Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KEP.

MATERNITAS
“RESUME ANFIS REPRODUKSI PRIA DAN WANITA, MENSTRUASI,
PEMBUAHAN, KEHAMILAN” 

 
DISUSUN OLEH :
Nama : Silpi Yulia Nengsi
Nim : P05120219032
Kelas : 2A/D3 Keperawatan
 
DOSEN PENGAJAR:
Asmawati, S. Kep, M. Kep
 

 
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

DIPLOMA DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


1.ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA.

A. Sistem Reproduksi Wanita 

Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga
panggul. Eksternal (sampai vagina): fungsi kopulasi. Internal: fungsi ovulasi,
fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon
gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis–
adrenal–ovarium. Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ ekstragenital yang
juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi: payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan
sebagainya :
1. Genitalia Eksterna
Pudenda atau organ reproduksi eksterna yang sering disebut vulva, tampak dari luar
(mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayor,
labia minor, klitoris, hymen, vestibulum, orificium, urethrae externum, kelenjar-
kelenjar pada dinding vagina.
a. Mons Pubis / Mons Veneris
Mons pubis atau mons veneris merupakan jaringan lemak subkutan berbentuk bulat
yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat di atas simfisis pubis. Mons pubis
banyak mengandung kelenjar sebasea (minyak) dan ditumbuhi rambut berwarna
hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas, yaitu sekitar satu sampai dua tahun
sebelum awitan haid. Rata-rata menarche (awitan haid) terjadi pada usia 13 tahun.
Mons berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama koitus
(hubungan seksual). Semakin bertambahnya usia, jumlah jaringan lemak di tubuh
wanita berkurang dan rambut pubis menipis.
b. Labia Mayor
Labia mayor adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak dan
jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya memanjang dari mons
pubis ke arah bawah mengelilingi labia minor, berakhir di perineum pada garis
tengah. Labia mayor memiliki panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm, dan tebal 1-1,5 cm dan
agak meruncing pada ujung bawah. Labia mayor melindungi labia minor, meatus
urinarius, dan introitus vagina (lubang vagina). Pada wanita yang belum pernah
melahirkan pervagina, kedua labia mayor terletak berdekatan di garis tengah
menutupi struktur-struktur di bawahnya. Setelah melahirkan anak dan mengalami
cedera pada vagina atau perineum, labia sedikit terpisah bahkan introitus vagina
terbuka. Penurunan produksi hormone menyebabkan atrofi labia mayor.
Pada permukaan arah lateral kulit labia yang tebal, biasanya memiliki pigmen lebih
gelap daripada jaringan sekitarnya dan ditutupi rambut yang kasar (sama dengan
rambut di mons pubis) dan semakin menipis kea rah luar perineum. Permukaan
medial (arah dalam) labia mayor licin, tebal, dan tidak ditumbuhi rambut. Bagian ini
mengandung suplai kelenjar sebasea dan banyak kelenjar keringat serta banyak
mengandung pembuluh darah. Labia mayor sensitive terhadap nyeri, sentuhan, dan
suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya jaringan saraf yang menyebar luas, yang
berfungsi sebagai rangsangan seksual.
c. Labia Minor
Labia minor terletak di antara dua labia mayor dan merupakan lipatan kulit yang
panjang, sempit, dan tidak berambut, yang memanjang ke arah bawah dari bawah
klitoris dab menyatu dengan fourchette. Sementara bagian lateral dan anterior labia
biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minor sama dengan mukosa
vagina merah muda dan basah. Pembuluh darah yang banyak membuat labia berwarna
merah kemerahan dan memungkinkan labia minor membengkak, bila ada stimulus
emosional dan stimulus fisik. Kelenjar di labia minor juga melumasi vulva. Suplai
saraf yang banyak membuat labia minor menjadi sensitif. Ruangan antara kedua labia
minor disebut vestibulum.
d. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil, terdiri dari caput/glans
clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di
dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung
serabut saraf, sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan, dan sensasi tekanan. Kelenjar
sebasea klitoris mensekresi smegma, suatu substansi lemak seperti keju yang
memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon (senyawa organic yang
memfasilitasi komunikasi olfaktorius) dan anggota lain pada spesies yang sama untuk
membangkitkan respon tertentu).
e. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Vestibulum terdiri dari dua muara uretra, kelenjar
parauretra (vetibulum minus atau Skene), vagina, dan kelenjar paravagina (vestibulum
mayus, vulvovagina, atau Bartholin). Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium
urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan
duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
f. Introitus / Orificium Vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat
lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval,
cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek
dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah
sisa-sisa selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan/ para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata)
menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di
rongga genitalia interna.
g. Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan
ujung bawah labia mayor dan minor di garis tengah bawah orifisium vagina. Suatu
cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan hymen.
h. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma
pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis
transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median
m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang
perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
2. Genitalia Interna
a. Uterus (Rahim)
Uterus merupakan organ brdinding tebal, muscular, pipih, cekung yang mirip buah pir
terbalik yang terletak antara kandung kemih dan rectum pada pelvis wanita. Pada
wanita yang belum melahirkan, berat uterus matang sekitar 30-40 gr sedangkan pada
wanita yang pernah melahirkan, berat uterusnya adalah 75-100 gr. Uterus normal
memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin, dan teraba padat. Derajat kepadatan
tergantung dari beberapa faktor, diantaranya uterus lebih banyak mengandung rongga
selama fase sekresi siklus menstruasi, lebih lunak selama masa hamil, dan lebih padat
setelah menopause. Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi
dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus
dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus,
cornu, isthmus dan serviks uteri.
Berdasarkan fungsi dan anatomisnya, uterus dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
Ø Fundus, Merupakan tonjolan bulat di bagian atas yang terletak di atas insersi tuba
fallopii.
Ø Korpus, Merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri.
Ø Istmus, Merupakan bagian konstriksi yang menghubungkan korpus dengan serviks
yang dikenal sebagai segmen uterus bawah pada masa hamil.
Fungsi utama uterus:
Ø Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan dan
pelepasan dari endometrium
Ø Tempat janin tumbuh dan berkembang
Ø Tempat melekatnya plasenta
Ø Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya
persalinan dan kembalinya uterus pada saat involusi.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan, yaitu endometrium, miometrium, dan sebagian
lapisan luar peritoneum parietalis. Endometrium yang banyak mengandung pembuluh
darah adalah suatu lapisan membrane mukosa yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu
lapisan permukaan padat, lapisan tengah jaringan ikat yang berongga, dan lapisan
dalam padat yang menghubungkan endometrium dengan miometrium. Selama
menstruasi dan sesudah melahirkan, lapisan permukaan yang padat dan lapisan tengah
yang berongga tanggal. Segera setelah aliran menstruasi berkahir, tebal endometrium
0,5 mm. Mendekati akhir siklus endometrium, sesaat sebelum menstruasi mulai lagi,
tebal endometrium menjadi 5 mm.Miometrium yang tebal tersusun atas lapisan-
lapisan serabut otot polos yang membentang ke tiga arah (longitudinal, transversa,
dan oblik). Miometrium paling tebal di fundus, semakin menipis ke arah istmus, dan
paling tipis di serviks. Serabut longitudinal membentuk lapisan luar miometrium yang
paling banyak ditemukan di fundus, sehingga lapisan ini cocok untuk mendorong bayi
pada persalinan. Pada lapisan miometrium tengah yang tebal, terjadi kontraksi yang
memicu kerja hemostatis. Sedangkan pada lapisan dalam, kerja sfingter untuk
mencegah regurgitasi darah menstruasi dari tuba fallopii selama menstruasi. Kerja
sfingter di sekitar ostium serviks interna membantu mepertahankan isi uterus selama
hamil. Cedera pada sfingter ini dapat memperlemah ostium interna dan menyebabkan
ostium interna serviks inkompeten.
