SOAL UAS TAKE HOME EXAMING , saya terima kembali pukul 12.00 hari Minggu
tgl 26 Mai 2019.
1. Suatu daerah aliran sungai luasnya 35 ha, coefisien aliran permukaan = 0,4 dan time
of concentration 17 menit. Suatu hujan dengan intensitas 8.0 cm/jam turun merata
diseluruh DAS ini selama 22 menit. Gunakan metode Rasional untuk menghitung
laju maksimum aliran permukaan pada saluran pembuang, kapan aliran permukaan
berhenti dihitung sejak hujan turun.
2. Kalau metode SCS dipakai, sehubungan dengan pernyataan no.1 kapan puncak aliran
terjadi dan kapan Tb (aliran permukaan berhenti), dihitung sejak hujan terjadi.
3. Suatu DAS mikro luasnya 40 ha mempunyai unit Hydrograph seperti pada gambar 1.
Suatu hujan yang lamanya 6 jam, menghasilkan aliran permukaan pada jam pertama
30.000 m3 dan 3 jam ke dua 25.000 m3, Tentukan kapan tercapai laju maksimum
aliran permukaan dan berapa debit aliran permukaan pada saat itu, asumsi tidak ada
tambahan air dari base flow. Gambarkan total hydrographnya.
4. Hasil pengukuran infiltrasi pada suatu DAS dengan menggunakan persamaan Horton
didapatkan: fc = 1 cm/jam dan fo = 10,4 cm/jam. Nilai K 3,06. Hitunglah volume
total air infiltrasi yang meresap selama 2 jam pada areal lahan 1 ha.
5. Coba saudara analisis gambar hidrograph aliran pada gambar 2, jelaskan dan sebutkan
bagian-bagian dari hidrograph tersebut.
6. Coba saudara jelaskan dan ditambah dengan teori pendukung; bagai mana kita
merancang model pengelolaan DAS bila diketahui masalah DAS tersebut sering
terjadi banjir.
7. Bagaimana menurut saudara bagaimana perbandingan penggunaan model infiltrasi
Horton, phillip, Kostiakov, dan Green Ampt. Dimana perbedaannya. Jelaskan.
Jawaban:
1. Diketahui:
A = 35 Ha = 350.000 m2
C = 0,4
Tc = 17 menit
I = 8 cm/jam = 80 mm/jam
Ditanya: laju maksimum runoff (Q) dan waktu berhenti runoff (tb)
Jawab:
Cari nilai intensitas hujan (i)
17 cm
(
i=8 × 0,66 ×
60) =1,496
menit
=14 ,9 6 mm /menit = 0,25 mm/det
Cari nilai Q
1
Q= ×C ×i × A
36
Q=0,0278× 0,4 × 0,25× 35=97,3 m3 /det
Cari nilai tp
tp = 0,6 x tc = 0,6 x 17 menit = 10,2 menit
tb = 8/3 x tp = 8/3 x 10,2 menit = 27,2 menit
2. Diketahui:
A = 35 Ha = 35.000 m3
C = 0,4
Tc = 17 menit
I = 8 cm/jam = 80 mm/jam
Ditanya: waktu berhenti hujan (tp) dengan metoda SCS
Jawab:
Cari nilai S = 1000/N – 10 = 1000/75 – 10 = 3,33
Q=( 1−0,2 S ¿2¿ ¿1+ 0,8 S 2) =¿
Cari nilai tp
tp = 0,6 x tc = 0,6 x 17 menit = 10,2 menit
3. Diketahui :
Luas DAS (A) = 40 Ha = 400.000 m2
Lama Hujan = 6 jam, dimana 3 jam pertama 30.000 m3 runoff
3 jam kedua 25.000 m3 runoff
Ditanya: Laju maximum runoff dan debit runoff
Jawab:
- Tinggi air pada 3 jam pertama
= volume runoff
Luas DAS
= 30.000 m3 / 400.000 m2 = 0,075 m = 7,5 cm
Dikonversikan ke satuan inchi (1 inchi = 2,5 cm)
= 7,5 cm/2,5 cm = 3 UH (unit hidrograf)
Unit Hidrograf
9
8
7
6
debit (inchi)
5
4
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14
waktu (jam)
4. Diketahui:
fc = 1 cm/jam
fo = 10,4 cm/jam
K = 3,06
t = 2 jam
A = 1 ha = 10.000 m2
Ditanya: Volume infitrasi selama t = 2 jam untuk luas 1 Ha
Jawab:
fo−fc
v ( t )=fc .t + . ( 1−e−kt )
