RESPONSI 3
EVALUASI GRANUL
Kompresibilitas % Waktualir
5-15 Baiksekali
12-16 Baik
18-21 Agakbaik
25-32 Buruk
33-38 Buruksekali
> 40 Amatburuk
1. Jelaskan definisi dari krim, ada berapa tipe dan beri contoh basis krim masing2.
- Menurut Farmakope Indonesia IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat,
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar
yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah
padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air
dalam minyak (A/M) atau minyak dalam air (M/A).
- Ada dua tipe krim yaitu,
a. krim tipe minyak air (m/a) : untuk krim tipe M/A digunakan sabun monovalen
seperti : trietanolamin, natrium laurisulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum,
CMC, dan emulgidum.
b. krim tipe air minyak (a/m) : Untuk krim tipe A/M digunakan sabun polivalen,
span, adeps lanae, koleterol, dan cera.
2. Apa keuntungan dari sediaan krim, jelaskan
a. Mudah dicuci dan dihilangkan dari kulit
b. Tidak lengket (Emulsi M/A)
c. Basis krim mengandung air dalam jumlah banyak sedangkan sel hidup biasanya
lembab, akan mempercepat pelepasan obat.
d. Krim mudah dipakai dan mudah dicuci dengan air.
e. Absorbsi obat yang optimal
3. Apa yang perlu diperhatikan dalam merancang sediaan krim.
a. Pemilihan zat aktif untuk sediaan krim harus dalam bentuk aktifnya.
b. Pemilihan basis krim harus disesuaikan dengan sifat atau kestabilan zat aktif yang
digunakan zat aktif larut lemak sebaiknya tipe A/M, stabilitas, pH dan sifat
termolabil zat aktif harus diperhatikan.
c. Konsistensi sediaan krim yang diinginkan adalah yang cukup kental.
d. Pada pembuatan krim perlu ditambahkan pengawet untuk menghindari kontaminasi
dan pertumbuhan mikroorganisme.
e. Karena krimmengadung minyak maka perlu ditambahkan zat anti oksidan untuk
mencegah ketengikan.
f. Penggunaan emulgator harus disesuaikan dengan jenis krim
g. Penambahan fase air dalam krim harus hati-hati dan secara particular untuk mencegah
kontaminasi mikroba. Dan dilakukan dengan tepat dan terhindar dari efek panas dan
jangan berlebihan karena mempengaruhi stabilitas.
h. Pembuatan krim steril sebaiknya dilakukan secara aseptis
4. Apa yang dimaksud dengan basis krim, dan factor apa saja yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan krim. Beri contoh masing-masing basis krim.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan basis krim:
a. Kualitas dan kuantitas bahan
b. Cara pencampuran, kecepatan dan tipe pencampuran
c. Suhu pembuatan
d. Jenis emulgator
e. Dengan konsentrasi yang kecil sudah dapat membentuk emulsi yang stabil dengan
tipe emulsi yang dikehendaki.
5. Apa permasalahan yang sering timbul pada pembuatan sediaan krim.
terjadi pemisahan saat pengadukan dikarenakan salah perhitungan formula emulgator
ataupun saat pencampuran terjadi yang seharusnya secara bertahap dan sedikit sedikit
sampai terbentuk masa krim yang baik.
6. Beri contoh emulgator untuk tipe A/M dan tipe M/A
Basis emulsi tipe A/M, contoh: lanolin, cold cream. Sifat : Emolien, oklusif,
mengandung air, berminyak.
Basis emulsi tipe M/A. Contoh: hydrophilic ointment. Sifat: mudah dicuci dengan
air, tidak berminyak, dapat diencerkan dengan air, tidak oklusif.
7. Jelaskan bagaimana mengevaluasi krim.
- Uji Organoleptik
Pengamatan yang dilakukan oleh dalam uji ini adalah bentuk sediaan, bau dan
warna sediaan. Parameter kualitas salep yang baik adalah bentuk sediaan setengah
padat, salep berbau khas ekstrak yang digunakan dan berwarna seperti ekstrak
- Uji Pengukuran PH
Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Pengukuran pH dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat dari salep dalam mengiritasi
kulit. Kulit normal berkisar antara pH 4,5-6,5. Nilai pH yang melampaui 7
dikhawatirkan dapat menyebabkan iritasi kulit. Pengukuran nilai pH menggunakan
alat bantu stik pH atau dengan menggunakan kertas kertas pH universal yang
dicelupkan ke dalam 0,5 gram salep yang telah diencerkan dengan 5ml aquadest.
Nilai pH salep yang baik adalah 4,5-6,5 atau sesuai dengan nilai pH kulit manusia.
- Uji Daya Sebar
Pengujian daya sebar tiap sediaan dengan variasi tipe basis dilakukan untuk
melihat kemampuan sediaan menyebar pada kulit, dimana suatu basis salep
sebaiknya memiliki daya sebar yang baik untuk menjamin pemberian obat yang
memuaskan. Perbedaan daya sebar sangat berpengaruh terhadap kecepatan difusi zat
aktif dalam melewati membran. Semakin luas membran tempat sediaan menyebar
maka koefisien difusi makin besar yang mengakibatkan difusi obat pun semakin
meningkat, sehingga semakin besar daya sebar suatu sediaan maka semakin baik.
Sebanyak 0,5 gr setiap diletakkan diatas kaca bulat yang berdiameter 15cm,
kaca lainnya diletakkan diatasnya dandibiarkan selama 15 menit, kaca lainnya
diletakkan diatasnya selama 1menit. Diameter sebar salep diukur. Setelahnya
ditambahkan 100gr beban tambahan dan didiamkan selama1menit lalu diukur
diameter yang konstan.Sediaan salep yang nyaman digunakan memiliki daya sebar
5-7cm.
- Evaluasi Penentuan Ukuran Droplet
Untuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim dengan cara
menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada objek glass, kemudian diperiksa
adanya tetesan – tetesan fase dalam ukuran penyebarannya.
- Uji Asetabilitas Sediaan
Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu kuisioner di
buat suatu kriteria, kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang ditimbulkan,
kemdahan pencucian. Kemudian dari data tersebu dibuat skoring untuk masing –
masing krieria. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut.