Dosen Pengampu :
Oleh Kelompok 3
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kelancaran kepada kelompok kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas III. Makalah ini memuat
tentang “Teori dan Asuhan Keperawatan”. Makalah ini tidak akan selesai tepat pada waktunya
tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkaitan dalam
proses penyelesaian makalah ini. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi.sehingga kami memiliki harapan besar
kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata kami
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
Pendahuluan.....................................................................................................................................4
Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 Pengertian...............................................................................................................................6
2.2 Pengkajian............................................................................................................................11
BAB III..........................................................................................................................................23
PENUTUP.....................................................................................................................................23
Kesimpulan................................................................................................................................23
Saran...........................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................24
3
BAB I
Pendahuluan
4
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa 25% dari dari ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum dirawat inap lebih dari sekali dan terkadang kondisi hiperemesis
gravidarum yang terus-menerus dan sulit sembuh membuat ibu hamil merasa ingin
melakukan terminasi kehamilan (Gunawan, 2011). Pada ibu hamil yang pernah dirawat
inap karena hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya, maka juga akan
memerlukan rawat inap pada kehamilan selanjutnya dengan persentase sebesar 20%
(Cunnningham, 2016).
Tujuan
1. Mengetahui apa itu hyperemesis gravidarum
2. Mengetahui penyebab hyperemesis gravidarum
3. Menyetahui tanda dan gejala hyperemesis gravidarum
4. Menyetahui apa saja asuhan keperawatan pasien hyperemesis gravidarum
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
1. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari
dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan,
atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin
dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu serta tumbuh
kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-80% wanita mengalami mual dan
muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami mual. Apabila
semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan akan menurun,
turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria (Morgan et al, 2010).
2. Klasifikasi
Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
a. Tingkat I
1) Ibu merasa lemah
2) Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun, temperatur tubuh meningkat
5) Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah sistolik menurun
6) Turgor kulit mengurang
7) Lidah mengering mata cekung
8) Merasa nyeri pada epigastrium
b. Tingkat II
1) Ibu tampak lebih lemah dan apatis
2) Berat badan turun
6
3) Tensi turun, nadi kecil dan cepat
4) Suhu kadang-kadang naik
5) Mata sedikit ikterik dan cekung
6) Turgor kulit lebih mengurang
7) Lidah mengering dan tampak kotor
8) Hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi
9) Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas
dan dapat pula ditemukan dalam kencing
c. Tingkat III
1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah berhenti
3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu meningkat
6) Tensi menurun
7) Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
8) Mata cekung dan timbulnya ikterus
3. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-
perubahan anatomik pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan
vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Menurut (Khayati, 2013) terdapat beberapa faktor
predisposisi dan faktor lain, yaitu :
7
c. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan
kehilangan pekerjaan.
Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat mempengaruhi penyebab
hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami mual dan muntah sekitar 60-80% pada
(primigravida), 40-60% pada (multigravida).
4. Manifestasi Klinis
Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) : Gejala utama
hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil, yang bisa terjadi hingga lebih dari
3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan
berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas,
dan mengalami dehidrasi. Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis
gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan berupa :
a. Sakit kepala
b. Konstipasi
c. Sangat sensitif terhadap bau
d. Produksi air liur berlebihan
e. Inkontinensia urine
f. Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6 minggu dan mulai
mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu. Mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil
cenderung akan membuat mereka menjadi lebih lemah dan akan meningkatkan kecemasaan
terhadap kejadian yang lebih parah. Masalah psikologis juga berperan pada parahnya mual dan
muntah serta perkembangan hiperemesis gravidarum. Masalah psikologis yang terjadi pada ibu
hamil akan cenderung mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala
yang sudah ada serta mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala normal. Selain itu
ketidakseimbangan psikologis ibu hamil seperti cemas, rasa bersalah, mengasihani diri sendiri,
ingin mengatasi konflik secara serius, ketergantungan atau hilang kendali akan memperberat
8
keadaan mual dan muntah yang dialaminya sehingga akan lebih ditakutkan keadaan mual
muntah tersebut menjadi lebih buruk dan menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum
(Tiran, 2008).
5. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda
terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton
dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan
khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran
darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi
lewat ginjal menambah frekuensi muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah
lingkaran yang sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit
dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindrom Mallory Weiss)
dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Khayati, 2013).
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit hiperemesis gravidarum
menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan
adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH
9
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil
tetapi sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih
dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan
yang banyak mengandung gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang, maka diperlukan
seperti :
a. Obat-obatan
1) Sedativa : Phenobarbital
2) Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3) Anti histamine : dramamin, avomin
4) Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine.
5) Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah
sakit
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh
masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama 24 jam.
10
c. Terapi psikologika
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan
rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan
konflik.
d. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam
cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek,
vitamin C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila
dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan
minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair.
e. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi
komplikasi organis adalah delirium, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
1) Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi
gangguan jiwa.
2) Gangguan penglihatan ditandai dengan : pendarahan retina, kemunduran penglihatan.
3) Ganggguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk
anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun.
2.2 Pengkajian
a. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan
makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya
berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui
bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi yang
penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.
11
b. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum tekanan darahnya turun.
Nadi : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum denyut nadinya meningkat > 100 x
menit.(Prawirohardjo, 2002 : 278) Suhu : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum
suhu tubuhnya meningkat.
3. Muka
Konjungtiva : Pucat
Sklera : Putih
4. Hidung
12
Caries : ada atau tidak ada
6. Telinga
9. Dada
Payudara : Bentuk : simetris/ tidak, Kebersihan : bersih/tidak, Benjolan : ada/ tidak, Rasa
Nyeri : ada/ tidak
12. Abdomen
13
Linea : Tidak ada
Konsistensi : lembek
13. TFU
Leopold I
c. Konsistensi uterus
Leopold II
Leopold III
b. Untuk menentukan bagian terbawah janin apakah bagian tersebut sudah masuk pintu
atas panggul atau belum ( jika belum bagian terbawah tersebut dapat digoyangkan )
Leopold IV
14
13. Anogenital
Pada hyperemesis gravidarum tidak menutup kemungkinan lib ibu hamil kurang dari 11
gr% dikarenakan kurangnya asupan nutrisi yang mengakibatkan terjadinya anemia.
- Urine : Untuk megetahui ada/tidaknya protein dan albumin dalam urine. Normalnya
protein negatif.albumin urine (reduksi) negatif.
a. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
b. Integritas ego
c. Eliminasi
d. Pernafasan
15
Frekuensi pernapasan meningkat.
Keamanan : Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
d. Tes Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit yang
meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin
merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.
Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat
dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.
16
2.3 Outcome & Intervensi Keperawatan
No Diagnosa SLKI SIKI
1. kekurangan volume Tujuan : Manajemen Cairan
cairan berhubungan Setelah dilakukan intervensi
Observasi
dengan kehilangan keperawatan selama 1x24 jam
-Montor status hidrasi (mis.
cairan yang maka ekspetasi membaik
frekuensi nadi, kekuatan
berlebihan. dengan kriteria hasil :
nadi, akral, pengisian kapiler,
kelembapan mukosa, turgor
1. Keseimbangan cairan
kulit, tekanan darah)
dan elektrolit akan
- Monitor berat badan harian
kembali ke kondisi
- Monitor hasil pemeriksaan
normal,yangterbukti
laboratorium (mis.
dengan turgor kulit
hematokrit, Na, K. C, berat
normal,membrane
jenis urine, BUN)
mukosa lembab, berat
- Monitor berat badan
badan stabil ttv dalam
sebelum dan sesudah dialisis
batas normal;
- Monitor status
elektrolit,serum,Hb,
hemodinamik (mis. MAP,
hematocrit,dan berat
CVP, PAP, PCWP jika
jenis urin akan berada
tersedia)
dalam batas normal.
2. Klien tidak akan
muntah lagi.
3. Klien akan Terapeutik
mengkonsumsi - Catat intake-output dan
asupan dalam hitung balans cairan 24 jam
jumlah yang -Berikan asupan cairan,
adequate. sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena,
jika perlu
Kolaborasl
17
- Kolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu
18
konseling)
- Berikan konsekuensi jika
tidak mencapai target sesuai
kontrak
Edukasi
- Anjurkan membuat catatan
harian tentang perasaan dan
situasi pemicu pangeluaran
makanan (mis. pengeluaran
yang disengaja, muntah,
aktivitas berlebihan)
- Ajarkan keterampilan
koping untuk penyelesaian
masalah perilaku makan
- Ajarkan pengaturan diet
yang tepat
Kolaborasi
-Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target berat badan,
kebutuhan kalori dan pilihan
makanan
3. Intoleransi aktifitas Tujuan: Manajemen Energi :
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi
kelemahan. keperawatan selama 1x24 jam Observasi :
maka ekspetasi membaik -ldentifikasi gangguan fungsi
dengan kriteria hasil :
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
1. Dapat
memperlihatkan - Monitor kalelahan
kemajuan khususnya - Monitor lokasi dan
tingkat yang lebih
ketidaknyamanan selama
19
tinggi melakukan aktvitas
2. Mengidentifikasi
faktor-faktor yang Terapeutik
menurunkan toleransi
aktifitas. - Sediakan ingkungan
nyaman dan rendah stimulus
(mis. cahaya, suara,
kunjungan)
-Lakukan letihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
-Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
-Fasiltasi duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi
-Anjurkcan tirah baring
-Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
-Anjurkan manghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
-Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi keletihan
Kolaborasi
-Kolaborasi dengan ahil gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.
20
4. Cemas Tujuan: setelah dilakukan - Kontrol lingkungan
berhubungan tindakan keperawatan klien dan batasi
dengan Koping selama 2x24 jam,diharapkan pengunjung
tidak efektif; ketakutan klien teratasi - Kaji tingkat fungsi
perubahan dengan : psikologis klie
psikologi - Berikan support
Kriteria Hasil:
kehamilan psikologis
1. Klien memverbalisasi - Berikan penguatan
perasaan dan positif
kekhawatirannya tentang - Berikan pelayanan
kesejahteraan janin kesehatan yang
maksimal
- Jelaskan Tentang
Hiperemesis
Gravidarum dan kaji
pengetahuan px.
21
dan psikologis normal fisiologis/psikologi s
berkaitan dengan yang normal pada
kehamilan trimester kehamilan
pertama
2. Klien menunjukkan
perilaku perawatan diri
sendiri yang
meningkatkan
kesehatan
3. Mengidentifikasi tanda-
tanda bahaya kehmilan
22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang terjadi selama masa
hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari mual dan muntah normal yang umum
dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama
trimester pertama kehamilan. Tanda dan gejala hyperemesis gravidarum adalah Mual terus
menerus, Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah mengurang, lidah
mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit
ikteris, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan
konstipasi. Penyebabnya adalah Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi
gravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan ini merupakan faktor organic, alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu
terhadap anak, faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan.
Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Morgan, S. R., Long, L., Johns, J., Angwin, C., Maitra, S., & Ross, J. A. (2017). Are early
pregnancy complications more common in women with hyperemesis gravidarum?. Journal of
Obstetrics and Gynaecology, 37(3), 355-357.
Riskesdas,2018.PusatDatadanInformasi.Jakarta:Kemenkes
ProfilKesehatanKabupatenPelalawan,2018.AngkaKematianIbu.(Online) diakses12Februari2019.
24