Makalah Intan Fauziah Intan Fauziah Terapi Analgetik
Makalah Intan Fauziah Intan Fauziah Terapi Analgetik
TERAPI ANALGETIK
Disusun Oleh:
INTAN FAUZIAH PUTRI
200325022
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, karunia
serta kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Terapi Analgetik ini
dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita,
Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Bapak
Jonnefi,Apt,M.Kes selaku dosen mata kuliah Farmakologi.
Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal saya selaku penulis
usahakan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI ANALGETIK
Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi
atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan
anestetika umum) (Tjay, 2007).
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman,
berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan keadaan psikis sangat
mempengaruhi nyeri,misalnya emosi dapat menimbulkan sakit (kepala) atau
memperhebatnya,tetapi dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan nyeri.
Nyeri merupakan suatu perasaan subjektif pribadi dan ambang toleransi nyeri
berbeda-beda bagi setiap orang. batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada
44-45o C (Tjay, 2007).
B. PATOFISIOLOGI NYERI
Proses rangsangan yang menimbulkan nyeri bersifat destruktif terhadap
jaringan yang dilengkapi dengan serabut saraf penghantar impuls nyeri. Reseptor
untuk stimulus nyeri disebut nosiseptor. Terdapat tiga reseptor nyeri yaitu
Nosiseptor mekanis yang berespon terhadap kerusakan mekanis, misalnya
tusukan, benturan, atau cubitan. Nosiseptor termal yang berespon terhadap suhu
berlebihan terutama panas. Nosiseptor polimodal yang berespon setara terhadap
semua jenis rangsangan yang merusak, termasuk iritasi zat kimia yang
dikeluarkan dari jaringan yang cedera. Distribusi nosiseptor bervariasi di seluruh
tubuh dengan jumlah terbesar terdapat di kulit. Nosiseptor terletak di jaringan
subkutis, otot rangka, dan sendi. Nosiseptor yang terangsang oleh stimulus yang
potensial dapat menimbulkan kerusakan jaringan. Rangsangan atau stimulus
tersebut memicu pelepasan zat-zat tertentu yang disebut mediator nyeri antara lain
histamin, bradikin, leukotrien, dan prostaglandin.
4
C. GOLONGAN OBAT ANALGETIK
Analgesik di bagi menjadi 2 yaitu:
I. Analgesik Opioid/analgesik narkotika
Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau
morfin. Golongan obat ini digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri
seperti pada fractura dan kanker.
1) Metadon. Mekanisme kerja : Kerja mirip morfin lengkap, sedatif lebih lemah. Indikasi :
Detoksifikas ketergantungan morfin, Nyeri hebat pada pasien yang di rumah sakit. Efek tak
diinginkan: Depresi pernapasan, konstipasi, gangguan SSP, hipotensi ortostatik, mual dam
muntah pada dosis awal
2) Fentanil. Mekanisme kerja : Lebih poten dari pada morfin. Depresi pernapasan lebih kecil
kemungkinannya. Indikasi : Medikasi praoperasi yang digunakan dalan anastesi. Efek tak
diinginkan : Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya. Rigiditas otot, bradikardi ringan.
3) Kodein Mekanisme kerja : Sebuah prodrug 10% dosis diubah menjadi morfin. Kerjanya
disebabkan oleh morfin. Juga merupakan antitusif (menekan batuk) Indikasi : Penghilang rasa
nyeri minor Efek tak diinginkan : Serupa dengan morfin, tetapi kurang hebat pada dosis yang
menghilangkan nyeri sedang. Pada dosis tinggi, toksisitas seberat morfin.
II. Obat Analgetik Non-narkotik Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga
sering dikenal dengan istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer
(non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja
sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini
cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada
sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat
Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek
ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunanaan Obat Analgetika jenis
Analgetik Narkotik). Efek samping obat-pbat analgesik perifer: kerusakan lambung,
kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.
5
a. Ibupropen Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara.
Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya
sama dengan aspirin. Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan meminim obat ini.
c. Asam Mefenamat Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat
kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus
diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala
iritasi lain terhadap mukosa lambung.
