Jawaban Diskusi
Jawaban Diskusi
4. Ptosis dengan etiologi traumatik apakah merupakan kasus yang perlu penanganan
cepat?
Ptosis traumatik terjadi akibat trauma tajam dan tumpul pada muskulus atau
aponeurosis levator. Perbaikan ptosis traumatika sebagian besar kasus memerlukan
pembedahan. Pemilihan teknik pembedahan tergantung pada beberapa faktor yaitu
pengalaman dokter, mekanisme terjadinya ptosis, derajat ptosis serta levator function.
Pilihan metode yang paling sering digunakan pada kasus – kasus traumatik ptosis adalah
reseksi levator melalui kulit dengan memperhatikan atau meletakkan batas lid margin tepat
pada limbus. Kemudian juga dilakukan repair terhadap ptosis traumatik terutama yang
disebabkan oleh adanya sikatrik pada palpebra superior dengan tujuan untuk mengembalikan
m.levator yang telah direseksi pada tarsal plate melalui kulit sehingga levator action kembali
ada dan proses membuka mata menjadi lebih baik.
5. Pada pemeriksaan fisik tadi ada disebutkan mengenai bell’s phenomenon, bagaimana
cara memeriksanya?
Penderita disuruh menutup/memejamkan mata dengan kuat, pemeriksa membuka
kelopak mata atas, jika bola mata bergulir ke atas berarti Bells phenomenon (+).
Normalnya saat kita menutup mata bola mata akan bergulir ke atas namun hal ini tidak
terlihat karena bola mata ditutupi sepenuhnya oleh kelopak mata, sehingga pada pasien2
dengan gangguan menutup kelopak mata, pengguliran bola mata ini akan terlihat.
bell’s phenomenon ini dapat menjadi suatu tanda klinis bahwa terjadi lesi pada nervus
facialis.
6. Kapan kita perlu melakukan pemeriksaan penunjang seperti MRI dan CT?
Adanya kelumpuhan saraf kranial ketiga dengan atau tanpa temuan neurologis
lainnya
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang
paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali
dari rujukan.
Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek biomedik dan psikososial keterampilan
tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada pasien/klien dan keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya
tentang prinsip, indikasi, dan komplikasi yang mungkin timbul. Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa
melalui perkuliahan, diskusi, penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan penilaiannya dapat menggunakan ujian
tulis.
8. A
Pseudoptosis dimana palpebra superior jatuh tanpa adanya insufisiensi retraksi otot
levator palpebra. Pseudoptosis dapat terlihat pada kelainan seperti hordeolum, kalazion,
tumor palpebra, atau blefarokalasis yang mengakibatkan kelopak mata sukar diangkat.
Pengobatan yang diberikan pada pseudoptosis adalah dengan mengobati dan menghilangkan
penyebab pseudoptosis tersebut.
Pseudo-ptosis adalah kondisi kelopak mata yang tampak ptotik tetapi sebenarnya tidak.
Penyebab pseudo-ptosis termasuk spasme hemifasial, fisura palpebra sempit, hipotropia
ipsilateral (deviasi mata ke bawah), hipertropia pada sisi kontralateral, enoftalmos (karena
kurangnya dukungan posterior), mikroftalmos, anoftalmos, dermatokalasis (kelopak mata
berlebihan). kulit dan prolaps lemak orbital), retraksi kelopak mata di sisi kontralateral dari
penyakit Grave atau retraksi kelopak mata kongenital,