0
Pembuatan log book contohnya. Hasil pekerjaan yang kita dapatkan seringkali
dilupakan begitu saja. Namun dengan adanya dokumentasi maka setiap kali
pengujian kita dapat menuliskan hasil pengujian dan pekerjaan kita dalam
dokumen tersebut. hal ini dapat menyebabkan ketertelusuran yang tinggi. Salah
satu contoh dalam aplikasi ISO/IEC 17025:2017 mengena hal tersebut adalah pada
klausul 7.11 yang berbunyi :
“Laboratorium harus memilih akses kepada data dan informasi yang dibutuhkan
untuk melakukan aktifitas di laboratorium.
Sebagai informasi, Pada ISO 17025:2017 sudah dimungkinkan menggunakan
Sistem Manajemen Laboratorium Informasi Laboratorium (data softcopy)”
Seperti yang sudah diterangkan pada nomor 2 bahwa dalam ISO/IEC 17025:2017
sudah diwajibkan untuk menggunakan dokumen untuk mencatat hasil pekerjaan
kita untuk mengetahui ketertelusuran dari pengujian yang kita lakukan. Dokumen
hasil catatan pekerjaan kita disebut dengan rekaman, dan rekaman yang didapatkan
disimpan dan dijadika sebagai bukti ketertelusuran hasil pengujian yang dilakukan.
Hal ini juga kembali disebutkan pada ISO/IEC 17025:2017 yakni ada klausul 7.5
mengenai rekaman teknis yang berbunyi :
“Laboratorium harus memastikan bahwa rekaman teknis untuk tiap aktifitas
laboratorium yang mengandung hasil, laporan, dan informasi yang cukup untuk
memfasilitasi, jika mungkin , identifikasi faktor faktor yang mempengaruhi hasil
pengukuran dan ketidakpastian pengukuranterkait dan memungkinkan
pengulangan kegiatan lab dalam kondisi yang sedekat mungkin dengan yang
aslinya”
Dokumentasi juga merupakan hal yang penting dalam hal evaluasi. Hal ini
berkaitan dengan manfaat dokumentasi pada nomor 2 dan nomor 3 dimana
dokumen/rekaman yang dihasilkan dapat menjadi ketertelusuran dalam pengujian
yang dilakukan, dan dapat dijidakn sebuah evaluasi bagi sistem manajemen untuk
memperbaiki dan selalu meningkatkan pengujian yang dilakukan.
Hal ini disebutkan pada ISO/IEC 17025:2017 pada klausul 8.8.2 mengenai audit
internal yang berbunyi :
“Laboratorium harus merencanakan, menetapkan, melaksanakan dan memelihara
program audit termasuk frekwensi, metoda, tanggung jawab, persyaratan
perencanaan dan pelaporan yang harus mempertimbangkan pentingnya kegiatan
laboratorium, perubahan yang mempengaruhi lab dan hasil audit sebelumnya
untuk menentukan kriteria dan cakupan audit.”
6. Memastikan integrasi pelaksanaan sistem manajemen