaitu sebagai berikut (Dr. H. Hamzah : 16) :

1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang
diberikan serta dapat mengggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta
mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan
penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi lebih mudah
dalam memahami pelajaran yang diterimanya.
5. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat
menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi
jelas.
6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi antara mata pelajaran dan/atau
praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7. Guru harus terus menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan
kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan
menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
8. Guru harus dapat mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial,
baik di dalam kelas maupun diluar kelas.
9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat
melayani siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.

2. DIMENSI-DIMENSI KOMPETENSI GURU

Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat (1)
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

1. Kompetensi Paedagogik Guru

Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen  dikemukakan kompetensi
pedagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik”.  Depdiknas (2004:9)
menyebut kompetensi ini dengan “kompetensi pengelolaan pembelajaran.”

“Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran” menurut Joni (1984:12), adalah kemampuan


merencanakan program belajar mengajar mencakup kemampuan:

(1) merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran

(2) merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar

(3) merencanakan pengelolaan kelas

(4) merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran

(5) merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi penyusunan rencana pembelajaran meliputi:

(1) mampu mendeskripsikan tujuan

(2) mampu memilih materi

(3) mampu mengorganisir materi

(4) mampu menentukan metode/strategi pembelajaran


(5) mampu menentukan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran

(6)  mampu menyusun perangkat penilaian

(7) mampu menentukan teknik penilaian

(8) mampu mengalokasikan waktu.

1. Kompetensi Kepribadian Guru

Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap
anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut
“digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap dan
perilakunya).Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik.

Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa
setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang,
selama hal tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah
laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang.

Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan
pengembangan kepribadian (personal competencies), di antaranya: (1) kemampuan yang
berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya;
(2) kemampuan untuk menghormati dan menghargai antarumat beragama; (3) kemampuan untuk
berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat; (4)
mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan tata karma
dan; (5) bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.

Zakiah Darajat dalam Syah (2000:225-226)  menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan
menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah
akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik
yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat
menengah).

Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education,
mengemukakan kompetensi pribadi meliputi (1) pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial
maupun agama, (2) pengetahuan tentang budaya dan tradisi, (3) pengetahuan tentang inti
demokrasi, (4) pengetahuan tentang estetika, (5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial, (6)
memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan, (7) setia terhadap harkat dan
martabat manusia.

Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi personal mengharuskan guru memiliki


kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi subyek didik, dan patut
diteladani oleh siswa.Berdasarkan uraian di atas, kompetensi kepribadian guru tercermin dari
indikator (1) sikap, dan (2) keteladanan.

1. Kompetensi Sosial

Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh
seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini
termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.

Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education,
menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk
mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.
Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan sosial mencakup
kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu
membawakan tugasnya sebagai guru.

Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi sosial mengharuskan guru memiliki


kemampuan komunikasi sosial baik dengan peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, pegawai
tata usaha, bahkan dengan anggota masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, kompetensi sosial guru tercermin melalui indikator (1) interaksi guru
dengan siswa, (2) interaksi guru dengan kepala sekolah, (3) interaksi guru dengan rekan kerja,
(4) interaksi guru dengan orang tua siswa, dan (5) interaksi guru dengan masyarakat.

1. Kompetensi Profesional Guru

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi profesional
adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam”. Maksudnya,
kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan
penyesuaian tugas-tugas keguruan.

Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang


diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Kompetensi profesional
meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus
diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan
dengan sejawat guru lainnya.

Semiawan (1991) bahwa pemenuhan persyaratan guru profesional akan mengubah peran guru
yang semula sebagai orator yang verbalistis menjadi berkekuatan dinamis dalam menciptakan
suatu suasana dan lingkungan belajar yang invitation learning environment.

Soewondo, 1972 dalam Arifin 2000, dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, guru memiliki
multi fungsi yaitu sebagai fasilitator, motivator, informator, komunikator, transformator, change
agent, inovator, konselor, evaluator, dan administrator.

Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education,
mengemukakan kompetensi profesional guru mencakup kemampuan dalam hal:

1. mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik filosofis, psikologis


2. mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai dengan tingkat perkembangan perilaku
peserta didik
3. mampu menangani mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan kepadanya
4. mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai
5. mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas belajar lain
6. mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran
7. mampu melaksanakan evaluasi belajar
8. mampu menumbuhkan motivasi peserta didik.

Tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi sebagai berikut:

1. kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan


pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional, kurikuler dan tujuan
pembelajaran
2. pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan
perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar
3. kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang
diajarkannya
4. kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran
5. kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar
6. kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran
7. kemampuan dalam menyusun program pembelajaran
8. kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi sekolah,
bimbingan dan penyuluhan
9. kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan
kinerja.

Apabila syarat-syarat profesionalisme guru di atas itu terpenuhi akan mengubah peran guru yang
tadinya pasif menjadi guru yang kreatif dan dinamis. Pengembangan profesionalisme guru
menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan
informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa
yang mampu bertahan dalam era hiperkompetisi.

Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai
tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik
ini meliputi aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan
keterampilan.

Guru Profesional Dalam Proses Pendidikan


Filed under: Pendidikan by exiaprasetya — Tinggalkan komentar
Mei 20, 2010
 
 
Rate This

Guru adalah suatu profesi, dimana sebelum ia bekerja sebagai guru, terlebih dahulu dididik
dalam suatu lembaga pendidikan keguruan, yang didalamnya ia bukan hanya belajar ilmu
pengetahuan bidang studi yang akan diajarkan dan ilmu serta metode mengajar, tapi juga dibina
agar memiliki kepribadian sebagai guru.

Ki Hajar Dewatara telah menggariskan pentingnya peranan guru dalam proses pembelajaran
dengan ungkapan “ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani”, di
mana guru harus dapat menempatkan diri sebagai teladan, penasihat, pembimbing, dan motivator
bagi anak didiknya.

Menurut data Human Devlopment Indek (HDI), guru yang memiliki standar kualifikasi mengajar
adalah berkisar 60% untuk SD, 40% SLTP, 34% SLTA, dan 17,2% atau 69,477 guru mengajar
tidak sesuai dengan bidang studi atau latar belakang pendidikannya ”.

Dalam Jurnal Profesor Sujipto, Rektor UNJ menyebutkan bahwa ”Saat ini baru 50 % dari guru
Indonesia yang memiliki standarisasi dan kompetensi”. Kondisi ini masih sangat jauh dari yang
diharapkan, sehingga sangat wajar mutu pendidikan kita tidak begitu bagus.

Dari data HDI juga terungkap bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia saat ini
menduduki peringkat 105, dimana untuk wilayah Asia Tenggara Singapura menduduki peringkat
25, Brunai peringkat 26, Malaysia peringkat 57, Thailand peingkat 57, dan Philipina menempati
peringkat 77. (Falah Yunus, 2007).

UU No.14 Tahun 2005 tentang, Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 menyebutkan” Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.

Sedangkan pada pasal 7 ayat 1 disebutkan” Profesi guru …… merupakan bidang pekerjaan
khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
(a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealism
(b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak
mulia;
(c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;
(d) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

Dengan demikian, kriteria guru profesional yang diamanatkan oleh undang-undang tersebut
adalah:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak
mulia.
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

Lain lagi dengan tanggapan para siswa tentang bagaimana guru profesional dalam perspektif
mereka. Kriteria guru ideal dalam perspektif siswa, di antaranya:
1. Dapat berperan sebagai orang tua yang senantiasa memperhatikan anak didiknya, dan
menghormati mereka dengan panggilan yang enak, serta hafal nama panggilan setiap anak
didiknya.
2. Dapat berperan sebagai teman belajar yang senantiasa menempatkan diri pada posisi “peserta
belajar” dengan tidak bersikap menggurui, sehingga anak didik akan dapat termotivasi untuk
bersaing dalam menyelesaikan setiap masalahnya dalam proses pembelajaran.
3. Dapat berperan sebagai teman bergaul yang memposisikan diri sebagai sahabat “sebaya” yang
sikap dan gaya bahasanya akrab dengan lingkungan seusia anak didik, serta dapat memberikan
suasana santai yang penuh inovasi dalam lingkungan pembelajaran di kelas.

Hal ini sesuai dengan Asas Utama Quantum Teaching “Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan
antarkan dunia kita ke dunia mereka.”

Selain berbagai pendapat di atas, terdapat beberapa kriteria lainnya yang harus dimiliki seorang
guru dalam kegiatan belajar di kelas, antara lain:
1. Dalam segi penampilan, guru harus berpakaian rapi, sopan, dan enak dipandang, serta tidak
tampil berlebihan. Guru juga harus dapat menampilkan sikap dan menggunakan gaya bahasa
yang sesuai dengan lingkungan kelas tempat ia melakukan proses pembelajaran.
2. Dalam segi administrasi, guru harus menguasai berbagai administrasi kependidikan yang
digunakannya dalam proses belajar. Guru harus menguasai kurikulum serta memiliki
perencanaan dalam setiap kegiatan pembelajarannya. Guru juga harus selalu membekali diri
dengan perangkat administrasi yang digunakan sebagai indikator perkembangan siswa di kelas,
seperti daftar hadir dan daftar nilai, pada setiap pertemuannya.
3. Dalam segi organisasi, guru harus mampu memposisikan diri sebagai leader yang membawa
anak didiknya ke dalam dunia pembelajaran. Guru juga harus mampu berperan sebagai motivator
dan fasilitator bagi anak didiknya.

