Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

UNIT 8

RANGKAIAN RESONANSI
LABORATORIUM TENAGA

Amelia Nur Safitri


3332200010

RL - 44

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
BAB I

METODOLOGI PERCOBAAN

1.1 Prosedur Percobaan


1.1.1 Resonansi Seri
a. Buatlah rangkaian dengan harga – harga besaran seperti pada
gambar dibawah ini :

Gambar 1.1 Rangkaian Percobaan Resonansi Seri[1]


b. Dengan harga – harga komponen tersebut, hitunglah frekuensi
resosnansinya (turunkan perhitungannya).
c. Pasangkan bagian keluaran generator sinyal pada terminal 1 - 4.
d. Hubungkan juga terminal 1 – 4 tersebut pada input kanal A
osiloskop.
e. Tegangan generator sinyal diatur kira – kira 1 sampai 4 volt peak
to peak (VP – P)
f. Hubungkan terminal 3 – 4 pada input kanal B osiloksop
g. Ubahlah frekuensi generator sinyal (Tegangan generator sinyal
harus tetap) antar a1 KHz untuk memperoleh tegangan VO/V3
– 4 maksimum dan atau minimum, dan amatilah pada layar
osiloskop.
h. Frekuensi yang menghasilkan VO maks adalah frekuensi
resonansi seri, catatlah frekuensi ini pada tabel 1 dalam lembar
data hasil percobaan.

2
3

i. Catat juga V1 – 2 atau tegangan capasitor, V2 – 3 atau tegangan


induktor, V1 – 3 atau tegangan capasitor – induktor pada
frekuensi resonansi.
j. Ukurlah juga tegangan – tegangan ini : V1 – 4, V3 – 4, V1 – 2,
V2 – 3, V1 – 3 dengan multimeter
k. Hitung juga faktor kualitas (Q) rangkaian ini. Catat pada tabel
dalam lembar data hasil percobaan.
1.1.2 Resonansi Paralel
a. Buatlah rangkaian dengan harga – harga besaran seperti pada
gambar di bawah ini :

Gambar 1.2 Rangkaian Percobaan Resonansi Paralel[2]


b. R = 47Ω , C = 1 µF, L = 2,5 mH
c. Dengan harga – harga komponen tersebut, hitunglah frekuensi
resonansinya (turunkan perhitungannya).
d. Pasangkan bagian keluaran generator sinyal pada terminal 1 – 3
e. Hubungkan juga terminal 1 – 3 tersebut pada input kanal A
osiloskop.
f. Tegangan generator sinyal diatur kira – kira 1 sampai 4 Volt
peak to peak (VP – P).
g. Hubungkan terminal 2 -3 pada input kanal B osiloskop
h. Ubahlah frekuensi generator sinyal (tegangan generator sinyal
harus tetap) anatar 500 Hz sampai 20 KHz untuk memperoleh
tegangan VO/V2 – 3 maksimum dan atau minumum, dan
amatilah pada layar osikoskop.
i. Frekuensi yang menghasilkan VO maks adalah frekuensi
resonansi seri. Catatlah frekuensi ini pada tabel dalam lembar
data hasil percobaan.
BAB II

TUGAS

2.1 Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan apa yang dimaksud resonansi?
Jawab :
Gejala yang terjadi pada arus AC, yang memiliki komponen
induktor dan kapasitor dimana kondisi reaktansi dari suatu impedansi
bernilai 0 pada frekuensi tertentu.
2. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang resonansi seri dan paralel!
Jawab :
- Resonansi seri : reaktansi induktif dan kapasitif jika sama akan
saling meniadakan.
- Resonansi paralel : resonansi terjadi bila sustansi di suatu cabang
sama dengan sustansi kapasitif pada cabang lainnya.
3. Jelaskan apa yang dimaksud reaktansi dan konduktansi!
Jawab :
- Reaktansi : hambatan yang terjadi pada arus AC, pada perlawanan
sebuah rangkaian terhadap perubahan tegangan atau arus karena ada
induktansi atau kapasitansi.
- Konduktansi : berkebalikan dengan resistansi, sifat yang bagus dala
menghantarkan arus listrik dari suatu bahan.
4. Jika diketahui kapasitor sebesar 2,5 F dan induktor sebesar 10 Henry
serta R 100 ohm pada rangkaian seri. Hitunglah frekuensi resonansinya!
Jawab :
C = 2,5 F
L = 10 H
R = 100 Ohm
Frekuensi Resonansi?
Xl = Xc
1
2𝜋𝑓𝐿 = 2𝜋𝐿𝐶
1
F2 = 4𝜋2 𝐿𝐶

