Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NORMAL


TRIMESTER II
DI KLINIK KUSUMA

OLEH :
PRI HANDINI HAPSARI
P07224219028

PRODI D-III KEBIDANAN SAMARINDA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal Trimester II di

Klinik Kusuma. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Normal Trimester II ini tidak akan

selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih

jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan

penyusunan yang akan datang.

Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan

bagi pembaca pada umumnya.

Samarinda, 11 April 2021

Pri Handini Hapsari


NIM. P07224219028
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di Negara
berkembang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi baru lahir (AKBBL) di
Indonesia masih jauh dari target yang harus di capai tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan
sasaran pembangunan millenium. (UGM, 2013)
Upaya meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) telah
menjadi topik pembicaraan penting dalam konferensi internasional sejak tahun 1980. Salah
satu dari delapan Millennium Development Goals (MDGs) adalah meningkatkan kesehatan
ibu (MDGs). Komunitas internasional telah berkomitmen untuk menurunkan AKI di Negara
masing-masing sebanyak75% antara tahun 1999 sampai tahun 2015 (WHO, 2007).
Wiknjosastro (2007) berpendapat dalam menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu
dan bayi diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur, semakin tua kehamilan semakin
cepat pemeriksaan harus diulang. Sedapat mungkin wanita tersebut diberi pengarahan sedikit
tentang kehamilan yang sedang di kandungnya. Dengan kualitas pemeriksaan oleh tenaga
kesehatan (bidan) yang baik, diharapkan setiap ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya
yang normal tanpa komplikasi.
Memberi perawatan kepada wanita hamil dan melibatkan orang-orang terdekatnya
merupakan hal yang dapat membantu wanita hamil tersebut terawasi dan merasa lebih
nyaman. Oleh sebab itu, memberi perawatan untuk kehamilan dan focus terkait tentang cara
wanita dan pasangannya mengalami kehamilan ini harus disesuaikan dengan keunikan
pengalaman mereka (Varney, 2008).
Untuk mendukung program tersebut, dibutuhkan suatu profesi tenaga kesehatan yang
terampil dalam memberikan pelayanan antenatal yang normal maupun ketepatan dalam
melakukan rujukan atau kolaborasi, sehingga bila dijumpai adanya keadaan pathologis
ataupun penyulit pada kehamilan dan persalinan dengan mudah dapat dideteksi secara dini
sehingga klien bisa mendapatkan penanganan secara tepat (Saliman, 2006).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Trimester II Normal
dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen kebidanan
menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori Ibu Hamil Trimester II Normal
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada Ibu Hamil
Trimester II Normal berdasarkan 7 langkah Varney.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Trimester II Normal dengan
pendekatan Varney, yang terdiri dari:
1. Melakukan pengkajian
2. Menginterpretasikan data dasar
3. Mengidentifikasi diagnosis / masalah potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5. Mengembangkan rencana intervensi
6. Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7. Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
d. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Trimester II
Normal dalam bentuk catatan SOAP
I. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Trimester II
I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian :
Nama pengkaji :

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Nama Suami :

Umur : usia <18 tahun dan >35 tahu n Umur :

memerlukan pengawasan antenatal

tambahan (Fraser and Cooper, 2009).

Suku/Bangsa : Suku/Bangsa :

Agama : Agama :

Pendidikan : Pendidikan :

Pekerjaan : Pekerjaan :

Alamat :

1. Keluhan Utama
Umumnya klien merasakan mual dan muntah pada pagi hari. Terkadang ibu mengalami
ngidam dan tidak suka mencium makanan yang menyengat. Ibu juga mengeluh mudah lelah,
payudara menjadi lebih tegang dari biasanya dan mengalami sering kencing (Mochtar, 2011).
2. Riwayat Kesehatan Klien
Mengkaji riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita klien yang dapat
mempengaruhi atau memperberat/diperberat oleh kehamilannya. Perlu pengkajian tentang
riwayat penyakit menular, penyakit menurun, dan penyakit menahun pada klien (Mochtar,
2011):
Penyakit sistem reproduksi : Penyakit Ginekologi, tumor/ kanker payudara.
Penyakit kardiovaskuler :Penyakit jantung, hipertensi
Penyakit darah :Anemia, leukemia, isoimunisasi
Penyakit paru-paru :TBC, asma broncial
Penyakit saluran pencernaan :Haemoroid
Penyakit hati :Hepatitis
Penyakit Ginjal dan saluran kencing : Gagal ginjal
Penyakit endokrin :Diabetes mellitus
Penyakit saraf :Epilepsi
Penyakit jiwa :Psikosis
Penyakit sistem imunologi :Penyakit autoimun
Penyakit infeksi :IMS, infeksi TORCH, ISK
Riwayat alergi :Alergi antibiotik
Riwayat pembedahan : Seksio Cesaria

