Anda di halaman 1dari 12

Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 –

6885

PENGKAJIAN POTENSI DESA DENGAN PENDEKATAN PARTISIPATIF


DI DESA MAWAI INDAH KECAMATAN BATU AMPAR
KABUPATEN KUTAI TIMUR
Herman Sanusi1 dan Abdul Kholik Hidayah2
1
Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia.
2
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75124, Indonesia.
E-Mail: herman@untag-smd.ac.id

ABSTRAK

Pengkajian Potensi Desa Dengan Pendekatan Partisipatif Di Desa Mawai Indah Kecamatan Batu
Ampar Kabupaten Kutai Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi, permasalahan dan
pemecahan masalah di Desa Mawai Indah serta membuat perencanaan kegiatan yang dapat dilakukan pada
sebuah desa untuk peningkatan perekonomian desa tersebut berdasarkan potensi yang ada pada desa tersebut.
Penelitian ini dalam pengambilan datanya menggunakan metode Participatory Rural Appraisal (PRA)
sedangkan analisa datanya menggunakan metode SWOT. Teknik PRA yang digunakan adalah Penelusuran
Alur Sejarah Desa, Pembuatan Bagan Kecenderungan dan Perubahan Mata Pencaharian, Penyusunan
Kalender Musim, Pembuatan Peta/Sketsa Desa, Kajian Kelembagaan (Diagram Venn), Bagan Kegiatan
Harian dan Transek Desa. PRA ini sendiri dilaksanakan oleh masyarakat Desa Mawai Indah, Kecamatan
Batu Ampar, Kabupaten Kutai Timur.
Hasil penelitian memperlihatkan potensi desa berupa luas lahan, produksi panen lada yang baik, adanya
perusahaan yang beroperasi di desa serta terdapat permasalahan yang terjadi seperti sulitnya pemasaran hasil
pertanian/perkebunan, serangan hama dan fusarium terhadap tanaman lada serta seringnya terjadi banjir.
Penyelesaian masalah adalah dengan bekerja sama dengan perusahan membuat perkebunan yang baik,
menampung hasil produksi, meningkatkan SDM masyarakat. Segera menyelesaikan pembentukan koperasi
desa, berbagi pengalaman dengan petani lain mengatasi hama dan fusarium serta kegiatan mengoptimalkan
bendungan pengendali yang dimiliki Desa Mawai Indah.
Kata kunci : Potensi, Partisipatif, permasalahan, dan Pemecahan.

ABSTRACT
Assessment of Potential Rural Participatory Approach Mawai Indah Village District Batu Ampar East
Kutai Regency.The purpose of this study was to determine the potential, problems and solving problems in
the village Mawai Indah and planning activities that can be done on a village to village economic
development based on the potential that exists in the village.
The study is in the data collection methods of Participatory Rural Appraisal (PRA) while the data analysis
using the SWOT method. PRA techniques used are Search History Village, Making Chart Trends and
Changes in Livelihood, Preparation Calendar Season, Making Map/Sketch Village, Institutional Assessment
(Venn Diagram), Chart Daily Activity and Village Transect. PRA is carried out by the villagers Mawai Indah
themselves, District of Batu Ampar, East Kutai Regency.
The results demonstrated the potential of the village in the form of land, a good pepper crop production, the
existence of companies operating in the village and there are problems that occur such as the difficulty of
marketing of agricultural/plantation pests and fusarium the pepper plants as well as frequent flooding.
Problem solving is to work closely with the company to make a good plantation, accommodating production,
improve HR community. Immediately complete the formation of village cooperatives, share experiences with
other farmers cope with pests and fusarium as well as the activity of optimizing control dams owned Mawai
Indah Village.
Key words : Potential, Participative, potential, Participatory, problems, solving, and Troubleshooting.

