Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana yang
berjudul Manajemen Biaya Lingkungan. Makalah ini berisikan tentang Deskripsi
materi dari Manajemen Biaya Lingkungan. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan pengetahuan kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kami. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Lingkungan menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan saat ini.
Banyak perusahaan yang berjuang untuk mencapai ecoefficiency yang
maksimal, dengan arti meningkatkan produksi barang dan jasa, sementara
pada saat yang sama mengurangi efek yang merusak lingkungan. Tapi
sayangnya tidak semua perusahaan mau berusaha keras untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Salah satu komponen dalam mencapai ecoefficiency
yang maksimal adalah dengan adanya pembangunan berkelanjutan
(sustainable development), yang berarti menjalankan kegiatan usaha yang
menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan dimasa kini tanpa membatasi
kemempuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka (Hansen
& Maryanne M. Mowen, 2009)
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan salah satu
upaya tanggung jawab suatu organisasi di bidang sosial. Tanggung jawab di
bidang sosial ini dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR).
Sehubungan dengan gagasan yang terkandung dalam CSR maka setiap
pemisahan yang melakukan kegiatan usaha tidak cukup hanya dihadapkan
pada kebijaan yang menganut sistem single buttom line (keuangan) tetapi
lurus berpijak pada triple buttom line (keuangan, sosial, dan lingkungan).
Dalam rangka tanggung jawab dan upaya perlindungan serta
pengelolaan lingkungan maka suatu organisasi melakukan berbagai aktivitas
yang berkaitan dengan lingkungan misalnya, dengan melakukan pengelolaan
limbah. Dengan adanya aktivitas tersebut maka timbul biaya yang disebut
biaya lingkungan.
4
3. Bagaiman model penilaian biaya siklus hidup?
4. Bagaimana akuntansi pertanggungjawaban lingkungan berbasis strategi?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Ekoefisiensi mengimplikasikan peningkatan efisiensi berasal dari
perbaikan kinerja lingkungan. ada beberapa penyebab dan sumber
insentif untuk peningkatan efisiensi, antara lain:
1. Pelanggan menginginkan produk yang lebih bersih, yaitu produk
yang diproduksi tanpa merusak lingkungan serta penggunaan dan
pembuangannya ramah lingkungan
2. Para pegawai lebih suka bekerja di perusahaan yang bertanggung
jawab terhadap lingkungan dan akan menghasilkan produktivitas
yang lebih besar, yaitu kondisi kerja yang bersih dan aman akan
menarik pekerja yang baik dan mendorong produktivitas
3. Perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan
cenderung memperoleh keuntungan eksternal, seperti biaya modal
yang lebih rendah dan tingkat asuransi yang lebih rendah
4. Kinerja lingkungan yang lebih baik dapat menghasilkan
keuntungan sosial yang signifikan, seperti keuntungan bagi
kesehatan manusia
5. Fokus pada perbaikan kinerja lingkungan membangkitkan
keinginan para manajer untuk melakukan inovasi dan mencari
peluang baru
6. Pengurangan biaya lingkungan dapat mempertahankan atau
menciptakan keunggulan bersaing
7
Permintaan Pelanggan akan Produk
yang Lebih Bersih
8
langsung dari lingkungan, seperti emis residu benda pasat, cair, atau
gas ke dalam lingkungan (misalnya: pencemaran air dan polusi udara),
atau degradasi tidak langsung seperti penggunaan bahan baku dan
energi yang tidak perlu.
Dengan demikian, biaya lingkungan dapat disebut biaya kualitas
lingkungan (invironmental quality cost). Sama halnya dengan biaya
kualitas, biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang terjadi karena
kualitas lingkungan yang buruk atau kualitas ikan yang buruk
mungkin terjadi. Jadi, biaya lingkungan berhubungan dengan kreasi,
deteksi, perbaikan dan pencegahan degradasi lingkungan. Dengan
definisi ini, biaya lingkungan dapat di klasifikasikan menjadi empat
kategori: biaya pencegahan (prevention cost), biaya deteksi (detection
cost), biaya kegagalan ingternal (internal fairul cost), dan biaya
kegagalan eksternal (external failur costs). Selanjutnya, biaya
kegagalan eksternal dapat di bagi lagi menjadi kategori yang di
realisasi dan tidak direalisasikan.
Biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention cost)
adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah
diproduksinya limbah dan/ atau sampah yang dapat merusak
lingkungan.
Contoh-contoh aktivitas pencegahan: evaluasi dan pemilihan
pemasok, evaluasi dan pemilihan alat untuk mengendalikan polusi,
desain proses dan produk untuk mengurangi atau menghapus limbah,
melatih pegawai, mempelajari dampak lingkungan, audit risiko
lingkungan, pelaksanaan peneliti lingkungan, pengembangan sistem
manajemen lungkungan, daur ulang produk, serta pemerolehan
sertivikat ISO 14001.
Biaya deteksi lingkungan (environmental detection costs) adalah
biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan bahwa
produk, proses, dan aktivitas lain di perusahaan telah memenuhi
standar lingkungan yang berlaku atau tidak. Standar lingkungan dan
prosedur yang diikuti oleh perusahaan didefinisikan dalam tiga cara:
peraturan pemerintah, standar sukarela (ISO 14001) yang di
9
kembangkan international standards 6 organization, dan kebijakan
lingkungan yang dikembangkan manajemen.
Contoh-contoh aktivitas deteksi adalah audit aktivitas lingkungan,
pemeriksaan produk dan proses (agar rumah lingkungan),
pengembangan ukuran kinerja lingkungan, pelaksanaan pengujian
pencemaran, verifikasi kinerja lingkungan dari pemasok, serta
pengukuran tingkat pencemaran.
Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal
failure costs) adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan
karena diproduksinya limbah dan sampah, tetapi tidak di buang ke
lingkungan luar. Jadi, biaya kegagalan internal terjadi untuk
menghilangkan dan mengolah limbah dan sampah ketika di produksi.
Aktivitas kegagalan internal memiliki salah satu dari dua tujuan
berikut:
• Memastikan limbah dan sampah yang diproduksi tidak di buang
ke lingkungan luar
• Mengurangi tingkat limbah yang di buang sehingga jumlahnya
tidak melewati standar lingkungan.
Contoh-contoh aktivitas kegagalan internal adalah pengoperasian
peralatan untuk mengurangi atau menghilangkan polusi, pengolahan
dan pembuangan limbah beracun, pemeliharaan peralatan polusi,
lisensi fasilitas untuk memproduksi limbah, serta daur ulang sisa
bahan.
Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental external
failure) adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah
melepas limbah atau sampah ke dalam lingkungan. Biaya kegagalan
eksternal yang direalisasi (realized external failure costs) adalah biaya
yang dialami dan dibayar oleh perusahaan. Biaya kegagalan eksternal
yang tidak direalisasikan (unrealized external failur cost) atau biaya
sosial disebabkan oleh perusahaan, tetapi dialami dan dibayar oleh
pihak-pihak di luar perusahaan. Biaya sosial lebih lanjut dapat
diklasifikan sebagai :
• Biaya yang berasal dari degradasi lingkungan
10
• Biaya yang berhubungan dengan dampak buruk terhadap properti
atau kesejahteraan masyarakat
Pada kasus-kasus tersebut biaya ditanggung oleh pihak lain, bukan
oleh perusahaan, meskipun hal tersebut disebabkan oleh perusahaan.
Dari keempat kategori biaya lingkungan, kategori kegagalan eksternal
paling merusak. Contohnya, laporan dari environmental protection
agency menunjukkan biaya pembersihan swasta, menurut
Comprehensive Enveronmental Response, Compensation, and
Liability Act tahun 1980-an telah mencapai puluhan miliar 7 dolar.
Lebih jauh, biaya pembersihan yang harus di tanggung para pembayar
pajak juga akan mencapai ratusan miliar dolar. Pembersihan limbah
perlindungam saja diperkirakan $500 miliar.
Contoh biaya kegagalan eksternal yang direlisasi adalah pembersihan
danau yang tercemar, pembersihan minyak yang tumpah, pembersihan
tanah yang tercemar, penggunaan bahan baku dan energi yang tidak
efisien, penyelesaian klaim kecelakaan pribadi dari praktik kerja yang
tidak ramah lingkungan, penyelesaian klaim kerusakan properti,
pembaruan tanah keadaan alaminya, dan hilangnya penjualan karena
reputasi lingkungan yang buruk.
Contoh biaya sosial mencakup perawatan medis karena udara yang
terpolusi (kesejahteraan individu), hilangnya kegunaan danau sebagai
tempat rekreasi karena pencemaran (degradasi), hilangnya lapangan
pekerjaan karena pencemaran (kesejahteraan individual), dan rusaknya
ekosistem karena pembuangan sampah padat (degradasi).
11
1. Dampak biaya lingkunga terhadap profitabilitas perusahaan
2. Jumlah relatif yang dihabiskan untuk setiap kategori
12
2. Penghindaran biaya mengacu pada penghematan berjalan yang
dihasilkan di tahun-tahun sebelumnya
3. Penghematan mengacu pada pengurangan biaya lingkungan yang
dicapai tahun ini
Dengan membandingkan keuntungan yang didapat dengan biaya
lingkungan yang terjadi pada periode tertentu, suatu laporan keuangan
lingkungan dapat disusun. Manajer dapat menggunakan laporan
tersebut untuk menilai kemajuan (keuntungan yang dihasilkan) dan
potensi kemajuan (biaya lingkungan). Laporan keuangan lingkungan
juga dapat menjadi bagian dari laporan kemajuan lingkungan yang
disediakan bagi pihak pemegang saham setiap tahunnya.
Pengurangan biaya yang ditunjukkan adalah jumlah penghematan saat
ini ditambah dengan penghindaran biaya lingkungan karena tindakan
lingkungan pada periode sebelumnya. Keuntungan yang dilaporkan
menunjukkan kemajuan yang baik, tetapi biayanya masih hampir tiga
kali lebih besar daripada keuntungannya. Hal tersebut menunjukkan
perbaikan lebih lanjur masih sangat dibutuhkan.
13
Thamus Corporation
Laporan Keuangan Lingkungan
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2008
Keuntungan lingkungan:
Pengurangan biaya, pencemaran $ 3.000.000
Pengurangan biaya, pembuangan limbah yang berbahaya 4.000.000
Pemasukan daur ulang 2.000.000
Pengurangan biaya pengemasan 1.000.000
Total keuntungan lingkungan $ 11.500.000
Biaya lingkungan:
Biaya pencegahan $ 2.800.000
Biaya deteksi 3.200.000
Biaya kegagalan internal 6.000.000
Biaya kegagalan eksternal 18.000.000
Total biaya lingkungan $ 30.000.000
14
produk individual. Jadi, penghitungan biaya privat membebankan
biaya lingkungan yang disebabkan oleh proses internal organisasi
pada produk. Penghitungan biaya privat mungkin merupakan titik
awal yang baik bagi banyak perusahaan. Biaya privat dapat
dibebankan dengan menggunakan data yang dihasilkan di dalam
perusahaan. Biaya penuh memerlukan pengumpulan data yang
dihasilkan di luar perusahaan dari pihak ketiga. Ketika perusahaan
mulai berpengalaman dengan penghitungan biaya lingkungan,
pembebanan biaya produk mungkin dapat diperluas dan
mengimplementasikan pendekatan yang disebut penilaian biaya siklus
hidup (life-cycle cost assessment) Hal tersebut akan dijelaskan pada
bagian selanjutnya dari bab ini.
Pembebanan biaya lingkungan pada produk dapat menghasilkan
informasi manajerial yang bermanfaat. Contohnya, mungkin dapat
diketahui bahwa suatu produk tertentu lebih bertanggung jawab atas
limbah beracun daripada produk lainnya. Informasi ini dapat
mengarah pada desain produk dan proses alternatif yang lebih efisien
dan ramah lingkungan. Dengan membebankan biaya lingkungan
secara tepat, dapat diketahui apakah suatu produk menguntungkan
atau tidak. Jika tidak menguntungkan, produk tersebut dapat
dihentikan untuk mencapai perbaikan yang signifikan dalam kinerja
lingkungan dan efisiensi ekonomi. Peluang perbaikan tersedia luas,
tetapi pengetahuan mengenai biaya produk lingkungan merupakan
kuncinya. Oleh sebab itu, biaya lingkungan perlu dibebankan secara
akurat.
17
Membuang limbah beracun 0,10 1,75
Menggunakan bahan baku secara berlebihan 0,08 0,25
Biaya lingkungan per unit $0,78 $3,80
Biaya manufaktur lainnya (non lingkungan) 9,02 16,20
Biaya unit $9,80 $20,00
Unit yang diproduksi 100.000 100.000
Tampilan 17-5. Penghitungan Biaya Lingkungan ABC
19
yang dikonsumsi, dan pelepasan ke lingkungan yang berasal dari
manufaktur produk.
Penilaian siklus hidup didefinisikan oleh tiga tahapan formal :
1. Analisis persediaan (inventory analysis): memberikan perincian
bahan baku, energi, dan pelepasan ke lingkungan dari suatu
produk.
2. Analisis dampak (impact analysis): menilai pengaruh lingkungan
dari beberapa desain dan memberikan peringkat relatif/penilaian
biaya dari pengaruh-pengaruh tersebut.
3. Analisis perbaikan (improvement analysis): bertujuan untuk
mengurangi dampak lingkungan yang ditunjukkan oleh analisis
persediaan dan dampak.
22
Massa ke tanah (g) 10,1 11,5
Lapuk secara alami Ya tidak
Tampilan 17-7. Analisis Persediaan
23
merupakan hal terpisah meskipun tetap menjadi isu penting. Sebagian
besar biaya adalah biaya sosial dan pengukurannya menjadi lebih
sulit. Penggunaan pendekatan perhitungan biaya privat juga
dimungkinkan untuk daur ulang dan pembuangan.
Sebagai contoh, anggaplah biaya lingkungan per unit berikut ini telah
ditentukan untuk kedua cangkir tersebut.
24
adalah perspektif kelima dari dari kerangka kerja Balanced
Scorecard.Pencetus Balanced Scorecard menyebutkan contoh khusus di
mana perusahaan menambahkan perspektif lingkungan ke dalam Balanced
Scorecard mereka. “ Jika suatu pihak menerima paradigma ekoefisiensi,
maka perspektif lingkungan dapat diterima karena perbaikan kinerja
lingkungan dapat menjadi sumber dari keunggulan bersaing (kriteria untuk
sebuah perspektif akan dimasukkan). Sistem manajemen lingkungan berbasis
strategi (strategic-based environmental system) menyediakan kerangka kerja
operasional untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Sebagai contohnya,
perspektif lingkungan perlu dihubungkan dengan perspektif prosesuntuk
memperbaiki kinerja lingkungan. Pengetahuan mengenai akar penyebab dari
aktivitas lingkungan merupakan dasar untuk setiap perubahan desain proses
yang dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Jadi, kerangka kerja
Balanced Scorecard menyediakan tujuan dan ukuran terpadu untuk mencapai
keseluruhan tujuan dari perbaikan kinerja lingkungan.
Ada dua tema lingkungan yang terkait dengan bahan baku dan energi
(tiga tujuan inti yang pertama). Pertama, energi atau bahan baku yang
digunakan tidak melebihi energ atau bahan baku yang dibutuhkan (isu
konservasi). Kedua, harus dicari sarana untuk menghilangkan
penggunaan bahan baku atau energi yang merusak lingkungan (isu zat
berbahaya). Ukuran kinerja harus mencerminkan kedua tema ini. Jadi,
ukuran-ukuran yang memungkinkan adalah berapa jumlah kuantitas
25
total dan per unit dari berbagai bahan baku dan energi (misalnya: berat
bahan kimia beracun yang digunakan), ukuran produktivitas
(output/bahan baku, output/energi), dan biaya bahan (energi)
berbahaya yang dinyatakan sebagai persentase total biaya bahan baku.
Tujuan inti yang keempat dapat direalisasikan dalam salah satu dari
dua cara berikut: (1) menggunakan teknologi dan metode untuk
mencegah pelepasan residu ketika diproduksi, dan (2) menghindari
produksi residu dengan mengientifikasi penyebab dasar serta
mendesain ulang produk dan proses untuk menghilangkan penyebab-
penyebabnya. Dari kedua metode tersebut, metode yang kedua lebih
disukai. Metode pertama mirip dengan pemerolehan kualitas produk
melalui pemeriksaan dan pengerjaan ulang (memeriksa kualitas).
Pengalaman dalam manajemen kualitas telah menunjukkan
pendekatan ini lebih mahal daripada melakukan dengan benar pada
saat pertama. Hasil ini sama dengan pengendalian residu saat
diproduksi. Lebih asuk akal untuk menghindari residu daripada
melakukannya ketika residu telah diproduksi. Ukuran kinerja untuk
tujuan ini mencakup berat limbah beracun yang diproduksi, volume
pembuangan cairan, jumlah gas rumah kaca yang diproduksi, dan
persentase pengurangan bahan baku pengemasan.
Tujuan kelima menekankan konservasi sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui melalui penggunaan kembali. Daur ulang mengurangi
permintaan untuk ekstraksi tambahan bahan baku. Daur ulang juga
mnegurangi degradasi lingkungan degan megurangi pembuangan
sampah oleh pemakai akhir. Ukurannya mencakup berat bahan bbaku
yang didaur ulang, jumlah bahan baku yang berbeda-beda (semakin
sedikit, semakin baik), jumlah komponen yang berbeda-beda (semakin
sedikit, semakin baik untuk daur ulang), persentase unit yang dibuat
ulang, dan energi yang diproduksi dari pembakaran.
26
Tujuan Ukuran
Meminimalkan penggunaan bahan Jenis dan jumlah (total dan per unit)
berbahaya Persentase total biaya bahan baku
Ukuran produktivitas (output/input)
Meminimalkan penggunaan bahan baku Jenis dan jumlah (total dan per unit)
atau bahan yang masih asli Ukuran produktivitas (output/input)
Meminimalkan kebutuhan energi Jenis dan jumlah (total dan per unit)
Ukuran produktivitas (output/input)
Meminimalkan pelepasan residu Berat limbah beracun yang diproduksi
Volume pembuangan cairan
Jumlah gas rumah kaca yang diproduksi
Persentase pengurangan bahan baku
pengemasan
Memaksimalkan peluang untuk daur Berat bahan baku yang didaur ulang
ulang Jumlah komponen yang berbeda-beda
Persentase unit yang dibuat ulang
Energi yang diproduksi dari pembakaran
Tampilan 17-8 Tujuan dan Ukuran Perspektif Lingkungan
27
semua aktivitas yang gagal harus ditandai sebagai kegiatan tidak
bernilai tambah. Penggunaan paradigma ekoefisiensi
mengimplikasikan selalu ada aktivitas yang dapat menghindari
degradasi lingkungan secara secara simultan dan menghasilkan
keadaan efisiensi ekonomi yang lebih baik daripada keadaan sekarang.
Aktivitas yang gagal bukanlah satu-satunya aktivitas yang tidak
bernilai tambah. Aktivitas deteksi seperti pemeriksaan juga
merupakan aktivitas tidak bernilai tambah.
