Anda di halaman 1dari 11

ALASAN MANUSIA SEBAGAI

MAHKLUK BUDAYA

Dosen : Drs. H. ISKANDAR FAUZI, M. Pd.

NAMA : RENNI SENDIKA GINTING

NIM : 193010501013

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

TAHUN 2020
1. Kenapa Manusia Disebut Sebagai Makhluk Budaya
Dalam jiwa manusia terdapat keindahan yang melekat secara utuh, naluri yang tertanamakan
budaya ataupun kebudayaan, segala bentuk yang membuat manusia itu hidup tertata
dalammasyarakat adalah budaya itu sendiri yang dimana setiap manusia wajib melestarikan
budaya demikesejahteraan dalam hidup bermasyarakat. Dengan melestarikan budaya
nasional, warga Indonesiamampu mencerminkan jati diri bangsa Indonesia yang bersumber
terhadap keselarasan jiwa setiapmasyarakatnya, untuk itulah manusia yang ideal harus
menganggap budaya sebuah hal yangintens.Dari berbagai definisi budaya yang terbilang
banyak, dapat diperoleh pengertian mengenaikebudayaan adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ideatau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yangdiciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata
(konkrit), misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,religi, seni,
dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
2. Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
 ManusiasebagaimakhlukindividuIndividu berasal dari bahasa latin, individuum yang
artinya tak terbagi.Manusialahirmerupakansebagaimakhlukindividual yang
bermaknatidakterbagiatautidakterpisahantara jiwadan
raga.Dalamperkembanganya,manusiasebagaimakhlukindividutidakhanyabermaknak
esatuanjiwadanraga,tetapiakanmenjadiyang khasdengancorakkepribadiannya.
Artinyakepribadianseseorangindividuberbedadenganindividulainnya,
walaupunsaudarakembar.Sebagaiindividu,
manusiamengalamipertumbuhan(secarafisik)
danperkembangan(secaramental/psikologis).
Ada3 (tiga) pandanganmengenaipertumbuhandanperkembangantersebutyakni:1.
Pandangannativistikyang menyatakanpertum-
buhanditentukanatasdasarfaktorindividusendiri, termasukkemiripandenganorangtua-)
bakatdanpotensi2.
Pandanganempiristikmenyatakanpertumbuhandidasarkanatasfaktorlingkungan,
dariluarindividu, lingkunganfisikdansosial.3.
Pandangankonvergensimenyatakanpertumbuhandipengaruhiatasdasarindividudanling
kungan.

 ManusiasebagaiMakhlukSosialSebagaimakhlukindividumanusiajugatidakmampuhid
upsendiriartinyamanusiajugaharushidupbermasyarakat.Manusiadikatakansebagaima
khluksosialkarena:1. Butuhoranglain dalampemenuhankebutuhandasar/biologis2.
Prilakunyadipengaruhioranglain -)
Iaharustundukpadanormadankeinginanmendapatpujianatauresponoranglain3.
Adanyakebutuhanuntukberhubungandenganoranglain, kebutuhansosial,
untukhidupberkelompok.
“Dosen adalah pelita bagi mahasiswa dan penuntun
mahasiswa ke masa depan dan bapak adalah dosen yang
sangat baik dan pengertian kepada mahasiswanya”
PENGERTIAN KEBUDAYAAN ATAU

BUDAYA

Dosen : Drs. H. ISKANDAR FAUZI, M. Pd.

NAMA : RENNI SENDIKA GINTING

NIM : 193010501013

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
TAHUN 2020

Pengertian Kebudayaan dan Budaya

 Ki Hajar Dewantara.

Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua
pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia
untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai.

 Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi. 

Kebudayaan adalah semua hasil karya rasa dan cipta masyarakat. Contoh hasil karya
masyarakat adalah teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah
(material culture) yang diperlukan manusia untuk mengusai alam sekitarnya.

 Koentjaraningrat

Menurut beliau, kebudayaan merupakan keseluruhan perilaku dari manuasia dan hasil
yang diperoleh melalui proses belajar dan segalanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat.
“Dosen adalah pelita bagi mahasiswa dan penuntun
mahasiswa ke masa depan dan bapak adalah dosen yang
sangat baik dan pengertian kepada mahasiswanya”
DAMPAK CORONA DI BIDANG SOSIAL

Dosen : Drs. H. ISKANDAR FAUZI, M. Pd.

NAMA : RENNI SENDIKA GINTING

NIM : 193010501013

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

TAHUN 2020
AWAL tahun  2020 seluruh dunia terguncang oleh suatu penyakit mematikan yang
disebabkan oleh virus. Virus itu bernama corona atau Covid-19.

Menurut Ketua WHO, Tedros Adhanom  Ghebreyesus dalam suatu pertemuan di Jenewa
seperti dikutip AFP, Selasa (11/2/2020), “Covid-19”  merupakan singkatan dari ‘Co’ yang
artinya ‘Corona’, ‘Vi’ yaitu ‘virus’, dan “d” untuk ‘disease’ artinya penyakit, sedangkan
“19”  adalah tahun penemuannya  di Kota Wuhan, Cina, pada 31 Desember 2019.

Menurut beberapa referensi,  virus corona atau Covid-19 menyerang sistem pernapasan
manusia. Mungkin kita pun masih ingat pada kerabat virus ini beberapa tahun lalu sebagai
penyebab SARS dan MERS yang dinyatakan berasal dari hewan, lalu menular ke manusia.

Virus corona ini tergolong sadis karena dapat mematikan atau dapat menyebabkan luka
permanen pada paru-paru pasien yang sudah terinfeksi dan sembuh. Secara umum bila ada
yang  mengalami  demam, flu, batuk, dan sesak napas dalam batas waktu tertentu ini adalah
suatu gejala penyakit Covid-19, maka harus ada kewaspadaan dan kerja sama yang baik
dengan keluarga atau rekan kerja selama beraktivitas di dalam rumah, di ruang kerja, dan di
dalam lingkungan masyarakat.  

Keberadaan Covid-19 yang mematikan ini telah banyak menyita perhatian dunia. Ada yang
menanganinya dengan sangat serius, ada pula yang seolah-olah tak mau tahu, tapi karena hari
demi hari penyebarannya semakin banyak, maka langkah konkret yang harus ditempuh
sebagai antisipasi adalah membangun kerja sama yang baik dengan keluarga, rekan kerja, dan
pihak pihak terkait.

Penyakit Covid-19 telah menggerakkan para kepala negara untuk cepat tanggap dan peduli
atas keselamatan rakyatnya. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai pengumuman untuk
meliburkan sekolah, meniadakan kuliah tatap muka, larangan terlibat dalam keramaian,
termasuk larangan ke luar negeri, baik untuk umrah, rekreasi, ataupun hanya untuk
kunjungan biasa.

Peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentu sangat berpengaruh
terhadap segala sektor, termasuk perekonomian dan kehidupan sosial dalam masyarakat.
Berdasarkan informasi di media ini beberapa hari lalu bahwa lebih kurang 50 juta orang
terancam kehilangan pekerjaan akibat dampak dari pandemi virus corona (Covid-19), sulit
untuk dibayangkan bila terjadi pengangguran maka masalah sosial akan terus bermunculan.
Namun, semua itu perlu digarisbawahi bahwa apa pun yang dilakukan pemerintah adalah
sebagai bentuk kepedulian terhadap rakyatnya, karena mencegah itu lebih baik daripada
mengobati.

Selain itu, dampak pengaruh virus corona (Covid-19)  dalam kehidupan sosial masyarakat,  di
antaranya adalah timbulnya rasa curiga dan hilangnya kepercayaan terhadap orang-orang
yang ada di seputaran kita atau yang baru kita kenal. Sebagai contoh pada saat kita membeli
makanan, baik di warung yang berlabel maupun kaki lima kita pasti akan mencari tahu
apakah bersih atau tidak.  Apakah pelayan ada bersentuhan dengan orang yang terjangkit
virus atau tidak, adakah petugas atau pelayan yang mencuci tangan pada saat mengolah atau
memproses makanan yang kita pesan atau tidak, sehingga timbul keraguan.

Pada saat kita berbicang atau berjumpa baik di lingkungan kantor maupun di lingkungan
rumah dan dengan masyarakat setempat kita pun enggan berjabat tangan, meskipun mereka
adalah orang tua, sebagaimana yang kita ajarkan kepada anak-anak kita untuk selalu
menghormati yang lebih tua. Namun, situasi saat ini mengharuskan kita untuk menghindari
berjabat tangan dan harus menjaga jarak ± 2 meter bila ingin berbicara dengan orang lain,
apalagi orang yang tidak kita kenal.

Untuk mematuhi imbauan dalam pertemuan atau rapat mengharuskan kita memakai
masker, tapi di sisi lain ada juga yang tidak menggunakan masker, bahkan batuk
sembarangan, hal ini tentu menimbulkan kecurigaan, kita pun terkadang cepat menghindar.
Masalah ini tentu akan membuat yang bersangkutan merasa tersinggung, apalagi kalau ada
yang mengatakan bahwa itu corona,  rekan kerja tentu langsung meninggalkan atau
menjauhinya.

Virus corona (covid-19) telah melumpuhkan perekonomian dunia, termasuk Indonesia,


sebagaimana terlihat dalam kehidupan sehari-hari di kalangan menengah ke bawah seperti
pedagang kelontong, penjual ikan, dan pedagang sayur. Mereka merasakan menurunnya daya
beli masyarakat karena ketidaknyamanan para konsumen dalam berbelanja.

Lain lagi kisah seorang sopir yang biasanya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya, tetapi
dengan merebaknya kasus virus corona ini masyarakat enggan menggunakan transportasi
umum. Imbauan pemerintah untuk lockdown atau karantina mandiri di rumah masing-masing
dengan meliburkan aktivitas tatap muka di sekolah, perguruan tinggi, dan perkantoran tidak
semua mematuhinya, bahkan ada yang menggunakan waktu karantina mandiri untuk
menikmati liburan. Hal ini tentu menjadi masalah bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga
masyarakat, maka sangat dibutuhkan kesadaran akan keselamatan diri dan lingkungan.

“Kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat nasional saat ini sangat kondusif bahkan
terjadi penurunan angka-angka baik kriminalitas, pelanggaran, dan gangguan Kamtibnas
menurun secara signifikan,”

Sebagai bagian dari upaya pemerintah, Polri akan menggelar operasi khusus yang disebut
Operasi Aman Nusa Dua.

“Operasi ini memiliki tujuan mendeteksi, mencegah, menangani, merehabilitasi, menegakan


hukum, serta melaksanakan bantuan operasi kepolisian secara khusus. Semuanya
diorientasikan kepada penanganan penyebaran Covid-19,

Operasi Aman Nusa Dua telah dimuat dalam Maklumat Kapolri Nomor 2 Tahun 2020
tentang kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan penyebaran virus
corona.

Maklumat tersebut berfokus pada larangan penyeleggaraan kegiatan sosial kemasyarakatan


yang melibatkan berkumpunya massa dalam jumlah banyak baik di tempat umum maupun
lingkungan pribadi.***
“Dosen adalah pelita bagi mahasiswa dan penuntun
mahasiswa ke masa depan dan bapak adalah dosen yang
sangat baik dan pengertian kepada mahasiswanya”

Anda mungkin juga menyukai