185
Pengkajian Potensi Desa… Herman Sanusi dan Abdul Kholik Hidayah.

1. PENDAHULUAN meningkat, juga akan menimbulkan


Menurut UU No. 41 tahun 1999 sejumlah perubahan situasi seperti
tentang Kehutanan, Hutan adalah suatu misalnya, penurunan kualitas lingkungan
kesatuan ekosistem berupa hamparan hutan, penebangan tanpa ijin,
lahan berisi sumber daya alam hayati perladangan berpindah dan sebagainya.
yang didominasi pepohonan dalam Perilaku masyarakat dalam
persekutuan alam lingkungannya, yang memanfaatkan sumber daya alam berupa
satu dengan lainnya tidak dapat hasil hutan dipengaruhi oleh berbagai
dipisahkan. Hutan merupakan salah satu faktor antara lain mekanisme pasar yang
modal dasar pembangunan nasional, memberi kesempatan dan adanya desakan
meliputi kawasan seluas lebih kurang kebutuhan karena hasil dari mata
99,6 juta Ha atau sekitar 53,0% dari luas pencarian pokoknya tidak mencukupi.
wilayah Indonesia (Anonima, 2012), Dalam upaya pemanfaatan
termasuk salah satu sumber daya alam sumber daya alam secara optimal bagi
(natural resource) yang sangat penting kesejahteraan masyarakat namun tetap
artinya karena menguasai hajat hidup lestari, pemerintah dalam Rencana
masyarakat. Strategis Kementerian Kehutanan 2010 –
Masyarakat desa yang bertempat 2014 membuat delapan kebijakan
tinggal di sekitar hutan dalam kehidupan prioritas pembangunan kehutanan salah
sehari-harinya cenderung untuk satunya adalah pemberdayaan masyarakat
memanfaatkan hasil hutan. Pemanfaatan di sekitar hutan. Kebijakan ini telah
hasil hutan ini karena rendahnya tingkat ditindaklanjuti dengan penetapan
kesejahteraan masyarakat yang dapat beberapa kegiatan pokoknya, yaitu antara
dilihat dari rendahnya pendapatan lain Pengembangan Perhutanan Sosial
masyarakat tersebut. Pertambahan (Anonima, 2012).
penduduk yang berada di sekitar hutan Dalam pelaksanaan kegiatan
juga mengakibatkan bertambahnya pemberdayaan masyarakat selama ini
kebutuhan terhadap kayu maupun hasil sering mengalami kegagalan karena tidak
hutan lainnya. Masyarakat yang tinggal ada atau kurangnya keterlibatan
di dalam dan di sekitar hutan, masyarakat mulai dari tahap awal
kehidupannya masih tergantung pada penyusunan rencana, sehingga
hutan yang ada di sekitarnya. Dari hutan, pemberdayaan masyarakat selama ini
mereka dapat mengumpulkan hasil hutan tidak relevan dengan kebutuhan
berupa kayu dan non kayu untuk masyarakat. Geddesian dalam
langsung dikonsumsi atau dimanfaatkan. Purnamasari (2008) mengemukakan
Hutan juga menjadi tumpuan pertanian bahwa pada dasarnya masyarakat dapat
mereka untuk berpindah. Tradisi yang dilibatkan secara aktif sejak tahap awal
sudah berjalan ratusan tahun tersebut penyusunan rencana. Keterlibatan
menyebabkan ikatan masyarakat dengan masyarakat dapat berupa : (1) pendidikan
hutan begitu kuat dan tercermin pada melalui pelatihan, (2) partisipasi aktif
hak-hak adat/hak tradisional, yaitu hak- dalam pengumpulan informasi, (3)
hak yang tidak tersurat, tetapi tersirat partisipasi dalam memberikan alternatif
dengan kuat atas hutan pada tanah hutan. rencana dan usulan kepada pemerintah.
Pertambahan penduduk akan Melihat hal tersebut maka untuk
menyebabkan pertambahan jumlah melaksanakan kegiatan pemberdayaan
manusia yang tinggal di sekitar hutan dan masyarakat di dalam dan di sekitar
lahan hutan. Disamping tuntutan kawasan hutan secara efektif, selain
kebutuhan akan hasil hutan semakin diperlukan berbagai data dan informasi

