Anda di halaman 1dari 6

DASAR HUKUM PENGELOLAAN LIMBAH B3

Oleh : Setiyono*

Abstrak
Berbagai jenis limbah industri B3 yang tidak memenuhi baku mutu yang dibuang
langsung ke lingkungan merupakan sumber pencemaran dan perusakan
lingkungan. Untuk menghindari kerusakan tersebut perlu dilaksanakan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Salah satu
komponen penting agar program tersebut dapat berjalan adalah dengan
diberlakukannya peraturan perundang-undangan lingkungan hidup sebagai dasar
dalam menjaga kualitas lingkungan. Dengan diberlakukannya peraturan tersebut
maka hak, kewajiban dan kewenangan dalam pengelolaan limbah oleh setiap
orang, badan usaha maupun organisasi kemasyarakatan dijaga dan dilindungi oleh
hukum.

Kata kunci : Limbah B3, Peraturan Pengelolaan Limbah B3.

1. PENDAHULUAN Untuk menghindari terjadinya


kerusakkan lingkungan tersebut perlu
Pembangunan sebagai upaya sadar dilaksanakan pembangunan berkelanjutan
dalam mengolah dan memanfaatkan sumber yang berwawasan lingkungan hidup
daya alam untuk meningkatkan kemakmuran berdasarkan kebijaksanaan nasional yang
rakyat, baik untuk mencapai kemakmuran terpadu dan menyeluruh dengan
lahir maupun untuk mencapai kepuasan batin. memperhitungkan kebutuhan generasi masa
Adanya kegiatan pembangunan yang kini dan generasi masa depan. Salah satu
semakin meningkat sebagai upaya komponen penting agar pelaksanaan
peningkatan kesejahteraan hidup selalu pembangunan sesuai dengan dasar-dasar
mengandung resiko pencemaran dan kebijaksanaan dan berwawasan lingkungan
perusakkan lingkungan hidup, sehingga adalah dengan diberlakukannya peraturan
struktur dan fungsi dasar ekosistem yang perundang-undangan lingkungan hidup
menjadi penunjang kehidupan dapat rusak. sebagai landasan dalam pelaksanaan
Oleh karena itu, penggunaan sumber daya operasional di lapangan. Dengan
alam harus selaras, serasi, dan seimbang diberlakukannya peraturan perundang-
dengan fungsi lingkungan hidup. undangan tersebut akan dapat memberikan
Arah pembangunan jangka panjang petunjuk operasional dan dapat menghindari
Indonesia adalah pembangunan ekonomi terjadinya konflik kepentingan yang
dengan bertumpukan pada pembangunan berseberangan.
industri. Berkembangnya industri disamping
akan menghasilkan produk-produk yang 2. PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
bermanfaat bagi masyarakat juga akan MENURUT UNDANG-UNDANG PEME-
membawa dampak negatif terhadap RINTAH DAERAH
lingkungan hidup di sekitarnya. Salah satu
dampak tersebut adalah dihasilkannya limbah Menurut UU Nomor 22 Tahun 1999
buangan. Berbagai jenis limbah buangan tentang Pemerintah Daerah, maka
yang tidak memenuhi standar baku mutu Pemerintah Daerah berwenang mengelola
limbah merupakan sumber pencemaran dan sumber daya nasional yang tersedia di
perusakan lingkungan yang utama. wilayahnya dan bertanggung jawab dalam
Lingkungan yang telah tercemar dan memelihara kelestariannya. Untuk
rusak, akan menimbulkan dan meningkatkan mengantisipasi berlakunya UU Nomor 22
biaya eksternalitas yang harus ditanggung Tahun 1999 tersebut, Kantor Menteri Negara
oleh masyarakat. Kondisi demikian rawan Lingkungan Hidup/Bapedal telah merumuskan
sekali terhadap resiko timbulnya konflik interpretasi kewenangan pengelolaan
sosial, yang pada akhirnya akan mengancam lingkungan hidup menurut U.U tersebut.
kelestarian dari industri itu sendiri.

