Anda di halaman 1dari 3

Nama : Maradona

Nim : 1901140019

Prodi : Tadris Biologi

Kelas :A

Mata kuliah : Bimbingan Konseling

TUGAS 1

1. Pengertian Bimbingan dan konseling secara Etimologis

Epistemologis BK ( Bimbingan Konseling ) dimana pengetian Epistemologis sendiri


yaitu merupakan penafsiran terhadap teks yang dibangun berdasarkan teori epistema.
Epistema —bahasa Yunani Kunonya, epistémé, atau bahasa Inggerisnya, epistemic—
adalah teori pengetahuan tentang: asal-usul, anggapan, karakter, rentang, dan
kecermatan, kebenaran atau keabsahan pengetahuan dan Epistomologi atau Teori
Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-
pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai
pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia
melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif,
metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis dan
Epistemologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang berurusan dengan
hakikat dan ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta
pertanggung-jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan
yang diperoleh manusia melalui akal, indera dan lain-lain mempunyai metode tersendiri
dalam teori ilmu pengetahuan diantaranya metode induktif, metode deduktif, metode
positivisme, metode kontemplatif, dan metode dialektis. Dengan kamajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini, Gregory Bateson menilai kemajuan ini cenderung
memperbudak manusia akibat dari kesalahan epistemologi barat dan ini harus diluruskan.
Maka sudah di jelaskan diatas tentang epistemologis BK muali Asal-usul, Anggapan,
Karakter, Kecermatan dan Keabsahan atau Kebenaran BK dalam bidang profesi (Jurnal:
Dra. Nelly Nurmelly, MM)

2. Bimbingan dan konseling secara Terminologis

Setalah membahas pengertian bimbingan dan kada secara epistemologi, berikut


pendapat dari beberapa ahli tentang Terminologis bimbingan dan konseling.

a. Miller (1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses
bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri
yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada
sekolah (dalam hal ini termasuk madrasah), keluarga, dan masyarakat (Tohirin, 2011:
16-17).

b. Selanjutnya Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan
bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki
maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai,
kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan
arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri
(Tohirin, 2011: 17).

c. Menurut Stoops mengemukakan bimbingan adalah suatu proses terus – menerus


dalam hal membantu individu dalam perkembangannya untuk mencapai
kemampuansecara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar – besarnya
bagi dirinya maupun masyarakatnya. (kutipan Djumhur dan M. Surya 1975).

d. Djumhur dan M. Surya memberikan batasan tentang bimbingan, yaitu suatu proses
pemberian bantuan terus menerus dan sistematis kepada individu dalam
memecahkan masalah yang di hadapinya, agar tercapai kemampuan untuk
memahami dirinya sendiri (self understanding), kemampuan untuk menerima
dirinya sendiri (self accaptance), kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri (self
direction) dan kemampuan untuk merealisir diri sendiri (realization), sesuai dengan
potensi dan kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan.

3. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil mengenai pengertian KONSELING adalah kontak atau hubungan
timbal balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang
didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma
yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien (siswa).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Bimbingan dan Konseling (BK)
adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada
individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya,
agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta
mampu memecahkan masalahnya sendiri.

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa BIMBINGAN berarti : bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan
dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku
TUGAS 2

Tujuan Bimbingan Konseling

Menurut Dewa Ketut Sukardi membagi tujuan bimbingan dan konseling disekolah kedalam dua
kategori yaitu:

 Tujuan Umum

Tujuan umum pelayanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan
pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) tahun 2003 (UU No. 20/2003), yaitu mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya
yang cerdas, yang beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, serta
mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sementara tujuan
umum dari bimbingan dan konseling adalah membantu klien agar ia memiliki
pengetahuan tentang posisi dirinya dan memiliki keberanian mengambil keputusan
untuk melaksanakan suatu perbuatan yang dipandang baik, benar dan bermanfaat untuk
kehidupannya didunia dan kepentingan diakheratnya.

 Tujuan khusus

Dalam kurikulum SMA tahun 1975, sebagaimana yang dikutip oleh Soecipto dan Rafles
Kosasi, dinyatakan bahwa tujuan bimbingan dan konseling disekolah untuk membantu
siswa: Mengatasi kesulitan dalam belajarnya. Mengatasi terjadinya kebiasaan yang tidak
baik, yang dilakukan pada saat peruses belajar mengajar. Mengatasi kesulitan-kesulitan
yang berhubungan dengan kesehatan jasmani. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang
berkaitan dengan kelanjutan study. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan
dengan perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat. Mengatasi
kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah social-emosional disekolah yang
bersumber dari sikaf murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, lingkungan
sekolah, keluarga, dan lingkungan lebih luas.

Downing juga mengemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan dan konseling disekolah
sebenarnya sama dengan pendidikan terhadap diri sendiri, yaitu membantu siswa agar
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan social psikologis mereka, merealisasikan
keinginannya, serta mengembangkan kemampuan atau potensinya.

Anda mungkin juga menyukai