Anda di halaman 1dari 6

PRATIKUM FARMAKOLOGI VETERINER II

PEMILIHAN DAN PENANGANAN HEWAN COBA

JESICA AVINDRYANI PRATAMA UDIN

1909010022
1. Mengapa hewan coba masih digunakan dalam penelitian di bidang pangan dan
kesehatan?
Jawaban:
Dalam bidang kesehatan, pangan dan gizi masih digunakan hewan coba dalam
penelitian disebabkan oleh:
 keragaman subyek penelitian dapat diminimalkan;
 variabel penelitian mudah dikendalikan;
 daur hidup relative pendek sehingga dapat dilakukan penelitian yang bersifat
mutigenerasi;
 pemilihan jenis hewan dapat disesuaikan dengan kepekaan hewan terhadap
materi penlitian yang dilakukan;
 biaya yang dikeluarkan relatif murah;
 dapat dilakukan pada penelitian yang beresiko tinggi;
 mendapat informasi yang lebih lengkap (dapat dibuat sediaan biologi dari
organ yang digunakan);
 untuk penelitian yang bersifat simulasi, maka akan dapat diperoleh data yang
maksimal;
 dapat digunakan untuk uji keamanan, diagnostik dan toksisitas
2. Apa saja faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan hewan
coba?

Jawaban:

 Apakah hewan coba tersebut memiliki fungsi fisiologi, metabolisme dan


perilku serta proses penyakit yang sesuai dengan subyek manusia atau hewan
lain (subyek yang akan menggunakan hasil penelitian tersebut)?
 Apakah karakteristik biologi atau perilaku hewan coba tersebut sesuai
dengan rencana penelitian yang akan dilakukan, misalnya bagaimana cara
menangani, lama hidup , kecepatan reproduksi, dan tempat hidup?
 Apakah pustaka atau kajian kritis (review) menunjukkan bahwa spesies
hewan coba tersebut telah memberikan hasil yang valid dan terbaik untuk
penelitian sejenis atau hewan coba tersebut termasuk hewan yang sering
digunakan dalam penelitian sejenis?
 Apakah spesimen (baik organ atau bagian lain) yang akan digunakan dalam
penelitian mencukupi pada hewan tersebut dan dapat dikoleksi dengan prosedur
yang tepat dan memungkinkan?
 Apakah hewan coba yang akan digunakan memiliki standar genetic ataupun
mikrobiologi yang tinggi?
3. Apa perbedaan mencit dan tikus?
Jawaban:
 Mencit

Dalam laboratorium mencit mudah ditangani. Hewan nocturnal ini memiliki


sifat penakut, fotofobik dan cenderung berkumpul dengan sesamanya. Secara
alamiah hewan ini cenderung menggigit bila mendapat sedikit perlakuan kasar.
Parameter fisiologis mencit meliputi suhu tubuh adalah 37.4⁰C dan laju respirasi
adalah 163 x/menit.

Cara Handling Mencit :Mencit dikeluarkan dari kandang dengan memegang


ujung ekornya menggunakan tangan kanan. Kemudian mencit dibiarkan
menjangkau kawat kandang dengan kaki depannya .Dengan tangan kiri, kulit
tengkuk dijepit diantara ibu jari dan jari telunjuk .Kemudian ekornya
dipindahkan dari tangan kanan ke antara jari manis dan jari kelingking, hingga
mencit cukup erat dipegang. Pemberian obat kini dapat dimulai.

Cara pemberian obat: Maksimum volume injeksi disetarakan dengan bobot


badan mencit 20 g. Volume penyuntikan untuk mencit umumnya adalah 1 mL/
100 g bobot badan. Kepekatan larutan obat yang disuntikan disesuaikan dengan
volume yang dapat disuntikkan tersebut.

1. Oral (PO) : Diberikan dengan alat suntik yang dilengkapi dengan jarum oral
(kanulla). Kanulla ini dimasukkan ke dalam mulut kemudian perlahan-lahan
dimasukkan melalui tepi langit-langit ke belakang sampai oesofagus. Maksimum
volume obat yang diberikan PO adalah 1 mL.
2. Subkutan (SC) : Diberikan di bawah kulit pada daerah tengkuk. Maksimum
volume injeksi 0.5 mL

3. Intravena (IV) : Penyuntikan dilakukan pada vena coccygea menggunakan


jarum no 24. Mencit dimasukkan ke dalam pemegang (dari kawat/bahan lain)
dengan ekornya menjulur keluar. Ekor dicelupkan kedalam air hangat untuk
mendilatasi vena guna mempermudah penyuntikan. Maksimum volume injeksi
20 mL

4. Intramuskular (IM) : Menggunakan jarum no 24. Disuntikan ke dalam otot


paha posterior. Maksimum volume injeksi 0,05 mL .

5. Intra Peritoneal (IP) : Untuk penyuntikan dengan teknik ini mencit dipegang
pada punggungnya sehingga kulit abdomen menjadi tegang . Pada saat
penyuntikan, posisi kepala mencit lebih rendah dari abdomennya. Jarum
disuntikkan dengan membentuk sudut 10⁰C dengan abdomen, agak menepi dari
garis linea alba, untuk menghindari vesica urinaria, jangan pula terlalu tinggi
agar tidak mengenai hepar. Maksimum volume injeksi IP adalah 1 mL

 Tikus

Hewan ini pada umumnya tenang dan mudah ditangani, tidak begitu fotofobik
dan tidak cenderung berkumpul dengan temannya. Tikus relatif resisten terhadap
infeksi, cerdas, dan aktifitasnya tidak terganggu dengan adanya manusia. Tikus
menjadi galak dan agresif jika diperlakukan kasar atau mengalami defisiensi
nutrisi. Tikus memiliki suhu normal 37⁰C dengan laju respirasi 210 x/menit.

Cara Handling Tikus :Tikus dapat diperlakukan sama dengan mencit, dengan
beberapa cara: Cara 1: Harus diperhatikan bahwa sebaiknya bagian ekor yang
dipegang adalah bagian pangkal. Tikus diangkat dari kandangnya dengan
memegang tubuh/ekornya dari belakang, kemudian diletakkan diatas permukaan
kasar. Tangan kiri diluncurkan dari belakang tubuhnya, menuju kepala dan ibu
jari diselipkan ke depan untuk mencepit kakki kanan depan tikus antara jari
dengan telunjuk. Cara 2: Teknik ini dilakukan dengan bantuan alat sehingga
dikenal dengan restrain mekanik. Tujuan dari teknik ini untuk mengoleksi darah
atau penyuntikan pada vena ekor. Langkah yang dilakukan sama dengan cara 1,
kemudian tikus dimasukkan ke dalam pelxiglas restraint box dengan arah kepala
dimasukkan terlebih dahulu. Tutup ujung box agar tikus tidak dapat keluar.

Cara pemberian obat :Prinsip dasar cara pemberian obat pada mencit dan tikus
dilakukan dengan cara yang sama. Maksimum volume injeksi disetarakan pada
bobot badan tikus 200 g.

1. Oral : Diberikan dengan alat suntik yang dilengkapi dengan jarum oral
(kanulla). Kanulla dimasukkan ke dalam mulut dan secara perlahan
dimasukkan melalui tepi langit-langit ke belakang sampai oesophagus
2. Subkutan : Injeksi diberikan di bawah kulit pada daerah tengkuk dengan
syringe 1-10 mL, jarum no 22-23. Maksimum volume injeksi 5 – 10 mL
3. Intravena : Penyuntikan dilakukan pada v. coccygea (jarum masuk kurang
lebih 3 mm ke dalam lumen vena. Sebelumnya ekor dicelupkan kedalam air
hangat dengan suhu 47⁰C (± 1 menit) agar terjadi dilatasi vena dan
memudahkan penyuntikan (tikus dimasukkan ke dalam plexiglass restraint
box. Injeksi rute ini menggunakan syringe 1 mL dan jarum no 25-30G
4. Intramuskular : Injeksi ini menggunakan syringe 1 mL, jarum no 22-30G.
Injeksi dilakukan kedalam otot paha posterior (volume maksimum 0.3 mL).
Untuk melakukan penyuntikan ini dibutuhkan 2 orang. Obat tidak diberikan
secara cepat sebab dapat menimbulkan trauma pada otot
5. Intra Peritoneal : Untuk penyuntikan dengan teknik ini dilakukan oleh 2
orang. Salah seorang memegang tikus dengan cara restraint 1. Pada saat
penyuntikan, posisi kepala tikus lebih rendah dari abdomennya. Jarum
disuntikkan dengan membentuk sudut 30 ⁰C dengan abdomen, agak menepi
dari garis linea alba, untuk menghindari vesica urinaria, jangan pula terlalu
tinggi agar tidak mengenai hepar. Syringe 1-10 ml, jarum 22 – 30 G dengan
maksimum volume injeksi 5- 10 ml
6. Intra Dermal : Penyuntikan ini dilakukan pada tikus dalam kondisi
teranestesi. Sebelum penyuntikan rambut pada area kulit dicukur dan
disterilkan dengan alkohol. Jarum disuntikkan dengan membentuk
kemiringan 20⁰C; dimasukkan diantara lapisan dalam kulit. Syringe 1 ml,
jarum no 25-30 G.
4. Jika anda ingin mengetahui efek suatu kandungan bahan aktif tanaman sebagai
antikolesterol, maka hewan coba apa yang tepat untuk digunakan? Jelaskan
pendapatmu!
Jawaban: Dalam percobaan ini tikus cocok digunakan sebagai hewan coba
karena mencit memiliki struktur organ dalam yang hampir sama dengan manusia
sehingga mudah mengetahui pendistribusian obat dalam tubuh dan efek yang
terjadi dan juga hewan ini pada umumnya tenang dan mudah ditangani, tidak
begitu fotofobik dan tidak cenderung berkumpul dengan temannya. Tikus relatif
resisten terhadap infeksi, cerdas, dan aktifitasnya tidak terganggu dengan adanya
manusia
5. Seorang mahasiswa hendak melakukan penelitian mengenai khasiat suatu
senyawa yang berkhasiat anti muntah. Mahasiswa tersebut hendak menggunakan
kelinci sebagai hewan coba. Menurut anda, apakah pemilihan hewan coba
tersebut sudah tepat? Jelaskan pendapat anda dan jenis hewan coba apa yang
tepat untuk digunakan!
Jawaban: menurut saya penggunaan kelinci sudah cocok digunakan untuk
melakukan penelitian menegenai suatau senyawa yang berkhasiat anti muntah
karena Kelinci jarang sekali bersuara, kecuali dalam keadaan nyeri luar
biasa.Pada umumnya, kelinci akan meronta apabila keamanannya terganggu.
Serta lambung kelinci yang volumenya lebih besar dapat menjadi salah satu
tolak ukur untuk pemebrian obat.

Anda mungkin juga menyukai