NIM : 192408056
Manajemen adalah suatu seni atau prinsip yang berkaitan dengan pengorganisasian,
seperti menyusun perencanaan, membangun organisasi dan pengorganisasiannya, pergerakan,
serta pengendalian atau pengawasan. Manajemen merupakan suatu proses yang sistematis
dalam pengorganisasian sehingga dapat dilakukan pengendalian dan pengawasan untuk
mencapai tujuan tertentu. Kata 'manajemen' berasal dari bahasa Inggris yakni 'manage' yang
memiliki arti mengatur, merencanakan, mengelola, mengusahakan, dan memimpin.
Secara etimologis, manajemen merupakan seni untuk melaksanakan dan mengatur. Hal
tersebut yang mendasari manajemen sebagai seni mengelola dan mengatur agar tersusun secara
rapi. Istilah manajemen tersebut biasanya diidentikan dengan dunia bisnis dan perkantoran.
Manajemen sangat dibutuhkan agar tujuan pribadi atau organisasi bisa tercapai.
Manajemen juga sangat diperlukan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas suatu kerja
organisasi. Adapun orang yang mengatur, merumuskan, dan melaksanakan berbagai tindakan
manajemen disebut manajer.
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa
pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin
ekonomiklasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan
ekonomis yangakan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu
perincian pekerjaan kedalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan
industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-
masing melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih
48.000 peniti dalam sehari.
Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian
pekerjaan,sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari.
Smithmenyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan
meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yang terbuang
dalam pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat
tenaga kerja. Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen
adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan
mesin,menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari
rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan
manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan
permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada
bawahan, mengarahkankegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai
dikembangkan oleh para ahli.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia
dansumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari pelbagai macam definisi diatas adalah :
a. Yang disebut manajemen itu ada atau terjadi di dalam suatu organisasi.
b. Dalam pengertian manajemen selalu terkandung adanya suatu atau beberapa tujuan
tertentuyang akan dicapainya.
d. Dalam mencapai tujuan itu dilakukan dengan melalui tahap-tahap kegiatan atau
prosestertentu.
g. Manajemen adalah suatu alat untuk mencapai tujuan, bukan suatu tujuan.
h. Karena manajemen itu diterapkan atau terjadi pada setiap organisasi, maka
istilahmanajemen diterapkan secara luas misalnya : manajemen rumah sakit, manajemen
universitas, manajemen kepegawaian, manajemen keuangan, manajemen industri, manajemen
pemasaran,manajemen transportasi, dan sebagainya.
i. Manajemen adalah proses yang sistematis, terkoordinasi dan kooperatif dalam usaha-
usahamemanfaatkan suber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
j. Manajemen adalah ilmu dan sekaligus juga seni.k. Setiap orang sebenarnya terlibat
kegiatan manajemen sebab pada hakekatnya tidak adaseorang pun yang tidak terlibat
organisasi.
Dalam konteks organisasi atau bisnis, kata manajemen dapat merujuk pada dua hal;
Jadi, setiap kali individu atau sekelompok orang bekerja atau melakukan aktivitas untuk
mencapai suatu tujuan maka mereka akan terlibat dalam manajemen.
Tidak ada satu pun organisasi yang dapat berjalan dengan sukses tanpa pengelolaan
yang baik. Berikut ini adalah alasan utama pentingnya manajemen dalam organisasi:
Ketika tujuan organisasi dan individu searah, maka proses pencapaian tujuan kedua
belah pihak akan dapat berjalan dengan baik.
Pada umumnya organisasi memiliki karyawan dengan latar belakang yang berbeda.
Setiap individu memiliki sikap dan gaya kerja yang berbeda dan jika semua orang mengikuti
gayanya sendiri maka akan menimbulkan kekacauan.
Dengan arahan yang benar maka akan tercipta keseragaman untuk menjaga
keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran, dan kegiatan, yang mungkin saling bertentangan
dari pihak yang punya kepentingan dalam organisasi.
Organisasi harus dapat beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis. Oleh karena itu,
manajer perlu melakukan perubahan dalam organisasi sesuai dengan perubahan lingkungan.
Manajemen yang efisien akan memotivasi setiap individu dalam organisasi untuk
secara suka rela turut melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini tidak hanya
bermanfaat bagi organisasi, tetapi juga peningkatan nilai dan kinerja individu di dalam
organisasi tersebut.
1. George R. Terry
2. Henry Fayol
4. Ricky W. Griffin
Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, proses organisasi, proses kordinasi, dan proses
kontrol terhadap sumber daya untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
5. Mary Parker Foleot
Manajemen adalah sebuah seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Pengertian
ini dapat diartikan sebagai fungsi seorang manajer yang mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi. Akan tetapi, pengertian manajemen ini bisa salah penafsiran
karena ada orang lain yang tujuannya membantu untuk menyelesaikan pekerjaan.
Manajemen adalah seni mengetahui apa yang harus dilakukan dan melihat bahwa itu dilakukan
dengan cara sebaik mungkin.
Manajemen adalah proses merancang dan memelihara lingkungan di mana individu, bekerja
sama dalam kelompok, secara efisien mencapai tujuan yang dipilih.
Tujuan Manajemen
- Bisa menentukan suatu strategi yang efektif serta efisien untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
- Melakukan sebuah evaluasi kerja dan mengkaji ulang akan situasi yang akan terjadi yang
bertujuan untuk melakukan penyesuaian strategi jika terjadi hal-hal yang di luar strategi.
- Mengatur dan menjaga kesehatan emosi (personal), keuangan, dan semua sektor pada suatu
perusahaan supaya perusahaan tersebut bisa mencapai profit yang maksimal.
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah rangkaian proses pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan
penentu strategi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Dengan perencanaan, dapat
dilakukan penilaian alternatif dalam pengambilan keputusan agar mendapatkan pilihan terbaik
di antara alternatif lainnya.
Perencanaan adalah aktivitas strategis dengan menyusun hal-hal yang akan dikerjakan
dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan
secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Misalnya, dalam divisi
marketing yang sedang melakukan perencanaan strategi pemasaran demi meningkatkan sales.
Planning yang baik harus memiliki tujuan, dibuat secara rasional dan sederhana,
memuat analisis pekerjaan, flkesibel sesuai dengan kondisi, memiliki keseimbangan dan juga
mampu mengefektifkan sumber daya.
Di sini seorang pemimpin memiliki tugas menempatkan sumber daya yang tersedia
sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian, proses pencapaian tujuan dapat dilakukan dengan
lebih efektif dan efisien.
Mirip dengan organizing, namun penggunaannya lebih luas. Bila organizing lebih
memperhatikan manajemen sumber daya manusia, maka coordinating lebih memperhatikan
sumber daya secara umum.
4. Pengarahan (Directing)
Pengarahan atau directing yaitu suatu tindakan yang berupaya agar semua anggota
kelompok dapat berusaha meraih tujuan yang sesuai dengan rencana manajerial serta usaha.
Fungsi ini bertujuan mengarahkan atau mengendalikan agar pekerjaan makin efektif dan
efisien.
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha agar dapat mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
Dalam proses ini meliputi kegiatan:
Membimbing dan memberi motivasi kepada pekerja supaya bisa bekerja secara
efektif dan efisien
Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan
Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan.
5. Pengawasan (Controlling)
Tujuan controlling atau pengawasan ialah untuk menilai pekerjaan yang telah dilakukan
oleh seluruh SDM yang ada di suatu perusahaan. Fungsi pengawasan sangat penting dilakukan
karena fungsi ini untuk menentukan kualitas layanan atau produk yang dihasilkan perusahaan
dapat berjalan dengan baik atau tidak.
Pada proses ini, kinerja dinilai apakah sesuai dengan planning atau strategi yang sudah
direncanakan. Pada tahap ini manajemen mengevaluasi keberhasilan dan efektifitas kinerja,
melakukan klarifikasi dan koreksi, dan juga memberikan alternatif solusi masalah yang terjadi
selama proses kerja berlangsung.
Manajemen controlling atau fungsi pengawasan bisa berjalan dengan efektif jika hal
hal ini diperhatikan:
Routing, manajer harus bisa menetapkan cara atau jalur guna bisa mengetahui
letak diaman sesuatu sering terjadi suatu kesalahan
Scheduling, manajer harus bisa menetapkan dengan tegas kapan semestinya
pengawasan itu dijalankan. terkadang pengawasan yang dijadwal tidak efisien
dalam menemukan suatu kesalahan, dan sebaliknya yang dilakukan secara
mendadak terkadang malah lebih berguna.
Dispatching, manajemen dalam hal ini akan melakukan penyampaian terkait
evaluasi kinerja kepada unit delegasi. pihak manajer akan menyampaikan
kesalahan dan solusi perbaikan.
Follow Up, yaitu proses tindak lanjut dan penyampaian informasi. Masalah
yang disampaikan dan didiskusikan selanjutnya ditindak-lanjut sebagai upaya
memperbaiki kesalahan kinerja.
Unsur-Unsur Manajemen
1. Manusia (Human)
Faktor yang paling utama dalam manajemen adalah manusia. Manusia membuat tujuan dan
melakukan proses pencapaian tujuan tersebut. Dengan kata lain, proses kerja tidak akan terjadi
bila terdapat unsur manusia di dalamnya.
2. Uang (Money)
Selain manusia, uang juga merupakan unsur manajemen yang sangat berpengaruh karena hasil
kegiatan dapat diukur dari jumlah yang beredar di suatu perusahaan. Adanya uang bisa menjadi
alat dalam proses pencapaian tujuan dengan penggunaannya yang diperhitungkan secara
rasional.
3. Bahan (Materials)
Ketersediaan bahan baku atau material sangat vital dalam proses produksi. Tanpa material,
perusahaan tidak bisa mengolah sesuatu untuk dijual. Dibutuhkan tenaga ahli untuk mengolah
bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi. Sumber daya manusia dan bahan baku
sangat berkaitan erat satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan.
4. Mesin (Machines)
Mesin sangat dibutuhkan manusia untuk melakukan pekerjaan yang sulit menjadi lebih mudah
dan cepat. Penggunaan mesin akan meningkatkan hasil dan keuntungan serta membuat proses
kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Selain efisien, tingkat kesalahan manusia atau human
error dapat diminimalkan. Namun, dibutuhkan sumber daya yang andal dan bahan baku yang
berkualitas untuk memperoleh hasil yang maksimal.
5. Metode (Methods)
Kerja dapat berjalan dengan efektif dan efisien bila dilakukan dengan metode yang tepat. Suatu
metode kerja harus mempertimbangkan sasaran, fasilitas, waktu, uang, dan kegiatan bisnis.
Selain itu, metode yang tepat dan baik juga harus dipahami oleh manusia yang
menjalankannya.
6. Pasar (Market)
Konsumen atau pasar merupakan elemen yang sangat penting. Tanpa adanya pemasaran,
barang tidak akan laku terjual. Hal itu dikarenakan tidak adanya permintaan, yang bisa
membuat produksi akan terhenti. Aktivitas perusahaan juga bisa vakum.
Menjadi sebuah kegiatan penting untuk dilakukan hampir di semua bidang, jenis
keilmuan manajemen sangat beraneka ragam. Beberapa jenis keilmuan manajemen adalah
manajemen strategi, administrasi, organisasi, pemasaran, produksi, waktu, sumber daya
manusia, risiko, dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan kecil seperti melakukan aktivitas di
rumah juga tak jauh dari penerapan ilmu manajemen ini. Jadi, sadar atau tidak, siapapun pasti
pernah menerapkan ilmu manajemen dalam hidupnya.
Disadari atau tidak, setiap orang pasti melakukan kegiatan manajemen. Setiap
kebiasaan yang dilakukan setiap hari merupakan hasil dari menerapkan ilmu manajemen.
Contoh paling sederhana adalah dari cara Anda mengatur keuangan.
Mengelola antara pemasukan dan pengeluaran seimbang. Tidak besar pasak daripada
tiang, sehingga akan membebani keuangan Anda. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa setiap
hari Anda senantiasa menerapkan ilmu manajemen. Tak melulu soal uang, mengatur waktu
juga tak luput dari sentuhan ilmu manajemen di kehidupan sehari-hari.
Dalam sehari, Anda memiliki waktu selama 24 jam. Dalam kurun waktu tersebut, Anda
harus mengalokasikannya untuk kebutuhan istirahat, bekerja, bersantai, dan lain sebagainya.
Agar seluruh kegiatan tersebut dapat Anda lakukan setiap hari, dalam kurun waktu yang
terbatas, penerapan ilmu manajemen tentu Anda lakukan.
Manajemen ilmiah
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank
dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat
mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan
untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang luput dari pengamatan
mata telanjang dapat diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan. Keluarga
Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh belas gerakan tangan
dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang mereka sebut Therbligs (dari nama
keluarga mereka, Gilbreth, yang dieja terbalik dengan huruf th tetap). Skema tersebut
memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yang lebih tepat dari unsur-unsur setiap
gerakan tangan pekerja.
Skema itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan batu
bata. Sebelumnya, Frank yang bekerja sebagai kontraktor bangunan menemukan bahwa
seorang pekerja melakukan 18 gerakan untuk memasang batu bata untuk eksterior dan 18
gerakan juga untuk interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak
perlu sehingga gerakan yang diperlukan untuk memasang batu bata eksterior berkurang dari 18
gerakan menjadi 5 gerakan. Sementara untuk batu bata interior, ia mengurangi secara drastis
dari 18 gerakan hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik Gilbreth,
tukang baku dapat lebih produktif dan berkurang kelelahannya di penghujung hari.
Pendekatan kuantitatif
Sarana
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools
merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal
dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam
manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan
dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada
proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen
timbul karena adanya orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang
penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal
ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga
kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
Materials terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia
usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga
harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan
manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer.
Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang
tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode
baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peran utama dalam
manajemen tetap manusianya sendiri.
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan
sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol,
seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum
manajemen ini terdiri dari:
Manajer
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Tingkatan manajer
Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer,
bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan
jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO
(Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Peran manajer
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada
sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan
kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok. yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu
melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi
peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang kedua adalah peran
informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran
sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai
seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding. Mintzberg
kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer
adalah berinteraksi dengan orang lain.
Keterampilan manajer
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan
minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep,
ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian
haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau
konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang konkret itu biasanya
disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional
juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih
rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan
tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi,
akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar
yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort.
Namun, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya
berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam
memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang
manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah
dalam pembuatan keputusan.
Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif
yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap
alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir,
manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Etika
Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan
mereka. Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin:
Cabang keilmuan
Manajemen pendidikan
Manajemen pendidikan adalah suatu proses pengelolaan sumber daya pendidikan secara efektif
dan efisien guna mencapai tujuan pendidikan. Pelaksanaan manajemen pendidikan dapat dalam
bentuk personal maupun material. Kegiatan utama dalam manajemen pendidikan berkaitan
dengan penyelenggaraan pendidikan dalam bentuk pengabdian dan pelayanan terhadap proses
pendidikan.
Manajemen proyek
Objek kajian dari manajemen proyek adalah segala jenis kegiatan yang berbentuk proyek.
Sifat dari proyek yang dikelola ialah sangat beragam, nonrutin, saling mempengaruhi satu sama
lain dan mengikuti pola siklus kelangsungan hidup tertentu. Tiap kegiatan proyek memiliki
jadwal pengerjaan dengan waktu memulai dan waktu mengakhiri yang jelas. Setiap kegiatan
dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan jenis dan intensitas pekerjaan yang berbeda-
beda.
Manajemen biaya
Manajemen biaya adalah pengelolaan sistem informasi keuangan dan sistem informasi
keuangan yang berkaitan dengan pendapatan, biaya, dan produtivitas bagi perusahaan atau
organisasi. Melalui manajemen biaya, suatu perusahaan atau organisasi dapat mengatur
pengadaan dan penyediaan sumbe daya yang diperlukan untuk kegiatan pengembangan. Dalam
bidang ekonomi, kegiatan manajemen biaya meliputi proses desain dan pengembangan,
kegiatan pembelian dan produksi, sistem pelayanan konsumen, serta sistem pemasaran dan
distribusi.
Manajemen keuangan berguna dalam menentukan jenis kegiatan yang berarti dari segi
keuangan dan operasional yang memerlukan biaya. Selain itu, manajemen biaya juga dapat
menjadi acuan dalam menilai kinerja yang dicapai dan perbaikan kinerja yang diperlukan
dalam berbagai kegiatan.
Sedangkan dalam perannya sebagai kebijakan, manajemen sumber daya manusia menjadi
suatu sarana pencapaian tujuan organisasi secara efektif.
1. Visioner
Seorang manajer visioner mengomunikasikan tujuan dan arahan yang diyakini oleh
karyawannya, yang meyakinkan timnya untuk bekerja keras untuk melaksanakan visinya.