Biaya lingkungan tidak bernilai tambah adalah biaya dari aktivitas
tidak bernilai tambah. Biaya ini mewakili keuntungan yang dapat
ditangkap dengan cara memperbaiki kinerja lingkungan. Kunci uuntuk
menangkap keuntungan ini adalah mengidentifikasi akar penyebab
aktivitas yang tidak bernilai tambah, kemudian mendesain ulang
produk dan proses untuk meminimalkan dan akhirnya menghilangkan
aktivitas yang tidak bernilai tambah tersebut.
Desain untuk Lingkungan. Pendekatan desain khusus ini disebut
desain untuk lingkungan (design for the environment). Desain ini
menyentuh produk, proses, bahan baku, energi, dan daur ulang.
Dengan kata lain, keseluruhan daur hidup produk dan pengaruhnya
terhadap lingkungan harus dipertimbangkan. Sebagai contoh, proses
manufaktur adalah sumber langsung dari berbagai residu padat, cair,
dan gas. Residu ini banyak dilepaskan ke lingkungan. Desain ulang
suatu proses dapat menghilangkan produksi residu tersebut. Desain
produk juga dapat mengurangi degradasi lingkungan. Contohnya,
Eastman Kodak telah mendesain kamera khususnya untuk
memfasilitasi duar ulang. Kamera tersebut memiliki komponen yang
diberi kode dengan warna. Komponen tersebut dapat dipisahkan dan
digunakan untuk membuat kamera baru. Sekitar 86% dari setiap
kamera baru dibuat dari bahan daur ulang. Sebanyak 5.000.000 unit
diperkirakan telah didaur ulang sejak produk tersebut dipasarkan
dengan total sekitar 700.000 ton bahan baku.
Ukuran Keuangan. Perbaikan lingkungan harus menghasilkan
keuntungan keuangan yang signifikan. Hal ini berarti perusahaan telah
mencapai trade-off yang menguntungkan antara aktivitas yang gagal
28
dan aktivitas pencegahan. Jika keputusan ekoefisien dibaut, maka total
biaya lingkungan harus terhapus bersamaan dengan perbaikan kinerja
lingkungan. Jadi, tren biaya lingkungan merupakan ukuran kinerja
yang penting. Satu kemungkinan adalah mempersiapkan laporan biaya
lingkungan yang tidak bernilai tambah dari periode berjalan dan
membandingkannya dengan periode sebelumnya. Contoh laporan
seperti ini ditunjukkan pada Tampilan 17-9. Kita perlu berhati-hati
dalam mengukur biaya dan tren. Pengurangan biaya harus terkait
dengan perbaikan lingkungan da bukan sekedar menghilangkan
kewajiban terhadap ingkungan. Jadi, biaya kegagalan eksternal harus
mencerminkan kewajiban tahunan rata-rata yang berasal dari efisiensi
lingkungan saat ini. Oleh sebab itu, biaya pembersihan polusi air pada
tahun 2005 merupakan biaya tahunan yang diharapkan dengan
menganggap kinerja lingkungan saat ini tetap sama. Biaya
pembersihan sebesar $900.000, misalnya, dapat menjadi jumlah
tahunan yang harus disisihkan untuk mendapatkan dana total yang
dibutuhkan untuk melakukan pembersihan lima tahun dari sekarang.
Karena tindakan diambil untuk memperbaiki kinerja lingkungan,
jumlah pembersihan di masa depan dapat terhapus sehingga
mengurangi jumlah tahunan menjadi $700.000. Dengan demikian, tren
perbaikan sebesar $200.000 berhubungan dengan perbaikan kinerja
lingkungan.
Kemungkinan lainnya adalah menghitung biaya ingkungan total
sebagai persentase penjualan dan menelusuri nilai ini selama beberapa
periode. Tampilan 17-10 mengilustrasikan grafik tren semacam ini.