Selain digolongkan berdasarkan efeknya, analgesik juga di golongkan berdasar tempat kerjanya.
Penggolongan ini membedakan analgesik menjadi:
1) Analgesik Sentral yaitu analgesik yang menduduki reseptor miu contohnya tramadol,
morphine
2) Analgesik Perifer yaitu analgesik yang bekerja pada saraf perifer contohnya parasetamol Atas
kerja farmakologisnya, analgesic dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
1) Analgetik Perifer (non narkotik) Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak
bekerja sentral.
2) Analgetik Narkotik Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan
kanker.
6
Obat-obat golongan analgetik dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:
parasetamol,salisilat, (asetasol, salisilamida, dan benorilat), penghambat Prostaglandin (NSAID)
ibuprofen, derivate-derivat antranilat ( mefenamilat, asam niflumat glafenin, floktafenin,
derivatederivat pirazolinon (aminofenazon, isoprofilpenazon, isoprofilaminofenazon), lainnya
benzidamin. Obat golongan analgesic narkotik berupa, asetaminofen dan fenasetin. Obat
golongan anti-inflamasi nonsteroid berupa aspirin dan salisilat lain, derivate asam propionate,
asam indolasetat, derivate oksikam, fenamat, fenilbutazon.
a. Benorylate
Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini digunakan
sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan demam pada anak obat ini bekerja
lebih baik dibanding dengan parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah. Karena
obat ini derivat dari aspirin maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak yang mengidap
Sindrom Reye.
b. Fentanyl
c. Piralozon
Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin. Obat ini amat
manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Namun piralozon diketahui
7
menimbulkan efek berbahaya yakni agranulositosis (berkurangnya sel darah putih), karena itu
penggunaan analgesik yang mengandung piralozon perlu disertai resep dokter.
Indikasi : Meringankan rasa sakit, nyeri otot dan sendi, demam, nyeri karena haid, migren, sakit
kepala dan sakit gigi tingkat ringan hingga agak berat. Kontra Indikasi : Tukak lambung dan
peka terhadap derivet asam salisilat, penderita asma dan alergi, penderita yang pernah atau sering
mengalami pendarahan di bawah kulit, penderita hemofilia; anak-anak di bawah umur 16 tahun.
d. Turunan asam N-antranilat : Asam mefenamat Asam flufenamat untuk keadaan artritis akut
dan kronik. Dapat mengiritasi lambung. Klien dengan riwayat tukak peptik jangan menggunakan
8
obat ini. Efek lain: edema, pusing, tinnitus, pruritus. Fenamanat lain: meklofenamanat sodium
monohidrat (meclomen), dan asam mefenamat (ponstel).
9
protein seperti indometacin dan sulindak dan mempunyai waktu paruh yang singkat. Kelompok
NSAIA/NSAID ini dapat menurunkan tekanan darah dan menyebabkan retensi natrium dan air.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Analgesik atau analgetik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Obat
ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering mengunakannya
misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat yang kita minum
biasanya mengandung analgesik atau pereda nyeri. Analgesic terbagi menjadi dua golongan yaitu
Analgesik Opioid/analgesik narkotika dan Analgesik non Narkotika.
Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya menurunkan temperatur
tubuh saat panas tidak berefektif pada orang normal. Dapat menurunkan panas karena dapat
menghambat prostatglandin pada CNS. Jenis obatnya Benorylate, Fentanyl, Piralozon.
NSAID (non-steroidal anti-inflamatory drugs) adalah obat yang mengurangi rasa sakit,
demam, dan peradangan. Golongan obatnya Turunan asam salisilat, Turunan paraaminofenol,
Turunan 5-pirazolidindion, Turunan asam N-antranilat, Turunan asam arilasetat/asam
propionate, Turunan oksikam, Asam Paraklorobenzoat/asam asetat indol, dan Turunan asam
fenilasetat.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini, diharapkan untuk kedepan agar bisa bermanfaat untuk referensi
pelajaran dan bisa lebih menyempurnakan makalah ini.
11