Anda di halaman 1dari 12

KEPROFESIAN ETIKA DAN UNDANG-UNDANG

“PERLINDUNGAN KONSUMEN”

DOSEN : Drs. FAUZI KASIM, M.Kes, Apt.

Nama : Meilyn Puspita Sari


NIM : 2043700084
Kelas : Apoteker Pagi B

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

2021
Daftar Internal Dan Eksternal Customer Sarana Pelayanan Kefarmasian (Rumah
Sakit/Apotek/Puskesmas/Klinik)
Sarana Pelayanan Internal Customer Eksternal Customer
Rumah sakit/  Pemilik /Pemegang
Puskesmas Saham RS
 Pimpinan/Direksi
 Pemasok/Distributor/PBF
rumah sakit atau
 Pemerintah (Pajak, Dinas
puskesmas
Kesehatan, BPOM, dll)
 Tenaga medis atau
 Lembaga Konsumen
non medis
 Yang dilayani
 Rekan Kerja (apoteker
(Pasien/Keluarga
pendamping, tenaga
Pasien/Pembeli)
teknis kefarmasian,
 Masyarakat
dll)
 Staff atau Karyawan
lain
Apotek / Klinik  Pemilik Apotek/  Masyarakat
Klinik  Yang dilayani (pasien/
 Direktur apotek/ keluarga/ pembeli)
klinik  Lembaga konsumen
 Apoteker  Distributor/PBF
 Rekan kerja sejawat/
kefarmasian ( bag.
Gudang/ bag.
Pembelian pada
Apotek )
 Staff/ karyawan
lainnya

HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN KESEHATAN & FARMASI


a. Hak Konsumen

Hak Konsumen Umum Kesehatan Farmasi


UU No. 8 Tahun 1999 tentang UU No. 36 Tahun 2009 tentang Undang-undang No 8 Tahun
Perlindungan Konsumen Kesehatan 1999 tentang Perlindungan
Konsumen dalam praktik
Bab III, Pasal 4: 1) Setiap orang berhak atas kefarmasian:
kesehatan.
1) Hak atas kenyamanan, 2) Setiap orang mempunyai 1) Kenyamanan, keamanan,
keamanan, dan hak yang sama dalam dan keselamatan
keselamatan dalam memperoleh akses atas 2) Memilih informasi yang
mengkonsumsi barang sumber daya di bidang benar, jelas, dan jujur
dan/atau jasa; kesehatan 3) Didengar pendapat dan
2) Hak untuk memilih barang 3) Setiap orang mempunyai keluhannya
dan/atau jasa serta hak dalam memperoleh 4) Mendapatkan advokasi,
mendapatkan barang pelayanan kesehatan yang pendidikan &
dan/atau jasa tersebut aman, bermutu, dan perlindungan konsumen
sesuai dengan nilai tukar terjangkau. 5) Dilayani secara benar,
dan kondisi serta jaminan 4) Setiap orang berhak secara jujur, tidak diskriminatif
yang dijanjikan; mandiri dan bertanggung 6) Memperoleh kompensasi,
3) Hak atas informasi yang jawab menentukan sendiri ganti rugi dan atau
benar, jelas, dan jujur pelayanan kesehatan yang penggantian
mengenai kondisi dan diperlukan bagi dirinya
jaminan barang dan/atau 5) Setiap orang berhak UU No. 35 Tahun 2009 tentang
jasa; mendapatkan lingkungan Narkotika:
4) Hak untuk didengan yang sehat bagi pencapaian 1. Masyarakat mempunyai hak
pendapat dan keluhannya derajat kesehatan dan tanggung jawab dalam
atas barang dan/atau jasa 6) Setiap orang berhak untuk upaya pencegahan dan
yang digunakan; mendapatkan informasi dan pemberantasan penyalahgunaan
5) Hak untuk mendapatkan edukasi tentang kesehatan dan peredaran gelap Narkotika
advokasi, perlindungan, yangseimbang dan dan Prekursor Narkotika
dan upaya penyelesaian bertanggung jawab 2. Hak masyarakat dalam upaya
sengketa perlindungan 7) Setiap orang berhak pencegahan dan pemberantasan
konsumen secara patut; memperoleh informasi penyalahgunaan dan peredaran
6) Hak untuk mendapat tentang data kesehatan gelap Narkotika dan Prekursor
pembinaan dan pendidikan dirinya termasuk tindakan Narkotika diwujudkan dalam
konsumen; dan pengobatan yang telah bentuk:
7) Hak untuk diperlakukan maupun yang akan a. mencari, memperoleh, dan
atau dilayani secara benar diterimanya dari tenaga memberikan informasi
dan jujur serta tidak kesehatan adanya dugaan telah terjadi
diskriminatif; 8) Setiap orang berhak tindak pidana Narkotika dan
8) Hak untuk mendapatkan menerima atau menolak Prekursor Narkotika;
kompensasi, ganti rugi sebagian atau seluruh b. memperoleh pelayanan
dan/atau penggantian, tindakan pertolongan yang dalam mencari,
apabila barang dan/atau akan diberikan kepadanya memperoleh, dan
jasa yang diterima tidak setelah menerima dan memberikan informasi
sesuai dengan perjanjian memahami informasi tentang adanya dugaan telah
atau tidak sebagaimana mengenai tindakan tersebut terjadi tindak pidana
mestinya; secara lengkap, kecuali: Narkotika dan Prekursor
9) Hak-hak lainnya yang penderita penyakit yang Narkotika kepada penegak
diatur dalam ketentuan penyakitnya dapat secara hukum atau BNN yang
peraturan perundang- cepat menular ke dalam menangani perkara tindak
undangan lainnya. masyarakat yang lebih pidana Narkotika dan
luas;keadaan seseorang Prekursor Narkotika;
yang tidak sadarkan diri; c. menyampaikan saran dan
atau gangguan mental pendapat secara bertanggung
berat. jawab kepada penegak
9) Setiap orang berhak atas hukum atau BNN yang
rahasia kondisi kesehatan menangani perkara tindak
pribadinya yang telah pidana Narkotika dan
dikemukakan kepada Prekursor Narkotika
penyelenggara pelayanan d. memperoleh jawaban atas
kesehatan, kecuali:perintah pertanyaan tentang
undang-undang;perintah laporannya yang diberikan
pengadilan;izin yang kepada penegak hukum atau
bersangkutan;kepentingan BNN
masyarakat; e. memperoleh perlindungan
ataukepentingan orang hukum pada saat yang
tersebut. bersangkutan melaksanakan
10) Setiap orang berhak haknya atau diminta hadir
menuntut ganti rugi dalam proses peradilan
terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau PP No. 72/1998 tentang
penyelenggara kesehatan Pengamanan Sediaan Farmasi
yang menimbulkan & Alkes:
kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam 1) Masyarakat berhak untuk
pelayanan kesehatan yang penggunaan sediaan
diterimanya, kecuali:bagi farmasi dan alat
tenaga kesehatan yang kesehatanyang memenuhi
melakukan tindakan persyaratan mutu,
penyelamatan nyawa atau keamanan, dan
pencegahan kecacatan kemanfaatan.
seseorang dalam keadaan 2) Setiap orang mempunyai
darurat. hak untuk mendapatkan
11) Setiap orang ganti rugi apabila sediaan
berhakmenjalani kehidupan farmasi dan alat kesehatan
reproduksi dan kehidupan yang digunakan
seksual yang sehat, aman, mengakibatkan
serta bebas dari paksaan terganggunya kesehatan,
dan/atau kekerasan dengan cacat atau kematian yang
pasangan yang sah. terjadi karena sediaan
12) Setiap orang berhak farmasi dan alat kesehatan
menentukan kehidupan yang tidak memenuhi
reproduksinya dan bebas persyaratan mutu,
dari diskriminasi, paksaan, keamanan, dan
dan/atau kekerasan yang kemanfaatan.
menghormati nilai-nilai
luhur yang tidak
merendahkan martabat
manusia sesuai dengan
norma agama.
13) Setiap orang berhak
menentukan sendiri kapan
dan berapa sering ingin
bereproduksi sehat secara
medis serta tidak
bertentangan dengan norma
agama.
14) Setiap orang berhak
memperoleh informasi,
edukasi, dan konseling
mengenai kesehatan
reproduksi yang benar dan
dapat
dipertanggungjawabkan
15) Masyarakat berhak
mendapatkan informasi dan
edukasi yang benar
mengenai kesehatan jiwa.

UU No.44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit, hak pasien di
Rumah Sakit :
1) Memperoleh informasi
mengenai tata tertib dan
peraturan di RS, hak dan
kewajiban pasien
2) Memperoleh layanan yang
manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi,
bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar
prosedur operasional,
efektif dan efisien sehingga
pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
3) Mengajukan pengaduan
atas kualitas pelayanan
yang didapatkan;
4) Memilih dokter dan kelas
perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan
yang berlaku di rumah
sakit;
5) Meminta konsultasi tentang
penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang
mempunyai surat izin
praktik (SIP) baik di dalam
maupun di luar rumah
sakit;
6) Mendapatkan privasi dan
kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data-data
medisnya;
7) Mendapat informasi yang
meliputi diagnosis dan tata
cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif
tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang
dilakukan serta perkiraan
biaya pengobatan;
8) Memberikan persetujuan
atau menolak atas tindakan
yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap
penyakit yang dideritanya;
9) Didampingi keluarganya
dalam keadaan kritis;
10) Menjalankan ibadah sesuai
agama atau kepercayaan
yang dianutnya selama hal
itu tidak mengganggu
pasien lainnya;
11) Memperoleh keamanan dan
keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di Rumah
Sakit;
12) Mengajukan usul, saran,
perbaikan atas perlakuan
Rumah Sakit terhadap
dirinya;
13) Menolak pelayanan
bimbingan rohani yang
tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang
dianutnya;
14) Menggugat dan/atau
menuntut Rumah Sakit
apabila Rumah Sakit
diduga memberikan
pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun
pidana; dan
15) Mengeluhkan pelayanan
Rumah Sakit yang tidak
sesuai dengan standar
pelayanan melalui media
cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

b. Kewajiban Konsumen
Konsumen Umum Konsumen Kesehatan Konsumen Farmasi
UU No. 8 Tahun 1999 tentang UU No. 36 Tahun 2009 UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, konsumen tentang Kesehatan: Perlindungan Konsumen,
wajib: konsumen wajib:
1) Setiap orang
1) Membaca atau mengikuti berkewajiban 1) Membaca atau mengikuti
petunjuk informasi dan menghormati hak orang petunjuk informasi dan prosedur
prosedur pemakaian atau lain dalam upaya pemakaian atau pemanfaatan
pemanfaatan barang dan/atau memperoleh barang dan/atau jasa, demi
jasa, demi keamanan dan lingkungan yang sehat, keamanan dan keselamatan;
keselamatan; baik fisik, biologi, 2) Beritikad baik dalam melakukan
2) Beritikad baik dalam maupun sosial. transaksi pembelian barang
melakukan transaksi 2) Setiap orang dan/atau jasa;
pembelian barang dan/atau berkewajiban 3) Membayar sesuai dengan nilai
jasa; berperilaku hidup sehat tukar yang disepakati;
3) Membayar sesuai dengan nilai untuk mewujudkan, 4) Mengikuti upaya penyelesaian
tukar yang disepakati; mempertahankan, dan hukum sengketa perlindungan
4) Mengikuti upaya penyelesaian memajukan kesehatan konsumen secara patut
hukum sengketa perlindungan yang setinggi-
konsumen secara patut tingginyameliputi Disebutkan pula, bahwa pemberi
upaya kesehatan jasa
perseorangan, upaya
kesehatan masyarakat, UU No. 36 Tahun 2009 tentang
dan pembangunan Kesehatan:
berwawasan kesehatan.
3) Setiap orang 1. Setiap orang yang
berkewajiban menjaga memproduksi, menyimpan,
dan meningkatkan mengedarkan, dan
derajat kesehatan bagi menggunakan narkotika dan
orang lain yang psikotropika wajib memenuhi
menjadi tanggung standar dan/atau persyaratan
jawabnya. tertentu sesuai dengan ketentuan
4) Setiap orang peraturan perundang-undangan
berkewajiban turut
serta dalam program
jaminan kesehatan
sosial
5) Pekerja wajib
menciptakan dan
menjaga kesehatan
tempat kerja yang sehat
dan menaati peraturan
yang berlaku di tempat
kerja.
6) Majikan atau
pengusaha wajib
menjamin kesehatan
pekerja melalui upaya
pencegahan,
peningkatan,
pengobatan dan
pemulihan serta wajib
menanggung seluruh
biaya pemeliharaan
kesehatan pekerja.
Kewajiban dan Hak Apoteker Terhadap Konsumen
a. Kewajiban

Kewajiban Konsumen Kewajiban Apoteker


UU No. 8 Tahun 1999 tentang Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen, Perlindungan Konsumen :
konsumen wajib: Pasal 7
1) Membaca atau mengikuti 1) Beriktikad baik dalam melakukankegiatan
petunjuk informasi dan prosedur usahanya.
pemakaian atau pemanfaatan 2) Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur
barang dan/atau jasa, demi mengenai kondisi dan jaminan barang dan atau jasa
keamanan dan keselamatan; serta memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan
2) Beritikad baik dalam melakukan dan pemeliharaan.
transaksi pembelian barang 3) Memperlakukan atau melayani konsumen secara
dan/atau jasa; benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
3) Membayar sesuai dengan nilai 4) Menjamin mutu barang dan atau jasa yang
tukar yang disepakati; diproduksi dan diperdagangkan berdasarkan ketentuan
4) Mengikuti upaya penyelesaian standar mutu barang dan atau jasa yang berlaku.
hukum sengketa perlindungan 5) Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk
konsumen secara patut menguji dan mencoba barang dan atau jasa tertentu,
serta memberikan jaminan atas barang yang dibuat dan
UU No.44 Tahun 2009 tentang atau diperdagangkan.
Rumah Sakit: 6) Memberikan kompensasi, ganti rugi dan atau
penggantian atas kerugian akibat penggunaan,
Setiap pasien mempunyai pemakaian, dan pemanfaatan barang dan atau jasa yang
kewajiban terhadap Rumah Sakit diperdagangkan.
atas pelayanan yang diterimanya.
UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Apoteker
sebagai tenaga kesehatan:
1) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, wajib
memiliki izin dari pemerintah
2) Dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban
mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki
3) Harus memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi,
hak pengguna pelayanan kesehatan, standar
pelayanan, dan standar prosedur operasional.
4) Untuk kepentingan hukum,wajib melakukan
pemeriksaan kesehatan atas permintaan penegak
hukum dengan biaya ditanggung oleh negara

PP No.51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan


Kefarmasian:
1) Wajib mencatat Pekerjaan Kefarmasian yang
berkaitan dengan pelayanan farmasi pada Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian sesuai dengan tugas dan
fungsinya
2) Wajib mengikuti paradigma pelayanan kefarmasian
dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi
3) Wajib menyimpan Rahasia Kedokteran dan Rahasia
Kefarmasian
4) Wajib menyelenggarakan program kendali mutu dan
kendali biaya
5) Wajib memiliki surat tanda registrasi dan surat izin
kerja.

KMK 347/MenKes/SK/VlI/1990 tentang Obat Wajib


Apotek, menyebutkan peran Apoteker di Apotik dalam
pelayanan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
serta pelayanan obat kepada masyarakat perlu
ditingkatkan.

PMK 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan


Kefarmasian Di Apotek:
1. Berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan
kepada konsumen.
2. Penggunaan obat secara tepat, aman, rasional atas
permintaan masyarakat

Kewajiban-kewajiban Apoteker, baik terhadap


masyarakat, teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
diatur di dalam Kode Etik Apoteker Indonesia, sebagai
berikut:
 Kewajiban Apoteker terhadap masyarakat:
1) Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan
memberikan contoh yang baik di dalam
lingkungan kerjanya.
2) Seorang Apoteker dalam ragak pengabdian
profesinya harus bersedia untuk menyumbangkan
keahlian dan pengetahuannya.
3) Seorang Apoteker hendaknya selalu melibatkan
diri di dalam pembangunan Nasional khususnya di
bidang kesehatan.
4) Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi
sesuai dengan profesinya bagi masyarakat dalam
rangka pelayanan dan pendidikan kesehatan.

 Kewajiban Apoteker terhadap teman sejawatnya:


1) Seorang Apoteker harus selalu menganggap
sejawatnya sebagai saudara kandung yang selalu
saling mengingatkan dan saling menasehatkan
untuk mematuhi ketentuan-ketentuan kode etik.
2) Seorang Apoteker harus menjauhkan diri dari
setiap tindakan yang dapat merugikan teman
sejawatnya, baik moril maupun materiil.
3) Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap
kesempatan untuk meningkatkan kerja sama yang
baik dalam memelihara, keluhuran martabat
jabatan, kefarmasian, mempertebal rasa saling
mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.
 Kewajiban Apoteker terhadap sejawat petugas
kesehatan dan lainnya:
1) Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap
kesempatan untuk meningkatkan hubungan
profesi, saling mempercayai, menghargai dan
menghormati sejawat yang berkecimpung di
bidang kesehatan.
2) Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari
tindakannya atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurang atau hilangnya
kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas
kesehatan.
3) Melihat kemampuan Apoteker yang sesuai dengan
pedidikannya, menunjukkan betapa pentingnya
peranan Apoteker dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat, yaitu dengan memberikan suatu
informasi yang jelas kepada pasien (masyarakat).

b. Hak

Hak Konsumen Hak Apoteker


UU No. 8 Tahun 1999 tentang Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen Perlindungan Konsumen:
Hak Apoteker sebagai pelaku usaha pelayanan
Bab III Pasal 4: kefarmasian , Pasal 6 :
1) Hak atas kenyamanan, 1) Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan
keamanan, dan keselamatan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang
dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
dan/atau jasa; 2) Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan
2) Hak untuk memilih barang konsumen yang beritikad tidak baik;
dan/atau jasa serta mendapatkan 3) Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di
barang dan/atau jasa tersebut dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen;
sesuai dengan nilai tukar dan 4) Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti
kondisi serta jaminan yang secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak
dijanjikan; diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang
3) Hak atas informasi yang benar, diperdagangkan;
jelas, dan jujur mengenai kondisi 5) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan
dan jaminan barang dan/atau perundang-undangan lainnya
jasa;
4) Hak untuk didengan pendapat UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Apoteker
dan keluhannya atas barang sebagai tenaga kesehatan wajib:
dan/atau jasa yang digunakan;
5) Hak untuk mendapatkan 1) Berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan
advokasi, perlindungan, dan kesehatansesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki
upaya penyelesaian sengketa 2) Berhak mendapatkan imbalan dan pelindungan hukum
perlindungan konsumen secara dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
patut;
6) Hak untuk mendapat pembinaan PP No.51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
dan pendidikan konsumen; Kefarmasian:
7) Hak untuk diperlakukan atau
dilayani secara benar dan jujur 1) Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian pada
serta tidak diskriminatif; Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Apoteker dapat:
8) Hak untuk mendapatkan mengangkat seorang Apoteker pendamping yang
kompensasi, ganti rugi dan/atau memiliki SIPAWajib
penggantian, apabila barang 2) Dapat mengganti obat merek dagang dengan obat
dan/atau jasa yang diterima tidak generik yang samakomponen aktifnya atau obat merek
sesuai dengan perjanjian atau dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien;
tidak sebagaimana mestinya; 3) Dapat menyerahkan obat keras, narkotika dan
9) Hak-hak lainnya yang diatur psikotropika kepada masyarakat atas resep dari dokter
dalam ketentuan peraturan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
perundang-undangan lainnya. undangan.

Anda mungkin juga menyukai