Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Informanika, Volume 6 No.

1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730

EVALUASI KERJA SEISMIK STRUKTUR BETON DENGAN ANALISA


POSHOVER PROSDURE A MENGGUNAKAN ROGRAM ETABS V.9.5.0
PADA BANGUNAN GENG PERKULIAHAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BATURAJA

Azwar1, Lucyana2, Destiarini3


Dosen Teknik Sipil, Informatika Fakultas Teknik dan Komputer Universitas Baturaja.
Email : azwar@unbara.ac.id1,lucyana@unbara.ac.id2,destiariniubr@gmail.com3

ABSTRAK

Sistem informasi akademik sebuah universitas merupakan sebuah sistem penting


yang menjadi pendukung dalam kegiatan perkuliahan karena digunakan oleh hampir
semua elemen di universitas, baik itu mahasiswa, dosen, staf dan pimpinan. Untuk
mengetahui sejauh mana sistem tersebut telah digunakan dengan baik, maka harus
dilakukan evaluasi sistem. Evaluasi terhadap sistem informasi yang telah dibangun
perlu dilakukan salah satunya untuk mengetahui bagaimana kegunaan (usability) sistem
informai tersebut bagi pengguna. Selain itu evaluasi sistem informasi sangat penting
dilakukan untuk menghasilkan sistem yang mudah, efektif, efisien, dan tepat guna bagi
pengguna, dan akan sangat bermanfaat bagi sistem informasi akademik sebagai salah
satu dasar pengembangan situs laman yang dimiliki. Sistem Informasi Akademik
berbasis laman (SiAkad) telah digunakan selama hampir 2 (dua) tahun terakhir ini di
Universitas Baturaja namun SiAkad sebenarnya telah ada di Universitas Baturaja sejak
tahun 2011. SiAkad berbasis laman yang dikenalkan kepada pengguna di Universitas
Baturaja diterapkan untuk membantu penyelenggaraan kegiatan akademik bagi civitas
akademik (user) di Universitas Baturaja. User dapat memanfaatkan SiAkad untuk
melakukan aktivitas pembelajaran pada semester yang akan berlangsung sesuai dengan
jumlah dan ketentuan yang berlaku. Penelitian dengan judul “Analisa Tingkat Kepuasan
Pengguna Laman SiAkad Universitas Baturaja Dengan Menggunakan Metode
Usability” bertujuan untuk mengetahui apakah pengguna merasakan pengaruh kriteria
usability Jacob Nielsen yaitu: learnability, efficiency, memorability, errors, dan
satisfaction terhadap penggunaan situs laman SiAkad Universitas Baturaja. Penelitian
ini mengambil sampel mahasiswa dan dosen Fakultas Teknik dan Komputer Universitas
Baturaja yang sedang dan atau pernah menggunakan SiAkad. Hasil penelitian
diharapkan dapat memberikan informasi bahwa dengan menggunakan Usability dapat
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan penggunaan SiAkad di
Universitas Baturaja, sehingga dapat memberikan kemanfaatan dan kemudahan bagi
pengguna.

Kata Kunci: Usability, SiAkad, Kuisioner.

I. PENDAHULUAN Belt) dan jalur gempa asia (Trans


Asiatic Earthquake Belt) sehingga
1.1 Latar Belakang sangat berpotensi mengalami gempa.
Indonesia merupakan negara Dalam konteksnya terhadap ruang
yang berada di wilayah jalur gempa lingkup kerja teknik sipil, kondisi
pasifik (Circum Pasific Earthquake tersebut di atas berpengaruh besar
73
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730

