proses pembekuan darah. Selain itu, trombosit juga kerap digunakan dalam metode skrining
(deteksi dini) dan mendiagnosis berbagai penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada
penggumpalan darah.
Ketika jumlah trombosit terlalu rendah atau terlalu tinggi, tubuh akan mengalami
berbagai masalah kesehatan.
Anemia aplastik
Kerusakan hati atau sirosis
Idiopathic Trombocytopenic Purpura (ITP)
Defisiensi zat besi dan asam folat
Infeksi, seperti sepsis dan demam berdarah dengue
Leukemia
Gangguan autoimun
Kehamilan
Efek samping obat-obatan tertentu, misalnya antibiotik, obat pengencer darah,
obat epilepsi, dan kemoterapi
Jumlah trombosit yang menurun bisa saja tidak bergejala. Namun, kondisi ini dapat
terlihat saat tubuh mudah mengalami perdarahan.
Kondisi ini bisa membuat Anda mengalami beberapa tanda dan gejala, seperti kulit
mudah memar atau lebam dan tampak ruam berwarna ungu kemerahan, adanya darah
pada urine atau tinja, mudah lelah, kulit dan mata tampak kuning, limpa membesar,
sering mimisan, serta perdarahan dari gusi.
Apabila Anda mengalami berbagai gejala di atas, jangan ragu untuk segera
memeriksakan diri ke dokter. Untuk menentukan diagnosis dan mengevaluasi jumlah
trombosit di dalam tubuh, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang berupa tes darah.
Jika Anda terdiagnosis mengalami penurunan jumlah trombosit, dokter mungkin akan
memberikan penanganan berupa transfusi darah, memberikan obat-obatan, hingga
melakukan operasi pengangkatan limpa, apabila metode pengobatan lain tidak dapat
menormalkan kembali jumlah trombosit.
Selain itu, jumlah trombosit Anda juga bisa meningkat akibat beberapa kondisi lainnya,
seperti pemulihan dari operasi dan konsumsi alkohol secara berlebihan.
Trombositosis sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun, kondisi ini terkadang bisa
menyebabkan seseorang mengalami beberapa gejala berupa sakit kepala, pusing, sakit
dada, pingsan, pandangan berkunang-kunang, sesak napas, serta mati rasa atau
kesemutan pada tangan dan kaki.
Jumlah trombosit yang terlalu tinggi dapat menyebabkan darah mudah membeku atau
menggumpal, sehingga menyumbat pembuluh darah. Hal tersebut bisa menimbulkan
berbagai komplikasi serius, seperti stroke, serangan jantung, trombosis vena dalam
(DVT), dan emboli.
Kenaikan jumlah trombosit yang disebabkan oleh cedera atau luka, termasuk luka
operasi biasanya akan normal kembali setelah luka sembuh. Namun, jika disebabkan
oleh penyakit atau kondisi medis tertentu, kenaikan jumlah trombosit perlu diobati
sesuai penyebabnya.
Jumlah trombosit normal penting untuk memastikan kemampuan tubuh dalam
menangani luka secara alami. Jika Anda mengalami beberapa gejala kelainan jumlah
trombosit, segera konsultasikan ke dokter penyakit dalam untuk mendapatkan
penanganan yang tepat.