Setelah menetapkan visi tim mereka dan strategi menyeluruh, manajer visioner biasanya
membiarkan karyawan mereka bekerja sesuai ketentuan mereka sendiri, selama mereka
produktif. Manajer hanya akan memeriksa tim mereka untuk memastikan mereka berada
di jalur yang benar atau untuk berbagi wawasan baru.
Ini memberi karyawan mereka rasa otonomi yang besar, yang perlu disediakan oleh
semua manajer, pengarahan diri sendiri adalah kebutuhan psikologis dasar. Ketika manusia
mengerjakan tugas-tugas yang lebih mereka kontrol, mereka merasa lebih puas dan
termotivasi untuk menyelesaikannya . Membiarkan motif batin karyawan mereka
menentukan arah pekerjaan mereka adalah cara terbaik bagi manajer untuk meningkatkan
keterlibatan tim mereka di kantor.
Manajer visioner juga dikenal tegas namun adil. Visi mereka biasanya ditetapkan, tetapi
mereka selalu terbuka untuk mendengarkan ide-ide karyawan mereka dan bersedia
mengubah rencana mereka jika ide yang bagus disajikan.
Untuk melaksanakan visi mereka dengan lebih baik, manajer visioner memberikan
banyak umpan balik kepada karyawan mereka tentang kinerja mereka dan memuji mereka
ketika kinerja mereka memenuhi atau melampaui harapan. Jenis gaya manajemen ini sulit
dilakukan. Sangat penting bagi Anda untuk menjual karyawan Anda dengan tujuan visi
Anda sebelum Anda mengharapkannya untuk melaksanakannya. Jika tidak, mereka tidak
akan terinspirasi untuk mengubah visi Anda menjadi kenyataan.
2. Demokratis
Karyawan sangat terlibat dalam proses pengambilan keputusan karena manajer tahu itu
membuat tim mereka merasa dihargai, meningkatkan moral mereka, dan menjalin
hubungan yang sehat dan saling percaya di antara keduanya. Hal ini juga memudahkan
manajer untuk meyakinkan karyawan mereka untuk membeli ke dalam visi tim – setelah
semua, mereka menjalankan rencana yang telah mereka buat bersama.
Sebagian besar karyawan menyukai jenis gaya manajemen ini – ini mempercayakan
mereka dengan banyak tanggung jawab dan pekerjaan nyata, yang memungkinkan mereka
menggunakan keterampilan mereka untuk potensi penuh mereka.
Tetapi ketika dijalankan dengan buruk, gaya manajemen yang demokratis dapat
menjadi tidak efisien. Manajer yang terus mempertimbangkan keputusan bahkan setelah
berkonsultasi dengan seluruh tim mereka tentang hal itu dapat memperlambat kemajuan.
3. Transformasional
Karyawan yang dipimpin oleh manajer transformasional biasanya lebih berdedikasi dan
bahagia – manajer mereka terus-menerus menantang mereka dan memotivasi mereka
dengan gagasan bahwa mereka dapat mencapai potensi mereka jika mereka terus
mendorong diri mereka sendiri. Para manajer ini juga benar di sisi karyawan mereka,
melakukan apa pun yang mereka bisa untuk membantu mereka menjadi lebih baik dan
sukses.
Tim-tim ini inovatif, sehingga mereka dapat beradaptasi dengan perubahan industri
yang drastis. Tetapi mereka juga dapat mengambil risiko bergerak terlalu cepat dan
menyebarkan diri mereka secara sepatatis.
Terus-menerus menantang status-quo sangat penting untuk inovasi dan tetap berada di
depan kurva, tetapi, sebagai manajer yang membawahi organisasi, penting untuk
mengetahui seberapa jauh Anda dapat mendorong setiap karyawan Anda sebelum mereka
mulai kehabisan tenaga.
4. Pelatih
Sama seperti seorang pelatih olahraga, seorang manajer pelatihan berusaha untuk
meningkatkan pengembangan profesional jangka panjang karyawan mereka. Mereka
memiliki hasrat untuk mengajar dan mengawasi karyawan mereka tumbuh. Dan mereka
lebih mau berurusan dengan kegagalan jangka pendek karyawan mereka, selama mereka
belajar dan menjadi lebih baik karena mereka.