Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR PENENTU MINAT PENGGUNAAN E-COMMERCE SHOPEE

UNTUK PEMBELIAN ONLINE MENGGUNAKAN MODEL TAM


(TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL)

Disusun oleh :
Siti Nur Aeni

Dosen Pembimbing:
Tuban Drijah Herawati, SE., Ak., MM.
Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165, Malang
Email: sitinuraeni007@gmail.com

Abstrac

This study tries to examine the factors that influence the intention of using Shopee
e-commerce for online purchasing by modifiying Technology Acceptance Model
(TAM). The data are collected through a survey towards 100 students of the Faculty
of Economics and Business, University of Brawijaya, who have once used and
transacted using Shopee e-commerce and are analyzed by Partial Least Square
(PLS) ver. 3.2.3. The result of the study shows that the intention of using Shopee e-
commerce for online purchasing is influenced by perceived usefulness; whereas,
perceived easy of use and perceived security have no effect on the respondents’
intention.

Keywords: Perceived usefulnes, Perceived easy-of-use, Perceived security,


Technology Acceptance Model (TAM), Intention, E-commerce, Online
purchasing.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi minat


penggunaan e-commerce Shopee dengan menggunakan model Technology
Acceptance Model (TAM). Penelitian ini menggunakan metode survei untuk
memperoleh data. Responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang pernah
melakukan transaksi di e-commerce Shopee. Peneliti menggunakan Partial Least
Square (PLS) versi 3.2.3 untuk menguji data penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa minat penggunaan e-commerce Shopee untuk pembelian
online dipengaruhi oleh variabel persepsi manfaat (perceived usefullness)
sedangkan variabel persepsi kemudahan penggunaan (perceived easy of use) dan
persepsi keamanan tidak memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan e-
commerce Shopee untuk pembelian online .

Kata kunci: Persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, persepsi


keamanan, Technology Acceptance Model (TAM), minat, e-commerce,
pembelian online.
PENDAHULUAN

Era globalisasi membuat teknologi informasi mengalami perkembangan


yang pesat. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, masyarakat secara sadar atau
tidak sadar telah menggunakan teknologi informasi. Salah satu teknologi informasi
yang berkembang pesat adalah internet.
Pengguna Internet di Indonesia tiap tahun mengalami peningkatan yang
signifikan. Peningkatan pengguna internet di Indonesia mengakibatkan pengguna
internet mengetahui bahwa internet juga memiliki fungsi sebagai tempat jual beli
barang dan jasa. Berdasarkan Laporan Hasil Survei dari situs Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII 2016) menyatakan bahwa 130,8 juta
orang atau 98,6% mengetahui bahwa internet sebagai sarana jual beli barang dan
jasa.
Salah satu pola transaksi online yang sedang marak di indonesia adalah
transaksi belanja online di electronic commerce atau e-commerce. Keberadaan e-
commerce dalam kehidupan masyarakat memberikan banyak manfaat.salah satu
manfaat dari e-commerce adalah kemudahan dalam transaksi pembelian dimana
pun dan kapan pun tanpa terikat waktu dan tempat fisik, tanpa harus bertemu
penjual langsung. Namun, keuntungan yang diberikan dari transaksi jual beli di e-
commerce belum dapat menarik perhatian seluruh pengguna internet di Indonesia.
Hal ini didasarkan pada data survei APJII 2016 menyebutkan bahwa 63,5% atau
sekitar 84,2 juta jiwa yang pernah melakukan transaksi online.
Berdasarkan alasan tersebut, peneliti ingin meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi minat penggunaan e-commerce dengan objek penelitian e-
commerce Shopee. Berdasarkan informasi dari inet.detik.com (diakses 20 Juli
2018) Shopee menilai Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan
bisnisnya. Potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia antara lain pertama jumlah
penduduk yang besar dengan angka 250 juta jiwa, kedua memiliki lebih dari 80 juta
pengguna internet, ketiga Indonesia memiliki pasar yang besar bahkan tertinggi di
Asia Tenggara.
Shopee yang merupakan e-commerce baru berhasil mengalahkan 2 e-
commerce lama yang sudah dikenal di Indonesia yaitu Lazada dan Tokopedia.
Berdasarkan riset yang dilakukan Snapcart pada bulan Januari 2018 menyatakan
bahwa Shopee memiliki frekuensi belanja tertinggi dibandingkan e-commerce
lainnya. Shopee mendapatkan 29% responden yang menyatakan rutin berbelanja
satu kali setiap pekan, diikuti oleh Tokopedia yang mendapatkan 22% lalu diikuti
Lazada sebesar 10%.
Alasan-alasan diatas yang mendasari peneliti melakukan riset mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi minat penggunaan e-commerce Shopee. Salah
satu teori untuk mengetahui minat seseorang untuk menggunakan salah satu
teknologi adalah teori TAM (Technology Acceptance Model). Teori TAM
merupakan salah satu jenis dari model sistem informasi keprilakuan yang bertujuan
untuk menjelaskan bagaimana minat pengguna teknologi dalam menerima dan
menggunakan teknologi tersebut. Penelitian ini mengacu pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Sin et.al (2012), Meskaran et al (2013), Novianti
(2017) dan Kusumaningtyas (2016).
Sin et al (2012) melakukan penelitian tentang hubungan faktor-faktor yang
mempengaruhi minat pelanggan untuk melakukan pembelian secara online melalui
website sosial media di malaysia dengan memodifikasi model Technology
Acceptance Model (TAM). Meskaran et al (2013) dalam penelitiannya tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian online. Pembelian online dipengaruhi
oleh kepercayaan dan persepsi keamanan. Penelitian yang dilakukan Novianti
(2017) mengenai minat pembelian online di instagram. Kusumaningtyas (2016)
melakukan penelitian tentang minat penggunaan transaksi e-commerce dengan
sistem Online to Offline.
Adanya ketidakkonsistenan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu.
Penelitian Sin et al (2012) menunjukkan hasil bahwa persepsi manfaat dan persepsi
kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap minat pembelian online sedangkan
penelitian yang dilakukan Kusumaningtyas (2016) yang menyebutkan bahwa
persepsi manfaat tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan e-commerce dan
menurut penelitian yang dilakukan Novianti (2017) menyebutkan bahwa persepsi
kemudahan tidak berpengaruh terhadap minat pembelian online di Instagram.
Penelitian Meskaran et al. (2013) menyebutkan bahwa persepsi keamanan memiliki
pengaruh terhadap minat pembelian online sedangkan menurut Kusumaningtyas
(2016) menyebutkan persepsi keamanan tidak berpengaruh terhadap minat
penggunaan e-commerce dengan sistem online to offline.
Adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu yang menyebabkan isu ini
menarik untuk diteliti kembali. Peneliti akan meneliti faktor utama Technology
Acceptance Model (TAM) yaitu persepsi manfaat dan persepsi kemudahan
penggunaan dengan menambahkan faktor lain yaitu persepsi keamanan. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah objek yang digunakan untuk
penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan objek e-commerce
Shopee. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut: 1) Apakah persepsi manfaat (perceived usefulnes) berpengaruh
terhadap minat penggunaan e-commerce Shopee? 2) Apakah persepsi kemudahan
penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh terhadap minat penggunaan e-
commerce Shopee? 3)Apakah persepsi keamanan berpengaruh terhadap minat
penggunaan e-commerce Shopee?

LANDASAN TEORI
Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi
Perkembangan teknologi infomasi memiliki peran penting dalam kemajuan
sistem informasi akuntansi karena segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem
informasi mudah didapatkan. Teknologi Informasi merupakan salah satu bentuk
teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan menyediakan informasi
yang bermanfaat bagi pengguna yang berkepentingan. Teknologi informasi
memiliki fungsi untuk mengolah data yang berupa mendapatkan, memproses dan
menyimpan data dengan berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas dan efektif serta efisien. Dewi (2015) sistem informasi akuntansi
berbasis teknologi adalah sebuah sistem yang dioperasikan dengan menggunakan
teknologi sebagai basis untuk menghasilkan informasi-informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan berbagai pihak berkepentingan.

TAM (Technology Acceptance Model)


Technology Acceptance Model atau model penerimaan teknologi (TAM)
adalah model teori perilaku yang dikembangkan oleh Davis et al. (1989) dari
Theory of Reasoned Action (TRA). Menurut Hartono (2007:111), Technology
Acceptance Model (TAM) merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi
informasi yang akan digunakan oleh pemakai dari sebuah sistem informasi.
Tujuan dari Model penerimaan teknologi Technology Acceptance Model
(TAM) adalah untuk memberikan kerangka dasar dalam mengamati dan menelusuri
pengaruh faktor eksternal terhadap minat keperilakuan. Model ini dapat
menjelaskan mengenai faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan individu
terhadap suatu sistem teknologi informasi. TAM merupakan adaptasi dari Theory
of Reasoned Action (TRA) yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada
tahun 1975.

Minat
Hartono (2007:116) berpendapat bahwa minat merupakan keinginan yang
dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu hal tertentu.Seseorang akan
melakukan suatu perilaku (behavior) jika mempunyai keinginan atau niat
(behavioral intention) untuk melakukannya. Mahendra (2014) menyebutkan bahwa
minat memiliki hubungan yang kuat dengan perhatian, kesenangan, maupun
kebutuhan motivasi. Yolanda (2016) menyebutkan bahwa minat adalah suatu
perasaan suka dan tertarik pada diri seseorang akan suatu hal.

Persepsi Manfaat
Persepsi manfaat (perceived of usefulness) merupakan salah satu variabel
yang ditambahkan dalam model TRA (Theory of reasoned Action) menjadi model
TAM (Technology Acceptance Model). Menurut Hartono (2007:114), Persepsi
manfaat didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan
suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian Hung et al.(2006)
menunjukkan bahwa persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat penggunaaan
sistem informasi. Hasil penelitian Pikkarainen et al (2004) menunjukkan bahwa
persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat penggunaan online banking.
Kusumaningtyas (2016) yang menyatakan bahwa persepsi manfaat tidak
berpengaruh terhadap minat penggunaan transaksi online dengan sistem online to
offline.Berdasarkan uraian dari beberapa penelitian diatas, maka peneliti
merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut :
H1: Persepsi Manfaat berpengaruh terhadap minat penggunaan e-commerce
Shopee

Persepsi Kemudahan Penggunaan


Menurut Hartono (2007:115) menyatakan bahwa persepsi kemudahan adalah
sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan terbebas
dari suatu usaha. Hasil penelitian Sin et al. (2012) menyatakan bahwa persepsi
kemudahan berpengaruh terhadap minat pembelian melalui social media. Hung et
al. (2006) menyebutkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat
penggunaan e-goverment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi
kemudahan tidak berpengaruh terhadap minat pembelian online. Berdasarkan
uraian dari beberapa penelitian diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis
alternatif sebagai berikut
H2 : Persepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh terhadap minat
penggunaan e-commerce Shopee

Persepsi Keamanan
Menurut Suprapto (2014) Keamanan merupakan kunci utama dalam mengevaluasi
kualitas dari transakis online dimana keamanan ini mencakup perlindungan
mengenai privasi dan penipuan serta hal-hal lainnya yang melibatkan masalah
informasi keuangan dan non keuangan. Juwaheer et al (2012) menyatakan bahwa
persepsi keamanan berpengaruh terhadap pengadopsian internet banking.
Meskaran et al (2013) yang menyebutkan bahwa persepsi keamanan memiliki
pengaruh terhadap minat pembelian online. Hasil penelitian Kusumaningtyas
(2016) menunjukkan bahwa persepsi keamanan tidak berpengaruh terhadap minat
penggunaan e-commerce dengan sistem online to offline.Berdasarkan uraian dari
beberapa penelitian diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai
berikut :
H3: Persepsi Keamanan berpengaruh terhadap minat penggunaan e-
commerce Shopee.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Teknik purposive sampling. Teknik ini merupakan bagian dari teknik
nonprobability sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2012:122). Kriteria yang digunakan
dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang pernah melakukan transaksi belanja
online di Shopee. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebesar
180 sampel.
Penelitian ini menggunakan variabel independen dan variabel dependen.
Variabel dependennya adalah minat dengan menggunakan indikator pengukuran
dari Lallamahamood (2007) sedangkan variabel independennya adalah persepsi
manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan menggunakan indikator pengukuran
dari Pikkarainen et al (2004) serta persepsi keamanan menggunakan indikator
pengukuran dari Lallamahamood (2012) dan Perkins dan Annan(2012).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
Menurut Indriantoro dan Supomo (2013:152) menjelaskan bahwa, metode survei
merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan
maupun tertulis. Metode survei pada penelitian ini menggunakan kuisioner untuk
mendapatkan data yang diperlukan. Peneliti menyebarkan kuisioner dengan
menyebarkan kuisioner sendiri dan dengan bantuan perantara.
Pengujian hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini menggunakan
bantuan Partial Least Squares (PLS). Partial Least Squares (PLS) adalah teknik
statistika multivariate yang melakukan pembandingan antara dependent variable
berganda & independent variable berganda (Hartono dan Abdillah, 2015:161).
Pengujian hipotesis untuk menganalisis penelitian ini terdiri dari Evaluasi outer
model (Model Pengukuran) yang merupakan uji validitas variabel (validitas
konvergen dan validitas diskriminan), uji reabilitas dengan menggunakan metode
cronbach;s alpha dan composite reliability, Evaluasi inner model (Model
Struktural) yang menggunakan R2, dan Menggunakan nilai koefisien path atau t-
values tiap path untuk uji signifikansi antar variabel dalam model stuktural.

Analisis Data dan Hasil Penelitian


Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang yang mengetahui dan pernah
bertransaksi menggunakan e-commerce Shopee. Metode survei digunakan peneliti
untuk memperoleh data penelitian. Hal ini dilakukan dengan menyebarkan
kuisioner kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Peneliti membutuhkan waktu selama satu minggu untuk mengumpulkan data
penelitian. Peneliti menyebarkan kuisioner sejumlah 180 kuisioner kepada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Berikut hasil
perhitungan sampel.
Tabel 1
Hasil Perhitungan Sampel
Keterangan Jumlah Persentase (%)
Kuisioner yang disebar 180 100
Kuisioner yang tidak kembali 32 17,73
Kuisioner yang kembali 148 82,22
Kuisioner yang tidak dapat memenuhi kriteria 38 21,10
Kuisioner yang tidak dapat diolah 10 5,56
Kuisioner yang dapat diolah 100 55,56
Sumber: data primer (diolah)

Selanjutnya, gambaran dari demografi dari responden dijelaskan dalam tabel


berikut
Tabel 2
Demografi Responden
1. Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-Laki 34 34%
Perempuan 66 66%
2. Usia
<20 tahun 62 62%
20-25 tahun 38 38%
3. Pengalaman belanja online
<1 tahun 28 28%
1-2 tahun 42 42%
3-4 tahun 22 22%
>4 tahun 8 8%
4. Intensitas Belanja Online di e-commerce Jumlah Persentase
Shopee
1-2 kali dalam setahun 76 76%
3-5kali dalam setahun 11 11%
5-10 kali dalam setahun 7 7%
>10 kalikali dalam setahun 6 6%
Sumber : data primer (diolah)

Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)


Validitas Konvergen. variabel yang digunakan dalam penelitian ini harus memiliki
nilai AVE dan communality yang lebih besar dari 0,5 serta nilai outer loading yang
lebih besar dari 0,7 (Hartono dan Abdillah, 2015:195).dalam penelitian ini, nilai
AVE dan Communality diatas 0,5. Nilai outer loading diatas 0,7. Maka dapat
dikatakan bahwa nilai memenuhi syarat.hasil nilai validitas konvergen dapat dilihat
pada tabel 3.
Validitas Diskriminan. Penilaian validitas diskriminan diukur menggunakan
parameter hasil cross loading masing-masing indikator nilainya harus lebih dari
0,70 (Hartono dan Abdillah, 2015: 195). Nilai validitas diskriminan pada penelitian
ini telah memenuhi syarat. Hasil nilai validitas diskriminan dapat dilihat pada tabel
Tabel 3
Hasil Output AVE Instrumen Penelitian
Konstruk AVE Communality
Persepsi Manfaat 0,862 0,862
Persepsi Kemudahan Penggunaan 0,618 0,618
Persepsi Keamanan 0,755 0,755
Minat Penggunaan 0,709 0,709
Sumber : data primer (diolah)

Tabel 4
Hasil Cross Loading
Konstruk Minat Persepsi Persepsi Persepsi
Penggunaan manfaat Kemudahan Keamanan
MP1 0,965 0,779 0,639 0,540
MP2 0,952 0,778 0,668 0,568
MP3 0,865 0,339 0,365 0,536
PU1 0,531 0,727 0,456 0,410
PU2 0,780 0,846 0,637 0,529
PU3 0,736 0,828 0,563 0,496
PU4 0,480 0,829 0,760 0,557
PU5 0,340 0,702 0,689 0,503
PU6 0,576 0,775 0,738 0,758
PE1 0,520 0,688 0,801 0,605
PE2 0,574 0,701 0,905 0,622
PE3 0,417 0,639 0,837 0,481
Konstruk Minat Persepsi Persepsi Persepsi
Penggunaan Manfaat Kemudahan Keamanan
PE4 0,554 0,699 0,874 0,658
PE5 0,628 0,764 0,897 0,677
PE6 0,499 0,758 0,895 0,556
PK1 0,435 0,598 0,624 0,852
PK2 0,418 0,593 0,648 0,851
PK3 0,488 0,550 0,501 0,582
Sumber : data primer (diolah)
Keterangan; MP= Minat, PE=Persepsi Kemudahan, PU=Persepsi Manfaat,
PK=Persepsi Keamanan

