ABSTRAK
74
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730
c) Wilayah Gempa
Menurut RSNI Gempa 2010
wilayah Indonesia dibagi dalam 15 Catatan : Gunakan Interolasi linier untuk
wilayah gempa (WG). Wilayah gempa menentukan nilai antara S1.
disusun berdasarkan respon spektra
percepatan 0,2 detik di batuan dasar Tabel 2.4: Kooefisien Lokasi (Fa)
SB untuk probabilitas terlampaui 10% Untuk Menentukan Nilai SS
dalam 50 tahun (redaman 5%).
Wilayah gempa dicirikan oleh nilai
Percepatan Puncak Efektif Batuan
Dasar (PPEBD) di masing-masing
wilayah dan dinyatakan dalam fraksi
dari konstanta gravitasi (g). Wilayah
Gempa 1 adalah wilayah kegempaan
paling rendah dengan respon spektra
kurang dari 0,05 g sedangkan Wilayah
Gempa 15 menyandang wilayah gempa
tertinggi dengan respon spektra lebih
dari 1,2 g.
d) Jenis Tanah Setempat
Perambatan gelombang
Percepatan Puncak Efektif Batuan
Dasar (PPEBD) melalui lapisan tanah
77
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730
3 Balok B – 2 300/500
4 Balok B – 3 300/500
Mode I (0,2515 detik)
4.2 Pembahasan
Perhitungan Periode Getar Pada
Wilayah Gempa 3(SNI 02-1726-2002)
a. Taksiran waktu getar alami
fundamental ( T )
T = Ct x hn β
Untuk Ct = 0.018 (untuk sistem Mode II (0,2345 detik)
bangunan beton.)
Gambar 4.6. Waktu getar alami
Hn = 12.5 m ( Tinggi sampai sesuai Etab Sumber : Gambar
atap ) simulasi 3D pada program ETABS V
β = 0.90 (untuk 9.50
sistem bangunan beton) Seperti yang telah dihitung diatas
perhitungan menggunakan Etab juga
T= 0.018 x 12.5 0.90= 0.17 detik. menunjukan bahwa : T1 < ζ n ,
dimana n adalah jumlah tingkatnya , dan
T1 dalam Etab yaitu dimana mode
b. Pembatasan waktu getar alami waktu terkecil yang diperoleh setelah
fundamental dilakuakan runing seperti pada gambar
T1 < ζ n , dimana n 4.7 mode 1 sebesar :
adalah jumlah tingkatnya T1 = 0,2215 detik
T1 < ζ n
Untuk ζ = 0.18 ( Wilayah
gempa 3). 0,2215 < 0,18 x 3
0,2215 < 0,54 OK waktu
n = 3 ( jumlah lantai getar struktur gedung memenuhi
dari lantai dasar sampai atap) persyaratan. Gedung memiliki
T1 < ζ n kekakuan yang cukup.
0.17 < 0.18 x 3
0.17 < 0.54
Untuk pembatasan waktu getar
alami fundamental diambil nilai
82
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730
83
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730
5.2 SARAN
Penulis mempunyai beberapa saran,
bila dimasa depan dilakukan
penelitian lanjutan :
a) Analisis pushover perlu dicoba
dengan menggunakan referensi
b) Hasil output analisis pushover
FEMA 356.
menggunakan ETABS V 9.50
b) Membandingkan hasil evaluasi
kinerja gempa struktur metode
distribusi statik ekuivalen yakni
suatu representasi dari beban gempa
setelah disederhanakan dan
dimodifikasi, yang mana gaya
inersia yang bekerja pada suatu
massa akibat gempa disederhanakan
Gambar: Kurva Pushover
menjadi gaya horizontal dengan
c) Dari kurva kapasitas tinjauan arah
metode analisis respon riwayat
X memberikan gambaran perilaku
waktu.
struktur mulai dari tahap kondisi
c) Analisis pushover perlu dicoba
elastis, in-elastis kemudian
pada gedung-gedung tinggi
mengalami keruntuhan yang
lainya untuk mendalami perilaku
ditunjukkan kurva dengan
seismik gedung bertingkat banyak
penurunan tajam. Gedung
termasuk dalam level kinerja tidak
DAFTAR PUSTAKA
terjadi kerusakan struktural,
komponen non struktural masih
Anindityo Budi P . 1997. Jurnal
berada di tempatnya dan bangunan
Evaluation of Seismic
tetap dapat berfungsi tanpa
Performance of Concrete
terganggu masalah perbaikan sering
Stuctures With Pushover Analysis
disebut dengan istilah Immediate
Method Prosedure A Using
Occupancy (IO).
ETABS V 9.50 Program. Penerbit
d) Dari hasil grafik analisis pushover
Fakultas Teknik Universitas
struktur gedung berperilaku linier.
Sebelas Maret Surakarta
Konsep Perencanaan Desain Kolom
Kuat Balok Lemah atau yang kebih
Dr.Ir.Suharjanto,M.S.C.E. 2002.
dikenal dengan istilah strong
Rekayasa Gempa.dilengkapi
colum weak beam tidak
dengan Beban Gempa Sesuai SNI
terpenuhi. Hal ini ditunjukkan
-03-1726-2002.Penerbit Angkasa.
terbentuknya sendi plastis diawali
dari elemen kolom yang kemudian
Dokumentasi Kementrian Pekerjaan
pada saat mencapai performance
Umum Juli 2010. Peta Hazar
point mayoritas elemen kolom
Gempa Indonesia. Penerbit
dan balok terbentuk sendi plastis
Kementrian Pekerjaan Umum.
kemudian pada sebagian elemen
balok mencapai kondisi batas in-
Dokumentasi Departemen Pekerjaan
elastis. Sehingga Gedung
Umum. 1997. ATC 40 (1996) dan
Perkuliahan Fakultas Ekonomi
FEMA 273. Departemen
Universitas Baturaja tidak aman.
Pekerjaan Umum
84
Jurnal Informanika, Volume 6 No.1, Januari-Juni 2020 ISSN :2407-1730
85