a. Perilaku kerja.
Perilaku Kerja menurut Bond and Meyer (1987 : 40 ) yaitu kemampuan kerja dan
perilaku perilaku dimana hal tersebut sangat penting di setiap pekerjaan dan situasi
kerja. Sedangkan menurut Robbins (2002 : 35 dan 39 ) Perilaku kerja yaitu dimana
dalam bekerja. (Robbins menekankan pada sikap yang diambil oleh pekerja untuk
menentukan apa yang akan mereka lakukan di lingungan tempat kerja mereka).
Sedangkan menurut definisi yang lain adalah perilaku kerja merupakan kemampuan
kerja dan perilaku-perilaku dari para pekerja dimana mereka menunjukkan tindakan
b. Kinerja
Robbins (2001) menjelaskan bahwa kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh
pekerjaan dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan
bahwa, kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri. Kinerja seseorang dikatakan baik
apabila hasil kerja individu tersebut dapat melampaui peran atau target yang
ditentukan sebelumnya.
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui
Menurut Hall, penilaian kinerja merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai
kualitas kerja personel dan usaha untuk memperbaiki kerja personel dalam organisasi.
Menurut Certo, penilaian kinerja adalah proses penelusuran kegiatan pribadi personel
pada masa tertentu dan menilai hasil karya yang ditampilkan terhadap pencapaian
dilaksanakan. Ada kinerja yang dilakukan dengan baik dan ada kinerja yang
dilakukan dengan kurang baik. Penilaian terstandar ini dibagi menjadi 3 tingkatan
yaitu:
melampaui target yang ditentukan. Misalnya dalam suatu hari seorang seller
mempunyai target penjualan dimana ia harus menjual 500 kaleng susu dalam satu
hari. Namun dia berhasil menjual sebanyak 800 kaleng susu dalam sehari, maka
diselesaikan.
2) Sesuai standar. Sebuah pekerjaan diliai sesuai standar apabila kinerjanya
memenuhi target yang ditentukan. Seperti halnya ketika soerang seler berhasil
menjual 500 kaleng susu per hari sesuai dengan target yaitu 500 kaleng per hari.
3) Di bawah standar. Berbeda dengan sesuai standar dan outstanding standar, sebuah
pekerjaan dinilai di bawah standar apabila kinerjanya tidak memenuhi target yang
ditentukan. Misalnya seorang seller hanya bisa menjual sebanyak 400 kaleng susu
padahal target penjualannya 500 kaleng susu per hari. Maka kinerjanya dapat
Untuk menunjang keberhasilan dalam kinerja ada 3 komponen dalam kinerja yang
memengaruhi keberhasilannya.
Yang pertama adalah individual attribute. Ini merupakan sesuatu yang melekat pada
diri seseorang. Hal ini brkaitan juga dengan sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang
bahkan merupakan “warisan” dari kedua orang tuanya. Misalkan tentang latar
belakang
Yang kedua adalah organisational support. Dukungan dari organisasi menjadi faktor
pendukung kedua dalam pencapaian kinerja. Dukungan ini tidak hanya datang dari
fasilitas yang di sediakan oleh organisasi tersebut namun juga lingkungan kerja yang
Yang terakhir adalah willingness to perform, keinginann untuk tampil. Jika individual
attribute dan organizational support telah terpenuhi namun tidak ada keinginan untuk
menampilkan diri dalam forum maka keberhasilan tersebut tidak akan maksimal.
Perlu adanya percaya diri untuk tampil dalam forum agar tercapainya kinerja yang
maksimal.
Secara umum keterampilan manusia dapat dibagi menjadi dua yaitu: keterampilan
teknis (hard skill) dan keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Hard
seseorang yang berhubungan kepribadian diri dan kerjasama dengan orang lain. Hard
skill cenderung berkaitan dengan intelligence quotient (IQ), sedangkan soft skill
pendekatan hard skill dianggap kurang menentukan dalam meraih kesuksessan dalam
bekerja. Beberapa perusahaan saat ini lebih mensyaratkan calon karyawan yang
memiliki kepribadian dan karakter atau soft skill yang tinggi, walaupun hard skil tidak
keterampilan teknis jauh lebih mudah daripada membentuk karakter seseorang yang
beberapa orang bahwa hard skill merupakan faktor penting dalam bekerja, tetapi soft
centre menyampaikan bahwa 85% kesuksesan karir seseorang ditentukan oleh soft
Thomas J Neff dan James M Citrin (1999) dalam bukunya Lesson from The Top
mengatakan bahwa kunci sukses seseorang ditentukan pleh 90% soft skill dan hard
skill hanya berperan 10% darinya. Hal ini juga didukung oleh survey yang
dilaksanakan oleh National Association of colleague and employers, USA dari 457
Byars, Lloyd I. dan Leslie W. Rue. (2004). Human Resource Management. 8th
edition. New York: McGraw-Hill.
Ilyas Y. 2001. Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian. Jakarta: Pusat Kajian
Ekonomi Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Robbins, Stephen P Robbins. (2001). Organizational Behavior, Concepts,
Controversies, Applications. Tenth Edition. New Jersey: Prentice-Hall
International, Inc
Manara, M. U. (2014). Hard Skills dan Soft Skills pada Bagian Sumber Daya
Manusia di Organisasi Industri. JURNAL PSIKOLOGI TABULARASA, 9(01),
37-47.