Anda di halaman 1dari 24

“Asuhan Keperawatan pada Pasien Hiperidamis Gravidarum”

Makalah ini Di Tulis Untuk Melengkapi Tugas Keperawatan Maternitas III

Dosen Pengampu :

Wedya Wahyu, S. Kep. M. Kep,.

Oleh Kelompok 3

Berliana Sintya Putri 1911311008


Suci Ajeng Safitri 1911311047
Rachma Yulia Putri 1911312032
Fitria Vanes 1911313010

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kelancaran kepada kelompok kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas III. Makalah ini memuat
tentang “Teori dan Asuhan Keperawatan”. Makalah ini tidak akan selesai tepat pada waktunya
tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkaitan dalam
proses penyelesaian makalah ini. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi.sehingga kami memiliki harapan besar
kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata kami
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Padang, 08 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

Pendahuluan.....................................................................................................................................4

Tujuan..........................................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..............................................................................................................................6

2.1 Pengertian...............................................................................................................................6

2.2 Pengkajian............................................................................................................................11

2.3 Outcome & Intervensi Keperawatan...................................................................................17

2.4 Implementasi Keperawatan..................................................................................................22

2.5 Evaluasi Keperawatan..........................................................................................................22

BAB III..........................................................................................................................................23

PENUTUP.....................................................................................................................................23

Kesimpulan................................................................................................................................23

Saran...........................................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................24

3
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Mual dan muntah merupakan hal normal yang sering terjadi pada usia kehamilan
muda dan terbanyak pada usia kehamilan 6-12 minggu dan akan berakhir dalam 20 minggu
pertama kehamilan. Keluhan ini terjadi 70% - 80% dari seluruh wanita yang hamil (Cathy,
2015). Keluhan mual dan muntah terkadang begitu hebat sehingga segala apa yang dimakan
dan diminum dimuntahkan oleh ibu hamil yang dapat mempengaruhi keadaan umum serta
menggangu kehidupan sehari-hari, atau lebih dikenal dengan hiperemesis gravidarum
(Prawirohardjo, 2014).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang terjadi selama
masa hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari mual dan muntah normal
yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan
berlangsung selama trimester pertama kehamilan. Muntah yang berlebihan dan tidak
terkendali selama masa kehamilan dapat menyebabkan kehilangan berat badan 5% dari
berat badan awal sebelum hamil, dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, defisiensi
nutrisi, serta ketonuria (Lowdermilk, 2012). Dalam penelitian yang dilakukan Herrell
(2013) didapatkan bahwa sekitar 80% dari ibu hamil yang dirawat dengan hiperemsesis
gravidarum melaporkan bahwa gejala yang dialaminya berlangsung sepanjang hari, dan
hanya 1,8% yang melaporkan gejalanya terjadi di pagi hari. Gejala mual dan muntah
yang dirasakan ini terjadi dalam waktu 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir 2
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas dan dapat berlangsung selama kurang lebih
10 minggu dan akan berakhir dalam 20 minggu kehamilan. Hiperemesis gravidarum
merupakan indikasi paling umum untuk ibu hamil pada usia kehamilan muda dirawat di
rumah sakit. Angka kejadian hiperemesis gravidarum yang dirawat adalah 11.4% dari
seluruh ibu hamil yang dirawat pada usia kehamilan muda. Lama rawat pasien
hiperemesis gravidarum normalnya 2 hingga 3 hari dengan perawatan yang adekuat.
Lama rawat hiperemesis gravidarum dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keadaan
klinis ibu, tindakan medis, serta pengelolaan selama di rumah sakit (Topcu,2015).

4
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa 25% dari dari ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum dirawat inap lebih dari sekali dan terkadang kondisi hiperemesis
gravidarum yang terus-menerus dan sulit sembuh membuat ibu hamil merasa ingin
melakukan terminasi kehamilan (Gunawan, 2011). Pada ibu hamil yang pernah dirawat
inap karena hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya, maka juga akan
memerlukan rawat inap pada kehamilan selanjutnya dengan persentase sebesar 20%
(Cunnningham, 2016).

Tujuan
1. Mengetahui apa itu hyperemesis gravidarum
2. Mengetahui penyebab hyperemesis gravidarum
3. Menyetahui tanda dan gejala hyperemesis gravidarum
4. Menyetahui apa saja asuhan keperawatan pasien hyperemesis gravidarum

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
1. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari
dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan,
atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin
dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu serta tumbuh
kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-80% wanita mengalami mual dan
muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami mual. Apabila
semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan akan menurun,
turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria (Morgan et al, 2010).

2. Klasifikasi
Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
a. Tingkat I
1) Ibu merasa lemah
2) Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun, temperatur tubuh meningkat
5) Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah sistolik menurun
6) Turgor kulit mengurang
7) Lidah mengering mata cekung
8) Merasa nyeri pada epigastrium

b. Tingkat II
1) Ibu tampak lebih lemah dan apatis
2) Berat badan turun

6
3) Tensi turun, nadi kecil dan cepat
4) Suhu kadang-kadang naik
5) Mata sedikit ikterik dan cekung
6) Turgor kulit lebih mengurang
7) Lidah mengering dan tampak kotor
8) Hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi
9) Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas
dan dapat pula ditemukan dalam kencing

c. Tingkat III
1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah berhenti
3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu meningkat
6) Tensi menurun
7) Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
8) Mata cekung dan timbulnya ikterus

3. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-
perubahan anatomik pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan
vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Menurut (Khayati, 2013) terdapat beberapa faktor
predisposisi dan faktor lain, yaitu :

a. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan ganda,


estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)
b. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan
metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi.

7
c. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan
kehilangan pekerjaan.

Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat mempengaruhi penyebab
hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami mual dan muntah sekitar 60-80% pada
(primigravida), 40-60% pada (multigravida).

4. Manifestasi Klinis
Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) : Gejala utama
hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil, yang bisa terjadi hingga lebih dari
3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan
berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas,
dan mengalami dehidrasi. Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis
gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan berupa :
a. Sakit kepala
b. Konstipasi
c. Sangat sensitif terhadap bau
d. Produksi air liur berlebihan
e. Inkontinensia urine
f. Jantung berdebar

Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6 minggu dan mulai
mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu. Mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil
cenderung akan membuat mereka menjadi lebih lemah dan akan meningkatkan kecemasaan
terhadap kejadian yang lebih parah. Masalah psikologis juga berperan pada parahnya mual dan
muntah serta perkembangan hiperemesis gravidarum. Masalah psikologis yang terjadi pada ibu
hamil akan cenderung mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala
yang sudah ada serta mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala normal. Selain itu
ketidakseimbangan psikologis ibu hamil seperti cemas, rasa bersalah, mengasihani diri sendiri,
ingin mengatasi konflik secara serius, ketergantungan atau hilang kendali akan memperberat

8
keadaan mual dan muntah yang dialaminya sehingga akan lebih ditakutkan keadaan mual
muntah tersebut menjadi lebih buruk dan menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum
(Tiran, 2008).

5. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda
terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton
dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan
khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran
darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi
lewat ginjal menambah frekuensi muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah
lingkaran yang sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit
dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindrom Mallory Weiss)
dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Khayati, 2013).

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit hiperemesis gravidarum
menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan
adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH

7. Penatalakasanaan Hiperemesis Gravidarum


Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum menurut
(Khayati, 2013) yaitu dengan cara :

9
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil
tetapi sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih
dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan
yang banyak mengandung gula.

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang, maka diperlukan
seperti :
a. Obat-obatan
1) Sedativa : Phenobarbital
2) Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3) Anti histamine : dramamin, avomin
4) Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine.
5) Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah
sakit

b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh
masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama 24 jam.

10
c. Terapi psikologika
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan
rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan
konflik.

d. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam
cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek,
vitamin C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila
dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan
minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair.

e. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi
komplikasi organis adalah delirium, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
1) Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi
gangguan jiwa.
2) Gangguan penglihatan ditandai dengan : pendarahan retina, kemunduran penglihatan.
3) Ganggguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk
anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun.

2.2 Pengkajian
a. Data Subjektif

Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan
makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya
berlebihan/hipersalivasi.

Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui
bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi yang
penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.

11
b. Data Objektif

Pemeriksaan fisik

1. Keadaan Umum

Kesadaran : Pada kasus hiperemesis gravidarum umumnya lemah.Stabil,Menurun dari


composmentis sampai koma,Untuk mengetahui Keadaan emosional yang dialami oleh ibu.

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum tekanan darahnya turun.

Nadi : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum denyut nadinya meningkat > 100 x
menit.(Prawirohardjo, 2002 : 278) Suhu : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum
suhu tubuhnya meningkat.

3. Muka

Kelopak mata : Cekung

Konjungtiva : Pucat

Sklera : Putih

Cloasma gravidarum : ada atau tidak ada.

Oedem : ada atau tidak ada

4. Hidung

Polip : ada atau tidak ada

Pendarahan : ada atau tidak ada

Sekret : ada atau tidak ada

Peradangan : ada atau tidak ada

5. Mulut dan Gigi

12
Caries : ada atau tidak ada

Gusi : ada pendarahan atau tidak ada

Tonsil : ada pembengkakan atau tidak ada

6. Telinga

Serumen : ada/ tidak

7. Pembesaran kelenjar tiroid : ada/ tidak

8. Pembesaran kelenjar limfe : ada/ tidak

9. Dada

Jantung : ictus cordis regular/ tidak

Paru-paru : ada/ tidak ronchi dan wheezing

Payudara : Bentuk : simetris/ tidak, Kebersihan : bersih/tidak, Benjolan : ada/ tidak, Rasa
Nyeri : ada/ tidak

10. Punggung dan pinggang

Posisi tulang belakang : lordosis/ tidak

Pinggang nyeri : ada/ tidak nyeri ketuk

11. Ekstermitas atas dan bawah

Oedema kanan / kiri :ada/ tidak ada

Kekakuan sendi dan otot :ada/ tidak ada

varises kanan/kiri : ada/tidak ada

Reflek patella : kanan/kiri positif/ negative

12. Abdomen

13
Linea : Tidak ada

Striae : Tidak ada

Pembesaran : sesuai umur kehamilan atau tidak

Benjolan : tidak ada

Konsistensi : lembek

13. TFU

Leopold I

a. Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil

b. Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian dalam fundus

c. Konsistensi uterus

Leopold II

a. Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri

b. Menentukan letak punggung janin

Leopold III

a. Menentukan apa yang terdapat dibagian terbawah

b. Untuk menentukan bagian terbawah janin apakah bagian tersebut sudah masuk pintu
atas panggul atau belum ( jika belum bagian terbawah tersebut dapat digoyangkan )

Leopold IV

a. Pemeriksaan menghadap kearah kiri ibu hamil

b. Seberapa jauh bagian terbawah janin masuk pintu atas panggul.

12. Fetus DJJ : belum terdengar

14
13. Anogenital

Vagina : Terdapat tanda chadwick, elastisitas bertambah, tidak ada pembengkakan


kelenjar bartolini dan skene.

Anus : Tidak ada haemoroid

14. Eliminasi :Pemeriksaan laboratorium

- Haemoglobin : Normalnya 11 gr%

Pada hyperemesis gravidarum tidak menutup kemungkinan lib ibu hamil kurang dari 11
gr% dikarenakan kurangnya asupan nutrisi yang mengakibatkan terjadinya anemia.

- Urine : Untuk megetahui ada/tidaknya protein dan albumin dalam urine. Normalnya
protein negatif.albumin urine (reduksi) negatif.

c. Kebutuhan Dasar Khusus

a. Aktifitas istirahat

Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).

b. Integritas ego

Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya,


kehamilan tak direncanakan.

c. Eliminasi

Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih. Urinalisis :


peningkatan konsentrasi urine.

Makanan/cairan Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium,


pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan
Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.

d. Pernafasan

15
Frekuensi pernapasan meningkat.

Keamanan : Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma

Seksualitas : Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan


abortus terapeutik.

Interaksi social : Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon


anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung
yang kurang.

d. Tes Laboratorium

Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit yang
meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin
merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.

Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat
dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.

3.2 Diagnosa keperawatan

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis,
psikologis atau ekonomi.

c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.

d. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan

e. Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d keterbatasan informasi

16
2.3 Outcome & Intervensi Keperawatan
No Diagnosa SLKI SIKI
1. kekurangan volume Tujuan : Manajemen Cairan
cairan berhubungan Setelah dilakukan intervensi
Observasi
dengan kehilangan keperawatan selama 1x24 jam
-Montor status hidrasi (mis.
cairan yang maka ekspetasi membaik
frekuensi nadi, kekuatan
berlebihan. dengan kriteria hasil :
nadi, akral, pengisian kapiler,
kelembapan mukosa, turgor
1. Keseimbangan cairan
kulit, tekanan darah)
dan elektrolit akan
- Monitor berat badan harian
kembali ke kondisi
- Monitor hasil pemeriksaan
normal,yangterbukti
laboratorium (mis.
dengan turgor kulit
hematokrit, Na, K. C, berat
normal,membrane
jenis urine, BUN)
mukosa lembab, berat
- Monitor berat badan
badan stabil ttv dalam
sebelum dan sesudah dialisis
batas normal;
- Monitor status
elektrolit,serum,Hb,
hemodinamik (mis. MAP,
hematocrit,dan berat
CVP, PAP, PCWP jika
jenis urin akan berada
tersedia)
dalam batas normal.
2. Klien tidak akan
muntah lagi.
3. Klien akan Terapeutik
mengkonsumsi - Catat intake-output dan
asupan dalam hitung balans cairan 24 jam
jumlah yang -Berikan asupan cairan,
adequate. sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena,
jika perlu

Kolaborasl

17
- Kolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu

2. Ketidakseimbangan Tujuan : Manajemen Gangguan


nutrisi kurang dari Setelah dilakukan intervensi Makan
keperawatan selama 1x24 jam
kebutuhan tubuh
maka ekspetasi membaik
berhubungan dengan dengan kriteria hasil : Observasi :
anoreksia, mual -Monitor asupan dan
muntah. 1. Klien akan keluarnya makanan dan
mengkonsumsi cairan serta kebutuhan
asupan oral diet kalori
yang mengandung
zat gizi yang Terapeutik

adequate - Timbang berat badan secara

2. Klien tidak rutin

mengalami nausea - Diskusikan perilaku makan

dan vomitus dan jumlah aktivitas fisik

3. Klein akan (termasuk olahraga) yang

mentoleransi diit sesuai

yang telah di - Lakukan kontrak perilaku

programkan (mis. target berat badan,

4. Klien akan tanggung Jawab perilaku)

mengalami - Dampingi ke kamar mandi

peningkatanberat untuk pengamatan perilaku

badan yang sesuai memuntahkan kenbali

selama hamil makanan


- Berikan penguatan positf
tarhadap keberhasilan targat
dan perubahan prilaku
- Rencanakan program
pengobatan untuk perawatan
di rumah (mis. medis,

18
konseling)
- Berikan konsekuensi jika
tidak mencapai target sesuai
kontrak

Edukasi
- Anjurkan membuat catatan
harian tentang perasaan dan
situasi pemicu pangeluaran
makanan (mis. pengeluaran
yang disengaja, muntah,
aktivitas berlebihan)
- Ajarkan keterampilan
koping untuk penyelesaian
masalah perilaku makan
- Ajarkan pengaturan diet
yang tepat

Kolaborasi
-Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target berat badan,
kebutuhan kalori dan pilihan
makanan
3. Intoleransi aktifitas Tujuan: Manajemen Energi :
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi
kelemahan. keperawatan selama 1x24 jam Observasi :
maka ekspetasi membaik -ldentifikasi gangguan fungsi
dengan kriteria hasil :
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
1. Dapat
memperlihatkan - Monitor kalelahan
kemajuan khususnya - Monitor lokasi dan
tingkat yang lebih
ketidaknyamanan selama

19
tinggi melakukan aktvitas
2. Mengidentifikasi
faktor-faktor yang Terapeutik
menurunkan toleransi
aktifitas. - Sediakan ingkungan
nyaman dan rendah stimulus
(mis. cahaya, suara,
kunjungan)
-Lakukan letihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
-Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
-Fasiltasi duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan

Edukasi
-Anjurkcan tirah baring
-Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
-Anjurkan manghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
-Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi keletihan

Kolaborasi
-Kolaborasi dengan ahil gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.