1) Serviks Uteri (Mulut Rahim)
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos,
jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam
rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri
externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil,
setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis
melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica.
Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung
glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air.
Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
2) Corpus Uteri (Batang/Badan Rahim)
Terdiri dari: paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos
tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular),
serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan
runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.
Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di
atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus
bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.
3) Ligamenta Penyangga Uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,
ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
a) Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar
panggul, seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari
lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar disebut parametrium dimana berjalan
arteria, vena uterina pembuluh limpa dan ureter.
b) Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen
ini melelui kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri dari jaringan
otot polos dan jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi.
Pada saat hamil mengalami hypertrophi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
c) Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini menggantungkan
uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum
ovarii propium.
d) Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul.
Ligamen ini membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah
(menghalangi pergerakan ke kanan ke kiri) dan mencegah prolap.
e) Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
f) Ligamentum Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kencing
4) Vaskularisasi Uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri
ovarica cabang aorta abdominalis.
a) Arteri uterine
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi
uterus kira-kira setinggi OUI dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina
dan mengadakan anastomose dengan arteria ovarica.
b) Arteri ovarica
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo pelvicum dan
memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri. Darah dari uterus dialirkan
melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan arterinya hanya vena
ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior, tetapi melalui vena
renalis sinistra.
b. Salping / Tuba Falopi
Sepasang tuba fallopii melekat pada fundus uterus. tuba ini memanjang ke arah
lateral, mencapai ujung bebas ligament lebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi setiap
ovarium. Tuba memiliki panjang sekitar 10 cm dengan diameter 0,6 cm. Setiap tuba
mempunyai lapisan peritoneum bagian luar, lapisan otot tipis di bagian tengah, dan
lapisan mukosa di bagian dalam. Lapisan mukosa terdiri dari sel-sel kolumnar,
beberapa diantaranya bersilia dan beberapa yang lain mengeluarkan secret. Lapisan
mukosa paling tipis saat menstruasi. Setiap tuba dan lapisan mukosanya menyatu
dengan mukosa uterus dan vagina.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan: serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta
mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars
ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan
ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
1) Pars Isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali
transfer gamet.
2) Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada
hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
3) Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat
dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat
ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
4) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
c. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-
kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan
saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Dua ligament mengikat ovarium pada
tempatnya, yaitu bagian mesovarium ligament lebar uterus, yang memisahkan
ovarium dari sisi dinding pelvis lateral setinggi Krista iliaka anterosuperior, dan
ligamentum ovarii proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. pada palpasi overium
dapat digerakkan.Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel
menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di
korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid
(estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi).
Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae.
Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pria. Ukuran dan bentuk
setiap ovarium menyerupai sebuah almon berukuran besar. Saat ovulasi, ukuran
ovarium dapat menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang berbentuk oval
ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebelum menarche,
permukaan ovarium licin. Setelah maturitas seksual, luka parut akibat ovulasi dan
rupture folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar.
Fungsi ovarium adalah:
1. Mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron
2. Mengeluarkan telur setiap bulan
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta
abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
d. Vagina
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak diantara
kandung kencing dan rectum. Rongga muskulo membranosa berbentuk tabung mulai
dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal
ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran: fornix
anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Bagian atas vagina
terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis
yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh
(G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina,
sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal. Dinding depan vagina
panjangnya 7-9 cm dan dinding belakang 9-11 cm. Vagina memiliki dinding ventral
dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti
siklus haid. Dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae,
sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum.
Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan mukosa yang merupakan kulit,
lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan
lengkung, antara lain forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior. Saat
wanita berdiri, vagina condong ke arah belakang dan ke atas. Vagina merupakan suatu
tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang secara luas. Cairan
vagina berasal dari traktus genitalia atas dan bawah. Cairan sedikit asam. Interaksi
antara laktobasilus vagina dan glikogen memeprtahankan keasaman. Apabila pH naik
> 5, insiden infeksi vagina meningkat. Cairan yang terus mengalir dari vagina
mempertahnakan kebersihan relative vagina. Oleh karena itu, penyemporotan cairan
ke vagina dalam lingkaran normal tidak diperlukan dan tidak dianjurkan.
Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah
vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis
mediana san arteria pudendus interna. Fungsi penting vagina yaitu:
-Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim
-Alat untuk bersenggama
-Jalan lahir pada waktu bersalin

B. Sistem Reproduksi Pria

 
Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon
pada pria. Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ
reproduksi luar.
1.Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri dari:
a. Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum).
Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah
kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat
jaringan ikat dan otot polos. Testis adalah sepasang struktur oval, agak gepeng dengan
panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).
Fungsi testis, terdiri dari:
·Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
·Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Bersama dengan epididimis, testis berada dalam kantung skrotum. Dinding yang
memisahkan testis dengan epididimis disebut tunica vaginalis. Tunica vaginalis
dibentuk dari peritoneum abdominalis yang mengadakan migrasi kedalam skrotum
saat berkembangnya genitalia interna pria.
1)Turnika albuginca adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan
merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
2)Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam
lobulus. epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung
sel-sel batang (spermatogonia) yang kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang
menompang dan memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang : dan sel-sel
interstisial (leydig), yang memiliki fungsi endokrin.
b.Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
1) Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari
testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan
bergerak menuju vas deferens.
2) Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang sekitar 45
cm dan dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang aspek
posterior testis.
Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati chorda spermatica
menuju kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter, vas deferen menuju ke duktus
vesikula seminalis.. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya
terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat
jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula
seminalis).
3)Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen
dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke
dalam uretra.
4)Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra
berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk
membuang urin dari kantung kemih.
c. Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah
kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris
merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan
kelenjar Cowper.
1) Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-
lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis
menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
2) Kelenjar prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot. Struktur
ini mengelilingi urethra pria. Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm. Lobus media prostat
secara histologis merupakan zona transisional berbentuk baji yang secara langsung
mengelilingi urethra dan memisahkannya dengan ductus ejaculatorius. Saat terjadi
hipertrofi, lobus media dapat menyumbat aliran urine. Prostat bagian anterior
sebagian besar terdiri dari jaringan fibromuskular. Semua jaringan otot pada vas
deferen, prostat, prostat disekitar urethra dan vesicula seminalis terlibat dalam proses
ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15% volume total cairan semen.
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung
kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan
fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Menambah cairan alkalis
pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat
asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar
Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar
prostat.
3) Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya
langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali
(basa).
2.Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
a. Penis
Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang membesar yang banyak
mengandung ujung – ujung saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi
jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus
kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons
korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh
jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan
ujung-ujung saraf perasa.
1) Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ. Preposium (kulup)
adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika
diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.
2) Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua korpus
kavernosum spongiosum vebtral di sekitar uretra.
a.Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang darah ireguler (vinusa sinusoid) yang
diperdarai oleh arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi
jaringan ikat rapat yang disebut tunika albuginea
b.Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat disebut tunika albugnea.
3)Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular
korpuskavernosum dibawah pengendalian SSO.
b. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang
membungkus dan menompangtestis di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi
spermatozoa.
1) Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal, dipisahkan oleh
septum internal.
2) Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk
membentuk kerutan pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau
eksitasi seksual.