186
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 –
6885

yang berkaitan dengan potensi yang dan literatur serta sumber data dari
dimiliki dalam desa di dalam dan di Kantor Desa Mawai Indah,
sekitar kawasan hutan juga diperlukannya Kecamatan Batu Ampar.
partisipatif dari masyarakat untuk
mengetahui segala potensi dan
permasalahan yang ada pada desanya. 2.3. Objek Penelitian
Untuk melihat peran serta dan Yang menjadi objek penelitian ini
kemampuan masyarakat terhadap adalah masyarakat, permasalahan
pengumpulan data potensi desa, dan potensi Desa Mawai Indah,
mengetahui permasalahan dan Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten
pemecahannya, maka peneliti Kutai Timur.
berpendapat perlu dilakukan kegiatan
“Pengkajian Potensi Desa dengan 2.4. Metode Pengumpulan Sample
Pendekatan Partisipatif di Desa Mawai Pengambilan sampel dalam penelitian
Indah, Kecamatan Batu Ampar, ini menggunakan teknik purposive
Kabupaten Kutai Timur. Tujuan dari sampling. Masyarakat yang dijadikan
penelitian ini adalah: Untuk mengetahui sampel dalam penelitian ini adalah
potensi, permasalahan dan pemecahan masyarakat yang berada pada Desa
masalah di Desa Mawai Indah yang Mawai Indah, Kecamatan Batu
meliputi wilayah, kependudukan, Ampar yang telah mengikuti
kelembagaan, pertanian, perkebunan. pelatihan Participatory Rural
Untuk membuat perencanaan kegiatan Appraisal (PRA) sebanyak 23 orang.
yang dapat dilakukan pada sebuah desa Masyarakat tersebut dibagi dalam
untuk peningkatan perekonomian desa beberapa kelompok dan tiap
tersebut berdasarkan potensi yang ada kelompok akan berdiskusi untuk
pada desa tersebut. mengumpulkan data sesuai dengan
teknik yang digunakan, kemudian
2. METODA PENELITIAN hasilnya dipresentasikan untuk
disetujui bersama sehingga datanya
2.1. Tempat dan Waktu menjadi data semua kelompok .
Penelitian ini dilaksanakan di Desa 2.5. Metode Pengumpulan Data
Mawai Indah, Kecamatan Batu Data penelitian ini diambil dengan
Ampar, Kabupaten Kutai Timur. menggunakan teknik Participatory
Dipilihnya Desa Mawai Indah Rural Appraisal (PRA) yang terdiri
berdasarkan pertimbangan sejarah dari:
dan letak geografisnya. Pada Bulan a. Teknik Penelusuran Alur
Pebruari-Mei 2014. Sejarah Desa
b. Teknik Pembuatan Bagan
2.2. Bahan dan Peralatan
Kecenderungan dan
Alat-alat penelitian yang digunakan
Perubahan Mata Pencaharian
antara lain adalah: Kamera, untuk
c. Tenik Penyusunan Kalender
mendokumentasikan kegiatan. Alat
Musim
tulis menulis, untuk mencatat data-
d. Teknik Pembuatan
data selama kegiatan. Bahan
Peta/Sketsa Desa
penelitian
e. Teknik Kajian Kelembagaan
Bahan penelitian antara lain adalah:
Desa (Diagram Venn)
Flip chart, kertas yang digunakan
f. Teknik Bagan Kegiatan
untuk catatan dari hasil kegiatan,
Harian
Sumber data sekunder berupa buku

187
Pengkajian Potensi Desa… Herman Sanusi dan Abdul Kholik Hidayah.

g. Teknik Penelusuran Desa pembuatan peta/sketsa desa, kajian


(Transek) kelembagaan desa (diagram venn),
bagan kegiatan harian dan
2.6. Metode Analisis Data
penelusuran desa (transek),
Data hasil penelitian dianalisis secara
sedangkan untuk mengetahui
kualitatif. Untuk mengetahui potensi
permasalahan dan pengembangannya
desa dengan menggunakan teknik
dengan menggunakan metode SWOT
penelusuran alur sejarah desa,
secara kualitatif disajikan pada Tabel
pembuatan bagan kecenderungan dan
1.
perubahan mata pencaharian,
penyusunan kalender musim,

Tabel 1. Dari faktor-faktor SWOT ditetapkan strategi sebagai berikut:

Faktor Internal (S) Strengths (W) Weaknesses


Faktor Eksternal (Kekuatan) (Kelemahan)
Strategi SO: Strategi WO:
Strategi yang ditetapkan berdasarkan Strategi yang ditetapkan
(O) Opportunities pemanfaatkan seluruh kekuatan berdasarkan pemanfaatkan
(Kesempatan) untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang ada dengan cara
peluang sebesar-besarnya meminimalkan kelemahan yang
ada
Strategi ST: Strategi WT:
Strategi yang ditetapkan berdasarkan Strategi yang ditetapkan
(T) Threats kekuatan yang dimiliki organisasi berdasarkan kegiatan yang
(Ancaman) untuk mengatasi ancaman bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang
ada serta menghindari ancaman

3. HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN 1. Penelusuran Alur Sejarah Desa
Desa Mawai Indah merupakan
3.1. Pendataan Secara Partisipatif desa transmigrasi yang dimulai
Berdasarkan hasil diskusi bersama keberadaannya tahun 1993 pada areal
dalam kegiatan pengumpulan data dengan HTI PT Kiani Hutani Lestari. Penduduk
teknik Participatory Rural Appraisal berasal dari luar Kalimantan dan lokal
(PRA), data yang dikumpulkan berupa dengan pekerjaan utamanya sebagai
potensi dan permasalahan sebagai karyawan HTI.
berikut:
Penduduk transmigrasi saat ini sebagai perusahaan induk bagi desa
banyak berasal dari Jawa dan Nusa transmigrasi ini telah mulai membaik,
Tenggara sehingga suku dan agama yang jalan-jalan sudah diaspal dan jalan-jalan
dianut masyarakat desa beragam. Setelah kampung telah dilakukan semenisasi serta
menjadi desa definitif, Desa Mawai Indah masyarakat desa sudah menikmati listrik
sudah 3 kali mengadakan pemilihan desa.
kepala desa. Perekonomian yang dulu
sempat memburuk dengan berhenti 1. Bagan Kecenderungan dan
beroperasinya PT Kiani Hutani Lestari Perubahan Mata Pencaharian

188
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 –
6885

Di Desa Mawai Indah telah terjadi waktu ke waktu sejak mulai berdiri,
perubahan sumber penghasilan dan mata hal ini terlihat seperti pada Tabel 2.
pencaharian masyarakat desa dari

Tabel 2. Kecenderungan dan Perubahan Mata Pencaharian Desa Mawai Indah


Mata Pencaharian
Perkebunan Peternakan
Lain
Waktu Pekerja
Cari
Sawit Lada Karet Kambing Sapi Ayam Buru Buruh
Ikan
1993-
*** - * - * * * ** * -
2000
2001-
- ** ** * * * * - - -
2008
2009-
* *** *** ** * ** * - - *
2013
Keterangan
- = Tidak ada
* = Sedikit
** = Sedang
*** = Banyak

Banyaknya lapangan kerja saat namun belum maksimal karena sulitnya


terbentuknya desa sempat berkurang mendapatkan pejantan untuk
karena ditutupnya perusahaan PT Kiani meningkatkan produksi sapi mereka serta
Hutani Lestari namun saat ini mulai kesulitan pakan ternak.
berjalan perusahaan PT Buana Inti Energi
sehingga lapangan kerja mulai ada lagi 2. Kalender Musim
walaupun masih terbatas. Dibidang Pada sektor perkebunan dan
perkebunan, hasil perkebunan seperti pertanian yang merupakan sumber
lada, sawit dan karet semakin meningkat penghasilan utama masyarakat dapat
tapi tidak diimbangi dengan diketahui waktu pemanenan hasil
pemasarannya sehingga daya jual pertanian/perkebunan masyarakat Desa
masyarakat menurun. Peternakan sapi Mawai Indah seperti Tabel 3.
menunjukkan peningkatan produksinya

Tabel 3. Kalender Musim Sumber Penghasilan Masyarakat Desa Mawai Indah

Bulan
Jenis
Komoditas Jan Peb Mrt Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Padi Gunung X X X
Lada X X X X X X
Sawit X X X X X X X X X X X X
Karet X X X X X X X X X X X X

Dari data ini diketahui kapan untuk memanennya. Padi gunung


kegiatan pemanenan hasil pertanian/ panennya terjadi pada awal tahun dengan
perkebunan masyarakat desa sehingga periode panen 1 kali setahun, sedangkan
diketahui waktu dibutuhkan tenaga kerja lada dipanen 2 kali dalam setahun yang

189
Pengkajian Potensi Desa… Herman Sanusi dan Abdul Kholik Hidayah.

masa panennya bisa selama 3 bulan. mengurangi produksi lada. Masalah lain
Permasalahan yang muncul yaitu adalah sulit mendapatkan bibit lada yang
terjadinya serangan hama walang sangit unggul dan pupuk untuk meningkatkan
dan fusarium pada lada sehingga produktifitas tanaman.