Menurut Muhibbin Syah (2004), ada sepuluh kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam
upaya peningkatan mutu belajar, yaitu:
1. Menguasai bahan ajar
2. Mengelola program belajar mengajar
3. Mengelola kelas
4. Menggunakan media dan sumber belajar
5. Menguasai landasan-landasan pendidikan
6. Mengelola interaksi belajar mengajar
7. Menilai prestasi siswa
8. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan konseling di sekolah
9. Mengenal dan melaksanakan administrasi sekolah
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil pendidikan guna keperluan
pengajaran

Bila ditelaah secara seksama, dapat kita temukan bahwa salah satu kemampuan pokok yang
wajib dikuasai oleh seorang guru profesional adalah merencanakan, mengembangkan dan
melaksanakan kurikulum dalam setiap proses pengajarannya. Karena itu, guru harus menjadi
gudang inovasi dalam menciptakan metode dan model-model pembelajaran yang unik, menarik,
dan sesuai dengan perkembangan jaman serta kondisi lingkungan pengajarannya.
Guru harus mampu berpikir kreatif serta bersikap peka terhadap lingkungan sekitarnya dan
lingkungan sekitar anak didiknya.

Kompetensi Profesional Guru
Filed under: Pendidikan by exiaprasetya — Tinggalkan komentar
Mei 15, 2010
 
 
Rate This

Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru  berhubungan 
dengan  profesinya  sebagai  pengajar,  tugas  guru  ini  sangat berkaitan  dengan  kompetensi 
profesionalnya.  Hakikat  profesi  guru  merupakan suatu  profesi,  yang  berarti  suatu  jabatan 
yang  memerlukan  keahlian  khusus sebagai  guru  dan  tidak  dapat  dilakukan  oleh 
sembarang  orang  di  luar  bidang pendidikan.  Walaupun  pada  kenyataannya  masih  terdapat 
hal-hal  tersebut  di luar bidang kependidikan.

Ciri   seseorang   yang   memiliki   kompetensi   apabila   dapat   melakukan sesuatu,   hal   ini  
sesuai   dengan   pendapat   Munandar   bahwa,   kompetensi merupakan daya untuk melakukan
suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan  latihan.  Pendapat  ini,  menginformasikan 
dua  faktor  yang  mempengaruhi terbentuknya kompetensi, yakni ; (a) faktor bawaan, seperti
bakat, dan (b) factor latihan, seperti hasil belajar.

Menurut  Soedijarto,  Guru  yang  memiliki  kompetensi  profesional  perlu menguasai antara
lain:

a)      disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran,

b)      bahan ajar yang diajarkan,

c)       pengetahuan tentang karakteristik siswa,

d)      pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan,

e)      pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar,

f)       penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran,

g)      pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu merencanakan, memimpin, guna kelancaran
proses pendidikan.

Tuntutan    atas    berbagai    kompetensi    ini    mendorong    guru    untuk memperoleh  


informasi  yang   dapat   memperkaya   kemampuan   agar   tidak mengalami  ketinggalan 
dalam  kompetensi  profesionalnya.  Semua  hal  yang  disebutkan    diatas    merupakan    hal   
yang   dapat   menunjang   terbentuknya kompetensi   guru.   Dengan   kompetensi   profesional  
tersebut,   dapat   diduga berpengaruh  pada  proses  pengelolaan  pendidikan  sehingga  mampu 
melahirkan keluaran  pendidikan  yang  bermutu.  Keluaran  yang  bermutu  dapat  dilihat  pada
hasil  langsung  pendidikan  yang  berupa  nilai  yang  dicapai  siswa  dan  dapat  juga dilihat 
dari  dampak  pengiring,  yakni  dimasyarakat.  Selain  itu,  salah  satu  unsur pembentuk
kompetensi profesional guru adalah tingkat komitmennya terhadap profesi guru dan didukung
oleh tingkat abstraksi atau kemampuan menggunakan nalar.

Guru  yang  rendah  tingkat  komitmennya,  ditandai  oleh  ciri-ciri  sebagai berikut:

1. Perhatian yang disisihkan untuk memerhatikan siswanya hanya sedikit.


2. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya hanya sedikit.
3. Perhatian utama guru hanyalah jabatannya.

Sebaliknya,  guru  yang  mempunyai  tingkatan  komitmen  tinggi,  ditandai oleh ciri-ciri sebagai
berikut:

1. Perhatiannya terhadap siswa cukup tinggi.


2. Waktu   dan   tenaga   yang   dikeluarkan   untuk   melaksanakan   tugasnya banyak.
3. Banyak bekerja untuk kepentingan orang lain.

Kompetensi  guru  berkaitan  dengan  profesionalisme,  yaitu  guru  yang profesional    adalah   
guru    yang    kompeten    (berkemampuan).    Karena    itu, kompetensi  profesionalisme  guru 
dapat  diartikan  sebagai  kemampuan  dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi
keguruannya dengan kemampuan tinggi.   Profesionalisme   seorang   guru   merupakan   suatu  
keharusan   dalam mewujudkan    sekolah    berbasis    pengetahuan,    yaitu    pemahaman   
tentang pembelajaran,  kurikulum,  dan  perkembangan  manusia  termasuk  gaya  belajar. Pada 
umumnya  di  sekolah-sekolah  yang  memiliki  guru  dengan  kompetensi profesional    akan   
menerapkan    “pembelajaran   dengan    melakukan”    untuk menggantikan  cara  mengajar 
dimana  guru  hanya  berbicara  dan  peserta  didik hanya  mendengarkan.

Dalam  suasana  seperti  itu,  peserta  didik  secara  aktif dilibatkan   dalam   memecahkan  
masalah,   mencari   sumber   informasi,   data evaluasi,  serta  menyajikan  dan 
mempertahankan  pandangan  dan  hasil  kerja mereka  kepada  teman  sejawat  dan  yang 
lainnya.  Sedangkan  para  guru  dapat bekerja secara intensif dengan guru lainnya dalam
merencanakan pembelajaran, baik   individual   maupun   tim,   membuat   keputusan  tentang 
desain  sekolah, kolaborasi  tentang  pengembangan  kurikulum,  dan  partisipasi  dalam  proses
penilaian.

Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang  harus  dimiliki 
oleh  seorang  guru  agar  ia  dapat  melaksanakan  tugas mengajarnya  dengan  berhasil. 
Adapun  kompetensi  yang  harus  dimiliki  oleh seorang guru, terdiri dari 3 (tiga) yaitu ;
kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan  kompetensi  profesional  mengajar.  Keberhasilan 
guru  dalam  menjalankan profesinya    sangat    ditentukan    oleh    ketiganya    dengan   
penekanan    pada kemampuan mengajar.

Dengan  demikian,  bahwa  untuk  menjadi  guru  profesional  yang  memiliki akuntabilitas
dalam melaksanakan ketiga kompetensi tersebut, dibutuhkan tekad dan   keinginan   yang   kuat  
dalam   diri   setiap   guru   atau   calon   guru   untuk mewujudkannya.

Sebagai  seorang  guru  perlu  mengetahui  dan  menerapkan beberapa  prinsip  mengajar  agar 
seorang  guru  dapat  melaksanakan  tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut:

1. Guru  harus  dapat  membangkitkan  perhatian  peserta  didik  pada  materi mata pelajaran
yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang
bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta
mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3. Guru   harus   dapat   membuat   urutan   (sequence)   dalam   pemberian pelajaran   
dan    penyesuaiannya    dengan    usia    dan    tahapan    tugas perkembangan peserta
didik.
4. Guru   perlu   menghubungkan   pelajaran   yang   akan   diberikan   dengan pengetahuan 
yang  telah  dimiliki  peserta  didik  (kegiatan  apersepsi),  agar peserta   didik   menjadi  
mudah   dalam   memahami   pelajarannya   yang diterimanya.
5. Sesuai  dengan  prinsip  repitisi  dalam  proses  pembelajaran,  diharapkan guru  dapat 
menjelaskan  unit  pelajaran  secara  berulang-ulang  hingga tanggapan peserta didik
menjadi jelas.
6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran
dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara  
memberikan   kesempatan   berupa   pengalaman   secara   langsung, mengamati/meneliti,
dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
8. Guru   harus   mengembangkan   sikap   peserta   didik   dalam   membina hubungan
sosial, baik dalam kelas maupun diluar kelas.
9. Guru   harus   menyelidiki   dan   mendalami   perbedaan   peserta   secara individual  
agar   dapat   melayani   siswa   sesuai   dengan   perbedaannya tersebut.
10. Guru juga dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya   
untuk    mengetahui    prestasi    dan    kemajuan    siswa    serta menggunakan  hasilnya 
untuk  mengetahui  prestasi  dan  kemajuan  siswa serta dapat melakukan perbaikan dan
pengembangan.

Seiring  dengan  kemajuan  teknologi  informasi  yang  berkembang  pesat, guru  tidak  lagi 
hanya  bertindak  sebagai  penyaji  informasi,  tetapi  juga  harus mampu  bertindak  sebagai
fasilitator,  motivator,  dan  pembimbing  yang  lebih banyak  memberikan  kesempatan  kepada 
peserta  didik  untuk  mencari  dan mengolah   sendiri   informasi.   Dengan   demikian  
keahlian   guru   harus   terus dikembangkan  dan  tidak  hanya  terbatas  pada  penguasaan 
prinsip  mengajar seperti  yang  telah  diuraikan  di  atas.  Bertitik  tolak  dari  pendapat  para 
ahli tersebut diatas, maka yang dimaksud “Kompetensi Profesionalisme Guru” adalah orang
yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidangnya sehingga ia  mampu 
menjalankan tugas  dan  fungsinya sebagai  seorang  guru  dengan  hasil yang baik.