2. Menstruasi
Menstruasi adalah hal yang wajar dialami oleh seorang wanita. Meski sudah
dialami sejak masih remaja, tidak semua wanita tahu apa yang sebenarnya terjadi di
dalam tubuh selama siklus menstruasi. Siklus menstruasi adalah perubahan dalam
tubuh wanita, khususnya pada bagian organ reproduksi. Menstruasi terjadi ketika
lapisan dinding rahim (endometrium) yang menebal luruh karena tidak adanya
pembuahan sel telur. Siklus menstruasi pada tiap wanita berbeda-beda, bisa terjadi
antara 23-35 hari, namun rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari. Hormon yang
Memengaruhi Fase-fase dalam Siklus Menstruasi. Pada dasarnya, siklus menstruasi
dibagi menjadi beberapa fase yang diatur oleh lima hormon di dalam tubuh. Hormon
yang dimaksud antara lain:
-Estrogen
Hormon yang diproduksi pada ovarium ini sangat berperan di dalam tubuh, terutama
pada ovulasi dalam siklus reproduksi wanita. Hormon estrogen juga berperan pada
perubahan tubuh remaja dalam masa pubertas serta terlibat dalam pembentukan
kembali lapisan rahim setelah periode menstruasi.
-Progesteron
Hormon ini bekerjasama dengan estrogen guna menjaga siklus reproduksi dan
menjaga kehamilan. Sama dengan estrogen, progesteron juga diproduksi di ovarium
dan berperan dalam penebalan dinding rahim.
-Hormon pelepas gonadotropin (Gonadotrophin-releasing hormone-GnRh)
Diproduksi oleh otak, hormon ini membantu memberikan rangsangan pada tubuh
untuk menghasilkan hormon perangsang folikel dan hormon pelutein.
-Hormon Pelutein (Luteinizing hormone-LH)
Sel telur dan proses ovulasi dihasilkan oleh ovarium berkat rangsangan dari hormon
ini.
-Hormon perangsang folikel (Follicle stimulating hormone-FSH)
Hormon ini berfungsi membantu sel telur di dalam ovarium matang dan siap untuk
dilepaskan. Hormon ini diproduksi di kelenjar pituitari pada bagian bawah otak.
Fase-fase dalam Siklus Menstruasi :
Fase Pertama - Menstruasi
Fase dalam siklus menstruasi yang pertama biasanya terjadi selama 3-7 hari. Pada
masa ini, lapisan dinding rahim luruh menjadi darah menstruasi. Banyaknya darah
yang keluar selama masa menstruasi berkisar antara 30-40 ml pada tiap siklus.
-Pada hari pertama hingga hari ke-3, darah menstruasi yang keluar akan lebih banyak.
Pada saat ini, biasanya wanita akan merasakan nyeri atau kram pada bagian panggul,
kaki, dan punggung.Nyeri pada bagian perut yang juga kerap dirasakan pada hari-hari
pertama menstruasi dipicu karena adanya kontraksi dalam rahim. Kontraksi otot
rahim ini terjadi karena adanya peningkatan hormon prostaglandin selama menstruasi
terjadi.Adapun kontraksi yang kuat dalam rahim dapat menyebabkan suplai oksigen
ke rahim tidak berjalan dengan lancar. Karena kekurangan asupan oksigen inilah,
kram atau nyeri perut dirasakan selama menstruasi.Meski menyebabkan rasa sakit,
kontraksi yang terjadi selama menstruasi sebetulnya berfungsi membantu mendorong
dan mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh menjadi darah menstruasi.
Luruhnya lapisan dinding rahim ini juga disebabkan oleh penurunan kadar estrogen
dan progesteron. Pada saat yang sama, hormon perangsang folikel (FSH) mulai
sedikit meningkat dan memancing perkembangan 5-20 folikel (kantong yang berisi
indung telur) di dalam ovarium. Dari beberapa folikel yang berkembang, hanya ada
satu folikel yang terus berkembang akan memproduksi estrogen.Selama masa
menstruasi inilah hormon estrogen Anda akan berada pada tingkatan yang rendah.
Maka tak heran jika secara emosional Anda lebih mudah untuk marah ataupun
tersinggung selama masa menstruasi.
-Fase Kedua – Pra ovulasi dan Ovulasi
Pada fase pra ovulasi, lapisan dinding rahim yang sempat luruh akan mulai menebal
kembali. Lapisan dinding rahim tersebut cukup tipis, sehingga sperma dapat melewati
lapisan ini dengan mudah dan bisa bertahan kurang lebih selama 3-5 hari. Proses
penebalan rahim dipicu oleh peningkatan hormon.Mungkin Anda sempat berpikir
bahwa ovulasi selalu terjadi pada hari ke-14 setelah siklus pertama. Tapi nyatanya
masa ovulasi tiap wanita tidaklah sama, tergantung kepada siklus menstruasi masing-
masing dan beberapa faktor, seperti penurunan berat badan, stress, sakit, diet dan
olahraga.Jika Anda sedang berencana memiliki momongan, ada baiknya Anda
melakukan hubungan intim dengan suami pada masa praovulasi hingga ovulasi.
Sebab, ini adalah waktu terbaik yang memungkinkan terjadinya pembuahan. Di
samping itu, sperma dapat bertahan kurang-lebih selama 3 hingga 5 hari di dalam
rahim.
-Fase Ketiga – Pra Menstruasi
Pada fase ini lapisan dinding rahim makin menebal. Hal ini dikarenakan folikel yang
telah pecah dan mengeluarkan sel telur, membentuk korpus luteum. Korpus luteum
kemudian memproduksi progesteron yang membuat lapisan dinding rahim makin
tebal.Jika tidak terjadi pembuahan, Anda akan mulai merasakan gejala pramenstruasi
(PMS), seperti perubahan emosi yang lebih sensitif dan perubahan kondisi fisik,
seperti nyeri pada payudara, pusing, cepat lelah, atau kembung. Selain gejala tersebut,
korpus luteum akan mengalami degenerasi dan berhenti memproduksi progesteron.
Jika tidak terjadi pembuahan, kadar progesteron dan estrogen akan menurun, lapisan
dinding rahim juga akan luruh hingga menjadi darah menstruasi.Terkadang, bisa
muncul gejala keputihan sebelum haid akibat perubahan hormon menjelang
menstruasi.

3. Pembuahan
Fertilisasi adalah proses ketika sel telur bertemu sel sperma dan bersatu
membentuk zigot, lalu berkembang menjadi embrio sebagai cikal bakal
pembentukkan janin.Fertilisasi atau proses pembuahan disebut juga sebagai konsepsi
dan menjadi awal terjadinya kehamilan. Untuk mengetahui dan menghitung usia
kehamilan biasanya dimulai dari hari pertama haid terakhir (HPHT), yaitu sekitar 2
minggu sebelum proses pembuahan terjadi.Proses pembuahan atau fertilisasi diawali
dari masa ovulasi hingga implantasi, di mana terjadi perpindahan sel telur yang sudah
dibuahi ke dalam rahim.Munculnya hormon kehamilan (hCG) juga menjadi tanda dan
akan dideteksi oleh alat tes kehamilan (test pack) sebagai tanda tanda awal kehamilan.
Proses Pembuahan (Fertilisasi) Pada Manusia :
1. Ovulasi
Sebelum proses pembuahan berlangsung, harus terjadi ovulasi terlebih dahulu.
Ovulasi yaitu keluarnya sel telur dari ovarium (indung telur) yang normalnya terjadi
setiap bulan. Seperti dijelaskan disini: proses terjadinya menstruasi. Di dalam ovarium
wanita, ada banyak sel telur, namun dalam setiap bulannya ada satu sel telur yang
berada dalam sebuah kantung (folikel) yang dipersiapkan untuk menjadi matang.
Proses pematangan ini terutama dipengaruhi oleh hormon FSH (folikel stimulating
hormone).Setelah matang, sel telur keluar dari folikel sehingga terjadilah ovulasi yang
dicetuskan oleh hormon LH (Leutenizing hormone). Proses ovulasi umumnya terjadi
sekitar 2 minggu sebelum haid berikutnya. Pada kondisi tertentu, sel telur yang
matang dan berovulasi tidak hanya satu, dan hal inilah yang menjadi alasan terjadinya
hamil kembar.
2. Sel telur berpindah ke saluran tuba falopi
Setelah keluar dari indung telur, sel telur berada di tuba falopi dan perlahan menuju
rahim. Umur sel telur di dalam tuba falopi hanya 24 jam saja, sehingga apabila tidak
ada sperma yang membuahinya, maka ia akan mati dan kehamilan tidak terjadi.
3. Meningkatnya hormon
Setelah sel telur meninggalkan folikel, folikel dalam ovarium kemudian berkembang
menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini menghasilkan hormon progesteron yang
bertugas menebalkan lapisan dinding rahim dengan nutrisi dan aliran darah sehingga
siap sebagai ‘rumah' bagi sel telur yang sudah dibuahi.
4. Jika sel telur tidak dibuahi
Bila tak ada sperma yang membuahi sel telur, maka sel telur akan berpindah ke rahim
dan hancur. Pada saat ini, korpus luteum mengecil dan kadar hormon dalam tubuh
kembali normal seperti biasanya. Lapisan dinding rahim yang menebal tadi mulai
mengalami proses peluruhan sehingga keluarlah yang namanya darah haid.
5. Jika ada proses fertilisasi (konsepsi)
Kalau ada satu saja sperma yang berhasil sampai di saluran tuba falopi dan menerobos
masuk dalam sel telur, maka terjadilah proses pembuahan. Sel telur akan mengalami
perubahan sehingga tak ada sperma lain yang dapat masuk. Pada saat ini jugalah gen
dan jenis kelamin bayi ditentukan. Jika spermanya mengandung kromosom Y, maka
bayinya laki-laki. Sebaliknya, jika spermanya berkromosomkan X, maka yang lahir
nanti adalah bayi perempuan.
6. Implantasi: perpindahan sel telur yang sudah dibuahi ke rahim
Tahapan dalam proses fertilisasi selanjutnya adalah implantasi. Namun sebelumnya,
sel telur yang telah dibuahi biasanya masih menetap di saluran tuba falopi selama 3-4
hari. Dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, sel telur tersebut akan membelah diri
dengan cepat sehingga menjadi banyak sel. Proses pembelahan ini terus terjadi seiring
berpindahnya sel telur dari saluran tuba falopi ke rahim. Setelah itu, barulah sel telur
mulai berimplantasi atau menanamkan diri ke dinding rahim.Implantasi umumnya
menimbulkan gejala, namun tak semua wanita mengalaminya. Beberapa mendapati
munculnya bercak darah di celana dalam selama 1-2 hari. Pada saat ini, lapisan
dinding rahim terus menebal dan serviks ditutupi oleh lendir tebal. Penutup ini akan
tetap melindungi serviks hingga proses persalinan nanti. Dalam waktu 3 minggu, sel
yang menempel di dinding rahim tadi mulai berkembang menjadi gumpalan, dan sel
saraf pertama bayi sudah mulai terbentuk.
7. Munculnya hormon kehamilan
Setelah implantasi terjadi, tubuh mulai menghasilkan hormon kehamilan (hCG).
Keberadaan hormon inilah yang dideteksi oleh alat tes kehamilan. Umumnya, butuh
waktu 3-4 minggu dari hari pertama haid terakhir agar kadar hCG cukup tinggi untuk
terbaca oleh test pack. Karenanya, banyak pihak menyarankan tes kehamilan
dilakukan setelah telat haid saja. Bila hasil tesnya negatif, jangan buru-buru
menyimpulkan bahwa pasti tidak ada kehamilan. Sebaliknya, tunggulah seminggu
lagi untuk melakukan tes ulang.

4. Kehamilan
Kehamilan adalah istilah yang biasa digunakan untuk perkembangan
janin di dalam rahim perempuan dan merujuk pada masa tumbuh kembang
janin dalam kandungan pada manusia.
1. Trimester Pertama
Perhitungan tanggal kehamilan bisa dimulai dari hari pertama siklus menstruasi
normal terakhir ibu. Sementara itu, pembuahan biasanya terjadi pada minggu kedua.
Trimester pertama berlangsung dari minggu pertama sampai minggu ke-13 masa
kehamilan. Meskipun secara fisik perubahan pada ibu belum jelas terlihat, tetapi
pastinya terjadi perubahan besar dalam tubuh ibu, seperti kadar hormon yang berubah
secara signifikan. Rahim akan mulai mendukung pertumbuhan plasenta dan janin.
Tubuh akan menambah suplai darah untuk membawa oksigen dan nutrisi ke janin
yang sedang berkembang.Pada trimester pertama ini, janin akan mengembangkan
semua organnya pada akhir bulan ketiga. Makanya, momen-momen ini sangat penting
untuk mempertahankan pola makan sehat, termasuk menambahkan jumlah asam folat
yang cukup untuk membantu mencegah cacat tabung saraf pada janin.Selama
trimester pertama, risiko keguguran biasanya cukup tinggi. Oleh sebab itu, ibu harus
menjaga kondisi dan vitalitas tubuh. Tanyakan kondisi kesehatan ibu hamil kepada
dokter untuk penanganan kehamilan yang tepat.
2. Trimester Kedua
Trimester kedua (minggu 13-27) adalah periode paling nyaman bagi mayoritas ibu
hamil. Sebagian besar gejala kehamilan awal akan menghilang. Perut akan mulai
terlihat membesar karena rahim akan tumbuh dengan cepat pada masa-masa ini.
Walaupun gejala mual perlahan hilang, tetapi ada beberapa keluhan umum yang akan
dirasakan ibu, termasuk kram kaki, nyeri di ulu hati, selera makan tinggi, muncul
varises, sakit punggung, dan terkadang hidung tersumbat.Trimester kedua adalah
masa ketika ibu hamil dapat merasakan janin bergerak untuk pertama kalinya.
Biasanya, pergerakan ini terjadi pada minggu ke-20 masa kehamilan. Pada momen
ini, janin bahkan bisa mendengar dan mengenali suara ibu.Beberapa tes screening
biasanya dilakukan pada trimester kedua. Pastikan untuk membicarakan riwayat
medis pribadi dan keluarga kepada dokter untuk mengetahui masalah genetik yang
dapat memberikan risiko pada janin.Trimester kedua juga menjadi momen ketika
bagian-bagian tubuh janin terbentuk seperti jantung, paru-paru, ginjal, dan otak. Ibu
juga bisa mengetahui jenis kelamin bayi di trimester kedua. Biasanya selama trimester
kedua, dokter menguji diabetes gestasional yang umumnya dideteksi antara minggu
ke-26 dan 28 masa kehamilan.
3. Trimester Ketiga
Trimester ketiga berlangsung dari minggu ke-28 kehamilan sampai masa kelahiran
bayi. Pada trimester ketiga, janin sudah bisa membuka, menutup mata, dan menghisap
jempolnya. Janin bisa menendang, merenggangkan badan, dan merespon cahaya.
Memasuki bulan kedelapan, pertumbuhan otak akan berlangsung terus dan cepat. Ibu
mungkin bisa mendapatkan bentuk siku atau tumit di perut. Di bulan ke 9 atau usia
kehamilan 34-36 minggu paru-paru sudah matang dan siap bekerja sendiri.Untuk ibu
sendiri akan ada pemeriksaan teratur seperti tes urine untuk mengetahui kadar protein
di dalam tubuh, memeriksa tekanan darah, memantau detak jantung janin, dan
persiapan-persiapan lain menuju proses persalinan.

Anda mungkin juga menyukai