dalam perencanaan desain struktur perencanaan desain struktur sebagai


bangunan. Desain struktur bangunan antisipasi apabila terjadi gempa.
merupakan perencanaan bangunan
yang melalui berbagai tahapan
perhitungan dengan mempertimbangkan
berbagai variabelnya sehingga
didapatkan produk yang berdaya guna
sesuai fungsinya. Suatu perencanaan Gambar 2: Kerusakan Gempa
struktur disamping meninjau aspek Yogyakarta Tahun 2006
struktural juga meninjau aspek ekonomi Saat terjadi gempa, diharapkan
dan estetika. Dalam hal ini desain bangunan mampu menerima gaya
struktural merupakan substansi dari gempa pada level tertentu tanpa terjadi
suatu perencanaan bangunan sebab kerusakan yang signifikan pada
menentukan apakah suatu bangunan strukturnya atau apabila struktur
dengan rancangan tertentu mampu bangunan harus mengalami keruntuhan
berdiri atau tidak. Rencana pembebanan (disebabkan beban gempa melebihi
merupakan data utama sebagai beban gempa rencana), mampu
informasi untuk perencanaan elemen memberikan perilaku nonlinear pada
struktural seperti beban mati, beban kondisi pasca-elastik sehingga tingkat
hidup,beban angin, beban mekanikal keamanaan bangunan terhadap gempa
elektrikal, dan beban gempa. dan keselamatan jiwa penghuninya
Peristiwa tahun 2006 lalu lebih terjamin. Re-evaluasi kinerja
terjadi gempa dengan kekuatan seismik terhadap struktur bangunan,
besar di daerah Yogyakarta pada merupakan hal penting sebagai bagian
tahun 2009 terjadi di Tasikmalaya serta langkah nyata dalam penanggulangan
di Padang tahun 2010 terjadi di dampak dari bencana gempa. Potensi
Mentawai yang banyak menimbulkan runtuhnya struktur akan membahayakan
kerusakan fatal pada bangunan keselamatan dari penghuni atau
dengan berbagai macam pola pemakai struktur tersebut. Oleh karena
keruntuhan. Sedang yang terbaru ini itu para insinyur dituntut mendesain
terjadi diwilayh Ogan Komering Ulu struktur dengan kemampuan tahan
tepatnya Lintang-bujur 4.25 LS 103.8 gempa. Desain gedung tahan gempa
BT. 5SR, Kedalaman 10 KM. Dirasakan haruslah memperhatikan kriteria-kriteria
(Skala MMI) pusat gempa berada di dan pendetailan sesuai ketentuan yang
darat 33 KM Barat Daya Ogan belaku. Seringnya gempa yang terjadi di
Komering Ulu. wilayah Indonesia yang tinggi, maka
penentuan desain struktur yang tepat
sangat penting.

Gambar 1: Gempa Kabupaten OKU


Sumber :sumselnews.com
Gambar 3: Intensitas Gempa Indonesia
Hal ini menegaskan pentingnya
Sumber : WordPress.com, Blogs
tinjauan beban gempa rencana dalam
mengenai : Dongeng Geologi.

74
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730

Konsep terbaru untuk rekayasa ETABS V. 9.5.0 dengan


gempa adalah Performance Based prosedur A analisis pushover?
Earthquake Engineering (PBEE). PBEE b) Bagaimana hasil output analisis
terbagi menjadi dua, yaitu Performance pushover pada penggunaan
Based Seismic Design (PBSD) dan ETABS V. 9.5.0.
Performance Based Seismic Evaluation c) Bagaimana pola keruntuhan
(PBSE). Evaluasi pada PBSD salah gedung setelah dianalisis dengan
satunya adalah dengan analisis nonlinier pushover ?
pushover yang bertujuan untuk d) Apakah hasil analisis pushover
menentukan nilai Damping menunjukkan bahwa struktur
Modification Factor K dan Minimum gedung mampu berperilaku
Allowable SRA dan SRV. Perkembangan linear menjadi nonlinear saat
teknologi sangat membantu civil terjadi keruntuhan?
engineer dalam perencanaan dan
analisis terhadap kinerja suatu struktur 1.3 Batasan Masalah
bangunan. Tersedianya program SAP Adapun batasan masalah yang
2000 dan ETABS mampu akan dibahas dalam pengajuan
menyederhanakan persoalan dalam Penelitian ini adalah menganalisa uji
bentuk pemodelan yang sebelumnya bangunan tahan gempa dengan
sangat kompleks apabila dikerjakan mengunakan acuan Poshover A.
secara konvensional. Oleh sebab itu
dilakukan penelitian evaluasi kinerja II. TINJAUAN PUSTAKA
seismik bangunan gedung dengan 2.1 Pengertian Gempa
analisis pushover menggunakan bantuan Gempa bumi adalah pelepasan
program ETABS V 9.5.0 yang energi pada muka bumi, merambat
kemudian mengkaji output yang melalui permukaan tanah. Terjadinya
dihasilkan program tersebut dengan gempa bumi disebabkan oleh
studi kasus pada Fakultas Ekonomi benturan/gesekan antara plat tektonik
Universitas Baturaja. Dalam penelitian (lempeng bumi). Lempeng samudera
dicoba untuk mendesain struktur yang yang rapat massanya lebih besar
merupakan substansi dari suatu bertumbukkan dengan lempeng benua
perencanaan bangunan untuk di zona tumbukan (subduksi) akan
menentukan performa suatu bangunan. menyusup ke bawah. Gerakan
Rencana pembebanan merupakan data lempeng itu akan mengalami
utama sebagai informasi untuk perlambatan akibat gesekan dari
perencanaan elemen struktural seperti selubung bumi. Perlambatan gerak itu
beban mati, beban hidup, beban angin, menyebabkan penumpukkan energi di
beban mekanikal elektrikal, dan beban zona subduksi dan zona patahan.
gempa. Akibatnya zona-zona itu terjadi
tekanan, tarikan dan geseran. Pada
1.2 Rumusan Masalah batas elastisitas lempeng terlampui
Meninjau dari latar belakang maka terjadilah patahan batuan yang
diatas, maka penulis merumuskan diikuti oleh lepasnya energi secara
penelitian ini, yaitu: tiba-tiba. Proses ini menimbulkan
a) Bagaimana perbandingan getaran partikel ke segala arah yang
performance point antara disebut gelombang gempa.
struktur gedung yang ditinjau Pergeseran/benturan antar plat tektonik
dengan menggunakan program menyebabkan plat tektonik bergerak.
75
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730