4 Kompetensi Guru & 8 Keterampilan Dasar Mengajar


Di Buat Oleh:

Nama : Arif Fadholi W.A


NIM : 3105328
Jurusan : Tadris Kimia

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2007

A. 4 Kompetensi Dasar

1.Guru mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.

Setiap guru profesional harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggung
jawab dalam bidang pendidikan, tetapi dipihak lain dia juga mengemban sejumlah
tanggung jawab dalam bidang pendidikan.Guru selaku pendidik bertanggung jawab
mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi muda sehingga terjadi proses
konservasi nilai, bahkan melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai
baru.Dalam konteks ini pendidik berfungsi mencipta, memodifikasi, dan mengkonstruksi
nilai-nilai baru.

Tanggung jawab guru meliputi:


a.Tangung Jawab Moral
Setiap guru professional berkewajiban menghayati dan mengamalkan Pancasila dan
bertanggung jawab mewariskan moral Pancasila itu serta nilai-nilai UUD 1945 kepada
generasi muda.Tanggung jawab ini, merupakan tanggung jawab moral bagi setiap guru di
Indonesia.Dalam hubungan ini,setiap guru harus memiliki kompetensi dalam bentuk
kemampuan menghayati dan mengamalkan Pancasila.
b.Tanggung Jawab dalam Bidang Pendidikan di Sekolah
Guru bertanggung jawab melaksnakan kegiayan pendidikan di sekolah dalam arti
memberikan bimbingan dan pengajaran kepada para siswa.Tanggung jawab ini
direlisasikan dalam bentuk melaksanakan pembianaan kurikulum, menuntun para siswa
belajar, membina pribadai, watak, dan jasmaniah siswa, menganalisis kesulitan belajar,
serta menilai kemajuan belajar para siswa.
c.Tanggung Jawab dalam Bidang Kemasyarakatan
Guru professional tidak dapat melepaskan dirinya dalam bidang kehidupan
kemasyarakatan.Di satu pihak guru adalah warga masyarakat dan di lain pihak guru
bertanggung jawab turut serta memajukan kehidupan masyarakat.Guru turut bertanggung
jawab memajukan kesatuan dan persatuan bangsa, menyukseskan pembangunan nasional,
serta menyukseskan pembangunan daerah khususnya yang dimulai dari daerah di mana
dia tinggal.
d.Tangung Jawab dalam Bidang Keilmuan
Guru selaku ilmuan bertanggung jawab turut memjukan ilmu, terutama ilmu yang telah
menjadi spesialisasinya.Tanggung jawab ini dilaksanakan dalam bektuk mengadakan
penelitian dan pengembangan.

2.Guru mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil.


a.Guru sebagai Pendidik dan Pengajar
Peranan ini akan dapat dilaksanakan bila guru memenuhi syarat-syarat kepribadian dan
penguasan ilmu.Guru akan mampu mendidik dan mengajar apabila dia mempunyai
kestabilan emosi, memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk memajukan ank
didik,bersikap realistis, bersikap jujur, serta bersikap terbuka dan peka terhadap
perkembangan.
Sehubungan dengan peranannya sebagai pendidik dan pengajar.Guru harus menguasai
ilmu, antara lain mempunyai pengetahuan yang luas, menguasai bahan pelajaran serta
ilmu-ilmu yang bertalian dengan bidang studi yang diajarkan, menguasai teori dan
praktrek mendidik, teri kurikulum metode pengajaran, teknoilogi pendidikan, teori
evaluasi dan psikologi belajar, dan sebagainya.

b.Guru sebagai Anggota Masyarakat


Untuk melaksanakan peranan ini, guru harus memenuhi syarat-syarat kepribadian dan
syarat penguasan ilmu tertentu.Guru harus bersikap terbuka, tidak bersikap otoriter, tidak
bersikap angkuh, bersikap ramah tamah terhadap siapa pun, suka menolong dimana pun
dan kapan saja, serta simpati dan empati terhadap pimpinan,teman sejawat, dan para
siswa.Agar guru mampu mengembangkan pergaulan dengan masyarakat , dia perlu
menguasai psikologi social, khususnya mengenai hibingan antar manusia dalam rangka
dinamika kelompok.

c.Guru sebagai Pemimpin


Peranan kepemimpinan akan berhasil apabila guru memiliki kepribadian,seperti : kondisi
fisik yang sehat, percaya pada diri sendiri, memiliki daya kerja yang besar dan
antusiasme,gemar dan dapat cepat mengambil keputusan, bersikap objektif dan mampu
menguasai emosi,serta bertindak adil.Selain itu guru harus mempunyai ilmu tentang teori
kepemimpinan dan dinamika kelompok, menguasai prinsip-prinsip hubungan masyarakat,
menguasai teknik berkomunikasi, dan menguasai semua aspek kegiatan organisasi
persekolahan.
d.Guru sebagai Pelaksana Administrasi Ringan
Peranan ini memerlukan syarat-syarat kepribadian seperti jujur, teliti dalam bekerja, rajin,
harus menguasai ilmu mengenai tata buku ringan, korespondensi, penyimpanan arsip dan
ekspedisi, dan administrasi pendidikan.

e.Kompetensi Guru Model P3G


Dalam lokakarya kurikulum pendidikan guru yang diselenggarakan oleh P3G, telah
dirumuskan sejumlah kemampuan dasar seorang calon guru lulusan system multistrata
sebagai berikut :
1. Menguasai bahan yakni bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah, menguasai
bahan penunjang bidang studi.
2. Mengelola program belajar mengajar yakni merumuskan tujuan instruksional,
mengenal dan bias pakai metode mengajar, memilih materi dan prosedur instruksional
yang tepat,melaksanakan program belajar mengajar dll.
3. Mengelola kelas yakni mengatur tata ruang kelas dalam rangka CBSA, dan
menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
4. Menggunakan media yakni memilih dan menggunakan media, membuat alat Bantu
pelajaran sederhana, menggunakan dan mengelola laboratorium.
5. Menguasai landasan-landasan kependidikan
6. Merencanakan program pengajaran
7. Mengelola interaksi belajar mengajar
8. Menguasai macam-macam metode mengajar

3.Guru mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (tujuan instrusional)
sekolah.

a.Di bidang Pengetahuan


-Memiliki pengetahuan dasar fungsional
-Memiliki pengetahuan dasar tentang unsur budaya dan tradisi nasional
-Memiliki pengetahuan dasar tentang kesejahteraan keluarga, kependudukan, dan
kesehatan

b.Di bidang Keterampilan


-Menguasai cara belajar yang baik
-Mampu memecahkan masalah sederhana secara sistematis dengan menggunakan prinsip
ilmu pengetahuan yang telah dimiliki.
-Mampu bekerja sama dengan orang lain dan berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.

c.Di bidang Nilai dan Sikap


-Menerima dan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
-Menerima dan melaksanakan ajaran agama
-Mencintai sesame manusia, bangsa dan lingkungan sekitar
-Memiliki sifat demokratis dan tenggang rasa
-Memiliki rasa tanggung jawab
-Memiliki inisiatif, daya kreatif, dan sikap kritis

4.Guru mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan belajar dalam
kelas.

- Guru sebagai pengajar, menyanpaikan ilmu pengetahuan, perlu memiliki keterampilan


memberikan informasi kepada kelas
- Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara memimpin kelonpok –
kelompok murid
- Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara mengarahkan dan
mendorong kegiatan belajar siswa
- Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keterampilan mempersiapkan dan
menyediakan alat dan bahan pelajaran
- Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih, dan meramu bahan
pelajaean secara professional
- Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi kegiatan anak dan
ketertiban kelas
- Guru sebagai motivator, perlu memilik keterampilan mendorong motivasai belajar kelas
- Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan cara membantu anak yang
mengalami kesulitan

B. 8 Keterampilan Dasar Mengajar

1. Keterampilan Memberi Penguatan


Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan di dalam kelas adalah untuk :
-Meningkatkan perhatian siswa dan membantu siswa belajar bila pemberian penguatan
digunakan secara selektif
-Memberi motivasi kepada siswa
-Dipakai untuk mengontrol atau mengubah tingkah laku siswa yang mengganggu, dan
meningkatkan cara belajar yang produktif
-Mengembangkan kepercayaan diri siswa untuk mengatur diri sendiri dalam pengalaman
belajar
-Mengarahkan terhadap pengembangan berfikir yang divergan (berbeda) dan
pengambilan inisiatif yang bebas

2. Keterampilan Bertanya
Tujuan :
-Untuk meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap satu topik
-Memfokuskan perhatian pada suatu konsep masalah tertentu
-Mengembangkan belajar secara aktif
-Menstimulasi siswa untuk bertanya pada diri sendiri ataupun pada orang lain
-Menstruktur suatu tugas sedemikian rupa,sehingga siswa akan belajar secara maksimal
-Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
-Mengembangkan kemampuan berfikir siswa
-Memberi kesempatan siswa untuk mengasimilasi dan merefleksi informasi
-Memberi kesempatan siswa untuk belajar sendiri melalui diskusi
-Mengembangkan refleksi dan komentar siswa terhadap respon siwa lain maupun guru

3.Keterampilan Variasi
Tujuan :
-Meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevansi proses belajar
mengajar
-Memberi kesempatan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu melalui eksplorasi dan
penyelidikan terhadap situasi yang baru
-Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah melalui penyajian gaya mengajar
yang bersemangat dan antusias, sehingga meningkatkan iklim belajar siswa
-Memberi pilihan dan fasilitas dalam belajar individual
-Mendorong anak didik untuk belajar dengan melibatkannya dalam berbagai pengalaman
yang menarik pada berbagai tingkat kognitif

4.Keterampilan Menjelaskan
Tujuan :
-Membimbing anak didik untuk mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi,
dan prinsip secara objektif, dan benar
-Melibatkan anak didik untuk berfikir memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan
-Untuk mendapatkan balikan dari anak didik mengenai tingkat pemahamannya dan untuk
mengatasi kesalahpahaman mereka
-Membimbing anak didik untuk menghayati dan mendapat ptoses penalaran dan
menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah
5.Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Tujuan :
-Mendorong anak didik agar siap menghadapi tugas yang segera akan diterima, dengan
cara menarik perhatian anak didik dan menimbulkan motivasi anak didik
-Menunjukan pada anak didik batas-batas tugasnya dan tetap terus mengerjakan tugasnya
bila diperlukan
-Menyarankan anak didik agar dapat menggunakan pendekatan dalam mempelajari bahan
– bahan pelajaran
-Menunjukan padaa anak didik hubungan antara aspek-aspek dalam topic yang sedang
dipelajari
-Menghasilkan pengetahuan sehingga anak didik mengetahui hubungan antara yang telah
diketahui atau dialami dengan yang dipelajari
-Anak didik mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran yang sedang
berlangsung

6.Keterampilan Mengelola Kelas


Tujuan :
-Mendorong anak didik mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah
lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri sendiri
-Membantu anak didik mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan
memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan
-Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam tugas dan pada
kegiatan yang diadakan

7.Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


Tujuan :
-Untuk memberikan pengalaman pendidikan bagi anak didik yang terlibat di dalamnya
-Saling memberi informasi
-Dapat mengeksplorasi gagasan
-Meningkatkan pemahaman baru terhadap hal-hal yang bermanfaat
-Dapat membantu menilai dan memecahkan masalah
-Mendorong pengembangan berfikir dan berkomunikasi secar efektif
-Meningkatkan keterlibatan anak didik dalam perencanaan
-Pengambilan keputusan

8.Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan


Tujuan :
-Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
-Keterampilam mengorganisasi
-Keterampilan membimbing dan membantu
-Keterampilan kurikulum

C. Tugas Guru

1. Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut guru untuk mengembangkan


profesiopnalitas diri sesuai perkerbangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Mendidik,
mengajar dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi
2. Tugas guru sebagai pendidik, berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
hidup kepada anak didik
3. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi kepada anak didik
4. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkannya
dalam kehidupan demi masa depan anak didik
5. Tugas guru sebagai perantara dalam belajar, di dalam proses belajar guru hanya
sebagai perantara atau medium, anak harus berusaha sendiri mendapatkan suatu
pengertian / insight, sehingga timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah laku, dan
sikap
6. Tugas guru sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan,
pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut sekehendaknya
7. Tugas guru sebagai pemimipin (guidance worker).Guru mempunyai kesempatan dan
tanggung jawab dalam banyak situasi untuk membimbing anak kea rah pemecahan soal,
membentuk keputusan, dan menghadapkan anak-anak pada problem
8. Tugas guru sebagai perencana kurikulum.Guru menghadapi anak-anak setiap hari,
gurulah yang paling tahu kebutuhan anak – anak dan masyarakat sekitar, maka dalam
menyusun kurikulum kebutuhan ini tidak dapat ditinggalkan
9. Tugas guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.Guru harus turut aktif dalam
segala aktifitas anak, misalnya dalam ekstrakulikuler membentuk kelompok belajar dsb
10. Tugas guru sebagai administrator & manager, disamping mendidik seorang guru
harus dapat mengerjakan urusan tata usaha serta dapat mengkoordinasi segala pekerjaan
di sekolah secara demokratis, sehingga suasana pekerjaan penuh dengan rasa
kekeluargaan
11. Tugas guru sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal, tata
tertib dapat berjalan bila guru dapat menjalani lebih dahulu
12. Tugas guru sebagai penghubung antara sekolah & masyarakat.Anak-anak nantinya
akan hidup dan bekerja, serta mengabdikan diri dalam masyarakat, dengan demikian anak
harus dilatih dan dibiasakan di sekolah di bawah pengawasan guru.

Mengenal Kompetensi Guru


January 28th, 2011 by halim Leave a reply »

Pengertian Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan


keterampilan dan perilaku tugas yang harus dimiliki seorang guru. Seteah dimiliki, tentu harus
dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan di
dalam kelas yang disebut sebagai pengajaran.

Kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik (pendidikan), kepribdian, sosial dan


profesional sebagai tuntutan dari profesi.

Kompetisi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengolahan pembelajaran untuk


kepentingan peserta didik. Paling tidak harus meliputi pemahaman wawasan atau landasan
kepemimpinan dan pemahaman terhadap peserta didik.

