Anda di halaman 1dari 4

Pertanyaan dari Hilda Safitri (1910313220063) :

Bukti audit merupakan penting dalam setiap informasi yang digunakan oleh auditor
untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan. Informasi tersebut biasanya sangat bervariasi sesuai kemampuannya dalam
meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Bukti audit juga
sangat penting dalam pengambilan keputusan. Nah boleh kah jelaskan apasaja keputusan
bukti audit tersebut?

Dijawab oleh Wanda Norwahidatul Munawaroh (1910313220001) :


Sumber : http://spi.upi.edu/2019/05/30/bukti-audit/ (Artikel)
Keputusan penting yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah
bukti audit yang tepat, yang diperlukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar. Ada empat keputusan mengenai bukti apa yang harus dikumpulkan
dan berapa banyak:
1. Prosedur audit yang akan digunakan
Prosedur audit adalah rincian instruksi yang menjelaskan bukti audit yang harus
diperoleh selama dibuat oleh auditor pada setiap prosedur audit.
2. Berapa ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur tersebut
Setelah memilih prosedur audit, auditor dapat mengubah ukuran sampel dari hanya
satu hingga semua item dalam populasi yang sedang diuji. Keputusan tentang berapa
banyak item yang akan diuji harus dibuat oleh auditor pada setiap prosedur audit.Ukuran
sampel untuk setiap prosedur mungkin akan berbeda antara satu audit dengan lainnya,
tergantung pada karakteristik klien seperti luas pengendalian yang terotomasi dan
tingkat assurance yang diperlukan dari prosedur.
3. Item-item mana yang akan dipilih dari populasi
Setelah menentukan ukuran sampel untuk suatu prosedur audit, auditor harus
memutuskan item-item mana dalam populasi yang akan diuji. Sebagai contoh, jika
auditor memutuskan memilih 50 cek yang dibatalkan dari populasi sebesar 5.000 untuk
dibandingkan dengan jurnal pengeluaran kas, beberapa metode berbeda dapat digunakan
untuk memilih cek-cek tertentu yang akan diperiksa. Auditor dapat memilih suatu
minggu dan memeriksa 50 cek pertama, memilih 50 cek yang bernilai besar, memilih
cek-cek tersebut secara acak, memilih cek-cek yang menurut auditor paling mungkin
mengandung kekeliruan, atau dapat menggunakan kombinasi dari berbagai metode
tersebut.
4. Kapan melaksanakan prosedur tersebut
Lamanya audit atas laporan keuangan biasanya mencakup suatu periode seperti satu
tahun. Waktu pelaksanaan prosedur audit dapat bervariasi dari awal periode akuntansi
hingga berakhirnya periode akuntansi itu. Keputusan penetapan waktu audit, sebagian,
dipengaruhi oleh kapan klien menginginkan agar audit itu diselesaikan. Dalam audit atas
laporan keuangan, biasanya klien menginginkan agar audit diselesaikan antara satu
hingga tiga bulan setelah akhir tahun. Saat ini SEC mengharuskan semua perusahaan
publik untuk menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit kepada SEC dalam
waktu 60 sampai 90 hari sesudah akhir tahun fiskal perusahaan, tergantung pada ukuran
perusahaan itu. Namun demikian, penetapan waktu juga dipengaruhi oleh kapan auditor
merasa yakin bukti audit akan paling efektif dan kapan staf audit tersedia.

Pertanyaan dari Mayra Shafira (1910313220042) :


Apa saja pertimbangan utama yang mempengaruhi auditor dalam mengumpulkan
bukti untuk mencapai tujuan audit secara keseluruhan?

Dijawab oleh Wanda Norwahidatul Munawaroh (1910313220001) :


Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/220280-pengaruh-pengalaman-dan-
pertimbangan-pro.pdf (Jurnal)
Keputusan auditor dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu pengalaman auditor dalam melakukan tugas audit serta pertimbangan
profesionalnya. Jadi disini saya akan sedikit menjelaskan mengenai pengalaman auditor.
Pengalaman auditor
Terdapat beberapa alasan mengapa pengalaman audit mempengaruhi ketepatan
penilaian auditor terhadap bahan bukti yang diperlukan. Pengalaman menumbuhkan
kemampuan auditor untuk mengolah informasi, membuat perbandingan-perbandingan mental
berbagai solusi alternatif dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan. Auditor yang
belum berpengalaman tidak memiliki kemampuan seperti itu. Dengan pengalaman audit
mereka, auditor mengembangkan struktur memori yang luas dan kompleks yang membentuk
kumpulan informasi yang dibutuhkan dalam membuat keputusan-keputusan (Libby, 1995).
Jadi, penilaian sangat bergantung pada pengetahuan karena informasi yang
dibutuhkan untuk menjalankan tugas-tugas berasal dari dalam memori. Oleh karena itu
kesesuaian antara informasi dalam ingatan dengan kebutuhan tugas mempengaruhi hasil-hasil
penialainnya (Federick & Libby, 1990). Auditor yang kurang pengalaman belum memiliki
struktur memori seperti ini sehingga mereka tidak mampu memberikan respon yang
memadai.
Akibatnya penialaian-penialaian mereka kalah akurat dibandingkan dengan auditor-
auditor yang berpengalaman. Pengalaman dapat menghailkan struktur dalam proses penilaian
auditor. Struktur-struktur ini adalah dasar dari pengambilan keputusan dengan
menginterpretasikan arti dan implikasi informasi-informasi spesifik (Gibbins, 1984).
Struktur-struktur ini menentukan seleksi auditor, memahami dan bereaksi terhadap ruang
lingkup tugas. Di samping itu, pengalaman juga mempengaruhi penyeleksian dan
pembobotan nilai-nilai petunjuk informasi yang ada (Bonner, 1990). Saat auditor junior
mengerjakan suatu tugas audit, ia belum memiliki struktur memori yang relevan untuk dapat
memeriksa dan memilah dengan memadai informasi-informasi yang relevan dengan tugas-
tugas yang dikerjakannya. Selain itu, ia juga belum dapat menganalisa dan mengintegrasikan
informasi pada suatu tingkatan yang lebih dari hanya sekedar fitur-fitur permukaan tugasnya
saja. Akibatnya muncul hasil-hasil penilaian yang kontradiktif. Sebaliknya, auditor yang
berpengalaman memiliki struktur memori yang sangat berguna untuk membantu mereka
dalam mengolah informasi pada tingkat yang lebih abstrak sehingga dapat meminimalkan
hasil-hasil penilaian yang kontradiktif tersebut. Dengan struktur pengetahuan yang
dimilikinya, auditor berpengalaman dapat mengidentifikasi petunjuk-petunjuk informasi
tertentu mana yang harus dipilih untuk menyimpulkan penilaian-penilaian mereka (Bonner,
1990). Konsekuensi dari kemampuan ini adalah ketepatan penilaian yang lebih baik.

Pertanyaan dari Wanda Norwahidatul Munawaroh (1910313220001) ke audience :


Bagaimana cara dalam menjaga kecukupan kertas kerja untuk mengupayakan kertas
kerja yang baik dan benar?

Dijawab oleh Putri Maulida Sarie (1910313220086) :


Kertas kerja sebaiknya diusahakan tidak ada hal-hal yang tertinggal. Tidak ada
pertanyaan yang diajukan yang dibiarkan tak terjawab. Jika tersedia ruang referensi silang,
maka harus diisi. Jika timbul pertanyaan, maka harus dijawab atau alasan untuk tidak
menjawabnya harus diberikan.
Auditor harus menyimpan daftar “yang akan dikerjakan” di kertas kerja mereka.
Pada daftar ini mereka bisa menuliskan hal-hal yang masih harus dilakukan, pemikiran baru
yang layak dipertimbangkan, dan hal-hal lain yang tidak secara khusus ditetapkan di program
audit tetapi memerlukan tindakan audit. Kemudian, hal-hal yang ada di daftar “ masih harus
dikerjakan” harus dilakukan atau kalau tidak berikan komentar dan beri referensi. Daftar
“yang akan dikerjakan” menjadi bagian dari dokumen kertas kerja.
Setiap kali penyelia menelaah kertas kerja, mereka harus memberi tanggal dan
mencatat catatan penelaahan atau pertanyaan mereka, sebaiknya di sisi kiri kertas kerja yang
baru. Auditor harus menjawab setiap catatan, mencatat jawaban mereka pada sisi lain kertas.
Daftar “yang akan dikerjakan” milik penyelia dan catatan tersebut juga menjadi bagian dari
kertas kerja auditor.

Pertanyaan dari Wanda Norwahidatul Munawaroh (1910313220001) ke audience :


Apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya keraguan dalam bukti audit mengenai
keandalan bukti tersebut?

Dijawab oleh Adinda Cita Rizki Yulia Yustika (1910313120044) :


Ada dua hal yang menyebabkan terjadinya keraguan dalam bukti audit mengenai
keandalan bukti itu sendiri :
 Bukti audit yg diperoleh dari satu sumber berbeda atau tdk konsisten dengan bukti dari
sumber-sumber lain,
 Auditor meragukan keandalan informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit, audit
wajib memodifikasi atau menambah prosedur auditor yang diperlukan utk menyelesaikan
masalahnya, dan auditor juga wajib dalam menyelesaikan masalahnya serta auditir juga
wajib mempertimbangkan dampaknya.

Anda mungkin juga menyukai