20
4. Cemas Tujuan: setelah dilakukan - Kontrol lingkungan
berhubungan tindakan keperawatan klien dan batasi
dengan Koping selama 2x24 jam,diharapkan pengunjung
tidak efektif; ketakutan klien teratasi - Kaji tingkat fungsi
perubahan dengan : psikologis klie
psikologi - Berikan support
Kriteria Hasil:
kehamilan psikologis
1. Klien memverbalisasi - Berikan penguatan
perasaan dan positif
kekhawatirannya tentang - Berikan pelayanan
kesejahteraan janin kesehatan yang
maksimal
- Jelaskan Tentang
Hiperemesis
Gravidarum dan kaji
pengetahuan px.

5. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan - Berikan Pendidikan


tentang penyakit b/d tindakan keperawatan keseatan tentang
keterbatasan informasi selama 2x24 Hiperemesis
jam,diharapkan klien tentang gravidarum
perubahan - Buat hubungan perawat-
fisiologis dan px. Yang mendukung
psikologis yang normal dan & terus menerus
tanda-tanda bahaya - Petahankan sikap
kehamilan dengan terbuka terhadap
kriteria hasil: keyakinan klien.
1. Klien menjelaskan - Evaluasi pengetahuan
perubahan fisiologis peubahan

21
dan psikologis normal fisiologis/psikologi s
berkaitan dengan yang normal pada
kehamilan trimester kehamilan
pertama
2. Klien menunjukkan
perilaku perawatan diri
sendiri yang
meningkatkan
kesehatan
3. Mengidentifikasi tanda-
tanda bahaya kehmilan

2.4 Implementasi Keperawatan


Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam
situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tindakan keperawatan harus
mendetail. Agar semua tenaga keperwatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat
langsung memberikan pelayanan kepada ibu hamil dengan hiperemis gravidarum.

2.5 Evaluasi Keperawatan


a. Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan

b. Pasien terhindar dari kerusakan kulit

c. TTV tetap stabil

d. Volume cairan tetap adekuat

e. Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap

f. Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010

g. Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan haluaran)

22
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang terjadi selama masa
hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari mual dan muntah normal yang umum
dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama
trimester pertama kehamilan. Tanda dan gejala hyperemesis gravidarum adalah Mual terus
menerus, Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah mengurang, lidah
mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit
ikteris, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan
konstipasi. Penyebabnya adalah Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi
gravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan ini merupakan faktor organic, alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu
terhadap anak, faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan.

Saran

Dengan mempelajari materi hyperemesis gravidarum dan asuhan keperawatan hyperemesis


gravidarum pembaca mengetahui mampu mengaplikasikannya dalam tindakan asuhan
keperawatan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Morgan, S. R., Long, L., Johns, J., Angwin, C., Maitra, S., & Ross, J. A. (2017). Are early
pregnancy complications more common in women with hyperemesis gravidarum?. Journal of
Obstetrics and Gynaecology, 37(3), 355-357.

Riskesdas,2018.PusatDatadanInformasi.Jakarta:Kemenkes

Esti nugraheny, 2010. Asuhan kebidanan patologi, Yogyakarta. Pustaka rihama.

Mochtar,R.1998.Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi dan Patologi.Edisi 2 Jilid 1.Jakarta: EGC

Morgan,Geri,dkk.2014.Obstetri dan Ginekologi panduan praktik.Jilid 1.Jakarta: EGC.

P ro fil K e s e h a ta n R ia u , 2 0 1 8 . A n g k a K e m a tia n Ib u . (O n lin e ) d ia k s e s 1 2


Februari2019.

ProfilKesehatanKabupatenPelalawan,2018.AngkaKematianIbu.(Online) diakses12Februari2019.

24

Anda mungkin juga menyukai