Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA II


RISIKO BUNUH DIRI

Oleh:
Kelompok 5

1. Fitria Vanesa 1911313010


2. Nurul Irhamna 1911313013
3. Gezi Maretha 1911313019
4. Hesty Amelia Mayora 1911313025
5. Fajar Audio 1911313028
6. Miftahur Rahmi 1911313034
7. M. Abdan Syakura 1911313037
8. Amanda Echa Putrie 1911313043

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul risiko bunuh diri ini tepat
pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas ibu/bapak dosen pada Keperawatan Kesehatan Jiwa II. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen, selaku pembimbing mata


kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa II yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 1 September 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................................1
1.3 Manfaat...............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi Bunuh Diri.............................................................................................3
2.2 Etiologi................................................................................................................4
2.3 Faktor Terjadinya Masalah.................................................................................4
2.4 Jenis Jenis Bunuh Diri ........................................................................................5
2.5 Sumber dan Mekanisme Koping.........................................................................5
2.6 Patofisiologi........................................................................................................6
2.7 Tanda dan Gejala................................................................................................6
2.8 Komplikasi..........................................................................................................7
2.9 Pemeriksaan Diagnostik......................................................................................7
2.10 Penatalaksanaan................................................................................................7
2.11 Pencegahan........................................................................................................8
2.12 Tingkat Bunuh Diri...........................................................................................8
BAB III TELAAH JURNAL
3.1 Jurnal 1..............................................................................................................10
3.2 Jurnal 2..............................................................................................................16
3.3 Jurnal 3..............................................................................................................20
3.4 Jurnal 4................................................................................................................24
3.5 Jurnal 5................................................................................................................29
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................................35
4.2 Saran..................................................................................................................35

Daftar Pustaka......................................................................................................................36
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini bunuh diri merupakan masalah kesehatan masyarakat di banyak negara. Bunuh
diri merupakan kedaruratan psikiatri karena klien berada dalam keadaan stres yang tinggi dan
menggunakan koping yang maladaptif. Situasi gawat pada bunuh diri adalah saat ide bunuh
diri timbul secara berulang tanpa rencana yang spesipik untuk bunuh diri (Yosep, 2010).
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan
individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Prilaku
bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan dan ancaman verbal yang akan mengakibatkan
kematian, atau luka yang menyakiti diri sendiri.

Berdasarkan laporan Organisasi Keschatan Dunia (WHO) tahun 2015, di banyak negara,
bunuh diri merupakan penyebab kematian nomor dua pada penduduk berusia 15-29 tahun.
Setiap tahun terdapat 800.000 orang mati karena bunuh diri. WHO juga mencatat, setiap 40
detik satu orang di dunia meninggal karena bunuh diri dengan rasio 11.4 per 100.000
populasi (Kompas, 2015). Di Indonesia tahun 2012, angka bunuh diri mencapai 4,3 per
100.000 populasi. Untuk usia kejadian bunuh diri tertinggi berada pada kelompok usia remaja
dan dewasa muda (15 - 24 tahun), untuk jenis kelamin, perempuan melakukan percobaan
bunuh diri (attemp suicide) empat kali lebih banyak dari laki laki. Cara yang populer untuk
mencoba bunuh diri pada kalangan perempuan adalah menelan pil, biasanya obat tidur,
sedanekan kaum lelaki lebih fatal atau mematikan seperti menggantung diri. Kelompok yang
beresiko tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri adalah mahasiswa, penderita depresi,
para lansia, pecandu alcohol. Oleh sebab itu, perlu mengkaji perilaku resiko bunuh diri
sehingga dapat mencegahnya dan bagaimana tindakan keperawatan terhadap klien dengan
perilaku resiko bunuh diri ini.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui definisi perilaku resiko bunuh diri

2. Mengetahui faktor – faktor pencetus perilaku resiko bunuh diri

1
3. Mengetahui tanda dan gejala perilaku resiko bunuh diri

4. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku resiko bunuh diri

1.3 Manfaat

1. Memahami definisi perilaku resiko bunuh diri

2. Mengenali faktor – faktor pencetus perilaku resiko bunuh diri

3. Mengenali tanda dan gejala perilaku resiko bunuh diri

4. Dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku resiko bunuh diri

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Bunuh Diri

Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan
masalah yang dihadapi (Captain, 2008). Perilaku destruktif diri yaitu setiap aktivitas yang
tidak dicegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku desttruktif diri langsung mencakup
aktivitas bunuh diri. Niatnya adalah kematian, dan individu menyadari hal ini sebagai hasil
yang diinginkan. Perilaku destruktif diri tak langsung termasuk tiap aktivitas kesejahteraan
fisik individu dan dapat mengarah kepada kematian. Orang tersebut tidak menyadari tentang
potensial terjadi pada kematian akibat perilakunya dan biasanya menyangkal apabila
dikonfrontasi (Stuart & Sundeen, 2006). Menurut Shives (2008) mengemukakan rentang
harapan putus harapan merupakan rentang adaptif maladaptif.

Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh normanorma sosial dan
kebudayaan yang secara umum berlaku, sedangkan respon maladaptif merupakan respon
yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh
norma-norma sosial dan budaya setempat. Respon maladaptif antara lain :

2.1.1 Ketidak berdayaan, keputusasaan, apatis.


Individu yang tidak berhasil memecahkan masalah akan meninggalkan masalah, karena
merasa tidak mampu mengembangkan koping yang bermanfaat sudah tidak berguna lagi,
tidak mampu mengembangkan koping yang baru serta yakin tidak ada yang membantu.
2.1.2 Kehilangan, ragu-ragu
Individu yang mempunyai cita-cita terlalu tinggi dan tidak realistis akan merasa gagal
dan kecewa jika cita-citanya tidak tercapai. Misalnya : kehilangan pekerjaan dan kesehatan,
perceraian, perpisahan individu akan merasa gagal dan kecewa, rendah diri yang semuanya
dapat berakhir dengan bunuh diri.
a. Depresi
Dapat dicetuskan oleh rasa bersalah atau kehilangan yang ditandaidengan kesedihan
dan rendah diri. Biasanya bunuh diri terjadi padasaat individu ke luar dari keadaan depresi
berat.
b. Bunuh diri

3
Adalah tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untukmengkahiri
kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhirindividu untuk memecahkan masalah yang
dihadapi (Laraia, 2005).
2.2 Etiologi Bunuh Diri
Berdasarkan teori terdapat 3 penyebab terjadinya bunuh diri adalah sebagai berikut :
1. Genetic dan teori biologi
Factor genetic mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri pada keturunannya.
Disamping itu adanya penurunan serotonin dapat menyebabkan depresi yang berkontribusi
terjadinya resiko buuh diri
2. Teori sosiologi
Emile Durkheim membagi suicide dalam 3 kategori yaitu : Egoistik (orang yang tidak
terintegrasi pada kelompok social) , atruistik (Melakukan suicide untuk kebaikan masyarakat)
dan anomic ( suicide karena kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi
dengan stressor).
3. Teori psikologi
Sigmund Freud dan Karl Menninger meyakini bahwa bunuh diri merupakan hasil dari
marah yang diarahkan pada diri sendiri.
2.3 Faktor Terjadinya Masalah
1. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart Gw & Laraia (2005), faktor predisposisi bunuh diri antaralain :
a. Diagnostik > 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri,
mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat
individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan apektif, penyalahgunaan zat, dan
skizofrenia.
b. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko bunuh diri adalah
rasa bermusuhan, implisif dan depresi.
c. Lingkungan psikososial
Seseorang yang baru mengalami kehilangan, perpisahan/perceraian, kehilangan yang
dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang berhubungan
dengan bunuh diri.
d. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor resiko penting
untuk prilaku destruktif.

4
e. Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan depominersik menjadi
media proses yang dapat menimbulkan prilaku destrukif diri.
2. Faktor Presipitasi
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah:
a. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubunganinterpersonal/gagal
melakukan hubungan yang berarti.
b. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
c. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukumanpada diri
sendiri.
d. Cara untuk mengakhiri keputusan.
2.4 Jenis-Jenis Bunuh Diri
Menurut Durkheim, bunuh diri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Bunuh diri egoistic (faktor dalam diri seseorang)
Individu tidak mampu berinteraksi dengan masyarakat, ini disebabkan oleh kondisi
kebudayaan atau karena masyarakat yang menjadikan individu itu seolah-olah tidak
berkepribadian.
2. Bunuh diri altruistic (terkait kehormatan seseorang)
Individu terkait pada tuntutan tradisi khusus ataupun ia cenderung untuk bunuh diri
karena indentifikasi terlalu kuat dengan suatu kelompok, ia merasa kelompok tersebut sangat
mengharapkannya.
3. Bunuh diri anomik (faktor lingkungan dan tekanan)
Hal ini terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan integrasi antara individu dan
masyarakat, sehingga individu tersebut meninggalkan norma-norma kelakuan yang biasa.
Individu kehilangan pegangan dan tujuan. Masyarakat atau kelompoknya tidak memberikan
kepuasan padanya karena tidak ada pengaturan atau pengawasan terhadap kebutuhan-
kebutuhannya.
2.5 Sumber dan Mekanisme Koping
Menurut Stuart dan Sundeen (1998) terdapat sumber dan mekanisme koping pada
perilaku bunuh diri yaitu:
1. Sumber Koping
Pasien dengan penyakit kronik, nyeri, atau penyakit yang mengancam kehidupan dapat
melakukan perilaku destruktif-diri. Sering kali orang ini secara sadar memilih untuk bunuh
diri. Kulaitas hidup menjadi isu yang mengesampingkan kuantitas hidup. Dilema etik

5
mungkin timbul bagi perawat yang menyadari pilihan pasien untuk berperilaku merusak diri.
Tidak ada jawaban yang mudah mengenai bagaimana mengatasi konflik ini. Perawat harus
melakukannya sesuai dengan sistem keyakinannya sendiri.
2. Mekanisme Koping
Mekanisme pertahanan ego yang berhubungan dengan perilaku destruktif-diri tak
langsung adalah :
a. Denial, mekanisme koping yang paling menonjol
b. Rasionalisme
c. Intelektualisasi
d. Regresi
Ancaman bunuh diri mungkin menunjukkan upaya terakhir untuk mendapatkan
pertolongan agar dapat mengatasi masalah. Bunuh diri yang terjadi merupakan kegagalan
koping dan mekanisme adaptif.

2.6 Patopsikologi
Prilaku bunuh diri biasanya dibagi menjadi 3 kategori:
1. Ancaman bunuh diri
Peningkatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebutmempertimbangkan untuk
bunuh diri. Ancaman menunjukkan ambevalensi seseorang tentang kematian kurangnya
respon positif dapat ditafsirkan seseorang sebagai dukungan untuk melakukan tindakan
bunuh diri.
2. Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat
mengarah pada kematian jika tidak dicegah.
3. Bunuh diri
Mungkin terjadi setelah tanda peningkatan terlewatkan atau terabaikan. Orang yang
melakukan percobaan bunuh diri dan yang tidak langsung ingin mati mungkin pada mati jika
tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya. Percobaan bunuh diri terlebih
dahulu individu tersebut mengalami depresi yang berat akibat suatu masalah
yangmenjatuhkan harga dirinya ( Stuart & Sundeen, 2006).
2.7 Tanda dan Gejala

Pengkajian orang yang bunuh diri juga mencakup apakah orang tersebut tidak membuat
rencana yang spesifik dan apakah tersedia alat untuk melakukan rencana bunuh diri tersebut
adalah: keputusasaan, celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berguna, alam

6
perasaan depresi, agitasi dan gelisah, insomnia yang menetap, penurunan BB, berbicara
lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial. Adapunpetunjuk psikiatrik anatara
lain: upaya bunuh diri sebelumnya, kelainanafektif, alkoholisme dan penyalahgunaan obat,
kelaianan tindakan dan depresi mental pada remaja, dimensia dini/ status kekacauan mental
pada lansia. Sedangkan riwayat psikososial adalah: baru berpisah, bercerai/ kehilangan, hidup
sendiri, tidak bekerja, perubahan/ kehilangan pekerjaan baru dialami, faktor-faktor
kepribadian: implisit, agresif, rasa bermusuhan, kegiatan kognitif dan negatif, keputusasaan,
harga diri rendah, batasan/ gangguan kepribadian antisosial.

2.8 Komplikasi

Komplikasi yang mungkin muncul pada klien dengan tentamen suicide sangat
tergantung pada jenis dan cara yang dilakukan klien untuk bunuh diri, namun resiko paling
besar dari klien dengan tentamen suicide adalah berhasilnya klien dalam melakukan tindakan
bunuh diri, serta jika gagal akan meningkatkan kemungkingan klien untuk mengulangi
perbuatan tentamen suicide.
Pada klien dengan percobaan bunuh diri dengan cara meminum zat kimia atau
intoksikasi zat komplikasi yang mungkin muncul adalah diare, pupil pi- poin, reaksi cahaya
negatif , sesak nafas, sianosis, edema paru .inkontenesia urine dan feces, kovulsi, koma,
blokade jantung akhirnya meninggal.
Pada klien dengan tentamen suicide yang menyebabkan asfiksia akan menyebabkan syok
yang diakibatkan karena penurunan perfusi di jaringan terutama jaringan otak.
Pada klien dengan perdarahan akan mengalami syok hipovolemik yang jika tidak
dilakukan resusitasi cairan dan darah serta koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak
perfusi biasanya gagal dan terjadi kegagalan multiple organ.
2.9 Pemeriksaan Diagnostik

Koreksi penunjang dari kejadian tentamen suicide akan menentukan terapi resisitasi dan
terapi lanjutan yang akan dilakukan pada klien dengan tentamen suicide.Pemeriksaan darah
lengkap dengan elektrolit akan menunjukan seberapa berat syok yang dialami klien,
pemeriksaan EKG dan CT scan bila perlu bia dilakukan jika dicurigai adanya perubahan
jantung dan perdarahan cerebral.

2.10 Penatalaksanaan

7
Pertolongan pertama biasanya dilakukan secara darurat atau dikamar pertolongan darurat
di RS, dibagian penyakit dalam atau bagian bedah. Dilakukan pengobatan terhadap luka-luka
atau keadaan keracunan, kesadaran penderita tidak selalu menentukan urgensi suatu tindakan
medis. Penentuan perawatan tidak tergantung pada faktor sosial tetapi berhubungan erat
dengan kriteria yang mencerminkan besarnya kemungkinan bunuh diri. Bila keadaan
keracunan atau terluka sudah dapat diatasi maka dapat dilakukan evaluasi psikiatri. Tidak
adanya hubungan beratnyagangguan badaniah dengan gangguan psikologik. Penting sekali
dalam pengobatannya untuk menangani juga gangguan mentalnya. Untuk pasien dengan
depresi dapat diberikan terapi elektro konvulsi, obat obat terutama anti depresan dan
psikoterapi.
2.11 Pencegahan

Mereka yang akan melakukan bunuh diri biasanya memberikan peringatan pada
keluarganya dan sebelumnya sering mencari nasehat medis. Sehingga ada kemungkinan
untuk dicegah dengan diagnosis dan terapi yang lebih baik. Pencegahan berskala besar harus
diarahkan untuk mengatasi isolasi sosial, rendahnya harga diri, dan pengurangan kosumsi dan
penyalahgunaan alkohol dan obat.

2.12 Tingkatan Bunuh Diri

Berdasarkan besar kemungkinan individu melakukan bunuh diri, maka bunuh diri di
bagi 3 yaitu :
1. Ancaman bunuh diri (suicide threats)
Merupakan peringatan verbal atau non verbal bahwa seseorang tersebut
mempertimbangkan bunuh diri. Individu akan mengatakan bahwa hidupnya tidak akan lama
lagi atau mungkin menunjukkan respon non verbal dengan memberikan barang-barang yang
dimilikinya. Misalkan dengan mengatakan “tolong jaga anakku karena saya akan pergi jauh”
atau “segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya”. Perilaku ini harus dipertimbangkan dalam
konteks peristiwa kehidupan saat ini. Ancaman menunjukkan ambivalensi tentang kematian.
2. Percobaan bunuh diri (suicide attempts)
Klien sudah melakukan percobaan bunuh diri. Semua tindakan yang dilakukan terhadap
diri sendiri yang dilakukan oleh individu dan dapat menyebabkan kematian, jika tidak
dilakukan pertolongan segera. Pada kondisi ini klien aktif mencoba bunuh diri dengan
berbagai cara seperti gantung diri, minum racun, memotong urat nadi atau menjatuhkan diri
dari tempat yang tinggi.

8
3. Completed suicide
Terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau terabaikan. Orang yang melakukan
upaya bunuh diri dan tidak benar-benar mati mungkin akan mati, jika tidak ditemukan pada
waktunya.

9
BAB III

TELAAH JURNAL

“Penurunan Resiko Bunuh Diri Dengan Terapi Relaksasi Guided Imagery Pada Pasien
Depresi Berat”
A. Pendahuluan
a) Metode Pencarian Literature
Pada telaah jurnal ini, reviewer menggunakan Google Scholar dengan kata kunci res
iko bunuh diri. Dari kata kunci tersebut, reviewer memperoleh ribuan literature. Proses s
eleksi literature menggunakan sinkronisasi judul dengan isi dan rentang tahun dari 2016-
2021.
b) Abstrak
Depresi adalah penyakit mental yang ditumpu sebagian besar orang, menjadi faktor
individu putus asa, harga diri rendah, tidak berguna hidup, yang membuat individu
menyakiti diri hingga efek terburuk mengakhiri hidup atau bunuh diri. Studi ini
bertujuan untuk mengetahui penurunan tingkat risiko bunuh diri pada pasien depresi
berat dengan gejala psikotik setelah dilakukan Guided imagery. Studi kasus ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Terapi
relaksasi Guided imagery dilakukan selama 3 hari, dalam 1 hari pemberian 1 kali dengan
durasi 15 menit. Sampel pada penerapan ini yaitu pasien depresi berat dengan gejala
psikotik yang berisiko bunuh diri dengan melakukan pre and post test tingkat risiko
bunuh diri dengan menggunakan lembar observasi khusus risiko bunuh diri. Hasil studi
kasus menunjukan bahwa pasien mengalami penurunan risiko bunuh diri rata-rata 3-11
skor setelah dilakukan Terapi Relaksasi Guided imagery. kedua Pasien
mengatakan,tenang dan nyaman, tidak ingin berfikir untuk bunuh diri, ingin
meningkatkan iman dengan ibadah yang lebih giat setelah diberikan terapi relaksasi
guided imagery. Terapi Relaksasi Guided imagery mampu menurunkan tingkat risiko
bunuh diri pada pasien depresi berat dengan gejala psikoktik.
B. Deskripsi Jurnal
a) Deskripsi Umum
Jurnal yang ditelaah reviewer berjudul Penurunan Resiko Bunuh Diri Dengan
Terapi Relaksasi Guided Imagery Pada Pasien Depresi Berat yang ditulis oleh
Rosdiana Saputri dan Desi Ariana Rahayu

10
yang dipublikasikan oleh Jurnal Ners Muda, Vol 1 No 3, hal 165- 171, pada
Desember 2020.
Telaah dilakukan oleh :
Nama : Gezi Maretha
Tanggal Telaah : 31 Agustus 2021
b) Deskripsi Content
1. Tujuan Penelitian
Jurnal studi ini bertujuan untuk mengetahui penurunan tingkat risiko bunuh diri
pada pasien depresi berat dengan gejala psikotik setelah dilakukan Guided
imagery
2. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan risiko
bunuh diri rata-rata 3-11 skor setelah dilakukan Terapi Relaksasi Guided
imagery. kedua Pasien mengatakan, tenang dan nyaman, tidak ingin berfikir
untuk bunuh diri, ingin meningkatkan iman dengan ibadah yang lebih giat
setelah diberikan terapi relaksasi guided imagery.
c) Kesimpulan Penelitian
Pengkajian risiko bunuh diri pasien depresi berat berada dalam kategori tingkat
risiko bunuh diri tinggi. Pada Pasien 1 ditemukan skor risiko bunuh diri 14 (risiko
tinggi) sedangkan skor risiko bunuh diri Pasien 2 adalah 11 (risiko tinggi). Respon
dari kedua Pasien saat diberikan Terapi Relaksasi Guided imagery, kedua Pasien
mengatakan, merasa tenang dan nyaman, tidak ingin berfikir untuk bunuh diri, ingin
meningkatkan iman dengan ibadah yang lebih giat. Pasien cukup antusias selama
pelaksanaan Terapi Relaksasi Guided imagery. Risiko bunuh diri pada kedua Pasien
mengalami penurunan risiko bunuh diri yaitu Pasien 1 dengan penurunan 11 skor
menjadi 3 ( risiko rendah) dan Pasien 2 dengan penurunan 8 skor menjadi 3 (risiko
rendah). Terapi Relaksasi Guided imagery mampu menurunkan tingkat risiko bunuh
diri pada pasien depresi berat dengan gejala psikoktik.
C. Telaah Jurnal
a. Fokus Penelitian
Penulis harus lebih menjelaskan masalah penelitian sehingga pembaca dapat
dengan mudah mendapatkan gambaran tentang isi penelitian.
b. Gaya dan Sistematika Penulisan
Gaya penulisan dan sistematika penulisan dari jurnal sudah bagus.

11
c. Penulis
Dalam jurnal penelitian, nama penulis tertera dengan jelas sehingga dapat
mengurangi unsur plagiatisme. Umumnya penulis menuliskan nama di cover
halaman depan dengan font 12. Namun pada jurnal, penulis sudah menuliskan
nama dengan huruf cetak tebal.
d. Judul Penelitian
Dalam jurnal, judul dan isinya sudah jelas dan saling berkaitan atau sinkron.
e. Abstrak
Abstrak terdiri dari satu paragraph dan sudah memenuhi semua komponen yang
harus ada di abstrak yaitu IMRAD (Introduction, Metode, Result, Analize, dan
discussion). Jumlah kata seharusnya tidak lebih dari 250 kata, jurnal ini sudah
memenuhi yaitu sebanyak 178 kata.
f. Masalah dan Tujuan Penelitian
Pada jurnal ini sudah dijelaskan tujuan umum dan tujuan khususnya.
g. Pendahuluan
Depresi merupakan gangguan emosi individu ditandai dengan emosi disforia
(gelisah atau tidak tenang dan ketidakpuasan mendalam) disertai gangguan tidur
dan selera makan yang menurun Gangguan depresi dapat dialami oleh semua
kelompok usia. Hasil riskesdas 2018 menunjukkan gangguan depresi sudah mulai
terjadi sejak rentan usia remaja (15-24 tahun), dengan prevalensi 6,2 %, pola
prevalensi depresi semakin meningkat seiring dengan peningkatan usia, tertinggi
pada umur 75+ tahun sebesar 89%, 65-74 tahun 8,0% dan 55-64 tahun sebesar
6,4% Depresi adalah penyakit mental yang ditumpu sebagian besar orang, menjadi
faktor individu putus asa, harga diri rendah, tidak berguna hidup, yang membuat
individu menyakiti diri hingga efek terburuk mengakhiri hidup atau bunuh diri
Ketidakberdayaan merupakan salah satu pemicu individu melakukan perilaku
bunuh diri Tindakan pendukung yang dapat dilakukan yaitu tindakan keperawatan
yang dapat mencegahan risiko bunuh diri dengan Terapi Relaksasi Guided
imagery Guided imagery adalah relaksasi yang membuat perasaan serta pikiran
rileks, tenang dan senang dengan membayangkan sesuatu hal seperti lokasi,
seseorang atau suatu kejadian yang membahagiakan. Relaksasi ini dilakukan
dengan konsentrasi hingga mencapai kondisi nyaman dan tenang (Kaplan &
Sadock, 2017). Guide imagery adalah metode dengan imajinasi individu
mencapai efek positif

12
h. Literature dan Tinjauan Pustaka
Penulis sudah menguraikan dengan secara umum berbagai aspek teoritis yang
mendasari studi. Penulisan jurnal sudah menggunakan analitis kritis berdasarkan
literature yang ada.
i. Hipotesis/ Pertanyaan Penelitian
Pada jurnal, reviewer menganalisa tidak ada hipotesis atau pertanyaan
penelitiannya.
j. Populasi dan sampel
Pada jurnal, reviewer menganalisa bahwa penulis tidak ada mengambil populasi
dalam studi ini. Sampel dalam studi ini Sampel pada penerapan ini yaitu 2 orang
pasien depresi berat dengan gejala psikotik yang berisiko bunuh diri dengan
melakukan pre and post test tingkat risiko bunuh diri dengan menggunakan
lembar observasi khusus risiko bunuh diri.
k. Definisi Operasional
Konsep yang ada dalam studi ini sudah dibuat batasan dalam istilah operasional
sehingga tidak ada makna ganda dari semua istilah yang digunakan dalam studi
ini.
l. Metode Penelitian
Metode penulisan studi ini menggunakan metode deskriptif studi kasus dengan
strategi proses keperawatan pada 2 pasien yang mempusatkan pada salah satu
masalah penting pada asuhan keperawatan risiko bunuh diri. Studi kasus ini
dimulai dari pengkajian, merumuskan masalah. membuat perencanaan, melakukan
implementasi dan evaaluasi.
m. Data dan Analisis Data
Jenis pengumpulan data yaitu Studi kasus ini dilakukan dengan melakukan
pengkajian,merumuskan masalah,memberikan intervensi setelah itu di lihat
pengaruhnya melalui evaluasi. Penelitian ini tentang Penerapan Terapi Relaksasi
Guided imagery terhadap tingkat risiko bunuh diri pasien depresi berat Di RSJD
Dr. Amino Gondohutomo Semarang
n. Hasil Penelitian
Hasil studi kasus diperoleh setelah dilakukan asuhan keperawatan menggunakan
Evidance Based Nursing Practice Terapi Relaksasi Guided imagery dengan
masing-masing 3 hari implementasi yang dilakukan terhadap pasien 1 dan pasien
2.Berdasarkan tabel 1 pada hari ke-1 pasien 1 skor risiko bunuh mengalami

13
penurunan skor bunuh diri sebesar 3 skor, sedangkan pasien 2 skor risiko bunuh
diri turun sebesar 4 skor setelah diberikan terapi Guided imagery. Hari ke-2 pasien
1 terjadi penurunan risiko bunuh diri 4 skor , penurunan risiko bunuh diri pasien 2
sebesar 1 skor setelah diberikan terapi Guided imagery. Hari ke-3 skor risiko
bunuh diri mengalami penurunan risiko bunuh diri pada Pasien 1 sebesar 4 skor,
sedangkan Pasien 2 skor risiko bunuh diri mengalami penurunan sebesar 3 skor
setelah diberikan terapi Guided imagery. Dari data tersebut diketahui bahwa terapi
Guided imagery dapat menurunkan risiko bunuh diri yang mengalami depresi
berat sebesar 3-11 skor.
o. Pembahasan Hasil Penelitian
p. studi kasus ini memberikan tindakan kepada Pasien 1 dan Pasien 2 yaitu
mengidentifikasi keinginan dan pikiran rencana bunuh diri, memonitor adanya
perubahan mood atau perilaku, melakukan pendekatan langsung dan tidak
menghakimi saat membahas bunuh diri, berikan lingkungan dengan pengamanan
ketat dan mudah dipantau, menganjurkan mendiskusikan perasaan yang dialami
kepada orang lain, mengkolaborasi pemberian antiansietas atau psikotik sesuai
indikasi dan melatih pencegahan risiko bunuh diri melalui Terapi Relaksasi
Guided imagery. Hasil evaluasi asuhan keperawatan menunjukkan pada hari ke-1
Pasien 1 dengan skor 14 dan Pasien 2 dengan skor 11 dikategorikan risiko bunuh
diri tinggi, kedua Pasien mengalami penurunan pada hari ke- menjadi skor 3
dikategorikan risiko bunuh diri rendah setelah diberikan terapi relaksasi guided
imagery. Dari data tersebut diketahui bahwa terapi relaksasi guided imagery dapat
menurunkan risiko bunuh diri pasien depresi berat. Pada pemberian terapi
relaksasi Guided imagery hari ketiga, kedua Pasien merasa tenang dan nyaman,
dapat tidur pada malam hari, tidak ingin berfikir untuk bunuh diri, ingin
meningkatkan iman dengan ibadah yang lebih giat, ingin membahagiakan anak
dan istri/suaminya, harga diri Pasien meningkat, rasa putus asa menurun, Pasien
juga mengatakan ingin cepat sembuh dan berkumpul bersama keluarganya karena
rindu terhadap keluarganya. Penurunan risiko bunuh diri pada Pasien 1 dan
Pasien 2 tidak sama karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor
jenis kelamin. Pasien 1 jenis kelamin laki-laki,sedangkan Pasien 2 jenis kelamin
perempuan. Pasien dengan jenis kelamin laki-laki memiliki pemikiran yang
simpel dan konsisten dalam mengambil keputusan kedepannya untuk
memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukan, laki-laki sangat mudah

14
konsentrasi dalam suatu keadaan. Tindakan terapi relaksasi guided imagery
dilakukan dengan konsentrasi terfokus di mana gambar visual pemandangan,
suara, musik, dan kata-kata yang digunakan untuk membuat penguatan perasaan
dan relaksasi (Thomas, 2010).Hal tersebut menunjukkan bahwa terapi relaksasi
guided imagery dapat menurunkan risiko bunuh diri tubuh pada depresi berat
psikotik
q. Referensi/ Daftar Pustaka
Daftar pustaka sesuai ketentuan APA Style.
r. Kesimpulan
Kesimpulannya sudah menggambarkan isi dari penelitian yang disusun secara
padat, ringkas, dan jelas. Dalam kesimpulan terdapat hasil penelitian, skor hasil
dari penelitian,dan deskripsi hasl penelitian disertakan meskipun tidak seluruhnya
karena kesimpulan yang terlalu panjang dan rumit menyulitkan pembaca dalam
menganalisa.
s. Kelebihan Penelitian
1. Peneliti menyusun jurnal secara teratur, kata yang digunakan bersifat baku dan
sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
2. Penelitian dilakukan dengan terstruktur dan didukung oleh penelitian-
penelitian sebelumnya yang relevan.
3. Mengungkap secara jeas dan lengkap latar belakang dilakukan penelitian,
deskripsi hasil penelitian dan kesimpulan penelitian.
4. Peneliti juga melakukan pengkajian,merumuskan masalah,memberi
intervensi,iplementasi,dan melakukan evaluasi akhir dari intervensi yang telah
diberikan pada pasien.
t. Kekurangan Penelitian
1. Hasil penelitian tidak dibubuhi table, sehingga menyulitkan pembaca dalam
menganalisis skor penelitiannya.
2. Penulis belum menguraikan dengan mendalam berbagai aspek teoritis yang
mendasari penelitian.
3. Proses penelitian yang telah dilakukan cukup singkat.
D. Penutup
Dengan adanya suatu penelitian akan memberikan manfaat berupa timbulnya gagasan
dan penemuan-penemuan baru. Kemampuan metodologi penelitian sangat penting
dimiliki oleh penulis agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap isi penelitian.

15
“RESIKO BUNUH DIRI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN TERAPI
HEMODIALISA”

A. Pendahuluan
a) Metode Pencarian Literature
Pada telaah jurnal ini, reviewer menggunakan Google Scholar dengan kata ku
nci resiko bunuh diri. Dari kata kunci tersebut, reviewer memperoleh ribuan literat
ure. Proses seleksi literature menggunakan sinkronisasi judul dengan isi dan renta
ng tahun dari 2016-2021.
b) Abstrak
Berdasarkan data yang didapat, pasien gagal ginjal kronis tidak bisa lepas dari
hemodialisis sepanjang hidupnya menimbulkan dampak psikologis yang tidak
sedikit. Kondisi ini menyebabkan terjadinya kehilangan sesuatu yang sebelumnya
ada seperti kebebasan, pekerjaan dan kemandirian. Hal ini bisa menimbulkan
gejala-gejala depresi yang nyata pada pasien gagal ginjal sampai dengan tindakan
bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran risiko bunuh diri
pada pasien gagal ginjal kronis dengan terapi hemodialisis. Desain penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional Jumlah sampel
pada penelitian ini adalah 51 orang yang menjalani hemodialisis lebih dari 3 tahun
di Rumah Sakit X Yogyakarta. Instrumen penelitian berupa kuesioner resiko
bunuh diri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 11,8% pernah
mempunyai pikiran untuk bunuh diri, frekuensi fikiran untuk bunuh diri (satu kali)
sebesar 9.8%, tidak melakukan ancaman upaya bunuh diri 100 %, dan tidak
adanya laporan upaya bunuh diri yang akan datang sebesar 100 %.
B. Deskripsi Jurnal
a) Deskripsi Umum
Jurnal yang ditelaah reviewer berjudul Resiko Bunuh Diri Pasien Gagal Ginjal
Kronik Dengan Terapi Hemodialisa yang ditulis oleh Errick Endra Cita, Zaid Al
Fatih yang dipublikasikan oleh Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 1, hal
15- 20, pada Juni 2018.
Telaah dilakukan oleh :
Nama : Nurul Irhamna
Tanggal Telaah : 31 Agustus 2021

16
b) Deskripsi Content
3. Tujuan Penelitian
Jurnal penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran risiko bunuh diri
pada pasien gagal ginjal kronis dengan terapi hemodialysis.
4. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada klien hemodialisa terdapat
11,8% pernah mempunyai pikiran untuk bunuh diri, frekuensi fikiran untuk
bunuh diri (satu kali) sebesar 9.8%, tidak melakukan ancaman upaya bunuh
diri 100 %, dan tidak adanya laporan upaya bunuh diri yang akan datang
sebesar 100 %.
c) Kesimpulan Penelitian
Hemodialisis secara signifikan mempengaruhi kehidupan pasien, baik secara
fisik dan psikologis. Pengaruh global terhadap peran keluarga, pekerjaan
kompetensi, takut mati, dan ketergantungan pada pengobatan negatif dapat
mempengaruhi kualitas hidup dan memperburuk perasaan yang terkait dengan
hilangnya kontrol penyakit ginjal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat 11,8% pernah mempunyai pikiran untuk bunuh diri, frekuensi fikiran
untuk bunuh diri (satu kali) sebesar 9.8%, tidak melakukan ancaman upaya bunuh
diri 100 %, dan tidak adanya laporan upaya bunuh diri yang akan datang sebesar
100 %.
C. Telaah Jurnal
a. Fokus Penelitian
Penulis harus lebih menjelaskan masalah penelitian sehingga pembaca dapat dengan
mudah mendapatkan gambaran tentang isi penelitian.
b. Gaya dan Sistematika Penulisan
Gaya penulisan dan sistematika penulisan dari jurnal sudah bagus.
c. Penulis
Dalam jurnal penelitian, nama penulis tertera dengan jelas sehingga dapat
mengurangi unsur plagiatisme. Umumnya penulis menuliskan nama di cover
halaman depan dengan font 12. Namun pada jurnal, penulis belum menuliskan nama
dengan huruf cetak tebal. Sebaiknya nama dituliskan dengan huruf cetak tebal agar
terlihat lebih jelas.
d. Judul Penelitian
Dalam jurnal, judul dan isinya sudah jelas dan saling berkaitan atau sinkron.

17
e. Abstrak
Abstrak terdiri dari satu paragraph dan sudah memenuhi semua komponen yang
harus ada di abstrak yaitu IMRAD (Introduction, Metode, Result, Analize, dan
discussion). Jumlah kata seharusnya tidak lebih dari 250 kata, jurnal ini sudah
memenuhi yaitu sebanyak 148 kata.
f. Masalah dan Tujuan Penelitian
Pada jurnal ini sudah dijelaskan tujuan umum dan tujuan khususnya.
g. Pendahuluan
Di Indonesia, menurut data dari PERNEFRI (Persatuan Nefrologi Indonesia) pada
tahun 2011 diperkirakan ada 70 ribu penderita ginjal yang terdeteksi menderita
gagal ginjal kronik tahap akhir dan yang menjalani terapi hemodialisis hanya 4.000
sampai 5.000 orang. Pada tahun 2013 berdasarkan survey yang dilakukan
PERNEFRI mencapai 30,7 juta penduduk yang mengalami Penyakit Ginjal Kronik
dan menurut data PT. ASKES ada sekitar 14,3 juta orang penderita Penyakit Ginjal
Tingkat Akhir yang saat ini menjalani pengobatan.
h. Literature dan Tinjauan Pustaka
Penulis belum menguraikan dengan mendalam berbagai aspek teoritis yang
mendasari penelitian. Penulisan jurnal sudah menggunakan analitis kritis
berdasarkan literature yang ada.
i. Hipotesis/ Pertanyaan Penelitian
Pada jurnal, reviewer menganalisa tidak ada hipotesis atau pertanyaan penelitiannya.
j. Populasi dan sampel
Pada jurnal, reviewer menganalisa bahwa populasi dalam penelitian ini adalah
semua pasien gagal ginjal ginjal kronik dengan hemodialysis. Sampel dalam
penelitian adalah 51 orang pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis
lebih dari 3 tahun di Rumah Sakit X Yogyakarta dengan kriteria inkuli sebagai
berikut: 1) Dapat berkomunikasi dengan baik, 2) Usia 19 – 55 tahun, 3) Menjalani
hemodialisis dengan lama HD minimal 3 bulan di RS X Yogyakarta.
dengan usia, pendidikan, jenis kelamin dan frekuensi hemodialisis
k. Definisi Operasional
Konsep yang ada dalam penelitian ini sudah dibuat batasan dalam istilah operasional
sehingga tidak ada makna ganda dari semua istilah yang digunakan dalam penelitian
ini.
l. Metode Penelitian

18
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional.
m. Data dan Analisis Data
Jenis pengumpulan data yaitu dengan membuat Instrumen penelitian berupa
kuesioner resiko bunuh diri.
n. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada pasien sebanyak 51 orang yang sesuai kelompok
kriteria dengan usia, pendidikan, jenis kelamin dan frekuensi hemodialisis.
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa frekuensi klien hemodialisa terbanyak 3
kali seminggu sebesar 51%, jenis pendidikan terbanyak adalah SMA sebesar 86,3%.
Selain itu responden laki – laki lebih banyak dari pada responden perempuan, yaitu
51%. Kategori usia mayoritas dewasa akhir sebesar 82,4%. Hasil penelitian dari
variabel risiko bunuh diri yang terdiri dari 4 pokok bahasan yang terdiri dari, pikiran
bunuh diri, frekuensi pikiran bunuh diri, ancaman upaya bunuh diri, dan laporan
perilaku bunuh diri akan datang. Masing – masing pokok bahasan memiliki nilai
skor yang berbeda beda, untuk pokok bahasan pikiran bunuh diri hanya ada 6 orang
yang mengatakan punya pikiran bunuh diri, dan 45 orang menjawab tidak punya
pikiran bunuh diri.
o. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada pokok bahasan frekuensi pikiran bunuh diri 46 orang menjawab tidak pernah,
dan 5 orang menjawab jarang (1 kali). Pokok bahasan ancaman upaya bunuh diri
dan pokok bahasan laporan perilaku bunuh diri akan datang semua responden yang
berjumlah 51 orang menjawab tidak pernah. Analisis pada variabel penelitian risiko
bunuh diri untuk pokok bahasan pikiran bunuh diri hanya 6 orang, yang menjawab
pernah hanya sekilas. Pokok bahasan frekuensi pikiran bunuh diri yang menjawab
jarang (1 kali) hanya 5 orang, untuk pokok bahasan ancaman upaya bunuh diri, dan
laporan perilaku bunuh diri akan datang semua responden menjawab tidak pernah.
Temuan ini membuktikan bahwa perilaku untuk mengarah bunuh diri pada pasien
dengan terapi hemodialisis tidak ada.
p. Referensi/ Daftar Pustaka
Daftar pustaka sesuai ketentuan APA Style.
q. Kesimpulan
Kesimpulannya sudah menggambarkan isi dari penelitian yang disusun secara padat,
ringkas, dan jelas. Dalam kesimpulan terdapat hasil penelitian, angka-angka hasil

19
dari penelitian disertakan meskipun tidak seluruhnya karena kesimpulan yang terlalu
panjang dan rumit menyulitkan pembaca dalam menganalisa.
r. Kelebihan Penelitian
1. Hasil penelitian dibubuhi table, sehingga memudahkan pembaca dalam
menganalisis.
2. Peneliti menyusun jurnal secara teratur, kata yang digunakan bersifat baku dan
sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
3. Penelitian dilakukan dengan terstruktur dan didukung oleh penelitian-
penelitian sebelumnya yang relevan.
4. Mengungkap secara jeas dan lengkap latar belakang dilakukan penelitian,
deskripsi hasil penelitian dan kesimpulan penelitian.
s. Kekurangan Penelitian
1. Penulis belum menguraikan dengan mendalam berbagai aspek teoritis yang
mendasari penelitian.
2. Proses penelitian yang telah dilakukan cukup singkat.
3. Implementasi penelitian belum terlalu dirincikan oleh peneliti.
D. Penutup
Dengan adanya suatu penelitian akan memberikan manfaat berupa timbulnya gagasan
dan penemuan-penemuan baru. Kemampuan metodologi penelitian sangat penting
dimiliki oleh penulis agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap isi penelitian.

“HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DAN FAKTOR RESIKO IDE BUNUH DIRI


PADA REMAJA SMPN”

A. Pendahuluan
1) Metode Pencarian Literature
Pada telaah jurnal ini, pembaca memakai Google Scholar dengan pencarian kata resi
ko bunuh diri. Dari kata tersebut, pembaca memperoleh salah satu literature dengan judul
Hubungan Tingkat Depresi dan Faktor Resiko Ide Bunuh Diri pada Remaja SMPN.
2) Abstract
Bunuh Diri merupakan tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Beberapa kejadian bunuh diri sudah terjadi di Indonesia, bahkan
tindakan seorang pelajar SMP di Jakarta yang meninggal dunia setelah melompat dari
lantai empat gedung sekolahnya pada pertengahan Januari lalu, yang diduga karena
mengalami depresi. Tujuan Penelitian ini mengetahui hubungan tingkat depresi

20
dengan faktor resiko ide bunuh diri pada remaja di SMPN 20 Jakarta Timur.
Penelitian ini dilakukan menggunakan desain cross sectional, terhadap 188 siswa. Hasil
penelitian menunjukan mayoritas responden berada pada usia 14 tahun dan berjenis
kelamin perempuan, penelitian menunjukan tingkat depresi responden mayoritas
berada pada tingkat depresi minimal atau tidak ada depresi 48,9 %, ada resiko ide bunuh
diri sebanyak 21,3 %, ada ide bunuh diri sebanyak 19 siswa (10,1%). Hasil Uji
Statistik diperoleh nilai p = 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara tingkat depresi dengan faktor resiko ide bunuh diri pada remaja di SMPN 20
Jakarta Timur dan menunjukan hubungan yang kuat (r=0,696) dan berpola positif
artinya semakin parah tingkat depresi maka semakin besar peluang munculnya resiko
ide bunuh diri.
B. Desskripsi Jurnal
1) Deskripsi Umum
Jurnal yang ditelaah pembaca berjudul Hubungan Tingkat Depresi dan Faktor
Resiko Ide Bunuh Diri pada Remaja SMPN yang ditulis oleh Dwinara Febrianti dan Neli
Husniawati yang dipublikasikan oleh Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 13 (1), hal 85-94,
pada Juni 2021
Telaah dilakukan oleh :
Nama : Mifthahur Rahmi
Tanggal Telaah : 31 Agustus 2021
2) Deskripsi Content
a) Hasil Penelitian
Hasil Analisis hubungan antara tingkat depresi dengan factor resiko ide bunuh
diri pada responden menunjukan hubungan kuat (r=0,696) dan berpola positif
artinya semakin parah tingkat depresi maka semakin besar peluang munculnya
resiko ide bunuh diri. Nilai koefisien dengan determinasi 0,485 artinya persamaan
garis regresi yang kita peroleh dapat menerangkan 48,5% variasi Faktor resiko ide
bunuh diri atau persamaan garis yang diperoleh cukup baik untuk menjelaskan
variabel Faktor resiko ide bunuh diri. Hasil Uji Statistik diperoleh nilai p = 0,000
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Tingkat
Depresi Dengan Faktor Resiko Ide Bunuh Diri Pada Remaja Di SMPN 20 Jakarta
Timur.
b) Kesimpulan

21
Berdasarkan hasil analisis mayoritas responden berada pada tingkat depresi
minimal atau tidak ada depresi, dan dari faktor resiko ide bunuh diri responden
dalam penelitian ini menunjukan ada resiko ide bunuh diri. Hasil Uji Statistik dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat depresi dengan
faktor resiko ide bunuh diri pada remaja di SMPN 20 Jakarta Timur, dengan
hubungan kuat dan berpola positif artinya semakin parah tingkat depresi maka
semakin besar peluang munculnya resiko ide bunuh diri.
C. Telaah Jurnal
1) Fokus Penelitian
2) Gaya dan Sistematika Penulisan
Gaya penulisan dan sistematika penulisan dari jurnal sudah bagus.
3) Penulis
Dalam jurnal penelitian, nama penulis tertera dengan jelas sehingga dapat
mengurangi unsur plagiarisme serta sesuai dengan ketentuan penulisan nama penulis
pada jurnal penelitian.
4) Judul Penelitian
Dalam jurnal, judul dan isinya sudah jelas dan saling berkaitan atau sinkron.
5) Abstrak
Abstrak terdiri dari satu paragraph dan sudah memenuhi semua komponen yang
harus ada di abstrak yaitu IMRAD (Introduction, Metode, Result, Analize, dan
discussion). Jumlah kata seharusnya tidak lebih dari 250 kata, jurnal ini sudah
memenuhi yaitu sebanyak 220 kata.
6) Masalah dan Tujuan Penelitian
Pada jurnal ini sudah dijelaskan tujuan umum dan tujuan khususnya.
7) Pendahuluan
Bunuh diri merupakan tindakan agresif merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan. Perilaku bunuh diri pada seseorang disebabkan karena stress tinggi dan
kegagalan mekanisme koping dalam mengatasi masalah ( Keliat & Akemat, 2009
dalam Damaiyanti, 2014). Semakin hari semakin banyak anak muda memilih
mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
melaporkan terdapat 800 ribu orang yang tercatat melakukan bunuh diri tiap tahunnya
dan sebagian kasus terjadi di kalangan anak muda. Di Korea Selatan, angka bunuh diri
menempati ranking tertinggi ke-10 di dunia. Setelah lansia, anak usia sekolah berada
di peringkat kedua kasus bunuh diri (CNN Indonesia, 2019). Pada tahun 2019, ada

22
13.799 orang bunuh diri. Jumlah ini naik dibandingkan tahun 2018 yang capai 13.670
orang. ini membuat rata-rata ada 37,8 orang meninggal setiap hari karena bunuh diri di
Korea Selatan (Yonhap, 2020).
8) Literature dan Tinjauan Pustaka
Penulis sudah menguraikan dengan mendalam berbagai aspek teoritis yang
mendasari penelitian serta juga sudah menggunakan analitis kritis berdasarkan
literature yang ada.
9) Hipotesis/ Pertanyaan Penelitian
Pada jurnal, pembaca menganalisa tidak ada hipotesis atau pertanyaan
penelitiannya.
10) Populasi dan Sampel
Penelitian dilakukan di SMPN 20 Jakarta pada rentang bulan Juni s.d Juli 2020,
dimana jumlah populasi kelas 8 394 siswa dan jumlah sampel yang diambil sebanyak
188 siswa.
11) Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan
dalam rentang masa penerapan PSBB di Jakarta, sehingga untuk pengumpulan data
dilakukan secara daring melalui googleform. Kuisioner yang digunakan yaitu PHQ-9-
Remaja dan instrumen Ketahanan Jiwa Remaja. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan SPSS, dan dilakukan analisa univariat dan bivariat dan penyajian
datanya dibuat dalam bentuk tabel.
12) Hasil Penelitian
Hasil Analisis hubungan antara tingkat depresi dengan factor resiko ide bunuh diri
pada responden menunjukan hubungan kuat (r=0,696) dan berpola positif artinya
semakin parah tingkat depresi maka semakin besar peluang munculnya resiko ide
bunuh diri. Nilai koefisien dengan determinasi 0,485 artinya persamaan garis regresi
yang kita peroleh dapat menerangkan 48,5% variasi Faktor resiko ide bunuh diri atau
persamaan garis yang diperoleh cukup baik untuk menjelaskan variabel Faktor resiko
ide bunuh diri. Hasil Uji Statistik diperoleh nilai p = 0,000 maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara Tingkat Depresi Dengan Faktor Resiko
Ide Bunuh Diri Pada Remaja Di SMPN 20 Jakarta Timur.
13) Referensi/ Daftar Pustaka
Daftar pustaka sesuai ketentuan APA Style.
14) Kesimpulan

23
Kesimpulannya sudah menggambarkan isi dari penelitian yang disusun secara
padat, ringkas, dan jelas. Dalam kesimpulan terdapat hasil penelitian, angka-angka
hasil dari penelitian disertakan meskipun tidak seluruhnya
15) Kelebihan Penelitian
a) Hasil penelitian dibubuhi table, sehingga memudahkan pembaca dalam
menganalisis.
b) Peneliti menyusun jurnal secara teratur, kata yang digunakan bersifat baku dan
sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
c) Penelitian dilakukan dengan terstruktur dan didukung oleh pendapat beberapa
ahli.
d) Mengungkap secara jeas dan lengkap latar belakang dilakukan penelitian,
deskripsi hasil penelitian dan kesimpulan penelitian.
16) Kekurangan Penelitian
Proses penelitian yang telah dilakukan cukup singkat.
D. Penutup
Dengan adanya suatu penelitian akan memberikan manfaat berupa timbulnya
gagasan dan penemuan-penemuan baru. Kemampuan metodologi penelitian sangat
penting dimiliki oleh penulis agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap isi penelitian.

“HUBUNGAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN RISIKO BUNUH DIRI PADA


REMAJA SMA DAN SMK DI BANGLI DAN KLUNGKUNG”

A. Pendahuluan
a) Metode Pencarian Literature
Pada telaah jurnal ini, reviewer menggunakan Google Scholar dengan kata kunc
i resiko bunuh diri. Dari kata kunci tersebut, reviewer memperoleh ribuan literature.
Proses seleksi literature menggunakan sinkronisasi judul dengan isi dan rentang tahu
n dari 2016-2021.
b) Abstrak
Kejadian bunuh diri saat ini semakin meningkat diseluruh dunia, tidak
terkecuali di Indonesia dan merupakan penyebab kedua utama kematian pada usia
15-29 tahun. Penyebab bunuh diri belum dapat diketahui secara pasti, akan tetapi
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor psikologis, biologis, keluarga,
lingkungan dan orientasi seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan faktor psikologis (putus asa, depresi, cemas dan stress) dengan risiko

24
bunuh diri pada remaja SMA dan SMK di Kabupaten Bangli dan Klungkung.
Populasi penelitian merupakan remaja SMA dan SMK di Bangli dan Klungkung
dengan rentang usia 15-18 tahun. Non-Probability Sampling dengan teknik
Purposive Sampling digunakan dalam penarikan sampel dalam penelitian. Instrumen
penelitian ini adalah kuesioner baku yaitu dari Beck Hopelessness Scale, Depression
Anxiety and Stress Scale, dan Scale of Suicide Ideation. Hasil penelitian
menunjukkan p<0,001 sehingga “ada hubungan bermakna antara faktor psikologis
dengan risiko bunuh diri pada remaja di SMA dan SMK di Bangli dan Klungkung”
dengan arah hubungan positif yang berarti bahwa semakin meningkatnya faktor
psikologis maka risiko bunuh diri meningkat atau semakin menurun faktor
psikologis maka risiko bunuh diir menurun. Kekuatan korelasi antar variabel
didapatkan lemah.
B. Deskripsi Jurnal
a) Deskripsi Umum
Jurnal yang ditelaah reviewer berjudul Hubungan Faktor Psikologis Dengan Risiko
Bunuh Diri Pada Remaja Sma Dan Smk Di Bangli Dan Klungkung yang ditulis oleh
Ni Kadek Diah Widiastiti Kusumayanti, Kadek Eka Swedarma, Putu Oka Yuli
Nurhesti.
Telaah dilakukan oleh :
Nama : M. Abdan Syakura
Tanggal Telaah : 31 Agustus 2021
b) Deskripsi Content
1. Tujuan Penelitian
Jurnal penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan faktor psikologis
terhadap bunuh diri pada remaja Sma dan Smk di Bngli dan Klungkung.
2. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan p<0,001 sehingga “ada hubungan bermakna
antara faktor psikologis dengan risiko bunuh diri pada remaja di SMA dan SMK di
Bangli dan Klungkung” dengan arah hubungan positif yang berarti bahwa semakin
meningkatnya faktor psikologis maka risiko bunuh diri meningkat atau semakin
menurun faktor psikologis maka risiko bunuh diir menurun. Kekuatan korelasi antar
variabel didapatkan lemah.
c) Kesimpulan Penelitian

25
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian responden mengalami keputusasaan
ringan, depresi yang sangat parah, kecemasan yang sangat parah, dan stres yang
ringan. Responden juga memiliki risiko bunuh diri yang rendah. Simpulan penelitian
ini yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara faktor psikologi dengan risiko
bunuh diri dengan arah hubungan positif yang berarti semakin meningkatnya faktor
psikologis maka risiko bunuh diri meningkat atau sebaliknya.
Penelitian ini memiliki keterbatasan sehingga peneliti selanjutnya diharapkan
untuk meneliti terkait faktor-faktor yang mempengaruhi faktor psikologis dengan
bunuh diri serta melakukan penelitian terkait pemberian intervensi untuk
mengurangi masalah psikologis. Dinas pendidikan dapat bekerjasama dengan
petugas kesehatan juga diharapkan memberikan layanan konseling yang baik agar
mengurangi risiko terjadinya bunuh diri akibat masalah psikologis.

C. Telaah Jurnal

a. Fokus Penelitian
Penulis harus lebih menjelaskan masalah penelitian sehingga pembaca dapat dengan
mudah mendapatkan gambaran tentang isi penelitian.
b. Gaya dan Sistematika Penulisan
Gaya penulisan dan sistematika penulisan dari jurnal sudah bagus.
c. Penulis
Dalam jurnal penelitian, nama penulis tertera dengan jelas sehingga dapat mengurangi
unsur plagiatisme. Umumnya penulis menuliskan nama di cover halaman depan
dengan font 12 dan sudah menuliskan nama dengan huruf cetak tebal..
d. Judul Penelitian
Dalam jurnal, judul dan isinya sudah jelas dan saling berkaitan atau sinkron.
e. Abstrak
Abstrak terdiri dari satu paragraph dan sudah memenuhi semua komponen yang harus
ada di abstrak yaitu IMRAD (Introduction, Metode, Result, Analize, dan discussion).
Jumlah kata seharusnya tidak lebih dari 250 kata, jurnal ini sudah memenuhi yaitu
sebanyak 180 kata.
f. Masalah dan Tujuan Penelitian
Pada jurnal ini sudah dijelaskan tujuan umum dan tujuan khususnya.
g. Pendahuluan

26
Kejadian bunuh diri saat ini semakin meningkat diseluruh dunia, tidak terkecuali di
Indonesia. WHO (2016) menyatakan hampir 800.000 jiwa meninggal setiap tahunnya
karena bunuh diri. CDC menyatakan bahwa bunuh diri merupakan penyebab kedua
utama kematian pada orangorang dengan rentang usia 15-24 tahun. Remaja merupakan
tahapan yang rawan terhadap perkembangan emosional dan perilaku karena
merupakan masa peralihan dari anakanak menuju dewasa. Angka remaja di Indonesia.
Tahap remaja merupakan tahapan yang mengalami banyak perubahan baik biologis,
psikologis, dan sosial. Proses pematangan fisik biasanya lebih cepat dibandingkan
pematangan kejiwaan sehingga remaja sering mengalami gejolak yang dapat
menimbulkan gangguan perilaku salah satunya keinginan bunuh diri.
h. Literature dan Tinjauan Pustaka
Pelis belum menguraikan dengan mendalam berbagai aspek teoritis yang mendasari
penelitian. Penulisan jurnal sudah menggunakan analitis kritis berdasarkan literature
yang ada.
i. Hipotesis/ Pertanyaan Penelitian
Pada jurnal, reviewer menganalisa tidak ada hipotesis atau pertanyaan penelitiannya.
j. Populasi dan sampel
Pada jurnal, reviewer menganalisa bahwa populasi dalam penelitian ini adalah siswa
atau remaja di SMA N 1 Bangli, SMK N 2 Bangli, SMA N 1 Semarapura, dan SMK
Pariwisata Yaparindo pada tanggal 6 Mei 2019 sampai dengan 29 Mei 2019. Populasi
penelitian yaitu seluruh remaja yang bersekolah di SMA dan SMK di Bangli dan
Klungkung yang berjumlah 3.875 orang. Penelitin ini mempunyai jumlah sampel 363
orang yang dipilih dengan teknik Non-Probability Sampling yaitu Purposive
Sampling. Kriteria inklusi penelitian yaitu bersedia menandatangani inform consent
dengan usia, pendidikan, jenis kelamin dan frekuensi hemodialisis
k. Definisi Operasional
Konsep yang ada dalam penelitian ini sudah dibuat batasan dalam istilah operasional
sehingga tidak ada makna ganda dari semua istilah yang digunakan dalam penelitian
ini.
l. Metode Penelitian
Penelitian ini yaitu jeni penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif.
Pendekatan penelitian ini yaitu dengan pendekatan cross-sectional.
m. Data dan Analisis Data

27
Jenis pengumpulan data yaitu dengan membuat Instrumen penelitian berupa kuesioner
resiko bunuh diri.
n. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar remaja berada pada risiko ringan untk
melakukan bunuh diri. Li., Li., Wang & Bao yang menemukan bahwa sebanyak 17,5%
dari 1.529 remaja telah berpikir tentang bunuh diri dalam 6 bulan terakhir dan sebesar
7,3% remaja telah mencoba bunuh diri dalam 6 bulan terakhir. Pratiwi & Undarwati
(2014) juga menemukan sebagian besar remaja yang menjadi respondennya termasuk
dalam kategori bunuh diri ringan atau belum serius yang disebabkan oleh tekanan
psikologis, masalah yang dihadapi, kurang memperoleh perhatian, masalah di sekolah,
pertemanan, harga diri rendah, putus asa, kesehatan, kematian seseorang, takut masa
depan, dan kegagalan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 0,9% responden yang
telah berpikir dan merencanakan bunuh diri. Responden tersebut mengatakan bahwa ia
memang mengalami masalah psikologis dan pernah berpikir untuk melakukan bunuh
diri. Responden juga mengatakan bahwa terdapat berbagai hal yang menyebabkan ia
mengalami masalah psikologis seperti ketakutan pada lingkungan sosial karena
mengalami bullying, dan mengaku bahwa kerap kali memiliki pikiran negatif terhadap
orang-orang yang ada disekitarnya dan sering berpikiran untuk mengakhiri hidupnya
namun terlalu takut untuk melakukannya..
o. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada pokok bahasan frekuensi pikiran bunuh diri 46 orang menjawab tidak pernah,
dan 5 orang menjawab jarang (1 kali). Pokok bahasan ancaman upaya bunuh diri dan
pokok bahasan laporan perilaku bunuh diri akan datang semua responden yang
berjumlah 51 orang menjawab tidak pernah. Analisis pada variabel penelitian risiko
bunuh diri untuk pokok bahasan pikiran bunuh diri hanya 6 orang, yang menjawab
pernah hanya sekilas. Pokok bahasan frekuensi pikiran bunuh diri yang menjawab
jarang (1 kali) hanya 5 orang, untuk pokok bahasan ancaman upaya bunuh diri, dan
laporan perilaku bunuh diri akan datang semua responden menjawab tidak pernah.
Temuan ini membuktikan bahwa perilaku untuk mengarah bunuh diri pada pasien
dengan terapi hemodialisis tidak ada.
p. Referensi/ Daftar Pustaka
Daftar pustaka sesuai ketentuan APA Style.
q. Kesimpulan

28
Kesimpulannya sudah menggambarkan isi dari penelitian yang disusun secara padat,
ringkas, dan jelas. Dalam kesimpulan terdapat hasil penelitian, angka-angka hasil dari
penelitian disertakan meskipun tidak seluruhnya karena kesimpulan yang terlalu
panjang dan rumit menyulitkan pembaca dalam menganalisa.
r. Kelebihan Penelitian
1. Hasil penelitian dibubuhi table, sehingga memudahkan pembaca dalam menganalisis.
2. Peneliti menyusun jurnal secara teratur, kata yang digunakan bersifat baku dan
sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
3. Penelitian dilakukan dengan terstruktur dan didukung oleh penelitian-penelitian
sebelumnya yang relevan.
4. Mengungkap secara jeas dan lengkap latar belakang dilakukan penelitian, deskripsi
hasil penelitian dan kesimpulan penelitian.
s. Kekurangan Penelitian.
1. Implementasi penelitian belum terlalu dirincikan oleh peneliti.
D. Penutup
Dengan adanya suatu penelitian akan memberikan manfaat berupa timbulnya gagasan
dan penemuan-penemuan baru. Kemampuan metodologi penelitian sangat penting
dimiliki oleh penulis agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap isi penelitian.

“HUBUNGAN KESEPIAN DENGAN IDE BUNUH DIRI PADA REMAJA DI PANTI


SOSIAL ASUHAN ANAK PUTRA UTAMA 3 JAKARTA”

A. Pendahuluan
a) Metode Pencarian Literature
Pada telaah jurnal ini, reviewer menggunakan Google Scholar dengan kata kunci resi
ko bunuh diri. Dari kata kunci tersebut, reviewer memperoleh ribuan literature. Proses se
leksi literature menggunakan sinkronisasi judul dengan isi dan rentang tahun dari 2016-2
021.
b) Abstrak
Ide bunuh diri adalah suatu pemikiran individu untuk mengakhiri hidupnya tanpa
melalukan tindakan atau percobaan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan jenis kelamin, usia, kesepian dengan ide bunuh diri pada remaja di Panti
Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Jakarta. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif
analitik dengan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 84 responden.
Analisis univariat yang di gunakan adalah frekuensi dan proporsi. Analisis bivariat yang

29
di gunakan adalah uji chi square dengan p value< 0,05. Hasil penelitian ini tidak
didapatkan hubungan antara jenis kelamin dengan ide bunuh diri memiliki p value =
0,081, tidak terdapat hubungan usia dengan ide bunuh diri memiliki p value = 0,999 dan
terdapatnya hubungan kesepian dengan ide bunuh diri didapatkan p value = 0,000. Hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kesepian dengan ide bunuh diri
pada remaja di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Jakarta dan tidak terdapatnya
hubungan anatara usia dan jenis kelamin dengan ide bunuh diri pada remaja di Panti
Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Jakarta. Untuk peneliti selanjutnya
direkomendasikan untuk menggali lebih dalam terkait faktor lain penyebab munculnya
ide bunuh diri.
B. Deskripsi Jurnal
a) Deskripsi Umum
Jurnal yang ditelaah reviewer Hubungan Kesepian Dengan Ide Bunuh Diri Pada Remaja
Di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Jakarta yang ditulis oleh Desi Hilda, Duma
L. Tobing Nurhesti.
Telaah dilakukan oleh :
Nama : Fajar Audio
Tanggal Telaah : 31 Agustus 2021
b) Deskripsi Content
1. Tujuan Penelitian
Jurnal penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan faktor kesepian
terhadap bunuh diri pada remaja di panti asuhan anak putra utama.
2. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kesepian dengan ide
bunuh diri pada remaja di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Jakarta dan
tidak terdapatnya hubungan anatara usia dan jenis kelamin dengan ide bunuh diri
pada remaja di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Jakarta. Untuk peneliti
selanjutnya direkomendasikan untuk menggali lebih dalam terkait faktor lain
penyebab munculnya ide bunuh diri
c) Kesimpulan Penelitian
hubungan antara kesepian dengan ide bunuh diri pada remaja di Panti Sosial Asuhan
Anak Putra Utama 3 Jakarta dan tidak terdapatnya hubungan anatara usia dan jenis
kelamin dengan ide bunuh diri pada remaja di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3

30
Jakarta. Untuk peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk menggali lebih dalam terkait
faktor lain penyebab munculnya ide bunuh diri.
C. Telaah Jurnal
a. Fokus Penelitian
Penulis harus lebih menjelaskan masalah penelitian sehingga pembaca dapat dengan
mudah mendapatkan gambaran tentang isi penelitian.
b. Gaya dan Sistematika Penulisan
Gaya penulisan dan sistematika penulisan dari jurnal sudah bagus.
c. Penulis
Dalam jurnal penelitian, nama penulis tertera dengan jelas sehingga dapat
mengurangi unsur plagiatisme. Umumnya penulis menuliskan nama di cover
halaman depan dengan font 12 dan sudah menuliskan nama dengan huruf cetak
tebal..
d. Judul Penelitian
Dalam jurnal, judul dan isinya sudah jelas dan saling berkaitan atau sinkron.
e. Abstrak
Abstrak terdiri dari satu paragraph dan sudah memenuhi semua komponen yang
harus ada di abstrak yaitu IMRAD (Introduction, Metode, Result, Analize, dan
discussion). Jumlah kata seharusnya tidak lebih dari 250 kata, jurnal ini sudah
memenuhi yaitu sebanyak 180 kata.
f. Masalah dan Tujuan Penelitian
Pada jurnal ini sudah dijelaskan tujuan umum dan tujuan khususnya.
g. Pendahuluan
Remaja pada tahap perkembangannya berada di rentang usia 13-21 tahun, tahap
perkembangan yang belum memasuki masa dewasa dan sudah mulai meninggalkan
usia kanak-kanak (Putri, dkk, 2016). Remaja pada tahap perkembangannya dituntut
untuk menguasai tugas perkembangannya, salah satunya perkembangan sosial
(Hogi, dkk, 2019). Kehadiran orang tua sangat penting bagi perkembangan remaja
karena membuat mereka merasa dirinya diinginkan, dicintai, dihargai dan diterima
sehingga membuat remaja dapat menghargai dirinya sendiri sehingga akan
membentuk karakteristik yang baik bagi remaja (Khoirunnisa,dkk, 2017).Tetapi
pada kenyataannya tidak semua remaja dapat merasakan kehadiran orang tua salah
satunya remaja yang tinggal di panti asuhan, remaja yang tinggal di panti asuhan
tidak dapat memperoleh kebutuhan dasar yang sempurna, seperti kasih sayang,

31
cinta, dan perhatian dan remaja panti asuhan dipandang rendah serta tidak
mempunyai dukungan sosial dan cenderung merasakan kesepian (Masnina, R, 2018)
h. Literature dan Tinjauan Pustaka
Penulis belum menguraikan dengan mendalam berbagai aspek teoritis yang
mendasari penelitian. Penulisan jurnal sudah menggunakan analitis kritis
berdasarkan literature yang ada.
i. Hipotesis/ Pertanyaan Penelitian
Pada jurnal, reviewer menganalisa tidak ada hipotesis atau pertanyaan penelitiannya.
j. Populasi dan sampel
Pada jurnal, reviewer menganalisa bahwa populasi seluruh remaja di Panti Sosial
Asuhan Anak Putra Utama 3 Jakarta
k. Definisi Operasional
Konsep yang ada dalam penelitian ini sudah dibuat batasan dalam istilah operasional
sehingga tidak ada makna ganda dari semua istilah yang digunakan dalam penelitian
ini.
l. Metode Penelitian
Penelitian ini yaitu jeni penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif.
Pendekatan penelitian ini yaitu dengan pendekatan cross-sectional.
m. Data dan Analisis Data
Jenis pengumpulan data yaitu dengan membuat Instrumen penelitian berupa
kuesioner resiko bunuh diri.
n. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kesepian dengan ide
bunuh diri pada remaja di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Jakarta dan
tidak terdapatnya hubungan anatara usia dan jenis kelamin dengan ide bunuh diri
pada remaja di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Jakarta. Untuk peneliti
selanjutnya direkomendasikan untuk menggali lebih dalam terkait faktor lain
penyebab munculnya ide bunuh diri
o. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penelitian ini didapatkan bahwa responden di Panti Sosial Asuhan Anak Putra
Utama 3 Jakarta paling banyak berjenis kelamin perempuan. Begitu juga halnya
penelitian Marsina (2018) sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan
170 (71,1%) dari 239 responden dibandingkan laki-laki 69 (28,9%) dari 239
responden. Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa jenis kelamin terbanyak ialah

32
perempuan dan 29 responden. (34,5%) termaksud kedalam kategori remaja awal
yang berada pada rentang usia 13-15 tahun, responden didominasi oleh remaja
pertengahan yang berada pada rentang 16-18 tahun yang berjumlah 47 responden
(56%) dan 8 responden (9,5%) termaksud kedalam kategori remaja akhir yang
berada pada rentang usia 19-20 tahun. Mayoritas responden memiliki tingkat
kesepian rendah dengan jumlah 46 responden (54,8%). Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Ekasari dan Hartati (2014) yang menyatakan bahwa tingkat
kesepian remaja di panti asuhan berada di kategori rendah, sebanyak 41 dari 68
responden (60,87%) dan menunjukkan bahwa tidak ada subjek pada kelompok
tinggi dan sangat tinggi, situasi dan kondisi lingkungan panti asuhan yang
mendukung untuk para remaja bersosialisasi satu sama lain sehingga meningkatkan
keterampilan sosialnya. Usia remaja yang sepantar dengan usia remaja lainnya akan
memudahkan terjalinnya interaksi di antara remaja di panti asuhan. Pengasuh juga
mempunyai perananan yang cukup penting, kemampuan pengasuh dalam
membimbing dan mengarahkan anak-anak asuh serta sikap pengasuh yang mampu
menciptakan kedekatan sehingga berdampak pada rendahnya kesepian yang dialami
remaja di panti asuhan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan Hogi (2019) menyatakan bahwa dari 123 remaja yang tinggal di panti
asuhan, 76 remaja (61,79%) memiliki kesepian sedang. Hogi (2019) menyatakan
bahwa subjek merasa teman-teman di sekeliling mereka tidak semuanya ingin
berteman dengan mereka. Hal tersebut membuat subjek merasa sedih karena tidak
memiliki siapapun didekat mereka. Para subjek mengatakan selalu menghadapi
masalahnya sendiri tanpa bantuan teman ataupun pengasuh panti. Selain aspek
kesepian emosional, aspek kesepian sosial juga ditemukan menonjol pada subjek
yang berada pada kategori sedang
p. Referensi/ Daftar Pustaka
Daftar pustaka sesuai ketentuan APA Style.
q. Kesimpulan
Kesimpulannya sudah menggambarkan isi dari penelitian yang disusun secara padat,
ringkas, dan jelas. Dalam kesimpulan terdapat hasil penelitian, angka-angka hasil
dari penelitian disertakan meskipun tidak seluruhnya karena kesimpulan yang terlalu
panjang dan rumit menyulitkan pembaca dalam menganalisa.
r. Kelebihan Penelitian

33
1. Hasil penelitian dibubuhi table, sehingga memudahkan pembaca dalam
menganalisis.
2. Peneliti menyusun jurnal secara teratur, kata yang digunakan bersifat baku dan
sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
3. Penelitian dilakukan dengan terstruktur dan didukung oleh penelitian-penelitian
sebelumnya yang relevan.
4. Mengungkap secara jeas dan lengkap latar belakang dilakukan penelitian,
deskripsi hasil penelitian dan kesimpulan penelitian.
s. Kekurangan Penelitian.
1. Tidak ada kesimpulan dalam jurnal tersebut

D. Penutup
Dengan adanya suatu penelitian akan memberikan manfaat berupa timbulnya gagasan
dan penemuan-penemuan baru. Kemampuan metodologi penelitian sangat penting
dimiliki oleh penulis agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap isi penelitian.

34
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan dan pada umumnya merupakan cara ekspresi orang yang penuh stress dan
berkembang dalam beberapa rentang. Banyak penyebab dan alasan seseorang melakukan
bunuh diri diantaranya kegagalan beradaptasi, perasaan marah dan terisolasi, dan lainnya.
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan
individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Prilaku
bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan dan ancaman verbal yang akan mengakibatkan
kematian, atau luka yang menyakiti diri sendiri. Terjadinya bunuh diri dapat diakibatkan oleh
depresi maupun gangguan sensori seperti halusinasi.

4.2 Saran

Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan para pembaca mengetahui bagaimana cara
mengenali dan merawat orang-orang dengan resiko bunuh diri. Karena dengan adanya
manajemen yang baik, maka kejadian bunuh diri dapat ditekan dan hidup masyarakat akan
menjadi lebih baik. Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
makalah ini, dan penulis memohon kritik dan saran kepada pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

35
DAFTAR PUSTAKA

Saputri, R., & Rahayu, D. A. (2020). Penurunan Resiko Bunuh Diri Dengan Terapi
Relaksasi Guided Imagery Pada Pasien Depresi Berat.Universitas Muhammadiyah
Semarang. 1(3), 165–171. https://doi.org/DOI: https://doi.org/10.26714/nm.v1i3.6212

Kusumayanti, W. Swedarma, ., & Nurhesti, Y. (2020). Hubungan Faktor Psikologis Dengan


Risiko Bunuh Diri Pada Remaja Sma Dan Smk Di Bangli Dan Klungkung. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 8(2), 124–132.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/download/62225/36618

Febrianti, D., & Husniawati, N. (2021). Hubungan Tingkat Depresi dan Faktor Resiko Ide
Bunuh Diri pada Remaja SMPN. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 13(1), 85–94.
https://doi.org/10.37012/jik.v13i1.422

Kesehatan, J., & Medika, M. (2018). Resiko Bunuh Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan
Terapi Hemodialisa. Jurnal Kesehatan Madani Medika, 9(1), 15–20.
https://doi.org/10.36569/jmm.v9i1.25

36

Anda mungkin juga menyukai