Anda di halaman 1dari 5

Nama :Ayu anjani

Kelas / NPM : Kelas B / 2043700070

RESPONSI 3

EVALUASI GRANUL

1. Apa tujuan dari evaluasi/pemeriksaan granul.


Untuk mengetahui apakah granul dapat mengalir dengan baik atau idak, mempunya
kompresibilitas baik atau tidak.
2. Bagaimana cara mengevaluasi granul, jelaskan
- Waktu Alir :  waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk mengalir melewati
corong, yang dinyatakan sebagai banyaknya serbuk yang mengalir tiap satuan waktu
- Sudut Diam : sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel berbentuk kerucut
dengan alat pengukur. sudut diam diperoleh sebaiknya antara 250 sampai 300 (United
State Pharmacopeial Convention, 2007) . Bila sudut diam lebih kecil dari 300
biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, apabila sudutnya lebih
besar atau sama dengan 400 biasanya mengalirnya kurang baik. Cara menghitung
pada sudut diam alan Tan Q = h/r , dengan h adalah tinggi kerucut dan r adalah jari-
jari bidang dasar kerucut. Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk, (Aulton
M.E., 2002).
- Pengetapan : yaitu penerapan sejumlah volume granul atau serbuk akibatnya adanya
hentakan atau tap. Bentuk, ukuran dan kerapatan dari suatu granul akan berpengaruh
terhadap uji pengetapan. Serbuk memiliki sifat alir yang baik jika memiliki nilai
indeks < 20% (Chandira et al., 2012). Semakin kecil indeks pengetapan (dalam
persen) maka akan semakin baik sifat alirnya.
- Distribusi Ukuran Granul : evaluasi untuk mengetahui penyebaran ukuran granul yang
di peroleh.
3. Apa yang mempengaruhi kerapatan bulk, jelaskan
Bulk density (kerapatan curah) dapat didefinisikan sebagai massa serbuk dibagi dengan
volume yang ditempati oleh serbuk. Densitas diukur dengan cara menimbang bobot
serbuk, kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur untuk dilihat volumenya.
4. Bagaimana cara penentuan waktu alir dan cara menghitung sudut diam bila
diketahui:
Tinggi krucut serbuk = 3,1 cm dan diameter = 18
Θ = tan-1 (h / r)
• Keterangan:
θ : sudut diam
h : tinggi kerucut
r : jari-jari kerucut
Θ = tan-1 (3,1 / (18:2)
= 0,0059
5. Faktor apa yang mempengaruhi sifat alir granul, jelaskan
Jawab :
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat alir granul adalah bentuk dan ukuran partikel
granul, distribusi ukuran partikel, kekasaran atau tekstur permukaan, penurunan energi
permukaan dan luas permukaan. Ukuran partikel granul akan menggumpal dan
menghambat kecepatan alirnya
6. Ada berapa macam metode untuk mengetahui ukuran diameter partikel, jelaskan
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengukuran partikel yaitu:
a) Pengayakan
Metode pengayakan merupakan metode yang sederhana dengan menggunakan
alat/ mesin seperti ayakan, tetapi memiliki aturan kecepatan dan ukuran ayakan
(mesh) tertentu dan telah dikalibrasi.
b) Mikroskopik Optik
Pengukuran partikel dengan menggunakan metode mikroskopik bisanya untuk
pengukuran partikel yang berkisar dari 0,2 µm sampai kira-kira 100 µm. Metode ini
dapat digunakan untuk menghitung partikel pada sediaan suspensi dan emulsi.
c) Sedimentasi
Metode sedimentasi (pengendapan) adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengukur diameter partikel berdasarkan prinsip ketergantungan laju sedimentasi
partikel pada ukurannya. Ukuran partikel ini dinyatakan dalam hukum Stokes
d) Pengukuran Volume Partikel (Coulter Counter)
Prinsip: Jika suatu partikel disuspensikan dalam suatu cairan elektrolit,
kemudian dilewatkan melalui suatu lubang kecil, yang pada kedua sisinya ada
elektroda. Saat partikel melewati lubang akan memindahkan sejumlah elektrolit sesuai
dengan volumenya, maka akan terjadi suatu perubahan tahanan listrik.
7. Apa maksud dari penentuan Distribusi Ukuran Partikel dengan memakai ayakan
bertingkat, sebutkan nomor ayakan yang digunakan berikut ukurannya.
Mengetahui penyebaran ukuran granul yang diperoleh. Zat padat yang secara alamiah
berada dalam bentuk partikel dan zat yang telah digranul memiliki bentuk yang tidak
beraturan dan ukuran partikel bervariasi. Penetapan distribusi partikel ditentukan dengan
metode ayakan bertingkat (Sieving). Ditimbang 25-100 gram granul dimasukkan pada
ayakan bertingkat dengan nomor ayakan tertentu yang mempunyai penampung dan tutup
yang sesuai. Pengayak digetarkan dengan arah putaran  horizontal dan ketukan secara
vertikal pada permukaan selama 20 menit. Ditetapkan jumlah presentase  sisa yang
tertinggal pada setiap ayakan dengan ditimbang. Granul sebaiknya memiliki distribusi
ukuran partikel yang sempit dan tidak lebih dari 10% mengandung komponen berbentuk
serbuk.
8. Pada penentuan kadar air granul, pada suhu berapa ditentukannya dan
menggunakan alat apa serta bagaimana prosedurnya.
Pada suhu 40-60 °C, ditimbang seksama lebih kurang 5 gram granul, lalu dimasukkan ke
dalam alat Moisture balance  lalu dicatat hasilnya. Syarat kandungan lembab 3-5 %
9. Apa yang disebut dengan pengetapan, bagaimana prosedurnya dan cara
menghitung % kompresibilitasnya.
Pengetapan yaitu penurunan volume sejumlah granul atau serbuk akibat hentakan
(tapped) dan getaran (vibrating). Semakin kecil indek pengetapan (%) akan semakin baik
sifat alirnya. Caranya : Sejumlah granul dimaukkan kedalam gelas ukur, dicatat
volumenya (Vo), dihitung kerapatan granul/serbuk mula-mula (Vo), lalu dilakukan
pengetukan seperti tidak tejadi pengurangan volume lagi. Dicatat volume setelah
pengetukan (Vt) dan dihitung % kompresibilitasnya.
Tabel hubungan % kompresibilits dengan waktu alir :

       Kompresibilitas % Waktualir
        5-15 Baiksekali
        12-16 Baik
        18-21 Agakbaik
        25-32 Buruk
        33-38 Buruksekali
        > 40 Amatburuk

RESPONSI PEMBUATAN KRIM

1. Jelaskan definisi dari krim, ada berapa tipe dan beri contoh basis krim masing2.
- Menurut Farmakope Indonesia IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat,
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar
yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah
padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air
dalam minyak (A/M) atau minyak dalam air (M/A).
- Ada dua tipe krim yaitu,
a. krim tipe minyak air (m/a) : untuk krim tipe M/A digunakan sabun monovalen
seperti : trietanolamin, natrium laurisulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum,
CMC, dan emulgidum.
b. krim tipe air minyak (a/m) : Untuk krim tipe A/M digunakan sabun polivalen,
span, adeps lanae, koleterol, dan cera.
2. Apa keuntungan dari sediaan krim, jelaskan
a. Mudah dicuci dan dihilangkan dari kulit
b. Tidak lengket (Emulsi M/A)
c. Basis krim mengandung air dalam jumlah banyak sedangkan sel hidup biasanya
lembab, akan mempercepat pelepasan obat.
d. Krim mudah dipakai dan mudah dicuci dengan air.
e. Absorbsi obat yang optimal
3. Apa yang perlu diperhatikan dalam merancang sediaan krim.
a. Pemilihan zat aktif untuk sediaan krim harus dalam bentuk aktifnya.
b. Pemilihan basis krim harus disesuaikan dengan sifat atau kestabilan zat aktif yang
digunakan zat aktif larut lemak sebaiknya tipe A/M, stabilitas, pH dan sifat
termolabil zat aktif harus diperhatikan.
c. Konsistensi sediaan krim yang diinginkan adalah yang cukup kental.
d. Pada pembuatan krim perlu ditambahkan pengawet untuk menghindari kontaminasi
dan pertumbuhan mikroorganisme.
e. Karena krimmengadung minyak maka perlu ditambahkan zat anti oksidan untuk
mencegah ketengikan.
f. Penggunaan emulgator harus disesuaikan dengan jenis krim
g. Penambahan fase air dalam krim harus hati-hati dan secara particular untuk mencegah
kontaminasi mikroba. Dan dilakukan dengan tepat dan terhindar dari efek panas dan
jangan berlebihan karena mempengaruhi stabilitas.
h. Pembuatan krim steril sebaiknya dilakukan secara aseptis
4. Apa yang dimaksud dengan basis krim, dan factor apa saja yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan krim. Beri contoh masing-masing basis krim.
 Faktor yang perlu diperhatikan  dalam pembuatan basis krim:
a. Kualitas dan kuantitas bahan
b. Cara pencampuran, kecepatan dan tipe pencampuran
c. Suhu pembuatan
d. Jenis emulgator
e. Dengan konsentrasi yang kecil sudah dapat membentuk emulsi yang stabil dengan
tipe emulsi yang dikehendaki.
5. Apa permasalahan yang sering timbul pada pembuatan sediaan krim.
terjadi pemisahan saat pengadukan dikarenakan salah perhitungan formula emulgator
ataupun saat pencampuran terjadi yang seharusnya secara bertahap dan sedikit sedikit
sampai terbentuk masa krim yang baik.
6. Beri contoh emulgator untuk tipe A/M dan tipe M/A
 Basis emulsi tipe A/M, contoh: lanolin, cold cream. Sifat : Emolien, oklusif,
mengandung air, berminyak.
 Basis emulsi tipe M/A. Contoh: hydrophilic ointment. Sifat:  mudah dicuci dengan
air, tidak berminyak, dapat diencerkan dengan air, tidak oklusif.
7. Jelaskan bagaimana mengevaluasi krim.
- Uji Organoleptik
Pengamatan yang dilakukan oleh dalam uji ini adalah bentuk sediaan, bau dan
warna sediaan. Parameter kualitas salep yang baik adalah bentuk sediaan setengah
padat, salep berbau khas ekstrak yang digunakan dan berwarna seperti ekstrak
- Uji Pengukuran PH
Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Pengukuran pH dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat dari salep dalam mengiritasi
kulit. Kulit normal berkisar antara pH 4,5-6,5. Nilai pH yang melampaui 7
dikhawatirkan dapat menyebabkan iritasi kulit. Pengukuran nilai pH menggunakan
alat bantu stik pH atau dengan menggunakan kertas kertas pH universal yang
dicelupkan ke dalam 0,5 gram salep yang telah diencerkan dengan 5ml aquadest.
Nilai pH salep yang baik adalah 4,5-6,5 atau sesuai dengan nilai pH kulit manusia.
- Uji Daya Sebar
Pengujian daya sebar tiap sediaan dengan variasi tipe basis dilakukan untuk
melihat kemampuan sediaan menyebar pada kulit, dimana suatu basis salep
sebaiknya memiliki daya sebar yang baik untuk menjamin pemberian obat yang
memuaskan. Perbedaan daya sebar sangat berpengaruh terhadap kecepatan difusi zat
aktif dalam melewati membran. Semakin luas membran tempat sediaan menyebar
maka koefisien difusi makin besar yang mengakibatkan difusi obat pun semakin
meningkat, sehingga semakin besar daya sebar suatu sediaan maka semakin baik.
Sebanyak 0,5 gr setiap diletakkan diatas kaca bulat yang berdiameter 15cm,
kaca lainnya diletakkan diatasnya dandibiarkan selama 15 menit, kaca lainnya
diletakkan diatasnya selama 1menit. Diameter sebar salep diukur. Setelahnya
ditambahkan 100gr beban tambahan dan didiamkan selama1menit lalu diukur
diameter yang konstan.Sediaan salep yang nyaman digunakan memiliki daya sebar
5-7cm.
- Evaluasi Penentuan Ukuran Droplet
Untuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim dengan cara
menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada objek glass, kemudian diperiksa
adanya tetesan – tetesan fase dalam ukuran penyebarannya.
- Uji Asetabilitas Sediaan
Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu kuisioner di
buat suatu kriteria, kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang ditimbulkan,
kemdahan pencucian. Kemudian dari data tersebu dibuat skoring untuk masing –
masing krieria. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut.

Anda mungkin juga menyukai