4
5

1
F = √4𝜋2𝐿𝐶

1 1
= √𝐿𝐶
2𝜋

1 1
= √10 .2,5
2𝜋

1 1
= √25
2𝜋

2.2 Tugas Unit


1. Jika diketahui sebuah induktor memiliki nilai 1 H di rangkai secara
paralel dengan C = 22 nF. Berapakah besar nilai frekuensi resonansinya?
Diketahui :
L=1H
C = 22 nF = 22 x 10-9 F
Ditanya : Fr?
Dijawab :
Xl = Xc
1
2𝜋𝑓𝐿 = 2𝜋𝐿𝐶
1
F2 = 4𝜋2 𝐿𝐶

1
F = √4𝜋2𝐿𝐶

1 1
= √𝐿𝐶
2𝜋

1 1
= √1 .
2𝜋 22 𝑥 10−9

1 1
= √22 𝑥 10−9
2𝜋

1 109
= √ 22
2𝜋

2. Sebuah sumber bunyi beresonansi pertama kali pada saat tinggi kolom
udara 100 cm. Jika pada frekuensi sumber bunyi 350 Hz, maka
hitunglah:
a. Panjang gelombang?
b. Panjang kolom ketiga ketika terjadi resonansi?
6

Jawab :

I1 = 100 cm = 1 m

F = 350 Hz

In = 2n- ¼ λ

λ?

I1 = 2n – ¼ λ

1 = (2 . 1) – ¼ λ

1=2–¼λ

1–2=¼ λ

-1 = ¼ λ

-1 / -1/4 = λ

-1 . -4 = λ

λ=4λ

panjang ketiga setelah resonansi?

I3 = (2 . 3) – ¼ (4)

I3 = 6 – 1

I3 = 5
BAB III

ANALISIS

3.1 Dasar Teori


Resonansi adalah Gejala yang terjadi pada arus AC, yang memiliki
komponen induktor dan kapasitor dimana kondisi reaktansi dari suatu impedansi
bernilai 0 pada frekuensi tertentu[3]. Faktor kualitas (Q) adalah parameter
mengukur selektivitas rangkaian. Resonansi RLC ialah suatu gejala yang terjadi
pada rangkaian atau loop tertutup yang menggunakan arus AC terdiri dari resisror
(R), induktor (L), kapasitor (C). Resonansi dalam rangkaian seri yaitu resonansi
seri, lalu pada resonansi paralel ia merupakan anti resonansi.
3.1.1 Resonansi Seri
ZTOT = R + J (Xl – Xc).......(3.1)
Dari hubungan ini akan terlihat bahwa reaktansi induktif dan
kapasitif selalu akan mengurangi. Bila komponen ini sama besar, maka akan
saling meniadakan, dan dikatakan bahwa rangkaian ini dalam keadaan
resonansi, yang biasa diketahui dengan resonansi seri.
3.1.2 Resonansi Paralel
Resistor paralel merupakan bagian dari induktansi atau kapasitansi.
Resistansi ini sebenarnya terhubung seri dengan indktor atau kapasitor,
tetapi transformasi dari seri ke paralel atau sebaliknya diperoleh resistor
yang paralel dengan L dan C. Resonansi paralel terjadi bila sustansi disuatu
cabang sama dengan sustansi kapasitif pada cabang lainnya, biasa disebut
dengan tank circuit.
YTOT = G + J (Bc – BXl).......(3.2)
G ialah konduktansi dan B sustansi .Dari hubungan ini juga akan
terlihat bahwa sustansi kapasitif dan induktif akan selalu mengurangi atau
meniadakan disaat resonansi.

7
8

3.2 Analisis
3.2.1 Resonansi Seri
Pada praktikum kali ini kita akan mencari nilai frekuensi resonansi
dan faktor kualitas (Q) yang menggunakan rangkaian RLC seri. Kita sudah
mendapatkan data yang dapat dilihat dibawah ini :
• Perhitungan Fo
R = 47 ohm
L = 25 x 10-3 H
C = 1 uF = 10-6 F
1
Fo = 2𝜋√𝐿𝐶
1
Fo =
2𝜋√2.5 𝑥 10−3 𝑥 10−6
1
Fo = 0,000314 = 3184,7 Hz

• Perbandingan Fo
Tabel 3.1 Perbandingan Fo
Percobaan Perhitungan
3000 Hz 3184,7 Hz

Lalu, didapatkan data hubungan antara Fo dan V pada Osiloskop


yang dapat kita lihat sebagai berikut :

Tabel 3.2 Hubungan Fo dan V Osiloskop


Frekuensi (KHz) Volt
1 1,29
2 1,30
3 1,30
4 1,30
5 1,30

Karena kita sedang menggunakan rangkaian seri resonansi, maka


yang diambil sebagai frekuensi hasil percobaan ialah nilai yang terbesar
atau maksimum.
9

• Perhitungan
Diket :
Vpp = 4
R = 47Ω
L = 2,5 mH = 2,5 x 10-3 H
C = 10-6 F
𝑣𝑝𝑝 4
1. Vms = 2√2 = 2√2 = 1,41 𝑉
1 1 1 10−6
2. Xc = 𝜔𝐶 = = = = 50Ω
2𝜋𝑓𝐶 2 . 3,14 . 3184,7 . 10−6 19999

3. Xl = 𝜔𝐿 = 2πfL = 2 . 3,14 . 3184,7 . 2,5 x 10-3 = 49,9Ω


4. Z = √𝑅 2 + (𝑋𝑙 − 𝑋𝑐)2 = √472 + (49,9 − 50)2 = 47Ω
𝑉 1,41
5. I = = = 0,03 𝐴
𝑍 47

6. VR = I . R = 0,03 . 47 = 1,41 V
7. VC = I . C = 0,03 . 50 = 1.5 V
8. VL – I . L = 0,03 . 49,9 = 1,49 V

Nilai Tegangan

1. V 1 – 4 = VL + VR + VC = 1,41 + 1,5 + 1,49 = 4,4 V


2. V 3 – 4 = VR = 1,41 V
3. V 1 – 2 = VC = 1,5 V
4. V 1 – 3 = VL + VC = 1,49 + 1,5 = 2,99 V
5. V 2 – 3 = VL = 1,49 V

Nilai Q?

1 1 1
Q = 𝜔𝐶𝑅 = = = 1,06
2𝜋𝑓𝐶𝑅 2 . 3,14 .3184,7 . 10−6 . 47

• Tabel Perbandingan
Tabel 3.3 Perbandingan Resonansi Seri

Perhitungan Percobaan
Fo 3184,7 Hz 3000 Hz
V 1-2 1,5 V 1,43 V
V 3-4 1,41 V 1,28 V
V 1-2 1,5 V 0,637 V
10

V 2-3 1,49 V 0,525 V


V 1-3 2,99 V 0,610 V
Q = 1,06

𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛−𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Persentase Kesalahan = 𝑥 100%
𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛

3184,7−3000
Persentase Kesalahan = 𝑥 100% = 0,05%
3184,7

• Analisis
Rangkaian resonansi seri memiliki arus yang
mengalir bernilai cukup besar pada kondisi resonansi, pada
saat ini dapat menghasilkan tegangan yang tinggi sehingga
dapat kapasitor dan induktor karena 2 komponen tersebut
terpengaruhi oleh impedansi. Rangkaian seri ini memiliki
sifat resistif pada frekuensi resonansi. Pada saat frekuensi
berubah, impedansi akan berubah menjadi tidak resistif yaitu
menjadi kompleks terhadap sifat reaktif induktif atau sifat
kapasitif.
Setelah kita melakukan perhitungan lalu
membandingan antara nilai percobaan dan perhitungan
terdapat berbedaan nilai Fo yang telah kita buktikan
menggunakan perhitungan persentase kesalahan sebesar 5%.
Faktor yang menyebabkan perbedaan antara kedua nilai
tersebut ialah faktor instrumen error yang dimana kesalahan
terjadi pengukuran yang kurang akurat, karena multimeter
tidak 100% tepat lalu terdapat faktor lain yaitu human error
dimana kesalahan praktikan dalam melakukan perhitungan.

3.2.2 Resonansi Paralel


Pada praktikum kali ini kita akan mencari nilai frekuensi resonansi
dan faktor kualitas (Q) yang menggunakan rangkaian RLC paralel. Kita
sudah mendapatkan data yang dapat dilihat dibawah ini :
11

• Perhitungan Fo
R = 47 ohm
L = 25 x 10-3 H
C = 1 uF = 10-6 F
1
Fo = 2𝜋√𝐿𝐶
1
Fo =
2𝜋√2.5 𝑥 10−3 𝑥 10−6
1
Fo = 0,000314 = 3184,7 Hz

• Perbandingan Fo
Tabel 3.4 Perbandingan Fo
Percobaan Perhitungan
3000 Hz 3184,7 Hz

Lalu, didapatkan data hubungan antara Fo dan V pada Osiloskop


yang dapat kita lihat sebagai berikut :

Tabel 3.5 Hubungan Fo dan V Osiloskop Paralel

Frekuensi (KHz) Volt


1 1,40
2 1,40
3 1,40
4 1,40
5 1,40
Karena kita sedang menggunakan rangkaian paralel resonansi, maka
yang diambil sebagai frekuensi hasil percobaan ialah nilai yang terkecil atau
manimum.
• Perhitungan
Diket :
Vpp = 4
R = 47Ω
L = 2,5 mH = 2,5 x 10-3 H
C = 10-6 F
12

𝑣𝑝𝑝 4
1. Vms = 2√2 = 2√2 = 1,41 𝑉
1 1 1 10−6
2. Xc = 𝜔𝐶 = = = = 50Ω
2𝜋𝑓𝐶 2 . 3,14 . 3184,7 . 10−6 19999

3. Xl = 𝜔𝐿 = 2πfL = 2 . 3,14 . 3184,7 . 2,5 x 10-3 = 49,9Ω


𝑋𝑙 𝑥 𝑋𝑐 49,9 . 50 2495
4. Zp = 𝑋𝑙+𝑋𝑐 = = = 24,97Ω
49,9+50 99,9

5. Z = √𝑅 2 + 𝑍𝑝 2= √472 + 24,972 = 53,23Ω


𝑉𝑚𝑠 1,41
6. I = = 53,23 = 0,026 V
𝑧

7. VR = I . R = 0,026 . 47 = 1,222 V
8. VZp = I . Xc = 0,026 . 24,97 = 0,649 V

Nilai Tegangan

1. V 1 – 2 = VZp = 0,649 V
2. V 2 – 3 = VR = 1,222 V
3. V 1 – 3 = VR + VZp = 1,222 + 0,649 = 1,871 V

Nilai Q?

𝑅 𝑅 47
Q= = = = 0,94
𝜔𝐿 2𝜋𝑓𝐿 2 . 3,14 . 3184,7 . 2,5 𝑥 10−3

• Tabel Perbandingan
Tabel 3.6 Perbandingan Resonansi Paralel

Perhitungan Percobaan
Fo 3184,7 Hz 3000 Hz
V 1-2 0,649 V 412 mV
V 1-3 1,871 V 1,40 V
V 2-3 1,222 V 1,40 V
Q = 0,94

𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛−𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Persentase Kesalahan = 𝑥 100%
𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛

3184,7−3000
Persentase Kesalahan = 𝑥 100% = 0,05%
3184,7
13

• Analisis
Resistor paralel merupakan bagian dari induktansi
atau kapasitansi. Resistansi ini sebenarnya terhubung seri
dengan indktor atau kapasitor, tetapi transformasi dari seri
ke paralel atau sebaliknya diperoleh resistor yang paralel
dengan L dan C. Jika nilai pada komponen kapasitor diubah
– ubah makan akan terdapat nilai I yang minimum. Pada
rangkaian paralel ini frekuensi membuat rangkaian berisfat
resistif dan memiliki nilai arus minimum pada komponen
resistor.
Setelah kita melakukan perhitungan lalu
membandingan antara nilai percobaan dan perhitungan
terdapat berbedaan nilai Fo yang telah kita buktikan
menggunakan perhitungan persentase kesalahan sebesar 5%.
Faktor yang menyebabkan perbedaan antara kedua nilai
tersebut ialah faktor instrumen error yang dimana kesalahan
terjadi pengukuran yang kurang akurat, karena multimeter
tidak 100% tepat lalu terdapat faktor lain yaitu human error
dimana kesalahan praktikan dalam melakukan perhitungan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan Percobaan


Pada percobaan kali ini saya dapat menarik beberapa kesimpulan yang dapat
dilihat dibawah ini :
1. Rangkaian RLC ialah rangkaian listrik atau sebuah loop yang terdiri dari
beberapa komponen yaitu Resistor (R), induktor (L), kapasitor (C) yang
dapat disusun secara seri dan paralel serta campuran.
2. Resonansi seri ialah reaktansi induktif dan kapasitif jika sama akan
saling meniadakan. Resonansi paralel ialah resonansi terjadi bila
sustansi di suatu cabang sama dengan sustansi kapasitif pada cabang
lainnya.
3. Resonansi seri terdapat nilai maksimum, lalu resonansi paralel terdapat
nilai minimum.
4. Resonansi ialah kondisi dimana rangkaian memiliki nilai frekuensi yang
bisa mencapai nilai maksimum dan minimum. Pada saat resonansi bisa
saja tegangan pada L atau pada C lebih besar dari tegangan sumber atau
tegangan yang ada. Kondisi disaat pembesaran tegangan di komponen
L atau C ini disebut dengan faktor kuliatas atau Q. Dimana semakin
besar nilai Q maka nilai kualitasnya makin tinggi dan sebaliknya.

14
DAFTAR PUSTAKA

[1] Asisten Lab Tenaga, “Rangkaian Resonansi”, in Modul Praktikum Rangkaian


Listrik, Cilegon, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Teknik, 2021, pp. 59
- 62.

[2]. Abdul Haris Bakri, dkk, “Dasar Elektronika”, Makassar : Badab Penerbit
UNM, 2008.

15
LAMPIRAN

Tabel 3.1 Perbandingan Fo


Percobaan Perhitungan
3000 Hz 3184,7 Hz

Tabel 3.2 Hubungan Fo dan V Osiloskop

Frekuensi (KHz) Volt


1 1,29
2 1,30
3 1,30
4 1,30
5 1,30

Tabel 3.3 Perbandingan Resonansi Seri

Perhitungan Percobaan
Fo 3184,7 Hz 3000 Hz
V 1-2 1,5 V 1,43 V
V 3-4 1,41 V 1,28 V
V 1-2 1,5 V 0,637 V
V 2-3 1,49 V 0,525 V
V 1-3 2,99 V 0,610 V
Q = 1,06

Tabel 3.5 Hubungan Fo dan V Osiloskop Paralel

Frekuensi (KHz) Volt


1 1,40
2 1,40
3 1,40
4 1,40
5 1,40

16
Tabel 3.6 Perbandingan Resonansi Paralel

Perhitungan Percobaan
Fo 3184,7 Hz 3000 Hz
V 1-2 0,649 V 412 mV
V 1-3 1,871 V 1,40 V
V 2-3 1,222 V 1,40 V
Q = 0,94

17

Anda mungkin juga menyukai