Reliabilitas. Pengujian reliabilitas dengan pls menggunakan parameter cronbach’s


alfa dan composite reability. Sebuah instrumen dikatakan realibel ketika nilai
cronbach’s alfa dan composite reability 0,7 (Hartono dan Abdillah,
2015:196).Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alfa dan
composite reability.
Tabel 5
Hasil Uji Reliabilitas
Konstruk Composite Crobanch
Reability Alfa
Minat 0,949 0,920
Persepsi Manfaat 0,906 0,880
Persepsi Kemudahan Penggunaan 0,949 0,935
Persepsi Keamanan 0,880 0,795
Sumber: data primer (diolah)

Evaluasi Model Struktural (Inner Model)


R Square. nilai R2 adalah sebesar 0,594 yang memiliki arti bahwa variasi

perubahan dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sekitar

59,4%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang

digunakan. Hasil R square dan t-statistics dapat dilihat dalam Tabel 6


Tabel 6
Hasil Model Struktural

Original Sample Standard R


T Statistics
Sample Mean Deviation P Values Square
(|O/STDEV|)
(O) (M) (STDEV)
PU ->
0,790 0,800 0,124 6,374 0,000
MP
PE -> 0,09
-0,036 -0,037 0,389 0,697
MP 2
PK -> 0,10 0,594
0,015 0,009 0,139 0,889
MP 7
Sumber : data primer (diolah)
Penelitian ini menggunakan t-statistic yang dinyatakan mendukung apabila
nilainya >1,64.
a) Hipotetsis 1

Hasil t-statistik variabel persepsi manfaat terhadap minat penggunaan E-


commerce Shopee adalah sebesar 6,374 atau lebih dari 1,64 (>1,64). Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa konstruk persepsi manfaat berpengaruh terhadap
minat penggunaan e-commerce Shopee. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sin et al (2012), Pikkarainen (2004), Hung et al
(2006), dan Novianti (2017).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, persepsi manfaat
memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan e-commerce Shopee. Pengaruh
persepsi manfaat terhadap minat penggunaan e-commerce Shopee cukup tinggi
karena sebagian besar konsumen merasa bahwa berbelanja online melalui e-
commerce Shopee memberikan lebih banyak manfaat daripada kerugian yang
didapatkan konsumen.

b) Hipotesis 2

Nilai t-statistik (t-statistic) dari konstruk persepsi manfaat terhadap minat


penggunaan E-commerce Shopee adalah sebesar 0,389 atau kurang dari 1,64
(<1,64). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan
tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan E-commerce Shopee, sehingga
hipotesis 2 tidak didukung. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Pikkarainen (2004), Irmadhani (2012), dan Novianti (2017)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, persepsi kemudahan
penggunaan (perceived easy of use) tidak memiliki pengaruh terhadap minat
penggunaan e-commerce Shopee.
c) Hipotesis 3
Nilai T-statistik (t-statistic) dari konstruk persepsi manfaat terhadap minat
penggunaan E-commerce Shopee adalah sebesar 0,139 atau kurang dari 1,64
(<1,64). Berdasarkan hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa persepsi keamanan
tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan E-commerce Shopee, sehingga
hipotesis 3 tidak didukung. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Pikkarainen (2004), dan Kusumaningtyas (2016). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, persepsi keamanan tidak memiliki pengaruh terhadap minat
penggunaan e-commerce Shopee.

PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat


mempengaruhi minat penggunaan e-commerce Shopee. Peneliti melakukan
pengujian konstruk utama dari model pengembangan Technology Acceptance
Model (TAM) yaitu persepsi manfaat (perceived usefullness) dan persepsi
kemudahan penggunaan (perceived easy of use) dalam konteks minat penggunaan
e-commerce Shopee dengan menambahkan variabel persepsi keamanan sebagai
konstruk tambahan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, variabel persepsi
manfaat (perceived usefullness) berpengaruh terhadap minat penggunaan e-
commerce Shopee sedangkan persepsi kemudahan penggunaan (perceived easy of
use) dan persepsi keamanan tidak memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan
e-commerce Shopee.
Saran
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan
memperluas subjek penelitian. Bukan hanya dari kalangan mahasiswa saja, namun
juga golongan pengguna e-commerce lainnya. Selain itu, penelitian selanjutnya
diharapkan dapat menambahkan variabel-variabel lain yang kemungkinan dapat
mempengaruhi minat menggunakan e-commerce Shopee seperti variabel norma
subjektif, persepsi kepercayaan dan kontrol perilaku persepsian.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Shopee vs Tokopedia, Siapa Paling Diingat Pengguna?,


https://viva.co.id/digital/digilife/1022725-shopee-vs-tokopedia-siapa-
paling-diingat-pengguna diakses 22 Juli 2018 pk. 03.00 WIB

