Anda di halaman 1dari 6

Pencahayaan Ditempat Kerja Pada Pekerja yang Menggunakan Komputer dan Pekerja Tekstil

(Batik Tulis)

Mochamad Ali Haidar-101711133188

Peminatan K3 Semester 6 2020

Pencahayaan ditempat kerja penting untuk mencegah kelelahan mata karena fungsi
pencahayaan ditempat kerja adalah agar setiap obyek kerja dapat lebih mudah dilihat dan
dikerjakan, menerangi tugas-tugas tertentu, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan dengan
akurat dan efisien, mencegah terjadinya kecelakaan kerja, memberikan keamanan di dalam
dan di sekitar tempat kerja. Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang
memungkinkan pekerja dapat melihat dengan mudah objek-objek di sekitarnya secara jelas
tanpa dibarengi upaya-upaya yang tidak perlu dan disesuaikan dengan jenis pekerjaan
(Suma’mur, 2013). Pencahayaan yang diatur secara baik dan cukup akan membantu
membuat suasana lingkungan kerja menjadi menyenangkan dan nyaman sehingga dapat
memelihara semangat kerja para karyawan serta meningkatkan produktivitas. Apabila
intensitas pencahayaan kurang mengakibatkan gangguan visibilitas dan eyestrain. Sedangkan
apabila intensitas pencahayaan berlebih maka akan mengakibatkan eyestrain, reflection,
glare dan exessive shadows (Suma’mur, 2013). Selain itu kemampuan melihat obyek
dipengaruhi oleh waktu fokus terhadap obyek tidak boleh terlalu cepat, ukuran obyek tidak
boleh terlalu kecil, banyak sedikitnya cahaya yang dipantulkan dari suatu objek (brightness)
tidak boleh terlalu sedikit, kontras antara obyek dan background obyek tidak boleh terlalu
sedikit. Standar intensitas pencahayaan menurut sifat pekerjaan telah diatur dalam Peraturan
Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan serta
Penerangan, pekerjaan yang membedakan barang-barang kasar membutuhkan penerangan 50
lux, Contoh mengerjakan bahan-bahan yang besar, mengerjakan bahan tanah dan batu, gang-
gang selalu dipakai dan gudang untuk menyimpan barang besar, untuk pekerjaan yang
membedakan barang-barang yang kecil membutuhkan penerangan 100 lux, Contoh
mengerjakan barang besi dan baja, penggilingan padi, kamar mesin, alat pengangkut orang
dan tempat mandi & WC, untuk pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil dengan
teliti dibutuhkan penerangan 200 lux, Contoh pekerjaan mesin dan bubut yang kasar,
menjahit tektil dan kulit, pembungkusan daging dan mengerjakan kayu, untuk pekerjaan yang
membedakan secara teliti terhadap barang-barang yang kecil dan halus membutuhkan
penerangan 300 lux, Contoh pekerjaan mesin yang teliti, pembuatan tepung, pekerjaan kantor
seperti membaca dan menulis, untuk pekerjaan yang akan membedakan barang-barang yang
sangat halus dan kontras dalam waktu yang lama dibutuhkan penerangan 500-1000 lux,
Contoh pemasangan yang halus, pekerjaan mesin yang halus, pekerjaan kayu yang halus dan
akuntan, untuk pekerjaan yang membedakan barang-barang yang sangat halus dan kurang
kontras memerlukan penerangan diatas 1000 lux, Contoh pemasangan yang elastis dan halus
(arloji), pemeriksaan yang ekstra halus, tukang las dan intan dan percobaan alat-alat yang
ekstra halus. Aktifitas atau pekerjaan manusia yang berisiko menyebabkan kelelahan mata
salah satunya adalah penggunaan komputer dalam jangka waktu yang lama akan
menimbulkan computer vision syndrome (CVS) adalah kelelahan mata yang dapat
mengakibatkan penglihatan ganda, sakit kepala, sakit punggung, penglihatan menjadi silau
terhadap cahaya dan berbagai masalah lainnya, Astenophia akibat pencahayaan kurang di
tempat kerja, jika penerangan berlebihan menimbulkan kesilauan mata dan mata mudah lelah
(Sya’ban dan Rizki, 2014).

Penyebab keluhan kelelahan mata sering terjadi karena karakteristik atau jenis
komputer dan adanya pembiasan pada mata (kelainan refraksi) pada mata pengguna
komputer, proyeksi gambar pada mata secara terus menerus dengan frekuensi cepat (refresh
rate), jarak mata saat penggunaan komputer dengan layar monitor terlalu dekat karena
seharusnya menurut Occupational Safety and Health Association (OSHA) (1997) jarak
antara mata dengan layar monitor komputer yang baik yaitu 18–24 inch atau 46–61 cm,
sedangkan jarak ideal yaitu 20 inch atau sekitar 50,80 cm, terlalu lama di depan komputer
karena perbedaan tuntutan tugas dan radiasi gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh
layar monitor, jarang mengedipkan mata ketika bekerja didepan komputer yang sedang
menyala, intensitas pencahayaan ruangan, temperatur, Indoor Air Quality (IAQ) mencakup
bahan kimia di udara, istirahat mata dan usia karena pertambahan usia mengurangi ketajaman
penglihatan mata (Setiawan, 2012). Kelelahan mata bisa terjadi jika mata difokuskan pada
objek dalam waktu lama dengan jarak ke mata yang dekat sehingga otot mata harus bekerja
lebih keras untuk memandang objek yang bergerak dalam jarak sangat dekat, terutama
disertai dengan pencahayaan yang menyilaukan mata dan ini menyebabkan mata
berakomodasi dalam jangka waktu lama mengakibatkan penurunan daya akomodasi mata
karena terjadi stress pada otot yang berfungsi untuk akomodasi yaitu korpus siliaris
membesar sehingga terjadi peningkatan asam laktat dan terjadi kelelahan mata (Wiyanti,
2015). Keluhan kelelahan mata ini tidak bersifat permanen, meningkatkan frekuensi
kesalahan saat bekerja, mengganggu konsentrasi, menambah beban kerja, kehilangan jam
kerja, dan menurunkan produktivitas kerja karyawan. Upaya pencegahan mengurangi
kelelahan mata yaitu memperhatikan jarak mata dengan layar monitor. Mata melihat benda
dalam jarak dekat, maka mata dipaksa proses akomodasi dan konvergensi. Akomodasi adalah
fase saat mata mengatur kefokusannya untuk melihat benda dari jarak tertentu sehingga
benda tersebut terlihat jelas (focus), sedangkan konvergensi merupakan gerakan refleks mata
guna menghindar dari munculnya penglihatan ganda (double vision). Oleh karena itu, jarak
pandang mata yang semakin jauh menyebabkan terjadinya iritasi mata karena proses
konvergensi dan akomodasi mata yang berlebihan. Durasi penggunaan komputer yang
optimum adalah tidak lebih dari 4 jam sehari. Durasi penggunaan komputer berhubungan
dengan kelelahan mata karena saat karyawan berinteraksi dengan komputer, otot mata
dipaksa bekerja secara terus menerus fokus sehingga mengalami ketegangan otot dan
menyebabkan kelelahan mata. Untuk mengurangi cepatnya terjadinya refraksi mata maka
perlu melakukan 3B yaitu berkedip (blink), bernafas (breath), dan beristirahat (break)
(Sya’ban dan Rizki, 2014), beristirahat selama 5 menit setelah berinteraksi dengan komputer
selama 30 menit atau beristirahat selama 10 menit setelah bekerja 1 jam (OSHA, 1997).
Aturan istirahat mata yang sering dipakai untuk bekerja di depan komputer ialah aturan 20-
20-20, setelah bekerja menggunakan komputer selama 20 menit, mengalihkan pandangan dari
layar monitor dengan melihat benda berjarak 20 kaki atau sekitar 6 meter dari kita selama 20
detik (Putri, 2018). Faktor lain yang menyebabkan keluhan kelelahan mata pada pengguna
komputer adalah kualitas visual display terminal (VDT) seperti berkedip, resolusi, dan
kekontrasan yaitu perbedaan ketajaman warna karakter (huruf) dengan warna background
layar monitor (Priliandita, 2015). Tingkat kontras yang paling ideal yaitu warna karakter
(huruf) lebih gelap sedangkan warna latar belakang lebih terang (dark letters on a light
background) (Priliandita, 2015). Upaya lain untuk mengurangi kelelahan mata yaitu
meletakkan layar monitor pada tempat yang tidak menimbulkan pantulan cahaya dari sumber
lain yang membuat mata silau, pemasangan screen filter pada layar monitor untuk
mengurangi kesilauan maupun radiasi komputer, menggunakan ukuran font ideal (standar)
dalam berkomputer yaitu 12 pt (Putri, 2018).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan
Lingkungan Kerja dan Industri, standar pencahayaan ruangan perkantoran administrasi dan
ruang kerja yang menggunakan komputer yaitu sebesar 300 lux. Sehingga untuk
pencahayaan yang berlebihan akibat tambahan cahaya dari luar kantor dapat ditanggulangi
dengan menutup tirai jendela ruangan tersebut. Penggantian lampu yang rusak ataupun telah
mati harus segera dilakukan sesuai dengan ketentuan di perusahaan seperti pengecekan
sebulan sekali atau ketika mendapat laporan dari pekerja di ruangan yang bersangkutan
bahwa terdapat lampu di ruangan mereka yang rusak ataupun mati. Pembersihan dan
pemeliharaan lampu serta luminaires perlu dilakukan minimal 6 bulan sekali (Putri, 2018).
Untuk mengendalikan kelelahan mata di tempat kerja yaitu dengan memodifikasi sistem
pencahayaan yang sudah ada serta perlu dilakukan modifikasi pekerjaan. Aplikasi modifikasi
pencahayaan seperti halnya menaikkan atau menurunkan letak lampu berdasarkan letak objek
kerja, mengganti jenis lampu yang lebih sesuai (Neon, dll), merubah posisi lampu,
mengurangi atau menambah jumlah lampu, mengganti tudung lampu dan mengganti warna
lampu. Contoh modifikasi pekerjaan misalnya membawa pekerjaan lebih dekat ke mata
sehingga benda dapat dilihat dengan jelas dan merubah posisi kerja untuk menghindari
bayang-bayang sehingga tidak menimbulkan pantulan cahaya yang dapat menyilaukan mata
(Tarwaka, 2011). Pekerjaan dengan ketelitian tinggi jika tidak diimbangi pencahayaan yang
memadai akan mengakibatkan kelelahan mata seperti pada pengrajin batik tulis dimana
tergolong sebagai pekerjaan yang memerlukan intensitas pencahayaan setempat (local) yang
memenuhi standar (Wiyanti, 2015). Menurut UNEP untuk pekerjaan pewarnaan yang
membutuhkan ketelitian tinggi (akurat), rekomendasi yang disarankan yaitu sebesar 500 lux.
Kelelahan mata pada pengrajin batik disebabkan karena pencahayaan setempat yang tidak
memenuhi standar yang menurunkan efektivitas dari instalasi penerangan akibat dinding
terbuat dari bahan batu bata dengan warna dinding awalnya cerah akan berubah menjadi
gelap seiring berjalannya waktu, langit-langit terbuat dari genteng, didominasi warna gelap
dan kondisi kotor, lantai mayoritas terbuat dari keramik dengan warna gelap dan kotor dan
daya pantul lantai yang baik harusnya memiliki nilai 20%, besar atau banyaknya cahaya dari
sumber penerangan alami dan buatan yang berbeda antara tempat yang satu dengan yang lain,
tegangan lampu sebesar 20 watt yang belum mencukupi kebutuhan intensitas pecahayaan
setempat mengingat dinding, langit-langit, dan lantai masih dalam kondisi gelap dan kotor,
kurangnya perawatan lampu yang sudah termasuk dalam kategori sedang, lambat laun akan
menjadi kotor mengingat komposisi warna yang dihasilkan lampu neon tergantung zat-zat
fluorescent yang melapisi bagian dalam lampu tersebut, masa kerja pengrajin batik dimana
pekerja yang lebih dari tiga tahun akan memiliki risiko yang lebih cepat mengalami kelelahan
mata jika dibandingkan dengan para pekerja yang masa kerjanya kurang dari atau sama
dengan tiga tahun (Wiyanti, 2015). Menurut Encyclopedia of Occupational and Safety
(1998), adanya keluhan gangguan pada mata dirasakan setelah pengrajin bekerja dengan
masa kerja lebih dari 3–4 tahun. Pengendalian untuk menanggulangi masalah pecahayaan di
tempat pengrajin batik yaitu secara teknis (peningkatan kebersihan instalasi penerangan
tempat kerja termasuk lampu, pengaturan warna dan dekorasi tempat kerja, pemanfaatan
cahaya alami semaksimal mungkin) dan secara administratif (pemeriksaan kesehatan mata
seperti pemeriksaan sebelum kerja, berkala, maupun pemeriksaan khusus).

Daftar Pustaka

Encyclopedia of Occupational and Safety. 1998. Part 1 The Body


http://www.ilocis.org/en/contilo.html (sitasi 27 April 2020).

OSHA., 1997. Working Safety with Video Display Terminal a Dozen Things You Should
Know about Eyestrain. Tersedia di: http://www.osha.gov. (diakses tanggal 25 April
2020).

Priliandita, NT., 2015. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Computer Vision
Syndrome pada Operator Komputer Warung Internet di Kelurahan Sumbersari
Kabupaten Jember. Skripsi. Jember: Universitas Jember.

Putri, Dessy Widya. (2018) ‘Hubungan Jarak Monitor, Durasi Penggunaan Komputer,
Tampilan Layar Monitor, Dan Pencahayaan Dengan Keluhan Kelelahan Mata’, The
Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 7(1), 1-10. [Online]. Available
at: https://e-journal.unair.ac.id/IJOSH/article/view/10095 (Diakses: 26 April 2020)

Setiawan, I., 2012. Analisis Hubungan Faktor Karakteristik Pekerja, Durasi Kerja, Alat Kerja,
dan Tingkat Pencahayaan dengan Keluhan Subjektif Keluhan Kelelahan Mata Pada
Pengguna Komputer di PT. Surveyor Indonesia Tahun 2012. Skripsi. Depok: Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

Suma’mur, PK., 2013. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta:
Sagung Seto.

Sya’ban, AR., Riski, IMR., 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Gejala Keluhan
Kelelahan Mata (Astenopia) Pada Karyawan Pengguna Komputer PT. Grapari
Telkomsel kota Kendari, Sembistek 2014 ibi darmajaya, 2407-6171: pp. 754-768

Tarwaka, 2011. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas.


Surakarta: UNIBA Press.

Wiyanti, Nina. (2015) ‘Hubungan Intensitas Penerangan Dengan Kelelahan Mata Pada
Pengrajin Batik Tulis’, The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health,
4(2), 144-154. [Online]. Available at: https://e-
journal.unair.ac.id/IJOSH/article/view/1745 (Diakses: 26 April 2020)

Anda mungkin juga menyukai