Metode prediksi lain menggunakan data dari Iowa Facial Growth Study
kaninus dan premolar yang belum erupsi pada lengkung gigi atas dan bawah.
Dengan metode ini, hanya pengukuran lebar radiografik dari gigi kaninus dan
premolar yang belum erupsi, yang digunakan sebagai variabel prediktor. Estimasi
kesalahan baku pada lengkung gigi atas adalah sebesar 0,48mm, dan pada
lengkung bawah sebesar 0,47mm. Data yang dibutuhkan untuk analisis lengkap
antara lain bentuk lengkung gigi atas dan bawah, radiografi periapikal dari gigi
kaninus dan premolar atas serta premolar bawah yang diambil dengan
1. Ukur lebar mesiodistal dari gigi kaninus kanan atas dan premolar kedua pada
(Gambar 12-6) untuk mendapatkan prediksi lebar gigi kaninus kanan atas dan
2. Ukur lebar mesiodistal dari gigi premolar kanan bawah pada gambaran
12-7) untuk mendapatkan prediksi lebar gigi kaninus kanan bawah dan premolar.
pada gigi bagian kiri. CATATAN: Untuk beragam alasan, gambaran radiografik
yang mudah digunakan untuk mengukur kaninus dan premolar yang belum erupsi
radiograf satu sisi lengkung gigi dapat disubstitusi dengan gigi antimer tanpa
diletakkan pada aksis horizontal yang terdapat di bagian bawah tiap grafik
prediksi dan diproyeksikan secara vertikal agar bersilangan dengan garis prediksi.
Contohnya, jumlah lebar kaninus atas kanan dan premolar kedua pada periapikal
adalah 15mm, diletakkan pada aksis horizontal grafik. Ikuti garis vertikal dari titik
15mm pada bagian bawah grafik hingga bersilangan dengan garis prediksi (lihat
Gambar 12-6). Selanjutnya, ikuti garis horizontal pada titik persilangan ke sisi kiri
grafik untuk mencari prediksi jumlah lebar kaninus dan premolar (21.1mm).
gigi atas bawah dan digunakan oleh klinisi diperlihatkan pada Gambar 12-8 dan
12-9.
dijelaskan disini memiliki perkiraan kesalahan baku yang rendah, tabel prediksi
yang mudah digunakan, dan sukses tervalidasi pada 53 sampel pasien ortodontik.
Jika mayoritas gigi kaninus dan premolar telah erupsi dan jika satu atau dua gigi
gigi yang belum erupsi (misal premolar kedua) dan gigi erupsi (misal molar kedua
Lebar gigi yang erupsi, yakni molar kedua sulung, diukur pada cetakan plaster.
Ketiga pengukuran ini terdiri dari unsur-unsur proporsi untuk mendapatkan lebar
Keuntungan utama dari metode prediksi nonradiografik adalah metode ini dapat
dilakukan dengan mengukur insisivus permanen bawah yang erupsi atau gigi
dibandingkan metode radiografik. Moyers8 dan Tanaka & Johnston10 pada sampel
permanen bawah dengan jumlah lebar kaninus permanen, premolar pertama, dan
premolar kedua pada satu sisi lengkung gigi di maksila dan mandibula. Tabel
prediksi Moyers tersedia dan sering digunakan oleh klinisi karena pengukurannya
mudah dilakukan dan hasil didapatkan dalam waktu singkat. Tidak ada informasi
mengenai koefisien korelasi dan error pada metode ini. Tanaka dan Johnston 10
mengembangkan tabel prediksi yang pada dasarnya mirip dengan tabel prediksi
Moyers.8 Koefisien korelasi r=0.63 untuk gigi maksilla dan r=0.65 untuk gigi
mandibular. Perkiraan kesalahan baku sebesar 0.86mm untuk gigi maksilla dan
0.85mm untuk gigi mandibular. Tidak seperti Moyers yang membedakan jenis
kelamin, Tanaka dan Johnston menggabungkan hasil untuk kedua jenis kelamin
pada studi mereka. Tabel prediksi Tanaka dan Johnston pada Box 12-2 memiliki
(lebih besar) untuk menghindari ukuran gigi di bawah prediksi. Namun, bukti dari
kaninus dan premolar yang sebenarnya sebesar 0.6mm pada lengkung gigi atas 3
dan 0.4mm pada lengkung gigi bawah4, dan pada studi ketiga, 1.1mm di lengkung
gigi bawah. Dengan demikian, prediksi pada persentil ke 50 lebih dipercaya untuk
BERBEDA
kaninus dan premolar permanen yang belum erupsi pada pasien dari berbagai ras
yang dijelaskan dalam bab ini dikembangkan dari subyek ras kulit putih Amerika
dari keturunan Eropa. Bukti menunjukkan bahwa metode ini dapat digunakan
pada pasien Egyptian dan Meksiko utara.12 Lee-Chan dkk13 menemukan bahwa
tabel prediksi lain yang lebih akurat berdasarkan hubungan lebar insisivus bawah
dengan lebar kaninus dan premolar pada sampel pasien Asian Amerikan.
Ferguson dkk14 mengembangkan metode prediksi nonradiografik untuk sampel ras
kulit hitam Amerika dengan menghubungkan lebar insisivus bawah dengan lebar
kaninus dan premolar. Rata-rata nilai prediksi jumlah lebar kaninus dan premolar
untuk tiap jumlah lebar insisivus lebih besar pada ras kulit hitam sebesar 0.2mm
pada maksila dan 0.6mm pada mandibular ketika dibandingkan dengan nilai ras
menggunakan metode prediksi Asian-Amerika dan pasien ras kulit hitam yang
Analisis ukuran gigi-panjang lengkung gigi yang paling utama dan penting adalah
perbandingan ukuran gigi terhadap ukuran lengkung gigi. Hal ini merupakan
terhadap TSALD ketika menegakkan diagnosis pasien. Faktor lain juga mungkin
gigi. Pergerakan ortodontik pada insisivus yang condong ke lingual, ke arah labial
pengukuran sudut yang terbentuk oleh aksis panjang insisivus mandibular dengan
anteroposterior didapatkan dengan mengukur jarak tegak lurus dari ujung insisal
Kurva Spee
Kurva Spee merupakan faktor penting dalam keseluruhan analisis karena kurva ini
ujung insisivus labial (Gambar 12-10). Jika insisivus bawah terletak pada posisi
anterposterior atau condong terlalu jauh ke arah labial sebelum terapi, peningkatan
kurva Spee menyebabkan pergerakan labial dari insisivus yang tidak diinginkan
kecuali terdapat lengkung gigi yang besar. Pada kasus selanjutnya, lengkung gigi
besar pada lengkung mandibular dan semua gigi permanen telah erupsi, kecuali
dibutuhkan untuk penambahan kurva Spee tanpa ujung labial insisivus sebesar
pada derajat kurva. Selama peningkatan kurva Spee terdapat kemungkinan bahwa
untuk peningkatan kurva Spee pada tiap individu pasien, Balridge 16 menyarankan
Jika gigi molar kedua sulung masih intak dan sehat sebelum terjadinya eksfoliasi
fisiologis, gigi molar pertama permanen dapat tumbuh sesuai posisi di antara
premolar di arah mesial dan molar kedua ketiga di arah distalnya. Pergerakan
distal dari molar pertama permanen yang posisinya baik untuk menambah panjang
pergerakan ini biasanya dimulai sejak awal pertumbuhan gigi permanen. Setelah
pasien kehilangan molar kedua sulung secara prematur, molar pertama permanen
akan bergerak terlalu jauh ke arah mesial kecuali jika panjang lengkung dapat
gigi, molar permanen pada pasien muda harus dikembalikan di posisi aslinya
Ketika benih molar kedua dan ketiga yang belum erupsi terpisahkan oleh jarak
dan molar kedua yang sedang berkembang terpisah oleh jarak dari molar pertama
cukup. Ketika benih molar kedua dan ketiga yang belum erupsi terletak rapat pada
dapat memperbaiki impaksi molar kedua. Ketika benih molar ketiga mandibular
terletak dekat pada sisi belakang dan atas molar kedua yang impaksi, dokter bedah
mulut dapat mengangkat molar ketiga sehingga molar kedua dapat erupsi dengan
bebas. Molar ketiga yang impaksi biasanya diekstraksi, namun ekstraksi biasanya
interpretasi analisis panjang lengkung gigi. Dengan demikian, tidak ada nilai
juga efek ekstraksi pada oklusi. Jika dua premolar harus diekstraksi pada
lengkung mandibular pasien yang memiliki maloklusi klas I atau klas II akibat
defisiensi panjang lengkung, dua premolar dari sisi maksilla harus diangkat untuk
mendapatkan hubungan kaninus klas I dan molar serta overbite dan overjet yang
premolar atas dapat menyebabkan molar klas III dimana molar kedua atas
beroklusi dengan molar ketiga bawah. Jika molar ketiga bawah belum erupsi atau
tida ada, maka molar kedua atas tidak bersinggungan dengan gigi bawah sehingga
dapat overerupsi dan perlu diekstraksi. Ekstraksi pada dua premolar bawah saja
masih bisa dilakukan pada beberapa pasien yang memiliki maloklusi klas III dan
pada pasien dewasa dengan maloklusi klas II yang akan menjalani mandibular
advancement surgery. Ekstraksi pada dua premolar maksila saja dapat dilakukan
klas II. Terapi ini menyebabkan hubungan molar klas II dan kaninus klas I,
1. Jika analisis memprediksi bahwa seorang anak tidak akan memiliki masalah
crowding, maka lakukan perawatan rutin dan observasi periodik pada pasien. 2.
panjang lengkung dengan menggunakan alat dan periksa pasien secara periodik.
Jika molar pertama permanen bergerak ke arah mesial akibat hilangnya molar
sulung secara prematur, gunakan alat untuk mengembalikan panjang lengkung
crowding lebih dari 6mm pada lengkung bawah, terapi ekstraksi serial dapat
menguntungkan bagi pasien (lihat Bab 18). Monitor semua pertumbuhan gigi
campuran pasien dalam interval yang reguler untuk melihat erupsi gigi dan
perkembangan fasial.