Pergerakan plat tektonik menahan beban gempa. Sebaliknya


mengakibatkan permukaan tanah bila gaya gempa lebih besar dari gaya
bergeser, sebagaimana pada gambar 4 dalam struktur, maka struktur tidak
kuat dan tidak aman menahan beban
gempa selanjutnya terjadi keruntuhan
struktur.

2.2 Ketentuan Umum Bangunan


Gambar 4: Skema Pergerakan Gedung Dalam Pengaruh Gempa.
Permukaan Tanah.
Mekanisme pergeseran/benturan antar a) Faktor Keutamaan
plat tektonik adalah sebagai berikut : Untuk berbagai kategori
a) Subduction, yaitu plat tektonik gedung bergantung pada
yang satu membelok ke bawah, probabilitas terjadinya keruntuhan
sedangkan plat tektonik yang struktur gedung selama umur
lainnya sedikit terangkat. gedung yang diharapkan.
b) Extrusion, yaitu kedua plat Pengaruh gempa rencana terhadap
tektonik saling bergerak keatas struktur gedung harus dikalikan
kemudian saling menjauh. dengan suatu faktor keutamaan I
c) Intrusion, yaitu kedua plat menurut persamaan :
tektonik saling mendekat dan I = I1.I2 .......................................................( 2.1 )
saling bergerak kebawah. Di mana :
d) Transcursion, yaitu plat I1 : faktor keutamaan untuk
tektonik yang satu bergerak menyesuaikan perioda ulang
vertikal/horisontal terhadap gempa berkaitan dengan
yang lain. penyesuaian probabilitas
Ilustrasi pergeseran/benturan antar plat terjadinya gempa itu selama
tektonik sebagaimana pada gambar 5 umur gedung.
berikut ini: I2 : faktor keutamaan untuk
menyesuaikan perioda ulang
gempa berkaitan dengan
penyesuaian umur gedung tersebut.
Tabel 1: Faktor Keutamaan I Untuk
Berbagai Kategori Gedung dan
Bangunan
Gambar 5: Skema Pergeseran/
Benturan Antar Plat Tektonik

Bila gempa bumi terjadi, maka


struktur bangunan akan ikut
terpengaruh oleh getaran gempa.
Selanjutnya struktur bangunan akan
merespons gempa tersebut. Struktur
akan beresonansi memberikan gaya- Sumber: Tata cara perencanaan
gaya dalam. Apabila gaya gempa ketahanan gempa untuk bangunan
lebih kecil dari gaya dalam struktur, gedung (Standar NasionalIndonesia 03-
maka struktur akan kuat dan aman 1726,2002.hal.15)
76
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730

Catatan : Untuk semua struktur Gambar 5: Pembagian Wilayah Gempa


bangunan gedung yang ijin Di Indonesia Untuk S1
penggunaannya diterbitkan sebelum
berlakunya Standar ini maka Faktor
Keutamaam, I, dapat dikalikan 80%.
b) Daktilitas Struktur Bangunan.
Faktor daktilitas struktur
gedung (µ) adalah rasio antara Gambar 6: Pembagian Wilayah Gempa
simpangan maksimum gedung akibat di Indonesia untuk SS
pengaruh gempa rencana saat S1 adalah parameter respon
mencapai ambang keruntuhan dan spektra percepatan pada periode 1
simpangan struktur gedung pada detik, sedangkan Ss adalah parameter
saat terjadinya pelelehan pertama. respon spektra percepatan pada periode
Faktor daktilitas struktur gedung pendek. Untuk menentukan nilai Ss
dipengaruhi dengan faktor reduksi dan S1 dapat dilihat ditabel berikut
gempa ( R ). ini :
Tabel 2: Parameter Daktilitas Struktur Tabel 2.3: Kooefisien Lokasi (Fv)
Gedung Untuk Menentukan Nilai S1