K
10,4−1
v ( 2 jam ) =1× 2+ ×(1−2,718−3.06 ×2 )
3,06
10,41−1
v ( 2 jam ) =1× 2+ ×(1−2,718−6,12 )
3,06
v ( 2 jam ) =2+ 3,071×(1−0,00219)
v ( 2 jam ) =2+ 3,071× 0,998
v ( 2 jam ) =5,07 cm=0,0507 m
Volume infiltrasi selama 2 jam untuk luas 1 Ha
Volume = 0,0507 m x 10.000 m2 = 507 m3
Unit Hidrograf
10
8
debit (inchi)
6
4
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14
waktu (jam)
UH Awal UH 3 jam ke 1
UH 3 jam ke 2 Total Hidrograf
Hidrograf adalah kurva yang memberi hubungan antara parameter aliran dan
waktu. Parameter dalam hidrograf dapat berupa kedalaman aliran (elevasi) dan debit
aliran. Sehingga terdapat dua macam hidrograf yaitu hidrograf muka air dan hidrograf
debit (Triatmodjo, 2013). Hidrograf merupakan suatu gambaran aliran sungai dimana
waktu diplotkan di sumbu x dan debit di sumbu y atau respon dari suatu DAS
terhadap curah hujan yang jatuh di DAS tersebut (Rakhecha dan Singh 2009).
Hidrograf juga disebut sebagai rekaman kontinu dari debit (Davie 2008). Hidrograf
memiliki tiga bagian utama yaitu rising limb, crest segment, dan recession
limb/falling limb (Rakhecha dan Singh 2009). Rising limb atau sisi naik hidrograf
adalah keadaan dimana terjadi sisi naik aliran akibat peningkatan volume hujan
berdasarkan waktu, cress segment merupakan puncak aliran yang terjadi pada suatu
DAS pada keadaan hujan, sedangkan falling limb merupakan sisi turun hidrograf
yaitu terjadi penurunan aliran akibat menurunnya volume hujan berdasarkan waktu.
Berdasarkan pada grafik diatas, maka rising limb atau sisi naik hidrograf pada unit
hidrograf awal terjadi pada jam ke 0 sampai 4 , untuk unit hidrograf pada 3 jam kedua
terjadi pada jam ke 3 sampai 7, sedangkan untuk unit hidrograf pada total hidrograf,
rising limb terjadi pada jam ke 0 sampai 7. Puncak atau cresst segment hidrograf pada
unit hidrograf awal dan 3 jam pertama terjadi pada jam ke 4, pada unit hidrograf 3
jam ke dua dan unit total hidrograf terlihat puncak terjadi pada jam ke 7. Sedangkan
penurunan sisi hidrograf atau falling limb terjadi pada jam ke 5 pada UH awal dan
UH 3 jam pertama, dan pada UH 3 jam kedua dan total hidrograf terjadi penurunan
pada jam ke 8.
Referensi:
- Triatmodjo, Bambang. 2013 Hidrologi Terapan Cetakan ke-3. Beta Offset: Yogyakarta.
- Davie Tim. 2008. Fundamental of Hydrology, 2nd ed. New York: Routledge.
- Rakhecha Pukh Raj dan Singh Vijay P. 2009. Applied Hydrometeorology. New Delhi:
Springer.
Referensi:
- Paimin, Sukresno, & Purwanto. (2010). Sidik cepat degradasi sub daerah aliran sungai. (A.
N. Gintings, Ed.) (2nd ed.). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan
Rehabilitasi.
- Paimin, Pramono, I. B., Purwanto, & Indrawati, D. R. (2012). Sistem perencanaan
pengelolaan daerah aliran sungai. (H. Santoso & Pratiwi, Eds.). Bogor: Pusat Penelitian
dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi
- Papaioannou, G., Vasiliades, L., & Loukas, A. (2015). Multi-criteria analysis framework for
potential flood prone areas mapping. Water Resour Manage, 29, 399–418.
https://doi.org/10.1007/s11269-014-0817-6.
