Anda di halaman 1dari 3

Pemikiran Magis

Inez Puspita Arnalis


00000000918

Didalam masyarakat di masa sekarang ini, sudah banyak pemikiran magis


yang tidak dianggap sebagai suatu kebenaran. Namun didalam masyarakat ini pula
masih ada beberapa kelompok ataupun individu yang masih mempercayai adanya
pemikiran magis.
Seperti contoh, Wanita dalam studi kasus berikut menunjukkan banyak
gangguan aneh yang menunjukkan kepribadian schizotypal (Spritzer dkk.,1981).
Pasien adalah seorang wanita berumur 32 tahun yang tidak memiliki pekerjaan dan
belum menikah. Ia merasakan perasaan terisolasi yang berangsur angsur semakin
kuat. Ia akan duduk di sofa rumahnya selama berjam-jam, setiap hari ia merasa bahwa
ia seolah-olah sedang menonton dirinya sendiri bergerak melalui kehidupan. Dia
merasa aneh jika melihat dirinya sendiri didalam cermin. Ia pun merasa mampu
membaca pikiran orang lain, dan hal tersebut sudah terjadi selama bertahun tahun.
Pasien tersebut pula mengalami paranoid serta delusi dan halusinasi. Jika dipaparkan
contoh kasus seperti itu, masyarakat yang masih mempercayai pemikiran magis akan
berpikir bahwa gangguan kepribadian schizotypal merupakan sebuat bentuk magis.
Fenomena lainnya adalah fenomena anak indigo. Sebelum diadakan penelitian
mengenai anak indigo, dan sebelum anak indigo menjadi sangat umum di masyarakat
kita, anak indigo dianggap sebagai bentuk magis atau yang disebut anak supranatural.
Pada awal kemunculannya para anak indigo lebih dianggap sebagai penderita suatu
kelainan atau menderita suatu penyakit, mereka sering di cap sebagai pengidap
ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder) yang biasa disebut gangguan
hiperaktif kekurangan perhatian, ADD (Attention Deficit Disorder) gangguan
kekurangan perhatian,  dan juga autis. sehingga mereka sering diusahakan agar
sembuh dari suatu label penyakit yang tidak benar adanya. Fenomena anak indigo
terlihat lebih menyita perhatian dunia supranatural yang berujung pada magis.
Kata magis berasal dari bahasa yunani, yaitu ‘magi’ yang merujuk kepada
orang bijak di Persia dan Babilonia, namun arti kata magis lebih merujuk kepada
sesuatu yang memiliki kekuatan supranatural dan berhubungan dengan alam gaib
(Himawan, 2013). Pemikiran magis merupakan bentuk hasil berpikir manusia
mengenai hal hal yang dianggap supranatural dan sulit diterima oleh pemikiran
manusia sendiri. Didalam perspektif psikologi sosial, pemikiran magis dianggap
sebagai bentuk spesifik dari pemikiran irasional. Pemikiran irasional merupakan
bentuk pemikiran yang berlawanan dengan logika dan tidak melibatkan paenggunaan
akal budi (Himawan, 2013).
Didalam bukunya, K.K. Himawan mengatakan bahwa ada 4 penjelasan teoritis
mengenai pemikiran magis, yaitu:

1. Self-fulfilling prophecy
Self-fulfilling prophecy merupakan suatu kepercayaan atau peramalan akan
apa yang akan terjadi yang kita miliki sebelumnya, tanpa kita sadari, segala
tingkah laku kita mengarah pada terjadinya peramalan tersebut. Self-fulfilling
prophecy sering juga dikenal sebagai sugesti.

2. Superstitious behavior
Skinner menjelaskan bahwa superstitious behavior merupakan tingkah laku
yang diulangi karena mendapat penguatan secara kebetulan atau tidak sengaja,
sekalipun sesungguhnya perilaku tersebut tidak memiliki hubungan dengan
penguat perilakunya.

3. Vicarious learning
Bandura mengemukakan bahwa vicarious learning berarti individu belajar
menggunakan imitasi terhadap lingkungannya. Konsep vicarious learning
sangat berperan dalam pembentukan pemikiran magis, khususnya yang terkait
dengan kebudayaan atau nilai-nilai magis yang disepakati sekelompok orang.

4. Motivation
Motivasi yang dimaksud disini adalah motivasi dibalik perilaku magis dan
pemikiran magis yang dilakukan individu.

Menurut saya pribadi, pemikiran magis dan psikologi sangat berhubungan


erat. Pemikiran magis juga bukan merupakan bentuk abnormalitas. Masyarakat sering
sekali memberikan label abnormalitas terhadap sesuatu yang belum diketahui secara
ilmiah. Maka dari itu pada dasarnya pemikiran magis nyata adanya dan bukan
merupakan bagian dari abnormalitas. Didalam psikologi abnormalitas, seseorang yang
memiliki disorder ataupun yang dianggap sebagai individu yang abnormal memiliki
lebih banyak simtom-simtom yang harus dipertimbangkan dan di teliti lebih detil.
Menurut saya pribadi, pemikiran magis nyata adanya didalam kehidupan kita,
namun begitu juga adanya teori yang membuat sebuah kejadian terlihat seperti
kejadian supranatural, ada baiknya dalam menyingkapi sebuah fenomena kita
mengkajinya terlebih dahulu.

Daftar Pustaka:

Carrol. L., Tobber. J. (2006). The Indigo Children. Jakarta: BIP.

Himawan, K. K. (2013). Pemikiran Magis Ketika Batas antara Magis dan Logis
Menjadi Bias. Jakarta: PT. Indeks.

https://www.academia.edu/3776012/Psikollogi_Abnormal_Gangguan_Kepribadian

Anda mungkin juga menyukai