c) Wilayah Gempa
Menurut RSNI Gempa 2010
wilayah Indonesia dibagi dalam 15 Catatan : Gunakan Interolasi linier untuk
wilayah gempa (WG). Wilayah gempa menentukan nilai antara S1.
disusun berdasarkan respon spektra
percepatan 0,2 detik di batuan dasar Tabel 2.4: Kooefisien Lokasi (Fa)
SB untuk probabilitas terlampaui 10% Untuk Menentukan Nilai SS
dalam 50 tahun (redaman 5%).
Wilayah gempa dicirikan oleh nilai
Percepatan Puncak Efektif Batuan
Dasar (PPEBD) di masing-masing
wilayah dan dinyatakan dalam fraksi
dari konstanta gravitasi (g). Wilayah
Gempa 1 adalah wilayah kegempaan
paling rendah dengan respon spektra
kurang dari 0,05 g sedangkan Wilayah
Gempa 15 menyandang wilayah gempa
tertinggi dengan respon spektra lebih
dari 1,2 g.
d) Jenis Tanah Setempat
Perambatan gelombang
Percepatan Puncak Efektif Batuan
Dasar (PPEBD) melalui lapisan tanah
77
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730

di bawah bangunan diketahui dapat T = 0.060 x H0.75 untuk portal beton


memperbesar gempa rencana di muka
tanah tergantung pada jenis lapisan Untuk struktur gedung yang lain :
tanah. Pengaruh gempa rencana di
muka tanah harus ditentukan dari hasil T = 0.090 x H. B(-0.5)......... (2.4)
analisis perambatan gelombang gempa dimana :
dari kedalaman batuan dasar ke muka T : waktu getar gedung pada arah
tanah dengan menggunakan gerakan yang ditinjau, dt
gempa masukan dengan percepatan B : panjang gedung pada arah gempa
puncak untuk batuan dasar (SNI 1726). yang ditinjau, m
RSNI Gempa 2010 menetapkan jenis- H : tinggi puncak bagian utama
jenis tanah menjadi 4 kategori, yaitu struktur, m
Tanah Keras, Tanah Sedang, Tanah Waktu getar alami struktur
Lunak, dan Tanah Khusus yang identik gedung dapat dihitung dengan
dengan Jenis Tanah versi UBC rumus-rumus menurut Federal
berturut-turut SC, SD, SE, dan SF. Emergency Management Agency -356
( FEMA-356) sebagai berikut :
T = ( C t. Hn. )
β.........................................................
(2.5)
Dimana:
T = Waktu Getar Alami
Fundamental
Ct = 0.035 untuk sistem
bangunan baja.
= 0.018 untuk sistem bangunan
e) Waktu Getar Alami beton.
Perhitungan waktu getar alami = 0.030 untuk sistem bracing
diatur dalam SNI 1726 dengan bangunan baja.
ketentuan sebagai berikut: = 0.060 untuk sistem bangunan
1. Nilai waktu getar alami kayu.
fundamental struktur gedung = 0.020 untuk semua sistem
untuk penentuan faktor respons bangunan selain bangunan di atas
gempa ditentukan dengan rumus- (selain bangunan beton, baja ,bracing
rumus empirik. baja dan kayu).
2. Nilai waktu getar alami harus β = 0.80 untuk sistem
lebih kecil dari ξ.n untuk bangunan baja.
mencegah penggunaan struktur = 0.90 untuk sistem bangunan
gedung yang terlalu fleksibel. beton.
Waktu getar alami struktur = 0.075 untuk semua sistem
gedung dapat dihitung dengan bangunan selain bangunan diatas
rumus-rumus pendekatan menurut (selain banguan beton dan baja).
PPKGURG 1987 sebagai berikut : Hn = Tinggi puncak
1) Untuk struktur-struktur gedung bagian utama struktur
berupa portal-portal tanpa unsur
pengaku yang dapat membatasi Pembatasan waktu getar alami
simpangan : fundamental adalah sebagai berikut :
T = 0.085 x H0.75 untuk portal baja
78
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730