Selain itu, juga meliputi kemampuan dalam pengembangan kurikulum dan silabus. Termasuk
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi akhir belajar dan pengembangan peserta
didik di dalamnya. Ini semua dimaksudkan demi mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki guru, sekali lagi untuk kepentingan pencapaian tujuan pembelajaran.

Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian mencakup kepribadian yang baik, stabil, dewasa, arif dan bijaksana.
Tentu saja berakhlak mulia, serta menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Secara
objektif mampu mengevaluasi kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara mandiri dan
berkelanjutan.

Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-
kurangnya meliputi kompetensi agar mampu berkomunikasi lisan, tulisan atau secara isyarat.
Mampu pula memilih, memilah dan memanfaatkan alat telekomunikasi yang sesuai secara
fungsional dan bergaul ecara efektif dengan berbagai kalangan serta lapisan.

Pergaulan itu bisa dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan wali peserta
didik. Ini berarti bahwa guru dalam konteks kompetensi sosial harus kompoten bergaul secara
santun dengan masyarakat di sekitar tempat kerja dan di lingkungan tempat tinggalnya.

Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan wujud nyata kemampuan penguasaan atas materi


pelajaran secra luas dan mendalam. Mengerti tujuan diajarkanya materi dan acuan hasil
yang akan didapat setelah proses pengajaran. Mampu mempresentasikan dan memperkaya
dengan bacaan-bacaan bermutu.

Keempat standar kompetensi tersebut mencerminkan empat standar kompetensi guru yang masih
bersifat umum. Jadi, perlu dijabarkan dalam perangkat kompetensi dan subkompetensi yang
dikemas secara koheren dan sistematis dengan menempatkan manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa dan bertkwa. Tentusaja selain sebagai warga negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggung jawab.

Selain poin-pon diatas, diperlukan juga manajemen pengembangan kompetensi guru yang dapat
diartikan sebagai usaha yang dikerjakan untuk memajukan dan meningkatkan mutu, keahlian,
kemampuan, dan keterampilan guru demi kesempurnaan tugas pekerjaannya. Pengembangan
kompetensi guru didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan: perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, khususnya arus globalisasi dan informasi, menutupi kelemahan-kelemahan yang
tak tampak pada waktu seleksi, mengembangkan sikap profesional, mengembangkan kompetensi
profesional, dan menumbuhkan ikatan batin antara guru dan kepala sekolah.

Secara teknis, kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru adalah:
bimbingan dan tugas, pendidikan dan pelatihan, kursus-kursus, studi lanjut, latihan jabatan, rotasi
jabatan, konferensi, penataran, lokakarya, seminar, dan pembinaan profesional guru (supervisi
pengajaran). Tentang supervisi pendidikan akan dibahas kemudian.

Upaya Peningkatan Kompetensi Guru


November 3rd, 2010 by halim Leave a reply »
Kompetensi Guru

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku tugas yang harus
dimiliki. Seteah dimiliki, tentu harus dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan di dalam kelas yang disebut sebagai pengajaran.

Kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik (pendidikan), kepribdian, sosial dan


profesional sebagai tuntutan dari profesi.

Kompetisi Pedagogik

Merupakan kemampuan guru dalam pengolahan pembelajaran untuk kepentingan peserta didik.
Paling tidak harus meliputi pemahaman wawasan atau landasan kepemimpinan dan pemahaman
terhadap peserta didik.

Selain itu, juga meliputi kemampuan dalam pengembangan kurikulum dan silabus. Termasuk
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi akhir belajar dan pengembangan peserta
didik di dalamnya. Ini semua dimaksudkan demi mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki guru, sekali lagi untuk kepentingan pencapaian tujuan pembelajaran.

Kompetensi Kepribadian

Mencakup kepribadian yang baik, stabil, dewasa, arif dan bijaksana. Tentu saja berakhlak mulia,
serta menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Secara objektif mampu mengevaluasi
kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

Kompetensi Sosial

Kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi


kompetensi agar mampu berkommunikasi lisan, tulisan atau secara isyarat. Mampu ula memilih,
memilah dan memanfaatkan alat telekomunikasi yang sesuai secara fungsional dan bergaul ecara
efektif dengan berbagai kalangan serta lapisan.

Pergaulan itu bisa dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan wali peserta
didik. Ini berarti bahwa guru dalam konteks kompetensi sosial harus kompoten bergaul secara
santun dengan masyarakat di sekitar tempat kerja dan di lingkungan tempat tinggalnya.

Kompetensi Profesional

Merupakan wujud nyata kemampuan penguasaan atas materi pelajaran secra luas dan mendalam.
Mengerti tujuan diajarkanya materi dan acuan hasil yang akan didapat setelah proses pengajaran.
Mampu mempresentasikan dan memperkaya dengan bacaan-bacaan bermutu.

Anda mungkin juga menyukai