Grafik ini mennarik karena menelusuri semua biaya lingkungan dan
bukan hanya biaya lingkungan yang tidak berniali tambah. Jika
keputusan ekoefisien dibuat, kita perlu mengamati pengurangan total
biaya lingkungan. Hal ini berarti terdapat trade-off yang
menguntungkan antara investasi untuk aktivitas pencegahan yang
berhubungan dengan lingkungan dan pengurangan biaya kegagalan
lingkungan. Trennya harus mengarah ke bawah, sejalan dengan
dibuatnya investasi ekoefisien.
29
Tahun
Aktivitas Lingkungan Tidak Bernilai Tambah
2008 2007
$
Proses pemeriksaan 200.000 $ 240.000
Pengoperasian peralatan polusi 350.000 400.000
Pemeliharaan peralatan polusi 200.000 200.000
Pembersihan polusi air 700.000 900.000
Klaim kerusakan properti 300.000 400.000
Total $1.750.000 $2.140.000
Tampilan 17-9 Tren Biaya Tidak Berniali Tambah: Biaya Lingkungan
30
Emisi CFC
100
80
60
Jumlah yang dilepaskan
40 (dalam pon)
20
0
2005 2006 2007 2008
Dibakar 35,0 %
Dikubur 20,0%
Diolah 15,0%
31
mengurangi emisi semua jenis residu yang mencemari lingkungan.
Presiden direktur perusahaan senang mendengar laporan kesuksesan
tersebut, tetapi menginginkan suatu penilaian konsekuensi keuangan
dari perbaikan lingkungan tersebut. Untuk memenuhi permintaan ini,
data keuangan untuk tahun 2007 dan 2008 diikumpulkan dan disajikan
sebagai berikut (semua perubahan biaya merupakan hasil dari
perbaikan lingkungan).
2007 2008
Penjualan $ 20.000.000 $ 20.000.000
Mengevaluasi dan memilih produk 0 600.000
Mengolah dan membuang bahan beracun 1.200.000 800.000
Proses pemeriksaan (tujuan lingkungan) 200.000 300.000
Restorasi tanah (kontribusi dana tahunan) 1.600.000 1.200.000
Memelihara peralatan polusi 400.000 300.000
Meguji pencemar lingkungan 150.000 100.000
Diminta
1. Klasifikasikan biaya-biaya tersebut sebagai biaya pencegahan,
deteksi, kegagalan internal, ataupun kegagalan eksternal !
2. Buatlah laporan biaya lingkungan untuk tahun terakhir! Nyatakan
biaya-biaya sebagai persentase penjualan (bukan biaya
operasional).
Solusi
1. Biaya pencegahan : evaluasi dan pemilihan pemasok,
Biaya deteksi : pengujian pencemar lingkungan dan proses
pemeriksaan,
Kegagalan internal : pemeliharaan peralatan polusi serta
pengolahan dan pembuangan bahan beracun,
Kegagalan eksternal : restorasi tanah.
32
2.
Biaya deteksi :
Proses pemeriksaan $ 300.000
Menguji pencemar lingkungan 100.000
$ 400.000 2,00
Biaya kegagalan internal :
Mengolah dan membuang bahan beracun $ 800.000
Memelihara peralatan polusi 300.000
$ 1.100.000 5,50
Biaya kegagalan eksternal :
Restorasi tanah $ 1.200.000 6,00
Total biaya lingkungan $ 3.300.000 16,50 %
33
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Manajemen biaya sangatlah penting perannya dalam perusahaan,
organisasi maupun pemerintahan non laba berupa informasi keungan tentang
biaya dan pendapatan maupun informasi non keuangan yang relevan yaitu
produktivitas, kualitasdan faktor kunci sukses lainnya untuk perusahaan.
Fokus utama informasi manajemen biaya adalah kemanfaatan dan ketepatan
waktu.
3.2.Saran
Pada saat pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan/ kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan makalah
dalam kesimpulan diatas.
34
DAFTAR PUSTAKA
35