Anda di halaman 1dari 5

Pemisahan Protein Plasma Dan Penentuan Kadar Protein Plasma

Prinsip :
1. Pemisahan Protein Plasma
Plasma darah mengandung albumin, fibrinogen dan bermacam-macam globulin.
Globulin beta dan alfa mengandung lipoprotein-lipoprotein, sedangkan aktivitas
imunologis dipusatkan pada globulin gama.
Ammonium sulfat mungkin merupakan garam terbaik, untuk pemisahan protein
pada umumnya. Kelarutannya yang tinggi dan tidak bereaksi. Metode tersebut tidak
dapat digunakan jika kemudian kadar proteinnya akan ditentukan dengan metode
Kjeldahl atau biuret dan Folin-Lowry. Untuk maksud tersebut sebagai gantinya dapat
digunakan natrium sulfat atau natrium sulfit.
Pengendapan pada suhu kamar lebih efektif dengan natrium sulfit, maka garam ini
digunakan dalam percobaan. Pengendapan dengan garam bukan merupakan cara
terbaik untuk penentuan berbagai protein plasma, karena banyaknya tergantung pada
keadaan lingkungan mengerjakannya, derajat keasaman (pH), suhu, pengocokan, umur
larutan garam, kecepatan penambahan garam dan waktu kontaknya protein dengan
larutan garam semuanya berpengaruh pada derajat pengendapan. Oleh karena itu ada
baiknya membandingkan hasil-hasil dari kelompok lain dengan hasil Saudara.
Untuk menguji efisiensi metode pengendapan untuk memisahkan protein plasma
dapat dikerjakan elektroforesis. Penambahan metanol pada plasma menyebabkan
pengendapan globulin-globulin, dan cara ini dapat dibandingkan dengan pemisahan
albumin dan globulin dengan pengendapan garam.

2. Penentuan Kadar Protein Plasma


Protein bersama dengan ion Cu membentuk kompleks warna biru violet pada
larutan basa. Absorbansi warna sesuai dengan konsentrasi protein.

Reagen :
1. Pemisahan Protein Plasma
a) Larutan Natrium Sulfit 12,6 g/100 ml
b) Larutan Natrium Sulfit 15,8 g/100 ml
c) Larutan Natrium Sulfit 21 g/100 ml
d) Plasma darah manusia
2. Penentuan Kadar Protein Plasma
R1 : Sodium hydroxde 80 mmol/l
Potasium sodium tartrate 12,8 mmol/l
R2 : Sodium hidroxide 100 mmol/l
Potasium sodium tartrate 16 mmol/l
Potasium iodide 15 mmol/l
Copper sulphate 6 mmol/l
Standard : 5 g/dl

Prosedur :
1. Pemisahan Protein Plasma

2. Penentuan Kadar Protein Plasma


1. Campur 4 bagian R1 dengan 1 bagian R2 sehingga disebut monoreagen. Diamkan
monoreagen 30 menit pada suhu 15-250C sebelum digunakan. Monoreagen stabil
selama 4 minggu pada suhu 280C dan 5 hari pada suhu 15-250C. Hindarkan dari
cahaya.
2. Ambil tiga tabung reaksi dan isikan seperti tabel dibawah ini

Blanko Sampel Standar


Sampel - 20 µl -
Standar - - 20 µl
Aquades 20 µl - -
Monoreagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Campur, inkubasi 5 menit pada suhu 20 – 250 C / 370 C, baca absorban pada
panjang gelombang 540 nm dalam waktu 60 menit.

Penentuan Hasil
A sampel g
Protein Total [mg/dl] = x Konsentrasi Standar [ ]
B standar dl

Interpretasi hasil
Nilai normal kadar protein plasma
Dewasa : 6,6-8,8 g/dl
Anak (1-30 hari) : 4,2-6,2 g/dl (perempuan)
4,1-6,3 g/dl (laki-laki)
Anak (1-6 bulan) : 4,4-6,6 g/dl (perempuan)
4,7-6,7 g/dl (laki-laki)
Anak (6 bulan- 1 tahun) : 5,6-7,9 g/dl (perempuan)
5,5-7,0 g/dl (laki-laki)
Anak (1 tahun-18 tahun) : 5,7-8,0 g/dl (perempuan)
5,7-8,0 g/dl (laki-laki)

HASIL PENGAMATAN

Jenis Konsentrasi Protein


No Usia A Sampel A Standar Keterangan
Kelamin Standar (g/dl) Total (g/dl)
1 P 24 0,151 0,096 5 7,8645 Normal
2 L 26 0,149 0,093 5 8,0107 Normal
3 P 55 0,164 0,091 5 9,0109 Tinggi
4 P 40 0,140 0,094 5 7,4468 Normal
5 P 35 0,120 0,093 5 6,4516 Rendah
6 L 30 0,135 0,095 5 7,1052 Normal
7 L 34 0,145 0,096 5 7,552 Normal
8 P 28 0,150 0,096 5 7,8125 Normal
Perhitungan :