________, Misi Shopee di e-commerce ke Indonesia lalu kuasai Asia,


https:/inet.detik.com/inet/business/d-3054826/misi-shopee-di-e-
commerce-ke-indonesia-lalu-kuasai-asia. Diakses 20 Juli 2018 pk. 15.15
WIB

APJII. (2016), Survey penetrasi & perilaku pengguna internet Indonesia, updated
Desember 2016, https://apjii.or.id/survei2016, diakses 1 Februari 2018
pukul 23.12 WIB

APJII. (2017), Survey penetrasi & perilaku pengguna internet Indonesia, updated
Desember 2017, https://apjii.or.id/survei2017, diakses 1 Februari 2018
pukul 23.15 WIB

Dewi, B. K. (2015) Minat Keprilakuan Individu Menggunakan Sistem Online


Shopping: Pendekatan Modifikasi Technologi Acceptance Model dan
Theory Of Planned Behavior. Skripsi. Universitas Brawijaya

Hartono, J., dan Abdillah W. (2015). Partial Least Square (PLS) : alternatif
structural equation modelling (SEM) dalam penelitian bisnis.Yogyakarta
:BPFE

Hartono, J. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi

Hung, S.Y., Chang C.M., Yu, T.J. (2006). Determinants of user acceptance of the
e-Goverment service. The case of online tax Filling and Payment system.
Goverment Information Quarterly (23), pp. 97-122.

Indriantoro, N., dan Supomo, B. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk


Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE

Kusumaningtyas, D. (2016). Pengaruh Persepsi Privasi, Persepsi Keamanan,


Persepsi Kepercayaan, Persepsi Risiko, Persepsi Kegunaan dan Persepsi
Kemudahan Terhadap Minat Penggunaan Transaksi E-commerce dengan
Sistem online to offline. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang

Lallamahamood, M. (2007). An Examination of Individuals Perceived Security and


Privacy of the Internet in Malaysia and the Influence of this on their
Intention to use E-commerce: Using An Extension of the Technology
Acceptance Model. Journal of Internet Banking and Commerce, vol. 12,
No.3.
Mahendra, T. (2014). Minat Individu Terhadap Penggunaan Mobile Banking :
Pendekatan Modified Technology Acceptance Model (TAM) dan Theory of
Planned Behavior (TPB). Skripsi. Universitas Brawijaya Malang

Meskaran, F., Ismail, Z., dan Shanmugam, B. (2013). Online Purchase intention:
Effect of Trust and Security Perception. Australian Journalof Basic and
Applied Sciences, 7 (6), 307-315

Novianti, A.M. (2017) “Faktor Penentu Minat Penggunaan Instagram Untuk


Pembelian Online Menggunakan Theory Acceptance Model (TAM). E-
proceeding of Management. Vol. 4. No.2

Pikkarainen, T., Pikkarainen, K., Karjaluoto, H. And Pahnila, S. (2004). Customer


Acceptance of Online Banking : An Extension of The Technology
Acceptance Model. Internet research. Vol. 14 (3); 224-235

Perkins, E, D,. Dan Annan, J. 2013. Factor Affecting the Adoption Of Online
Banking in Ghana: Implications for Bank Managers. Internasional Journal
of Bussiness and Social Research, Vol. 3, No. 6.

Sin, S. S., Nor, K. M., dan Al-agaga, A. M. (2012) Factors Affecting Malaysian
Young Consumers Online Purchase Intention in Social Media Websites.
Social and Behavioral Sciences, 40, 326-333

Suprapto, F. M. (2014). Pengaruh Persepsi Keamanan web dan Kesesuaian


Lifestyle Terhadap Minat Penggunaan Internet Banking: Technology
Acceptance Model yang Di modifikasi. Skripsi. Universitas Brawijaya
Malang

Yolanda, A. (2014). Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan,


Kenyamanan dan Norma Subjektif Terhadap Minat Menggunakan
Electronic Commerce (E-Commerce). Skripsi. Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai