Purnawan
JurusanTeknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang,
purnawan@ft.unand.ac.id
Abstrak
Simpang Empat By Pass Lubuk Begalung merupakan suatu persimpangan di kota Padang yang sering
mengalami konflik dan solusi untuk meniadakan konflik tersebut adalah dibangunnya sebuah fly over.
Untuk itu perlu ditinjau dari aspek ekonomi terhadap pembangunan fly over di Simpang Empat By Pass
Lubuk Begalung. Metoda yang digunakan dalam pengambilan data adalah dengan melakukan survey
selama 24 jam serta menempatkan 8 orang surveyor di persimpangan tersebut. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan software excel dan auto cad. Pengolahan data yang dilakukan adalah penghematan
BOK dan nilai waktu. Serta dilakukan analisa data untuk mencari nilai BCR, NPV, IRR dan kepekaan.
Maka didapat kesimpulan bahwa pembangunan Fly Over Lubuk Begalung Layak dilakukan secara
ekonomi apabila biaya pembebasan tanah ditanggung oleh pemerintah sehingga didapat nilai nilai BCR>1
yaitu 1,89, nilai NPV>0 yaitu 210.114.939.380 dan IRR diatas tingkat suku bunga 7,5% yaitu 9,8%.
1. PENDAHULUAN
Seringnya terjadi kemacetan di Simpang empat Lubuk Begalung serta dengan tingginya
kemacetan tentu akan menyebabkan meningkatnya jumlah kecelakaan sedangkan lebar jalan
tidak ditambah untuk itu perlu di rencanakan pembangunan fly over untuk perencanaan
dimasa akan datang. Oleh karena itu pembangunan fly over ini perlu ditinjau dari segi
ekonomi agar didapat hasil apakah pembangunan fly over Lubuk Begalung layak/tidak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisa kebutuhan pembangunan fly over
Lubuk Begalung dan melakukan analisa kelayakan ekonomi pembangunan fly over Lubuk
Begalung.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Persimpangan adalah bagian yang terpenting dari jalan perkotaan sebab sebagian besar dari
efisiensi,keamanan,kecepatan,biaya operasi dan kapasitas lalu lintas tergantung pada
perencanaan persimpangan (Bina Marga, 1992). Menurut Bina Marga Tahun 1992
persimpangan ini ada dua macam ada persimpangan sebidang dan tidak sebidang
Beberapa ketentuan teknis kelayakan pembangunan ‘Fly Over’ dari aspek ekonomi adalah
1
Nova, A., Purnawan, Analisa Kelayakan Ekonomi pada Pembangunan Fly Over Lubuk
Begalung Padang
biaya biaya proyek dan manfaat proyek. Untuk biaya proyek meliputi biaya pengadaan tanah,
2
biaya administrasi dan sertifikasi, biaya perancangan, biaya konstruksi, biaya supervisi,
komponen biaya bukan biaya proyek dan nilai sisa kostruksi. Sedangkan untuk manfaat
proyek meliputi penghematan biaya operasi kendaraan, penghematan nilai waktu perjalanan,
penghematan biaya kecelakaan, reduksi penghitungan total penghematan biaya,
pengembangan ekonomi dan pengembangan dalam pemeliharaan jalan
Evaluasi ekonomi digunakan untuk mengetahui kelayakan sebuah proyek dilihat dari sudut
pandang masyarakat secara umum. Evaluasi ekonomi mencakup evaluasi kelayakan
pembangunan jalan layang dengan memperhitungkan nilai ekonomi seperti Benefit Cost Ratio
(BCR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Analisa Kepekaan.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dimulai dari tahap Tinjauan Pustaka, pada tahap ini dicari bahan-bahan dan
literatur yang di unduh dari internet, skripsi mahasiswa tahun sebelumnya dan berbagai buku
penunjang yang berhubungan dengan analisa kelayakan pada fly over ditinjau dari segi
ekonomi. Setelah itu dilakukan survey pendahuluan pada awal bulan Januari untuk
menentukan titik lokasi dan menentukkan jam sibuk. Maka didapatkan pada jam sibuk pagi,
siang dan sore hari, yaitu antara pukul 06.30-08.30, 12.00-14.00 dan 16.00-18.00 WIB. Lalu
dilakukan tahap pengumpulan data dan data yang dikumpulkan adalah data sekunder seperti
data geometrik jalan, tingkat pertumbuhan lalu lintas, tingkta inflasi, dan tingkat suku bunga
Bank BI, dan data primer seperti penentuan lokasi, penentuan jadwal survey, menghitung
volume lalu lintas dan kecepatan. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data
dengan menghitung BOK dan Nilai waktu dan setelah itu melakukan analisis data untuk
mendapatkan nilai BCR, NPV, dan IRR serta analisis Kepekaannya.
Perhitungan besarnya arus lalu lintas untuk menentukan volume lalu lintas rencana dianalisa
berdasarkan hasil manual traffic count selama 24 jam dengan menempatkan delapan orang
surveyor pada ke-empat titik persimpangan,yang bertugas mencatat kendaraan yang lewat
belok kanan, lurus, dan belok kiri dari masing-masing lengan simpang.
Perencanaan Fly Over ini sudah layak dari segi lalu lintas menurut kriteria pengaturan
persimpangan karena dari perhitungan didapatkan volume kendaraan baik di ruas mayor atau
pun ruas minor melebihi 70000 kendaraan setiap harinya. Serta volume lalu lintas harian rata-
rata pada tahun 2015 adalah 263.371 kend/hari . Untuk mendapatkan volume lalu lintas pada
tahun 2037 digunakan tingkat pertumbuhan LHR di 8,5% setiap tahunnya (Putra, 2008).
Serta untuk pertumbuhan volume lalu lintas pada Simpang Empat By Pass Lubuk begalung
dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan diperoleh volume lalu lintas pada tahun 2037 sebesar
1.584.975 kend/hari
Rani, A.H., Hayati, K., Analisis Faktor-faktor Performa Kontraktor yang Mempengaruhi Stakeholder Satisfaction
Volume Lalu Lintas Simpang Empat By Pass Pada Tahun Rencana 2015-2037
1.800.000
2037; 1.584.975
1.600.000
Total LHR (kend/hari)
1.400.000
1.200.000
1.000.000
-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037
Tahun Rencana (tahun)
800.000
Gambar 4.1. Volume Lalu Lintas Simpang Empat By Pass Lubuk Begalung pada Tahun
600.000 Rencana 2015-2017
4.2 400.000
Penghematan Biaya Operasional Kendaraan dan Nilai Waktu
Metoda yang digunakan untuk menghitung nilai biaya operasional kendaraan adalah
metode PCI 1988. Dimana kecepatan yang didapat diperoleh dari kecepatan rata-rata
kendaraan yang melintas pada ruas persimpangan tersebut yaitu sebesar 22,65 km/jam dan
kecepatan rencana rata-rata setelah dibangun Fly Over sebesar 63,3 km/jam sesuai standar
kecepatan rencana jalan(bab II). Dan juga volume kendaraan yang digunakan untuk
penghematan bok menggunakan lhr normal sebesar 8,5%. Dari Tabel 4.1 didapatkan total
penghematan biaya operasional kendaraan dari tahun 2018-2037 adalah sebesar Rp
4.812.367.000,-
Dalam menentukan nilai waktu digunakan metoda IHCM dan Sujiono (2011) . Kecepatan
yang didapat sama dengan kecepatan rata-rata yang digunakan dalam metoda BOK dan
Prosiding 2nd Andalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 4
untuk mendapatkan waktu perjalanan rata-rata,panjang lintasan dibagi dengan
kecepatannya. Dan besarnya tingkat pertumbuhan LHR adalah 8,5% per tahun. Dari Tabel
4.2 didapatkan total penghematan biaya operasional kendaraan dari tahun 2018-2037
sebesar Rp 734.203.527.000,-.
Biaya pembangunan Fly Over ini terdiri dari biaya pembebasan lahan,biaya konstruksi Fly
Over, biaya pengawasan dan biaya pemeliharaan. Untuk pertumbuhan inflasi sebesar 8,5%
diperoleh nilai pembebasan lahan seluas 58.031 m2 adalah sebesar Rp 101.884.435.000,-.
Biaya konstruksi senilai Rp 203.622.280.000,-. Biaya pengawasan sebesar 1,5% dikali
biaya konstruksi senilai Rp 3.054.335.000,- . Biaya pemeliharan tahunan senilai Rp
2.143.393.000,- dan biaya pemeliharaan periodik Rp 6.435.178.000,-.
Dalam metoda ini digunakan data tingkat suku bunga sebesar 7,5 %, tingkat pertumbuhan
lalu lintas sebesar 8,5%, dan tingkat pertumbuhan inflasi sebesar 8,5%. Dari perhitungan
analisa penghematan nilai BOK dan Nilai waktu serta besarnya biaya pembangunan Fly
Over, diperoleh data total Benefit adalah Rp310.782.964.000,- dan total Cost adalah Rp
368.536.037.000,-
Apabila BCR>1, maka investasi layak untuk dilakukan begitu pula sebaliknya. Sesuai
dengan persamaan:
BCR= = . . .
. . . = 0,9
Dari perhitungan diperoleh nilai BCR sebesar 0,9 artinya nilai BCR<1, maka
pembangunan Fly Over Lubuk Begalung dari segi BCR tidak layak untuk dilakukan.
4.4.2 Analisa NPV
Apabila NPV>0, maka investasi layak untuk dilakukan begitu pula sebaliknya. Sesuai
dengan persamaan:
Dari perhitungan diperoleh nilai NPV sebesar - 27.112.752.723 , nilai ini kurang dari nol
dan pembangunan Fly Over Lubuk Begalung dari segi NPV tidak layak karena NPV<0.
Dalam perhitungan ini akan menggunakan 2 macam tingkat suku bunga Bank yaitu 7,5%
dan 9,5 %. Dari perhitungan diperoleh nilai NPV berdasarkan tingkat suku bunga Bank BI,
saat suku bunga 7,5 % didapat NPV sebesar -27.112.752.723 dan saat suku bunga 9,5%
didapat NPV sebesar -77.572.690.603. dan dari perhitungan diperoleh nilai IRR sebesar
6,4 % artinya pembangunan fly over tidak layak secara IRR karena nilai IRR yang
diperoleh lebih rendah dari tingkat suku bunga Bank yaitu 7,5%.
Untuk mendapatkan analisa yang lebih luas dalam analisa kepekaan ini direncanakan
dalam 14 skenario dengan mengubah tingkat pertumbuhan lalu lintas, inflasi ataupun suku
bunga bank BI serta harga pembebasan lahan. Skenario 1,yaitu keadaan nyata saat ini atau
kondisi normal, Skenario 2 dan 3 hanya mengubah tingkat pertumbuhan lalu lintasnya
menjadi 11,5% dan 5,5%, Skenario 4dan 5 hanya mengubah tingkat pertumbuhan inflasi
nya menjadi 10,2% dan 6,8%, Skenario 6 dan 7hanya mengubah tingkat suku bungan Bank
BI menjadi 9,2% dan 5,8%, untuk skenario 8 sampai 14 sama dengan skenario 1 sampai 7
bedanya pada skenario ini harga pembebasan lahan ditiadakan.
a. Analisa BCR
Dari 14 skenario yang ada, dilihat pada Gambar 4.2 bahwa semua skenario yang
mempunyai nilai BCR lebih besar dari 1 adalah sebanyak 8 skenario. Serta skenario 9
adalah kondisi paling baik karena skenario 9 menghasilkan nilai BCR paling besar yaitu
1,89.
2,0
1,8
1,6
1,4
1,2
BCR
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Dari 14 skenario yang ada, dilihat pada Gambar 4.3 bahwa semua skenario yang
mempunyai nilai NPV lebih besar dari 1 adalah sebanyak 8 skenario. Serta skenario 9
adalah kondisi paling baik karena skenario 9 menghasilkan nilai NPV paling besar yaitu
210.114.939.380.