- Ho, L. T. K., Yamaguchi, Y., & Umitsu, M. (2013). Delineation of small-scale landforms
relative to flood inundation in the western Red River delata, northern Vietnam using
remotely sensed data. Natural Hazards, 69(1), 905–917.
- Chang, C. L. (2009). The impact of watershed delineation on hydrology and water quality
simulation. Environ Monit Assess, 148, 159–165. https://doi.org/10.1007/s10661-007-0147-
8
- Indonesia, P. R. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tentang Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai, Pub. L. No. 5292 (2012). Republik Indonesia.
- Lyytimäki, J., Petersen, L. K., Normander, B., & Bezák, P. (2008). Nature as nuisance?
Ecosystem services and disservices to urban lifestyle. Environmental Sciences, 5(3), 161–
172. https://doi.org/10.1080/15693430802055524
dengan demikian persamaan ini dapat diwakilkan dalam sebuah garis lurus yang
1
mempunyai nilai = . Bentuk dari garis lurus persamaan tersebut di perlihatkan
k log e
dalam gambar 2.
………………. (6)
Nilai D lalu dimasukkan ke dalam persamaan (4) atau (5) hingga diperoleh nilai C.
Nilai C dan D kemudian dimasukkan ke dalam persamaan Philip (Januar dan Noora,
1999).
Model Green-Ampt
Model infiltrasi Green-Ampt dikembangkan untuk mengetahui tingkah laku
infiltrasi air dalam tanah pada permukaan yang horizontal. Chen dan Young (2006)
telah melakukan modifikasi terhadap persamaan model infiltrasi Green-Ampt pada
permukaan tanah yang memiliki kemiringan tertentu, sehingga model infiltrasi Green-
Ampt dapat diterapkan pada lereng dengan ilustrasi seperti gambar 3.
………………(1)
dimana, F(t) adalah infiltrasi kumulatif (cm), k adalah koefisien permeabilitas, t
adalah lama hujan, ẞ adalah sudut kemiringan lereng (derajat), ψ adalah suction (cm),
θs adalah kandungan air pada tanah jenuh, dan θi adalah kandungan air awal pada
tanah sebelum terjadi infiltrasi.
Untuk curah hujan stabil (steady rainfall) maka persamaan (1) berubah
menjadi persamaan (2) yaitu sebagai berikut:
…………………………(2)
dimana untuk menghitung waktu atau lama hujan dapat digunakan persamaan (3), (4),
atau (5) sebagai berikut:
untuk F(t) < Fp ………………………….. (3)
sedangkan untuk nilai F(t) = Fp maka dapat digunakan persamaan sebagai berikut:
t = tp ……………………….(4)
dan untuk nilai F(t) > Fpm aka dapat digunakan persamaan sebagai berikut:
…………………… (5)
Nilai Fp dicari dengan menggunakan persamaan (6) serta nilai tp dan ts dapat
diketahui dari persamaan (7) dan persamaan (8) yang ditulis sebagai berikut:
.................................................(6)
..................................................(7)
...................................................(8)
Dimana, Fp adalah jumlah air yang terinfiltrasi sebelum air mulai menggenang di
permukaan tanah (cm), tp adalah waktu yang dibutuhkan air untuk menggenang
(cm/jam), dan ts adalah waktu sebelum infiltrasi mencapai Fp, sedangkan untuk nilai
tebal tanah jenuh (Zf) dapat diketahui dengan persamaan (9) yaitu:
……………………….. (9)
Referensi:
Achmad, M. 2011. Buku Ajar Hidrologi Teknik. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Horton, R. E., 1941. The Role of Infiltration in the Hydrologic Cycle. Trans, Am. Geophys.
Union. Vol. 14.pp 446-460.
Sudibyakto. 1990. Model Infiltrasi DAS , Suatu Tinjauan Perbandingan Metodologi. Dari
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId= 2362. Diakses pada tanggal 26
April 2019.