3. Pembuatan Sketsa Desa

Gambar 1. Sketsa Desa Mawai Indah

Pada sketsa desa ini tergambar


lokasi perkebunan/pertanian mengelilingi 4. Kajian Kelembagaan Desa
perkampungan. Desa Mawai Indah Pada Desa Mawai Indah terdapat
mempunyai sungai yang cukup besar beberapa lembaga yang berpengaruh
untuk menjamin ketersediaan air namun terhadap masyarakat Desa Mawai Indah
sering terjadinya banjir akibat tingginya dan juga adanya keterkaitan antar
debit air sungai. Desa juga mempunyai lembaga. Namun juga masih ada lembaga
cekdam bendungan pengendali untuk yang belum dimanfaatkan secara
pengendalian banjir namun sepertinya maksimal seperti pada Gambar 2 dibawah
belum berhasil dalam mengatasi ini.
terjadinya banjir.

Gambar 2. Bagan Kelembagaan (Diagram Venn) Desa Mawai Indah

190
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 –
6885

Pada bagan kelembagaan menurut kurang berpartisipasi secara aktif dan


pendapat masyarakat lembaga adat, LPM, berkesinambungan terhadap kehidupan
kelompok tani dan puskesmas masyarakat. Karang Taruna dan PKK
mempunyai pengaruh yang cukup besar juga kurang terorganisasi dan kurang
terhadap kehidupan masyarakat desa. aktif dalam pembangunan masyarakat
Lembaga-lembaga ini perlu terus desa. Lembaga yang belum optimal ini
dipertahankan untuk membantu bisa berperan aktif membatu masyarakat
kehidupan masyarakat desa, kelompok desa sehingga keberadaannya memberi
tani lebih ditingkatkan kemampuannya manfaat bagi masyarakat desa
seperti dengan mengadakan studi banding
ke desa lain yang berhasil dengan 5. Bagan Kegiatan Harian
bantuan instansi terkait dan perusahaan. Pembuatan bagan harian
Pemerintah desa agar bisa mengupayakan dibedakan dalam dua kelompok yakni
tenaga paramedis yang menetap didesa bagan harian untuk bapak-bapak dan
seperti dokter, bidan dan perawat. bagan harian untuk ibu-ibu. Untuk
Lembaga PPL, koperasi, Dinas bapak-bapak, banyak waktu luang di
Peternakan dan instansi lain dianggap malam hari, sedangkan ibu-ibu waktu
cukup penting bagi masyarakat tetapi luangnya juga cukup banyak pada siang
belum berperan secara optimal karena dan malam hari
Masyarakat mendata semua potensi dan
6. Penelusuran Desa (Transek) bentuk penggunaan lahan disepanjang
jalur yang mereka lewati seperti terlihat
Penelusuran desa dimulai dari dalam Gambar 3 berikut.
sungai yang cukup besar di desa ini.

Gambar 3. Transek Desa Mawai Indah

191
Pengkajian Potensi Desa… Herman Sanusi dan Abdul Kholik Hidayah.

Dari transek di atas tergambar a. Penduduk yang berada dalam usia


potensi desa berupa tersedianya lahan produktif cukup tinggi sebesar 64%
yang cukup luas yang digunakan untuk dari jumlah penduduk desa.
perkebunan, pertanian, perumahan dan b. Mempunyai lahan yang luas untuk
areal perkantoran. Jenis tanaman yang lahan pertanian/perkebunan dan
diusahakan oleh masyarakat berupa lada, lainnya.
kelapa sawit dan karet. Status c. Sudah adanya fasilitas umum yang
kepemilikan tanah di desa ini adalah dimiliki di desa ini seperti sekolah,
berupa hak milik dan milik umum. Dalam masjid, gereja, kantor desa, balai
gambar ini terlihat potensi yang dimiliki desa dan pendukung aktifitas
masyarakat desa berupa tersedianya lahan masyarakat seperti jalan yang sudah
yang luas, hasil perkebunan yang cukup, di aspal, listrik masuk desa dan
tersedianya SDM dan aksesibilitas berupa cekdam bendungan pengendali.
jalan. Permasalahan yang timbul selain d. Adanya lembaga dan kelompok
lahan belum terolah secara maksimal, masyarakat yang sudah terbentuk
juga sering terjadinya banjir bagi seperti PKK, Karang Taruna, LPM,
pemukiman yang berada di sekitar sungai Lembaga Adat, Kelompok Tani.
karena meluap air yang tidak tertampung e. Masih ada lembaga yang belum
oleh sungai. Dalam sektor perkebunan, maksimal dimanfaatkan seperti
permasalahan terletak pada sulitnya Dinas Peternakan, instansi lain, PPL
pemasaran hasil perkebunan dan juga dan koperasi.
adanya gangguan hama fusarium f. Adanya kelompok tani yang sudah
terutama terhadap komoditas lada. terbentuk.
g. Adanya perusahaan yang berlokasi di
7. Identifikasi Potensi dan Masalah desa.
Identifikasi adalah suatu proses h. Panen hasil perkebunanan seperti
kegiatan pengumpulan informasi atau lada, sawit dan karet yang cukup
data mengenai hal-hal apapun sesuai baik dan cenderung meningkat
dengan yang diperlukan oleh peneliti. hasilnya.
Tujuan melaksanakan identifikasi adalah Permasalahan yang dihadapi
untuk menyediakan informasi mengenai masyarakat Desa Mawai Indah:
keadaan nyata desa yang dilihat dari a. Seringnya terjadi banjir yang
berbagai aspek pengamatan, baik mengganggu aktifitas masayarakat.
menyangkut kekuatan-kekuatan yang b. Berkurangnya lapangan kerja karena
dimiliki maupun kelemahan yang sedang ditutupnya perusahaan HTI.
dihadapi. Identifikasi masalah dilakukan c. Terjadinya serangan hama walang
secara partisipatif pada masing-masing sangit dan fusarium yang menyerang
atau masyarakat. Identifikasi dilakukan tanaman lada masyarakat serta
pada saat pertemuan kelompok dengan sulitnya mendapatkan bibit lada serta
cara teknik-teknik Participatory Rural pupuk.
Appraisal (PRA). Potensi dan masalah d. Sulitnya pemasaran hasil pertanian
diungkapkan oleh masyarakat secara dan perkebunan masyarakat seperti
berkelompok dan disetujui bersama-sama lada, karet dan sawit.
dengan semua kelompok. e. Peternak sapi merasakan kurangnya
Potensi yang dimiliki oleh sapi pejantan untuk meningkatkan
masyarakat Desa Mawai Indah adalah: produksi sapi masyarakat serta tidak
adanya kebun pakan ternak.
f. Koperasi belum terbentuk.

192
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 –
6885

g. Belum optimalnya pembinaan oleh - Panen lada, kelapa sawit dan karet
PPL. yang baik
h. Belum optimalnya kegiatan b. Faktor Kelemahan
kelembagaan dan koordinasi dengan - Sulit pemasaran hasil pertanian
instansi terkait lainnya. - Belum optimalnya koordinasi
i. Kurangnya pembinaan terhadap dengan instansi daerah
lembaga dan kelompok masyarakat. - Belum ada koperasi
Berdasarkan data hasil penelitian - SDM masih kurang
yang didapat berupa potensi dan - Sulit mendapatkan bibit lada
permasalahan yang telah dipaparkan c. Faktor Peluang
kemudian dikelompokan pada kategori - Perusahaan
faktor-faktor SWOT. Potensi yang - Dinas Pertanian, Dinas
berasal dari internal menjadi faktor Perkebunan dan Dinas Peternakan
kekuatan (strengths), sedangkan dari - PPL
eksternal menjadi faktor peluang d. Faktor Ancaman
(opportunities) bagi masyarakat desa. - Banjir
Permasalahan yang muncul juga dipilah, - Hama walang sangit dan fusarium
yang berasal dari internal menjadi faktor - Kurangnya sapi pejantan dan
kelemahan (weaknesses) dan dari pakan ternak
eksternal menjadi suatu faktor ancaman Faktor-faktor ini kemudian
(threats). Pengelompokan faktor-faktor digabungkan untuk mendapatkan
tersebut bertujuan memudahkan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi.
menganalisa data untuk mencari jalan Penggabungan itu antara kekuatan
keluarnya. Pengelompokan faktor-faktor dengan peluang, kekuatan dengan
itu sebagai berikut: ancaman, kelemahan dengan peluang dan
a. Faktor kekuatan kelemahan dengan ancaman seperti
- Lahan yang luas terlihat pada Tabel 4.
- Adanya kelompok tani

Tabel 4. Analisa SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

- Menggunakan lahan yang luas dengan - Mengurangi kendala pembentukan


Peluang (O)

memanfaatkan adanya perusahaan di desa koperasi dengan memanfaatkan PPL dan


- Menggunakan panen lada, kelapa sawit dan Dinas Pertanian
karet yang baik dengan memanfaatkan - Meminimalisir kurangnya SDM
perusahaan dan dinas perkebunan masyarakat dengan memanfaatkan
perusahaan dan instansi pemerintah
- Menggunakan pengalaman kelompok tani - Meminimalisir kendala dalam koordinasi
untuk mengatasi hama walang sangit dan dengan instansi terkait untuk mengatasi
Ancaman (T)

fusarium kurangnya sapi pejantan


- Menggunakan lahan yang luas untuk
mengatasi kekurangan pakan ternak
- Menggunakan cekdam/bendali untuk
mengatasi banjir

Berdasarkan Tabel 5 mengenai 1. Masyarakat memiliki lahan luas yang


analisa SWOT di atas, dapat dirumuskan belum dioptimalkan, bisa
langkah-langkah sebagai berikut : bekerjasama dengan perusahaan
membuat perkebunan yang dikelola

193
Pengkajian Potensi Desa… Herman Sanusi dan Abdul Kholik Hidayah.

secara modern dan baik seperti keluarnya dengan bantuan instansi


kebun lada dan karet. Masyarakat pemerintah dan perusahaan yang ada
mendapat keuntungan berupa lahan di desa. Bantuan bisa berupa
yang optimal, lapangan kerja, alih peralatan maupun pengoperasian
teknologi kebun dan peningkatan bendungan tersebut.
perekonomian. 6. Mengurangi kendala dalam
2. Pemasaran hasil panen seperti karet pembentukan koperasi dengan
dan kelapa sawit, bekerjasama memanfaatkan PPL dan Dinas
dengan perusahaan untuk Pertanian membantu dan
menampung hasil karet dengan harga mendampingi proses pembentukan
pasar. Untuk hasil panen lada, dan pengurusan koperasi.
bekerjasama dengan dinas Pengalaman dan akses yang dimiliki
perkebunan untuk mencari peluang akan mempermudah terbentuknya
pasar seperti ke industri-industri. koperasi di Desa Mawai Indah.
Selain itu juga bisa membangun Pembentukan koperasi agar berjalan
sebuah pasar di Desa Mawai Indah lancar, masyarakat harus
khusus untuk hasil kebun seperti lada mengesampingkan kepentingan
serta melakukan promosi pasar pribadi dan golongan agar koperasi
tersebut ke luar daerah. cepat terbentuk. Pengurus koperasi
3. Mengatasi serangan hama dan diisi oleh warga yang mempunyai
fusarium terhadap tanaman lada bisa kemampuan dalam mengatur
dengan memanfaatkan pengalaman organisasi dan mempunyai waktu
anggota kelompok tani lain yang yang cukup untuk mengelola
berhasil mengatasi fusarium, yiatu koperasi ini. Berdirinya koperasi
dengan menggunakan tursi dicampur akan sangat membantu masyarakat
dengan kapur dan disiram ketanaman seperti dalam pemasaran hasil
yang mati sehingga fusariumnya mati perkebunan milik masyarakat.
dan tanaman berikutnya akan Pemasaran melalui koperasi akan
terbebas dari jamur tersebut. membuat harga hasil perkebunan
Bahan yang digunakan adalah tursi menjadi wajar dan sesuai harga pasar
100 gram dicampur dalam 5 liter air, karena para tengkulak tidak dapat
kapur gamping 100 gram dicampur mempermainkan harga.
kedalam 5 liter air yang lain, 7. Meminimalisir kurangnya SDM
kemudian campuran tursi ini masyarakat dengan memanfaatkan
dicampur kedalam campuran kapur. perusahaan yang berlokasi di desa.
4. Lahan yang luas milik masyarakat Perusahaan bisa mengadakan
juga bisa ditanami dengan pakan pelatihan keterampilan seperti budi
ternak seperti rumput gajah untuk daya tanaman karet dan budi daya
mengatasi kurangnya pakan ternak. ikan.
Pakan ternak ini bisa juga sebagai 8. Mengatasi kurangnya sapi pejantan
tumpang sari dari tanaman pokok bisa dengan mengoptimalkan
seperti lada yang ditanam di tepi koordinasi dengan Dinas Peternakan.
lahan. Masyarakat bisa berkonsultasi cara
5. Menggunakan bendungan yang ada mendapatkan bantuan sapi pejantan
untuk mengatasi banjir. Kendala dan cara pemeliharaan bantuan
pada bendungan yang menyebabkan tersebut.
tidak maksimalnya bendungan
tersebut agar segera dicari jalan

194
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 –
6885

4. KESIMPULAN b. Bekerjasama dengan perusahaan


untuk menampung hasil karet,
Berdasarkan hasil penelitian dengan dinas perkebunan untuk
Pengkajian Potensi Desa dengan mencari peluang pasar dan
Pendekatan Partisipatif di Desa Mawai membangun pasar khusus untuk
hasil kebun.
Indah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten
a. Memanfaatkan pengalaman
Kutai Timur dapat disimpulkan sebagai anggota kelompok tani yang
berikut: berhasil mengatasi fusarium.
b. Lahan ditanami dengan pakan
1. Potensi Desa Mawai Indah yang bisa ternak seperti rumput gajah untuk
dikembangkan: mengatasi kurangnya pakan
a. Mempunyai lahan yang cukup ternak.
luas c. Menggunakan bendungan yang
b. Telah terbentuknya lembaga dan ada untuk mengatasi banjir.
kelompok masyarakat seperti d. Mempercepat terbentuknya
karang taruna, PKK, lembaga adat koperasi dengan memanfaatkan
dan kelompok tani yang bisa PPL dan Dinas Pertanian.
dimanfaatkan untuk e. Meningkatkan SDM masyarakat
pendampingan pada petani. dengan memanfaatkan perusahaan
c. Produksi perkebunan masyarakat yang berlokasi di desa.
juga cukup tinggi terutama lada, f. Mengatasi kurangnya sapi
kelapa sawit dan karet. pejantan bisa dengan
d. Ada instansi pemerintah seperti mengoptimalkan koordinasi
Dinas Pertanian, Perkebunan dan dengan Dinas Peternakan.
Peternakan, terdapatnya
perusahaan dan PPL yang bisa
membantu masyarakat dan petani. DAFTAR PUSTAKA
2. Permasalahan yang dialami Desa
Mawai Indah: [1] Anonima, 2009.
a. Sering terjadi banjir yang http://indahpurnamawati.blog
menganggu aktifitas mereka. detik.com/category/ciri-ciri-
b. Terjadinya serangan hama dan desa/, di akses pada tanggal
fusarium. 27 Februari 2014, 13:07 wita
c. Sulitnya pemasaran hasil produksi
mereka. [2] Anonima, 2012. Statistik Kehutanan
d. Sulit medapatkan bibit lada Indonesia 2011. Kementerian
e. Kekurangan sapi pejantan buat Kehutanan
meningkatkan produksi sapi.
f. Belum optimal koordinasi dengan [3] Mikkelsen, Britha, 2011. Metode
instansi daerah
Penelitian Partisipatoris dan
g. Belum terbentuk koperasi
h. SDM yang masih kurang Upaya Pemberdayaan.
3. Jalan keluar untuk mengatasi Penerbit Yayasan Pustaka
masalah yang dihadapi masyarakat: Obor Indonesia. ISBN 978-
a. Bekerjasama dengan perusahaan 979-461-766-3
membuat perkebunan yang
dikelola secara modern dan baik
seperti kebun lada dan karet.

195
Pengkajian Potensi Desa… Herman Sanusi dan Abdul Kholik Hidayah.

[4] Purnamasari, Irma, 2008. “Studi [7] Setiyoningrum, Heny SW, 2005.
Partisipasi Masyarakat Dalam “Sumbangan Pengelolaan
Perencanaan Pembangunan Sumber Daya Hutan Bersama
Di Kecamatan Cibadak Masyarakat Terhadap
Kabupaten Sukabumi” Tesis. Pendapatan Penduduk Desa
Program Studi Magister Ilmu Hutan Di Resort Polisi Hutan
Administrasi Konsentrasi Tengger Kesatuan
Magister Administrasi Publik Pemangkuan Hutan
UNDIP. Kebonharjo Kabupaten
Rembang”. Skripsi. Semarang
[5] Sardjono, Mustofa Agung, 2004. : Jurusan Geografi UNNES.
“Mosaik Sosiologi
Kehutanan: Masyarakat [8] Tjiptoherijanto, Prijono, 2009.
Lokal, Politik dan Kelestarian “Proyeksi Penduduk,
Sumberdaya”. Penerbit Debut Angkatan Kerja, Tenaga
Press. ISBN 979-96468-23-X Kerja dan Peran Serikat
Pekerja dalam Peningkatan
[6] Sofia, Yanti, 2009. “Modul Kesejahteraan.
Transaksi Para Pihak /
Pemberdayaan Masyarakat”
Samarinda 2009.

196

Anda mungkin juga menyukai