Anda di halaman 1dari 13

PERSOALAN-PERSOALAN

FILSAFAT

 BERFILSAFAT BERARTI BERPIKIR


TENTANG MASALAH-MASALAH DASAR
MANUSIA.
 ILMU PENGETAHUAN PADA UMUMNYA
MEMBANTU MANUSIA DALAM MENG-
 ORIENTASIKAN DIRI DALAM DUNIA 
ORIENTASI YG SADAR, MANUSIA HARUS
TAHU LINGKUNGANNYA.
Ilmu mensistematisasikan apa yg
diketahui manusia dan meng-
organisasikan proses pencarian
pengetahuan tsb.

Tetapi Ilmu pengetahuan itu


seperti ilmu pasti, sosiologi,
ekonomi dsb secara hakiki
terbatas sifatnya.
Semua ilmu membatasi diri pada
tujuan dan bidang tertentu.

Untuk optimalisasi, ilmu-ilmu


mengkhususkan metode2nya
sesuai dengan perspektifnya,
oleh karena itu tidak mempunyai
sarana teoritis untuk menjawab
pertanyaan di luar perspektif
pendekatan masing-masing.
Ilmu yg spesifik itu tersebut
tidak menjawab pertanyaan yg
menyangkut manusia secara
keseluruhan.

Padahal pertanyaan2 itu terus


dikemukakan manusia dan
sangat penting bagi praksis
kehidupannya.
Misalnya:
Apa arti dan tujuan hidup saya?
Apa yg menjadi kewajiban saya
sebagai manusia?
Bagaimana seharusnya saya
menjalani hidup agar lebih baik
sebagai manusia?
Apa arti implikasi martabat saya dan
orang lain sebagai manusia?
Misalnya lagi:
Apa arti kebebasan dalam diri saya?
Apa arti pengetahuan bagi manusia?
Bagaimana saya dapat mengetahui
sesuatu?
Nilai-nilai apa yang saya junjung
tinggi?
Apa fungsi ilmu pengetahuan bagi
manusia?
Pertanyaan2 tsb bersifat
fundamental yang hanya
dapat dijawab secara filsafati.
Manusia berkepentingan
menjawab pertanyaan2 tsb
secara rasional dan
bertanggung jawab.
Jadi, fungsi filsafat adalah
memberikan jawaban rasional
dalam usaha manusia
memecahkan masalah2 dasar yg
dihadapinya.
Jawaban filsafat bukan jawaban
spontan.
Jawaban spontan mengandung
bahaya selera subjektif,
rasionalisasi dan kepentingan
ideologis.
Filsafat mengkritik jawaban yg
tidak memadai dan
filsafat ikut mencari jawaban yang
benar yang dapat
dipertanggungjawabkan secara
rasional.
Pertanggungjawaban rasional artinya

Setiap langkah pemikiran harus


terbuka terhadap segala
pertanyaan dan sangkalan,
harus dapat dipertahankan secara
argumentatif,
dengan argumen2 yg objektif
(dapat dimengerti secara
intersubjektif).
Sikap kritis filsafat

Hakikat filsafat adalah berpikir kritis


Filsafat mencari dan memberikan
jawaban, tetapi jawaban tsb tak pernah
abadi, maka berfilsafat itu tak pernah
selesai dan tak pernah sampai pada
akhir sebuah masalah.
Filsafat secara hakiki memerlukan dan
menyenangi debat, “bertengkar”.
Filsafat tidak pernah puas diri,
selalu bersedia bahkan senang
untuk membuka kembali
perdebatan.

Filsafat bersifat dialektis, artinya


setiap kebenaran menjadi lebih
benar dengan setiap putaran tesis-
antitesis dan antitesisnya antitesis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai