Pencahayaan
OVERVIEW
LINGKUNGA ANALISIS
N FISIK RESIKO
Hazard /
Pendahulua Bahaya
n
Pengertian
Risiko
Faktor yang
mempengaruh Manajemen
i lingkungan Risiko
fisik
Identifikasi
Risiko
Analisis Risiko
Pendahuluan
Pada dasarnya, manusia memiliki keterbatasan pada
kemampuan dirinya. Keterbatasan itu yang membuat manusia
bergantung pada faktor-faktor lain di luar batas kontrolnya dalam
bekerja. Padahal keterbatasan manusia itulah yang sering menjadi
faktor penentu terjadinya musibah pada sistem kerja seperti
kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan
timbulnya penyakit akibat kerja
Lingkungan kerja adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
hasil kerja manusia. Lingkungan kerja yang tidak baik akan
menimbulkan gangguan terhadap suasana kerja dan bahkan
berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.
Pemahaman yang baik dalam lingkungan kerja yang optimal
diharapkan akan meningkatkan kenyamanan dan meminimalisir
gangguan yang dapat diterima seorang pekerja dalam pekerjaannya
Beberapa hal yang mempengaruhi
Lingkungan Kerja Fisik adalah :
Temperatur
Sirkulasi
Gravitasi Udara
Faktor Kelembaban
Ketinggian
Pengaruh
Lingkungan
Warna Cahaya
Kebisingan Getaran
CAHAYA
CIE (Commission
International de
l’Eclairage) dan IES
(Illuminating
Engineers Society)
telah menerbitkan
tingkat pencahayaan
yang
direkomendasikan
untuk berbagai
pekerjaan.
7
9
10
• Pencahayaan
• perancangan pencahayaan tempat layar tampilan
ditempatkan bertujuan untuk:
• menghindarkan pengguna dari cahaya terang langsung atau
pantulannya
• memperoleh keseimbangan antara kecerahan (brightness)
layar tampilan dan kecerahan yang ada di depan pengguna
• menghindari cahaya langsung atau cahaya pantulan yang
langsung mengenai layar tampilan
• memberikan keyakinan bahwa ada pencahayaan yang cukup
untuk pekerjaan yang tidak menggunakan layar tampilan
12
Referensi
• Buku
• Dix, Alan; Finlay, Janet; Abowd, Gregory; Beale, Russell; 1998;
Human-Computer Interaction; Prentice Hall
• Preece, Jenny; Rogers, Yvonne; Sharp, Helen; Benyon, David;
Holland, Simon; Carey, Tom; 1998; Human-Computer Interaction;
Addison Wesley
• Santoso, P. Insap; 1997; Interaksi Manusia & Komputer : Teori dan
Praktek; Penerbit Andi; Jogjakarta
• Hix, D.; Hartson, H.R.; 1993; Developing User Interfaces:
Ensuring usability through product and process, John Wiley &
Sons; NY
• http://ergo.human.cornell.edu/ahtutorials/interface.html
Pengukuran Tingkat Pencahayaan
Untuk mendapatkan tingkat pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang,
maka diperlukan sistem pencahayaan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Sistem pencahayaan diruang kerja dapat dibedakan menjadi lima macam,
yaitu :
a. Pencahayaan Semi Langsung ( semi direct lighting) Sistem ini sekitar
60-90% cahaya masuk langsung diarahkan pada benda yang
memerlukan pencahayaan,sedangkan sisanya dipantulkan kembali ke
langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem
pencahayaan langsung dapat dikurangi. Seperti diketahui bahwa langit-
langit dan dinding yang dicat putih memiliki efisiensi pemantual sekitar
90%.
b. Sistem Pencahayaan Langsung ( direct lighting) Pada sistem ini 90-
100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu
pencahayaan. Sistem ini dinilai paling efektif dalam pencahayaan.
Tetapi memilki kelemahan karena dapat menimbulkan kesan silai yang
mengganggu.
c. Sistem Pecahayaan Difus ( general diffus lighting) Pada sistem ini
sekitar 40-60% cahaya diarahkan pada benda yang perlu
pencahayaan. Sedangkan sisa cahaya masuk dipantulkan kelangit-
langit dan dinding. Namun pada sistem ini masalah bayangan dan
kesilauan masih dijumpai.
d. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung ( semi indirect
lighting) Sistem ini 60-90% cahaya masuk dan diarahkan ke langit-
langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke
bawah. Pada sistem ini , bayangan tidak ada dan tingkat kesilauan
dapat dikurangi.
e. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting) Pada
sistem ini hampir 100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan
dinding bagian atas,yang selanjutnya dikembalikan ke bagian bawah
untuk memberikan pencahayaan pada ruangan (Putraprabu 2009).
Aspek dalam perencanaan
1. menentukan jumlah armature yang diperlukan pada
ruangan berdasarkan nilai intensitas yang diberikan,
2. rekomendasi pemasangan berdasarkan bentuk ruangan
Untuk itu diperlukan perhitungan dalam menentukan jumlah lampu pada ruangan
menggunakan metode utilisasi ruangan, rumusnya sebagai berikut:
Intensitas penerangan (€) dapat diketahui dengan
perhitungan :
• Faktor ruangan (k) diketahui dari data dimensi ruangan
dengan rumus :
Parameter perencanaan untuk perhitungan penerangan ruang dipengaruhi oleh dimensi ruangan,
kualitas cahaya yang disesuaikan dengan fungsi ruangan, jumlah lampu tiap armature, jenis lampu
dan warna ruangan. Dari data-data tersebut dapat diketahui jumlah armature dan pemasangannya.
Suatu contoh perencanaan penerangan ruang meeting dengan data dimensi ruangan :
A = 15 meter, B = 8 meter, H = 3.5 meter dan h = 2.5 meter
Intensitas yang dikehendaki pada ruangan sebesar 300 Lux Lampu yang dipakai adalah Osram Dulux
EL/D 2x24 Watt dari data di kardusnya memiliki 1800 lumen dan nilai efisiensi armature sebesar 0.58.
Tingkat refleksi ruangan diketahui sebagai berikut : langit-langit = 0.8 ; dinding = 0.5 dan lantai 0.3.
Factor utilitas ruangan diketahui dari table sebesar 0.91
perhitungan dimulai dengan mencari factor ruangan ( k )
K = ( A x B ) / ( h ( A + B ))
K = ( 15 x 8 ) / ( 2.5 ( 15 + 8 ))
K = ( 120 ) / ( 57.5 ) = 2
setelah itu baru dicari jumlah armature-nya ( n )
N = ( 1.25 x E x L x W ) / ( kΦ x η LB x η R )
N = ( 1.25 x 300 Lux x 15 m x 8 m ) / ( 2 x 1800 x 0.58 x 0.91 )
N = 23