II. Riwayat Kesehatan Keluarga


Penyakit tertentu dapat terjadi secara genetik atau berkaitan dengan keluarga atau etnisitas,
dan beberapa diantaranya berkaitan dengan lingkungan fisik atau sosial tempat keluarga
tersebut tinggal (Fraser and Cooper, 2009)

III. Riwayat Menstruasi


Riwayat siklus, lama dan jumlah menstruasi klien. Wanita seringkali keliru mengartikan
bercak darah akibat implementasi sebagai periode sebagai periode menstruasi, meski
menstruasi ini sangat berbeda dari menstruasi yang biasa ia alami (Varney, 2008).
Siklus : 28 + 7 hari
Lamanya : 3-8 hari (Mochtar, 2011).
HPHT : merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan
perkiraan taksiran partus (Varney, 2008).

IV. Riwayat Obstetrik (Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Lalu)

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


Abnor
N
sua Ana U Jeni BB/ Laktas
Peny Pnlg Tmpt Peny JK H M malita Peny
mi k K s PB i
s

V. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, lama
pemakaian dan jarak antara pemakaian terakhir dengan kehamilan.
VI. Riwayat Kehamilan Saat Ini
Menurut Varney (2008) riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk mendeteksi komplikasi,
beberapa ketidaknyamanan, dan setiap keluhan seputar kehamilan yang dialami klien sejak
haid terakhir (HPHT).
a. Keluhan tiap trimester
b. Pergerakan anak pertama kali (Quickening)
c. Pemeriksaan kehamilan
d. Pendidikan kesehatan yang sudah didapatkan
e. Imunisasi

VII. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Nutrisi Jumlah tambahan kalori yang dibutuhkan pada ibu hamil adalah 300

kalori perhari, dengan komposisi menu seimbang.

Cairan : paling sedikit 8 gelas berukuran 250 ml/hari. Cairan ekstra

juga membantu melembutkan kulit, mengurangi kemungkinan

konstipasi, mengeluarkan racun dan produksi sisa dari tubuh,

mengurangi pembengkakan yang berlebihan dan mengurangi resiko

ISK. (Heidi Murkoff, dkk, 2006)


Eliminasi Pada kehamilan trimester II frekuensi berkemih akan menurun karena

uterus mulai keluar dari panggul sehingga tidak lagi menekan kandung

kemih (Varney, 2008).


Istirahat Sebaiknya tidur 1-2 jam lebih lama dari biasanya saat malam

(Eisenberg, 2005).

Wanita hamil dianjurkan untuk tidur siang 1 – 2 jam setiap hari dan 8

jam setiap tidur malam. Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil

adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan

diganjal dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut,

ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri (Sulistyawati,


2009).
Aktivitas Namun pada saat hamil ibu akan mengalami mudah lelah karena

menurunnya BMR (Basal metabolic Rate) (Prawirohardjo, 2009).

Seorang wanita hamil disarankan untuk menghentikan aktivitasnya atau

pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik berat apabila mereka

merasakan gangguan dalam kehamilan (Sulistyawati, 2009).


Personal Kebersihan diri merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk

Hygiene mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis.

Perawatan diri meliputi kebersihan badan, kebersihan mulut, kebersihan

pakaian (Hidayat, 2008).


Kebiasaan Kebiasaan minum alcohol, jamu-jamuan, obat-obatan, perokok aktif

maupun pasif, narkoba dan kepemilikan binatang peliharaan merupakan

salah satu pencetus gangguan kehamilan yang memperlukan

pengawasan antenatal tambahan (Myles ed. 14, 2009).


Seksualitas Hubungan seksual masih tetap diperbolehkan kecuali pada ibu yang

pernah mengalami keguguran, namun beberapa wanita kehilangan

gairah seksualnya ketika hamil (Wendy Rose-Neil, 2005). Sebaiknya

hubungan seksual diperbolehkan setelah kehamilan 16 minggu, karena

pada saat itu plasenta sudah terbentuk. Hubungan seksualitas saat akhir

kehamilan dapat dilakukan semampu ibu. Kandungan sperma

(prostatglandin) dapat merangsang kontraksi uterus, oleh karena itu

disarankan untuk menggunakan kondom (Manuaba, 2009).

VIII. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Riwayat pernikahan : pernikahan keberapa, lama menikah, status pernikahan sah/tidak
b. Bagaimana respon klien dan keluarga terhadap kehamilan. Kehamilan direncanakan
atau tidak, diterima/tidak.
c. Najman dalam Salmah (2006) menyatakan bahwa kehamilan yang tidak diinginkan
bisa berdampak pada kesehatan mental baik ibu maupun janinnya.
d. Bagaimana psikis ibu menghadapi kehamilannya
e. Bagaimana adat istiadat yang ada di lingkungan sekitar. Apakah ibu percaya terhadap
mitos atau tidak.
f. Adakah kebiasaan-kebiasaan keluarga maupun lingkungan masyarakat yang dapat
merugikan atau memberikan pengaruh negatif pada kehamilan ibu.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital : Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg
Nadi : 60-100 x/menit
Pernapasan : 16-24 x/menit
Suhu : 36,0 – 37,50C
Antropometri :
Berat Badan Sebelum Hamil :
Berat Badan Saat ini : normalnya selama kehamilan pertambahan
berat badan 7 – 12 kg
Tinggi Badan : >145 cm
LILA : > 23,5 cm (Depkes RI, 2008)

II. Pemeriksaan Fisik


Inspeksi
Kepala :Untuk mengetahui kebersihan rambut, keadaan kulit kepala, distribusi dan
karakteristik lainnya (Tambunan dkk, 2011).
Wajah :Untuk mengetahui keadaan wajah, pucat atau tidak ada oedema dan cloasma
gravidarum atau tidak (Wiknjosastro, 2007).
Mata :Konjungtiva pucat atau tidak, sclera kuning atau tidak, mata cekung atau tidak
(Saifuddin, 2006).
Hidung :Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak tampak polip, tidak tampak
peradangan (Tambunan dkk, 2011).
Mulut :Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak tampak caries dentis, tidak
tampak stomatitis, geraham tampak lengkap, lidah tampak bersih, tidak
tampak pembesaran tonsil (Tambunan dkk, 2011; Uliyah dkk, 2008).
Telinga :Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/sekret (Tambunan dkk, 2011; Uliyah
dkk, 2008).
Leher :Tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak tampak pembesaran tonsil, tidak
tampak peradangan faring, tidak tampak pembesaran vena jugularis, tidak
tampak pembesaran kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening (Prawirohardjo,
2009; Tambunan dkk, 2011).
Dada :Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada (Tambunan, 2011).
Payudara :Tampak perubahan warna pada aerola dan mengalami hiperpigmentasi (Dewi
dan Tri Sunarsih, 2010).
Abdomen :Tampak linea alba yang membentang dari simpisis pubis sampai umbilikus
dapat menjadi gelap yang biasa disebut linea nigra. Peningkatan regangan
pada kulit abdomen, paha, dan payudara, menimbulkan garis-garis yang
berwarna merah atau kecoklatan pada daerah tersebut yang dikenal dengan
nama striae gravidarum (Dewi dan Tri Sunarsih, 2010).
Genetalia :Pada saat hamil akan timbul tanda Chadwick dimana terjadi perubahan warna
menjadi kebiruan pada vulva, vagina, serviks (Prawirohardjo, 2009).
Anus :Tidak ada hemoroid
Ekstremitas:Simetris, tidak tampak oedema, dan tidak tampak varices (Ambarwati dkk,
2009).

Palpasi
Kepala : Tidak terjadi oedema, tidak teraba massa (Prawirohardjo, 2009).
Wajah : Tidak terjadi oedema (Prawirohardjo, 2009).
Mata : Tidak terjadi pembengkakan palpebra (Prawirohardjo, 2009).
Telinga : Tidak terjadi fraktur tulang telinga (Prawirohardjo, 2009).
Hidung : Tidak terjadi fraktur (Prawirohardjo, 2009).
Leher : Tidak terjadi pembesaran kelenjar tirod, vena jugularis, dan kelenjar limfe
(Prawirohardjo, 2009).
Dada : Tidak ada benjolan atau massa (Prawirohardjo, 2009).
Abdomen :
Pada saat umur kehamilan 7 bulan tinggi fundus uteri 26 cm, pada saat umur
kehamilan 8 bulan tinggi fundus uteri 30 cm, pada saat umur kehamilan 9 bulan tinggi fundus
uteri 33 cm (Manuaba, 2008).

Leopold I
digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada dalam fundus
(Hidayat, 2008). Fundus uteri berisi bokong dengan identitas lunak, tidak bulat, tanpa
balotemen, dan besar.TFU berkisar 26 cm – 33 cm menurut Mc. Donald (Manuaba, 2008).
Leopold II
digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada anak
(Hidayat, 2008). Di kanan atau di kiri dalam perut ibu terdapat punggug bayi dengan ciri-ciri
tahanan besar, rata, teraba tulang iga (seperti papan cuci), bagian kecil janin berada
berlawanan dengan punggung janin (Manuaba, 2008).

Leopold III
digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dibagian bawah dan apakah bagian
bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul (Hidayat, 2008). Bagian
terendah dipegang antara ibu jari dan jari lainnya adalah kepala dengan ciri-ciri bulat, keras,
dan bentuk yang pasti (Manuaba, 2008).

Leopold IV
digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian
bawah tersebut kedalam rongga panggul (Hidayat, 2008). Dilakukan saat usia kehamilan
lebih dari VI bulan. Interpretasi leopold IV tangan konvergen yang berarti hanya sebagian
kecil bagian kepala masuk PAP, tangan sejajar yang berarti setengah bagian kepala janin
masuk ke PAP, tangan divergent yang berarti sudah sebagian besar kepala masuk ke pintu
atas panggul (Manuaba, 2008).
TBJ (Taksiran Berat Janin)
Rumus berat janin = (tinggi fundus uteri - 12) x 155 gram; Jika kepala janin telah masuk
PAP.: Berat janin = (tinggi fundus uteri - 11) x 155 gram. (Manuaba, 2008)

Genetalia : Tidak terjadi pembengkakan (Dewi dan Tri Sunarsih, 2010).


Anus : Tidak terjadi hemoroid (Dewi dan Tri Sunarsih, 2010).
Ekstremitas : Tidak teraba oedema, reflex Homan sign (-) (Varney 2008; Ambarwati dkk,
2009).

Auskultasi

Dada : Suara nafas : Biasanya pada 90 % hingga 95 % wanita hamil akan terdengar
murmur sistolik pendek yang semakin jelas terdengar selama inspirasi maupun
ekspirasi (Varney,2008).
Bunyi jantung I dan II : BJ I terdengar jelas dan terdengar mur mur (Varney, 2008).
Abdomen : Bising peristaltik usus : 5 – 35 x/menit (Varney, 2008)
Denyut Jantung Janin (DJJ) : 120 – 160x/menit Terdengar jelas, teratur, frekuensi
120-160 x/menit, interval teratur tidak lebih dari 2 punctum maximal, 2 jari bawah
pusat (kuadran bawah kiri/kanan) (Mochtar, 2012). Apabila DJJ kurang dari 100
atau lebih dari 160 permenit dapat terjadi mengindikasikan terjadi gangguan
kondisi kesehatan janin (Sondakh, 2013).

Perkusi
Dada : Umumnya bersuara resonan dan dullness. Karena suara resonan dihasilkan oleh
jaringan paru-paru yang normalnya bergaung dan bernada rendah dan suara dullness
dihasilkan oleh di bagian atas jantung dan paru-paru (Soemantri, 2007).
Abdomen : Daerah suprapubis redup jika kandung kemih distensi atau pada
wanita jika uterus membesar (Swartz, 2005).
Ekstremitas : Untuk mengecek refleks patella (+), Bisep (+), Trisep (+) (Varney
2008).

III. Pemeriksaan Khusus


Pemeriksaan kontraksi uterus/his : tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam/vaginal tussae : tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul : Keadaan panggul terutama penting pada primigravida,
karena panggulnya belum pernah diuji dalam persalinan, sebaliknya pada multigravida
anamnesa mengenai persalinan yang gampang dapat memberikan keterangan yang berharga
mengenai keadaan panggul (UNPAD, 2005).

IV. Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Laboratorium : Hb ≥ 12gr% (Cunningham, 2006)
Pemeriksaan USG :
Pemeriksaan diagnostik lainnya : tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis
dan masalah yang spesifik.

Diagnosis :
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan.
Diagnosis : G...Papah usia kehamilan..... minggu
janin tunggal/ganda, hidup/mati, intrauterin/ekstrauterin.
G : Gravida
P : Para -> a : aterm
p : premature
a : abortus
h : hidup (Varney, 2006)
Intrauterin hanya boleh ditulis jika ada pemeriksaan penunjang berupa USG atau dilakukan
pemeriksaan khusus (VT) dan diyakini kehamilan merupakan kehamilan intrauterin.
Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman hal yang sedang dialami
klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
Kebutuhan : Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi
dalam diagnosis dan masalah.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Identifikasi masalah atau diagnosis potensial ditegakkan berdasarkan diagnosis dan masalah
yang telah ditentukan.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Untuk menentukan tindakan segera yang perlu diambil berdasarkan diagnosa dan masalah
yang ada.

V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai kelanjutan manajemen
terhadap diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.
1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
Rasional: Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi petugas dan klien untuk
tindakan selanjutnya (Dewi dan Tri Sunarsih, 2010).
2. Jelaskan mengenai petumbuhan janin pada trimester II.
Rasional: Ibu hamil harus mengetahui mengenai peruabahan dan kemajuan apa saja yang
telah dialami oleh janinnya (Murkoff, 2013).
3. Berikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester II
Rasional: Mengetahui tanda bahaya pada kehamilan membuat ibu mampu mendeteksi dini
tanda yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan janinnya (Salmah, 2006).
4. Berikan KIE mengenai nutrisi ibu hamil trimester II.
Rasional: Karena dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan
yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin (Manuaba,
2009). Menambah pengetahuan tentang pentingnya nutrisi pada wanita hamil memerlukan
intruksi khusus yang berkaitan dengan aspek” kebutuhan nutrisi, seperti jumlah kalori,
protein, zat besi, asam folat, dan vitamin C. Pemeriksaan nutrisi ibu dilakukan melalui
pemantauan berat badan dan tinggi badan. Mengetahui peningkatan berat badan ibu yang
hubungannya dengan indeks masa tubuh ibu sebelum hamil. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mendeteksi adanya indikasi obesitas atau kekurangan nutrisi pada ibu selama hamil (Varney,
2008).
5. Berikan KIE ibu untuk tidak melakukan aktivitas berat.
Rasional: Pada saat hamil, ibu akan mengalami mudah lelah karena menurunnya BMR (Basal
Metabolic Rate) (Prawirohardjo, 2009). Wanita hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-
hari asal bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah hingga pekerjaan harus diselingi dengan
istirahat (UNPAD, 2005).
6. Berikan KIE ibu untuk istirahat yang cukup.
Rasional:Istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolik berkenaan dengan pertumbuhan
jaringan ibu/janin (Doenges, dkk, 2005).
7. Berikan KIE ibu untuk meningkatkan personal hygiene.
Rasional : Mencegah ibu mengalami resiko infeksi oleh kuman dan persiapan ibu untuk
menyusui (Doenges, dkk, 2005). Selama masa kehamilan kadar hormone estrogen meningkat
menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga gusi menjadi rapuh dan dapat
menimbulkan gingivitis. Sehingga ibu diharapkan dapat memperhatikan perawatan gigi dan
mulut (Varney, 2008).
8. Berikan KIE latihan ringan secara teratur, seperti jalan kaki.
Rasional: Hal ini dapat meningkatkan peristaltik dan membantu mencegah terjadinya
konstipasi (Doenges, dkk, 2005). Peningkatan hormon progesteron pada tubuh menyebabkan
penurunan motalitas organ pencernaan sehingga akan mudah terkena konstipasi (Varney,
2008).
9. Jadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang.
Rasional: Pemberian asuhan antenatal ideal pada kehamilan untuk mendeteksi kemungkinan
penyimpangan dengan segera guna memungkinkan tindakan preventif atau korektif
(Henderson, 2005).

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana asuhan yang telah
disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh
klien atau anggota tim kesehatan lainnya

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan kebidanan yang
telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Kehamilan akan terjadi saat adanya pertemuan antara ovum dan sperma. Janin akan
terus berkembang dari minggu ke minggu, sehingga mengakibatkan perubahan-perubahan
baik anatomis, fisiologis serta psikologis bagi ibu guna menyesuaikan diri dengan
kehamilannya.

2. Saran

Peran tenaga kesehatan khususnya bidan sangat dibutuhkan pada saat ini, dimana
tenaga kesehatan khususnya bidan dapat memberikan informsi-informasi yang dibutuhkan
dan berkaitan dengan kehamilan ibu trimester II.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih. 2010. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan.
Jakarta:Salemba Medika

Fraser, Diane M and Margaret A. Cooper. 2009. Myles Buku Ajar Bidan Ed. 14. Jakarta:
EGC.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta; Kementerian Kesehatan

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Sondakh, Jenny J. S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga

Tambunan, Eviana, et all. 2011. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo

Anda mungkin juga menyukai