T1 < ζ n , dimana n adalah jumlah dimana analisis data menggunakan


tingkatnya ......................................................................(2.6) program ETABS V.9.5.0. Untuk
mewujudkan uraian tahap penelitian ini,
maka penulis melakukan prosedur
penelitian dengan metode pengumpulan
datanya yaitu melalui observasi, studi
literature, dan pengolahan data dengan
metode ETABS V.9.5.0 seperti
f) Arah Pembebanan Gempa dijelaskan berikut ini:
Dalam perencanaan struktur 1. Observasi,
gedung, arah utama pengaruh gempa Melakukan pengamatan secara
rencana harus ditentukan sedemikian langsung ke Gedung Perkuliahan
rupa, sehingga memberi pengaruh Fakultas Ekonomi Universitas
terbesar terhadap unsur- unsur Baturaja untuk mendapatkan data
subsistem dan sistem struktur gedung primer dan sekunder. Data yang
secara keseluruhan. Untuk didapat adalah shop drawing
mensimulasikan arah pengaruh gempa gedung yang digunakan untuk
rencana yang sembarang terhadap pemodelan struktur 3D yang
struktur gedung, pengaruh pembebanan selanjutnya dianalisis dengan
gempa dalam arah utama yang bantuan program ETABS V.9.5.0..
ditentukan harus dianggap efektif 2. Studi Literature,
100% dan harus dianggap terjadi Berisikan pembahasan teoritis
bersamaan dengan pengaruh melalui studi literature dari buku-
pembebanan gempa dalam arah tegak buku, jurnal ilmiah yang berkaitan
lurus pada arah utama dengan dalam analisis nonlinier pushover,
efektifitas hanya 30%. buku acuan yang dipakai SNI 1725
tentang tata cara perencanaan
III. METODOLOGI PENELITIAN ketahanan gempa untuk gedung,
3.1 Bagan Alir Penelitian peraturan pembebanan SNI 03-
Metodelogi yang digunakan 1727 1989, berdasarkan Peraturan
dalam penelitian ini dengan metode Pembebanan Indonesia untuk
standar yang ada, melalui alur penelitian rumah dan gedung, dan jurnal
seperti bagan dibawah ini : teman-teman yang sudah terlebih
dahulu melakukan penelitian
seperti yang akan penulis lakukan.
3. Pengolahan data dengan program
ETABS V.9.5.0
Pada tahap ini, penulis membuat
model struktur bangunan dengan
pemodelan 3D sesuai dengan data
dan informasi dari shop drawing
yang dibutuhkan untuk ke tahap
ETABS V.9.5.0.
Gambar 7: Bagan Alur Penelitian
3.3 Teknik Analisa Data
3.2 Metode Pengumpulan Data Pada tahap ini secara garis besar,
Penelitian ini merupakan maka yang harus penulis lakukan yaitu:
penelitian analisis nonlinier pushover, menentukan objek, pemodelan 3D,
79
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730

Perhtungan Pembebanan, Analisa sesuai wilayah gempa yang dianalisis


Respon Spektrum, Perhitungan Beban dengan bantuan program ETABS V
Gempa, Analisis Pembebanan Nonlinier 9.5.0. Data yang dibutuhkan dalam
Pushover, dan Pembahasan Hasil analisa respon spectrum adalah nilai Ca
Analisis Pushover dari Program ETABS dan nilai Cv. Dimana nilai Ca ( Peak
V.9.5.0. Ground Acceleration ) didapat dari
3.3.1 Menentukan Objek percepatan muka tanah maksimum
Dalam tahapan ini penulis telah pada suatu wilayah.
menentukan objek apa yang akan Am = 2.5 Ao................................ (3.1)
dijadikan bahan dalam penelitiannya, Untuk waktu getar alami sudut Tc
yaitu: bangunan gedung perkuliahan (tanah sedang : 0.6) faktor respons
Fakultas Teknik Universitas Baturaja gempa C ditentukan dengan persamaan
. berikut :
3.3.2 Perhitungan Pembebanan Untuk T < Tc maka C= Am.......(3.2)
Menghitung beban-beban yang
bekerja pada struktur berupa beban 3.3.4 Perhitungan Beban Gempa
mati,beban hidup. Beban mati yang Dalam menganalisis elemen
dihitung berdasar pemodelan yang ada struktur bangunan yang ditinjau,
dimana beban sendiri didalam Program beban gempa dianggap sebagai beban
ETABS V 9.5.0 dimasukkan dalam statik ekuivalen pada tiap lantainya.
load case DEAD, sedangkan berat Seperti pada bab sebelumnya telah
sendiri tambahan yang tidak dapat diuraikan mengenai prosedur statis
dimodelkan dalam program ETABS V ekuivalen untuk mendapatkan distribusi
9.5.0 dalam load case Super Dead. gaya lateral gempa tiap lantainya,
Perhitungan berat sendiri ini dalam yaitu:
program ETABS V 9.5.0 yang untuk a) Perhitungan waktu getar alami
dead adalah 1, sedangkan super dead struktur ( T ).
adalah 0, dimana beban untuk dead Perhitungan waktu getar struktur
telah dihitung secara otomatis oleh ini dihitung secara empiris.
program ETABS V 9.5.0, sedangkan b) Pembatasan waktu getar alami
untuk beban Super dead bebannya fundamental ( T1 ).
perlu dimasukkan secara manual sesuai Untuk mencegah penggunaan
dengan data yang ada. Beban hidup struktur yang fleksibel, nilai waktu
yang dimasukkan dalam program getar alami fundamental dari
ETABS V 9.5.0 dinotasikan dalam struktur gedung harus dibatasi
live. Beban hidup ini bergantung pada koefisien ζ
mendapatkan reduksi beban gempa. untuk wilayah gempa tempat
Beban hidup disesuaikan dengan struktur gedung berada dan jumlah
peraturan yang ada. Perhitungan beban tingkatnya ( n )
hidup ini dalam program ETABS V c) Distribusi gaya geser dasar
9.5.0 yang untuk live adalah 0, di mana horizontal
beban hidup perlu dimasukkan secara Struktur harus dirancang agar
manual sesuai dengan data yang ada. mampu menahan gaya geser
dasar akibat gempa yang dihitung
3.3.3 Analisa Respon Spektrum dengan perhitungan gaya geser
Menganalisis Model struktur dasar nominal (V)
dengan Respon Spektrum untuk
mendapat kurva respon spectrum
80
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730

3.3.5 Analisis Pembebanan Dari performance point didapatkan


Nonlinier Pushover nilai displacement efektif, gaya geser
Pada static pushover case dasar, waktu getar efektif dan damping
dibuat dua macam pembebanan, efektif. Dari nilai displacement akan
dimana yang pertama adalah diketahui kriteria kinerja seismik
pembebanan akibat beban gravitasi. struktur berdasarkan ATC-40.
Dalam analisis ini beban gravitasi yang Berdasarkan hasil analisis data dan
digunakan adalah beban mati dengan pembahasan, maka dapat dibuat
koefisien satu dan beban hidup dengan kesimpulan yang sesuai dengan tujuan
koefisien satu (dianggap analisis tanpa penelitian
dipengaruhi koefisien apapun). Setelah
kondisi pertama selesai dijalankan, IV HASIL DAN PEMBAHASAN
pembebanan bangunan dilanjutkan 4.1 Data Struktur Bangunan Gedung
dengan kondisi kedua yakni akibat
beban lateral. Pola beban lateral yang
mewakili gaya inersia akibat gempa
pada tiap lantai, yang diperoleh dari
pembebanan dengan pola beban
mengikuti mode pertama struktur. Arah
pembebanan lateral dilakukan searah Gambar 8: Tampak Gedung
dengan sumbu utama bangunan. Pada Perkuliahan Fakultas Ekonomi Unbara
static pushover case untuk beban a. Konfigurasi Gedung
gravitasi, dipilih push to load level Tabel 4.1 Konfigurasi Gedung.
defined by pattern, karena beban Tinggi
gravitasi yang bekerja sudah diketahui No Lantai Bangunan
besarnya melalui perhitungan. Pada (m)
analisis ini pushover case untuk beban
gravitasi diberi nama GRAV. Lantai
1 0
Untuk beban lateral 1
digunakan push to displacement Lantai
magnitude yang artinya proses 2 4
2
pushover dilakukan hingga target
displacement tercapai. Pola Lantai
pembebanan yang diberikan secara 3 8
3
berangsur-angsur adalah sesuai dengan
mode pertama struktur. Keadaan awal 4 Atap 12,5
untuk kondisi pembebanan ini diambil
dari kondisi pushover sebelumnya yaitu
pushover case GRAV. Hasil pushover b. Mutu Bahan
disimpan secara multiple states dengan Mutu Beton f’c = 35 MPa
jumlah minimum 5 steps dan Mutu baja tulangan, fy = 400MPa
maksimum 1001 steps. Pada penelitian ( Ulir )
ini pushover case untuk beban lateral fys = 240 MPa ( Polos )
akibat gempa diberi nama PUSH. c. Data Elemen Struktur
1) Plat Lantai
3.3.6 Pembahasan Hasil Analisis ¾ tebal plat lantai = 12 cm
Pushover dari Program ETABS 2) Balok
V.9.5.0 Tipe Balok yang dipakai sebagai
81
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730

berikut : terkecil yaitu :


Tabel 4.2 Tipe Balok T = 0.17 detik
No Tipe Dimensi
(mm) Untuk wilayah 3 dengan jenis tanah
sedang.
1 Sloof 300/450 Untuk T<Tc 0.17 < 0.6
2 Balok B – 1 400/900

3 Balok B – 2 300/500

4 Balok B – 3 300/500
Mode I (0,2515 detik)

4.2 Pembahasan
Perhitungan Periode Getar Pada
Wilayah Gempa 3(SNI 02-1726-2002)
a. Taksiran waktu getar alami
fundamental ( T )
T = Ct x hn β
Untuk Ct = 0.018 (untuk sistem Mode II (0,2345 detik)
bangunan beton.)
Gambar 4.6. Waktu getar alami
Hn = 12.5 m ( Tinggi sampai sesuai Etab Sumber : Gambar
atap ) simulasi 3D pada program ETABS V
β = 0.90 (untuk 9.50
sistem bangunan beton) Seperti yang telah dihitung diatas
perhitungan menggunakan Etab juga
T= 0.018 x 12.5 0.90= 0.17 detik. menunjukan bahwa : T1 < ζ n ,
dimana n adalah jumlah tingkatnya , dan
T1 dalam Etab yaitu dimana mode
b. Pembatasan waktu getar alami waktu terkecil yang diperoleh setelah
fundamental dilakuakan runing seperti pada gambar
T1 < ζ n , dimana n 4.7 mode 1 sebesar :
adalah jumlah tingkatnya T1 = 0,2215 detik
T1 < ζ n
Untuk ζ = 0.18 ( Wilayah
gempa 3). 0,2215 < 0,18 x 3
0,2215 < 0,54 OK waktu
n = 3 ( jumlah lantai getar struktur gedung memenuhi
dari lantai dasar sampai atap) persyaratan. Gedung memiliki
T1 < ζ n kekakuan yang cukup.
0.17 < 0.18 x 3
0.17 < 0.54
Untuk pembatasan waktu getar
alami fundamental diambil nilai
82
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730

4.2.1 Pemodelan Gedung Pada


ETABS V 9.50
Pada prinsipnya hasil yang
disajikan program ETABS V 9.50
bukanlah hasil mutlak seperti kondisi
riil di lapangan melainkan masih berupa
pendekatan yang mana intuisi seorang
engineer memilik peran besar dalam
menghasilkan output yang lebih valid
dan dapat dipertanggung jawabkan.
Secara garis besar pengguna dituntut
melakukan pemodelan yang cukup
merepresentasikan kondisi riil di Gambar 4.7. Diafragma untuk masing-
lapangan agar hasil yang diperoleh masing lantai.Sumber : Gambar
dapat dijadikan tolak ukur simulasi 3D pada program ETABS V
9.50.

4.2.2 Pembebanan Elemen 4.3 Hasil Running


Jenis pembebanan yang gunakan pada
program ETABS V9.50 sebagai
berikut ;
a) Dead = Beban dari berat
sendiri elemen, seperti balok, pelat
dan kolom.
b) Live = Beban hidup tereduksi.
c) F.Soil = Beban dari tekanan
tanah pasif.
d) Q lateral = Beban lateral yang
yang digunakan untuk analisis
pushover.
e) Hidro = Tekanan air dari dasar
basement 3.
Gambar 4.13 Analisis grave Sumber :
4.2.3 Analisis Pushover Gambar simulasi 3D pada program
Tahapan analisis Pushover ETABS V 9.50
menggunakan program ETABS V9.50
sebagai berikut :
a. Menamai diafragma untuk V. KESIMPULAN DAN SARAN
menentukan pusat masa pada 5.1 Kesimpulan
masing-masing lantai. Setelah melakukan analisa static
nonlinear untuk mengetahui perilaku
keruntuhan suatu bangunan atau
struktur yang sering disebut pushover
analysis, penulis dapat menyimpulkan :
a) Lokasi Titik Kinerja (Performance
point) gedung adalah sebagai
berikut :