250.000.000.000
200.000.000.000
150.000.000.000
100.000.000.000
NPV
50.000.000.000
-50.000.000.000
-100.000.000.000
-150.000.000.000
c. Analisa IRR
Dari 14 skenarioSkenario
yang ada,
Skenario dilihat
Skenario pada
Skenario Skenario Gambar
Skenario 4.4Skenario
Skenario Skenario bahwa Skenarioskenario
Skenario Skenario yang mempunyai
Skenario Skenario nilai
1234567891011121314
IRR diatas suku bunga normal sebesar 7,5% adalah sebanyak 8 skenario. Serta skenario 2
adalah kondisi paling baik karena skenario 2 menghasilkan nilai IRR paling besar yaitu
10,2 %.
18,000
16,000
14,000
IRR
12,000
10,000
8,000
6,000 Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario
1234567891011121314
4,000
2,000
Gambar 4.4. Rekapitulasi Nilai IRR
d. Kesimpulan
0,000
Dari 14 skenario yang ada, bila kita rangking maka akan terlihat pada Tabel 4.3 skenario 9
adalah kondisi paling baik menghasilkan nilai BCR, NPV dan IRR paling besar. Skenario
9 ini adalah kondisi biaya pembebasan lahan ditanggung pemerintah, tingkat pertumbuhan
lalu lintasnya 11,5%, tingkat inflasi 8,5% dan tingkat suku bunga Bank 7,5%.
Tabel 4.3. Rekapitulasi Nilai BCR, NPV, IRR
SKENARIO BCR NPV IRR (%) rangking
Skenario 9 1,9 210.114.939.380 9,8 1
Skenario 14 1,5 130.201.996.590 7,4 2
Skenario 12 1,4 81.591.291.734 8,6 3
Skenario 2 1,3 108.270.504.809 10,2 4
Skenario 8 1,3 74.731.681.849 8,5 5
Skenario 11 1,3 67.872.071.964 8,4 6
Skenario 13 1,1 30.995.329.192 9,6 7
Skenario 7 1,1 28.357.562.018 6,7 8
Skenario 5 0,9 -17.293.560.978 6,8 9
Skenario 10 0,9 -16.181.361.909 7,3 10
Skenario 1 0,9 -27.112.752.723 6,4 11
Skenario 4 0,9 -36.931.944.467 6,0 12
Skenario 6 0,8 -70.849.105.380 5,7 13
Skenario 3 0,7 -118.025.796.480 -0,03 14
5. KESIMPULAN
Dari hasil manual traffic count yang dilakukan pada Senin, 16 Juni 2015 – Selasa 17 Juni
2015. Diperoleh volume kendaraan pada ruas jalan mayor (By Pass BIM – By Pass Teluk
Bayur) sebesar 79.316 kend/hari dan volume kendaraan pada ruas jalan minor (Indarung –
Lubeg) sebesar 71.607 kend/hari. Karena volume kendaraan yang tinggi yaitu melebihi 70
ribu kendaraan setiap harinya dan apabila kita mengacu pada kriteria pengaturan
persimpangan yang dikeluarkan oleh Departemen Pemukiman dan Prasarana wilayah
tahun 2004 , maka pembangunan Fly Over Lubuk Begalung sudah layak dilakukan dari
segi lalu lintas. Serta dari segi ekonomi fly over lubuk begalung layak dilakukan apabila
biaya pembebasan tanah ditanggung oleh pemerintah sehingga didapat nilai nilai BCR>1
yaitu 1,89, nilai NPV>0 yaitu 210.114.939.380 dan IRR diatas tingkat suku bunga 7,5%
yaitu 9,8%.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Marga. (2005). Studi Kelayakan Proyek Jembatan dan Jalan.
Jakarta : Departemen Perhubungan.
Direktorat Jendral Bina Marga. (1997). Tata Cara Perencanaan Jalan Antar Kota. Jakarta
: Departemen Perhubungan.