A sampel g
1. Protein Total [mg/dl] = x Konsentrasi Standar [ ]
B standar dl
0,151
= x5
0,096
= 7,8645 g/dl (Normal)
A sampel g
2. Protein Total [mg/dl] = x Konsentrasi Standar [ ]
B standar dl
0,149
= x5
0,093
= 8,0107 g/dl (Normal)
A sampel g
3. Protein Total [mg/dl] = x Konsentrasi Standar [ ]
B standar dl
0,164
= x5
0,091
= 9,0109 g/dl (Tidak Normal)
A sampel g
4. Protein Total [mg/dl] = x Konsentrasi Standar [ ]
B standar dl
0,140
= x5
0,094
= 7,4468 g/dl (Normal)
A sampel g
5. Protein Total [mg/dl] = x Konsentrasi Standar [ ]
B standar dl
0,120
= x5
0,093
= 6,4516 g/dl (Tidak Normal)
A sampel g
6. Protein Total [mg/dl] = x Konsentrasi Standar [ ]
B standar dl
0,135
= x5
0,095
= 7,1052 g/dl (Normal)
A sampel g
7. Protein Total [mg/dl] = x Konsentrasi Standar [ ]
B standar dl
0,145
= x5
0,096
= 7,552 g/dl (Normal)
A sampel g
8. Protein Total [mg/dl] = x Konsentrasi Standar [ ]
B standar dl
0,150
= x5
0,096
= 7,8125 g/dl (Normal)

PEMBAHASAN

Protein total adalah kadar semua jenis protein yang terdapat dalam serum/ plasma,
terdiri atas albumin, globulin, dan lain fraksi (protein yang kadarnya sangat rendah).
Pemeriksaan protein total berguna untuk memonitor perubahan kadar protein yang disebabkan
oleh berbagai macam penyakit. Biasanya diperiksa bersama-sama dengan pemeriksaan lain,
misalnya kadar albumin, faal hati atau pemeriksaan elektroforosis protein. Rasio albumin/
glubolin diperoleh dengan perhitungan dan dapat memberikan keterangan tambahan. Kadar
protein total meningkat pada keadaan dehidrasi, multiple myeloma dan penyakit hati
menahun, merendah pada penyakit ginjal dan stadium akhir gagal hati.

Praktikum pemeriksaan total protein mempunyai tujuan untuk memeriksa kadar total
protein dalam darah dengan metode Biuret, serta menyimpulkan hasil pemeriksaan total
protein pada saat prektikum setelah membandingkannya dengan nilai normal.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, kadar total protein di dalam plasma
darah dari 8 sampel pasien rata-rata sebesar 7,6567 g/dl. Kadar total protein normal untuk
orang dewasa yaitu 6,6-8,8 g/dl. Terdapat 2 sampel dengan kadar total protein dengan
kategori abnormal yaitu 9,0109 g/dl dan 6,4516 g/dl , hasil tersebut dapat dikategorikan ke
dalam kadar tidak normal atau tinggi dan kadar rendah jika dibandingkan dengan nilai normal
kadar total protein. Sedangkan 6 sampel lainnya dikategorikan ke dalam kadar normal.

Kadar protein total memang bisa merubah tergantung pada kondisi tubuh yang
patologis sampai pada asupan makanan. Perubahan ini biasanya terjadi dalam bentuk
penurunan nilai konsentrasi dan sangat jarang terjadi yang berupa kenaikan. Perubahan
tersebut selalu terjadi sebagai perwujudan suatu kelainan fisiologis di dalam tubuh. Penurunan
kadar protein total dapat terjadi pada seseorang dengan keadaan malnutrisi, kelaparan,
penyakit hepar berat, kanker saluran gastrointestinal, gagal ginjal dan luka bakar berat.
Peningkatan kadar protein total bisa dikarenakan dehidrasi, muntah, diare, multiple myeloma,
sarkoidosis dan sindrom distres pernapasan.

Pada pemeriksaan kadar protein total di laboratorium terdapat juga beberapa faktor
yang mempengaruhi pemeriksaan. Salah satunya adalah kondisi serum yang tidak ideal
seperti lipemik, ikterik dan hemolisis. Serum ikterik adalah serum yang disebabkan karena
peningkatan konsentrasi bilirubin. Serum hemolisis adalah serum yang terjadi karena adanya
pelepasan isi intraseluler eritrosit kedalam plasma atau serum. Serum lipemik mengganggu
pemeriksaan yang menggunakan fotometri. Apabila suatu sampel terdapat warna atau
kekeruhan, akan mempengaruhi pembacaan hasil dan berakibat nilai absorban yang diperoleh
tidak menggambarkan konsentrasi sampel yang diperiksa dan menyebabkan hasil
pemeriksaan tinggi palsu atau rendah palsu.

Anda mungkin juga menyukai