83
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730

5.2 SARAN
Penulis mempunyai beberapa saran,
bila dimasa depan dilakukan
penelitian lanjutan :
a) Analisis pushover perlu dicoba
dengan menggunakan referensi
b) Hasil output analisis pushover
FEMA 356.
menggunakan ETABS V 9.50
b) Membandingkan hasil evaluasi
kinerja gempa struktur metode
distribusi statik ekuivalen yakni
suatu representasi dari beban gempa
setelah disederhanakan dan
dimodifikasi, yang mana gaya
inersia yang bekerja pada suatu
massa akibat gempa disederhanakan
Gambar: Kurva Pushover
menjadi gaya horizontal dengan
c) Dari kurva kapasitas tinjauan arah
metode analisis respon riwayat
X memberikan gambaran perilaku
waktu.
struktur mulai dari tahap kondisi
c) Analisis pushover perlu dicoba
elastis, in-elastis kemudian
pada gedung-gedung tinggi
mengalami keruntuhan yang
lainya untuk mendalami perilaku
ditunjukkan kurva dengan
seismik gedung bertingkat banyak
penurunan tajam. Gedung
termasuk dalam level kinerja tidak
DAFTAR PUSTAKA
terjadi kerusakan struktural,
komponen non struktural masih
Anindityo Budi P . 1997. Jurnal
berada di tempatnya dan bangunan
Evaluation of Seismic
tetap dapat berfungsi tanpa
Performance of Concrete
terganggu masalah perbaikan sering
Stuctures With Pushover Analysis
disebut dengan istilah Immediate
Method Prosedure A Using
Occupancy (IO).
ETABS V 9.50 Program. Penerbit
d) Dari hasil grafik analisis pushover
Fakultas Teknik Universitas
struktur gedung berperilaku linier.
Sebelas Maret Surakarta
Konsep Perencanaan Desain Kolom
Kuat Balok Lemah atau yang kebih
Dr.Ir.Suharjanto,M.S.C.E. 2002.
dikenal dengan istilah strong
Rekayasa Gempa.dilengkapi
colum weak beam tidak
dengan Beban Gempa Sesuai SNI
terpenuhi. Hal ini ditunjukkan
-03-1726-2002.Penerbit Angkasa.
terbentuknya sendi plastis diawali
dari elemen kolom yang kemudian
Dokumentasi Kementrian Pekerjaan
pada saat mencapai performance
Umum Juli 2010. Peta Hazar
point mayoritas elemen kolom
Gempa Indonesia. Penerbit
dan balok terbentuk sendi plastis
Kementrian Pekerjaan Umum.
kemudian pada sebagian elemen
balok mencapai kondisi batas in-
Dokumentasi Departemen Pekerjaan
elastis. Sehingga Gedung
Umum. 1997. ATC 40 (1996) dan
Perkuliahan Fakultas Ekonomi
FEMA 273. Departemen
Universitas Baturaja tidak aman.
Pekerjaan Umum
84
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730

Departemen Pekerjaan Umum.Tatacara Ir.Widodo,M.S.C.E. .2010. Respon


Perhitungan Struktur Beton Untuk Dinamik Struktur Elastis .
bangunan Gedung SNI T-15- Penerbit Tiga Serangkai.
1991-03. Penerbit Departemen
Pekerjaan Umum. Widodo. 2015. Panduan Penggunaan
Program ETAB 9.50. Penerbit
Departemen Pekerjaan Umum. Air Langga.
Tatacara Perhitungan Struktur
Beton Untuk bangunan Gedung Widodo Prawirodikromo. 2015.
(Beta Version) SNI 03.2847.2002 Seismologi Teknik dan Rekayasa
yang mengadosi peraturan ACI Kegempaan. Penerbit Angkasa.
318-99. Penerbit Departemen
Pekerjaan Umum.

Dokumentasi Departemen Permukiman


dan Prasarana Wilayah BPPP
Perkim. Standar Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung SNI 03-1726-
2002. Penerbit Departemen
Permukiman dan Prasarana
Wilayah BPPP Perkim.

Dokumen Departemen Permukiman dan


Prasarana Wilayah BPPP Perkim.
2003. Standar Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung SNI 03-1726-
2003. Penerbit Departemen
Permukiman dan Prasarana
Wilayah BPPP Perkim.

Dokumentasi Departemen Pekerjaan


Umum. 2002. Tata cara
Perencanaan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung SNI 03-1729-
2002. Penerbit Departemen
Pekerjaan Umum.

Dokumentasi Departemen Pekerjaan


Umum.1987. Pedoman
Perencanaan Pembebanan Untuk
Rumah dan Gedung SKBI 1-3-53-
1987 UDC 624-042. Penerbit
Departemen Pekerjaan Umum.

85

Anda mungkin juga menyukai