72 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.2, No. 1, Januari 2001 : 72-77


Secara umum, kewenangan pe- (C). Kewenangan Kabupaten/Kota terdiri dari:
ngelolaan lingkungan hidup dapat dibedakan • Perencanaan pengelolaan lingkungan
menjadi tiga kelompok, yaitu: hidup;
• Kewenangan Pusat • Pengendalian pengelolaan lingkungan
• Kewenangan Propinsi hidup;
• Kewenangan Kabupaten/Kota. • Pemantauan dan evaluasi kualitas
lingkungan;
(A). Kewenangan Pusat terdiri dari kebijakan • Konservasi seperti pelaksanaan
tentang : pengelolaan kawasan lindung dan
• Perencanaan nasional dan pengenda- konservasi, rehabilitasi lahan dsb.
lian pembangunan secara makro; • Penegakan hukum lingkungan hidup;
• Dana perimbangan keuangan seperti • Pengembangan SDM pengelolaan
menetapkan dan alokasi khusus untuk lingkungan hidup.
mengelola lingkungan hidup;
• Sistem administrasi negara seperti 3. MISI, STRATEGI, PROGRAM DAN
menetapkan sistem informasi dan PRINSIP-PRINSIP DALAM
peraturan perundang-undangan di PENGELOLAAN LIMBAH B3
bidang pengelolaan lingkungan hidup;
• Lembaga perekonomian negara 3.1. Limbah Bahan Berbahaya dan
seperti menetapkan kebijakan usaha Beracun (Limbah B3)
di bidang lingkungan hidup;
• Pembinaan dan pemberdayaan Yang dimaksud dengan limbah B3
sumber daya manusia; disini adalah “setiap limbah yang
• Teknologi tinggi strategi seperti mene- mengandung bahan berbahaya dan /atau
tapkan kebijakan dalam pemanfaatan beracun yang karena sifat dan /atau
teknologi strategi tinggi yang menim- konsentrasinya dan /atau jumlahnya, baik
bulkan dampak; secara langsung maupun tidak langsung
• Konservasi seperti menetapkan dapat merusak dan /atau mencemarkan
kebijakan pengelolaan lingkungan lingkungan hidup dan /atau membahayakan.”
hidup kawasan konservasi antar Dampak yang ditimbulkan oleh limbah
propinsi dan antar negara; B3 yang dibuang langsung ke lingkungan
• Standarisasi nasional; sangat besar dan dapat bersifat akumulatif,
• Pelaksanaan kewenangan tertentu sehingga dampak tersebut akan berantai
seperti pengelolaan lingkungan dalam mengikuti proses pengangkutan (sirkulasi)
pemanfaatan sumber daya alam lintas bahan dan jaring-jaring rantai makanan.
batas propinsi dan negara, rekomen- Mengingat besarnya resiko yang ditimbulkan
dasi laboratorium lingkungan dsb. tersebut maka pemerintah telah berusaha
untuk mengelola limbah B3 secara
(B). Kewenangan Propinsi terdiri dari : menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan.
• Kewenangan dalam bidang pemerin-
tahan yang bersifat lintas Kabupaten / 3.2. Misi Pengelolaan Limbah B3
Kota;
Mengurangi dan mencegah semaksi-
• Kewenangan dalam bidang tertentu,
mal mungkin ditimbulkannya limbah B3 dan
seperti perencanaan pengendalian
mengolah limbah B3 dengan tepat sehingga
pembangunan regional secara makro,
tidak menyebabkan terjadinya pencemaran
penentuan baku mutu lingkungan
lingkungan dan terganggunya kesehatan
propinsi, yang harus sama atau lebih
manusia.
ketat dari baku mutu lingkungan
nasional, menetapkan pedoman teknis
3.3. Strategi Pengelolaan Limbah B3
untuk menjamin keseimbangan
lingkungan yang ditetapkan dalam
1. Mempromosikan dan mengembangkan
rencana tata ruang propinsi dan
teknik minimisasi limbah melalui teknologi
sebagainya.
bersih, penggunaan kembali, perolehan
• Kewenangan dekonsentrasi seperti
kembali, dan daur ulang.
pembinaan AMDAL untuk usaha atau
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat.
dan kegiatan di luar kewenangan
pusat.

Dasar Hukum Pengelolaan Limbah B3, (Setiyono) 73


3. Meningkatkan kerjasama antar instansi, (1) Undang-undang Republik Indonesia
baik di pusat, daerah maupun inter- Nomor 23 Tahun 1997 Tentang
nasional, dalam pengelolaan limbah B3. Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Melaksanakan dan mengembangkan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
peraturan perundang-undangan yang ada. 1999 tentang Pengelolaan Limbah
5. Membangun Pusat-pusat Pengolahan Berbahaya dan Beracun
Limbah Industri B3 (PPLI-B3) di wilayah (3) Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun
yang padat industri. 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999
3.4. Program Pengelolaan Limbah B3 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya
dan Beracun
1. Pantaatan dan Penegakan Hukum. (4) Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor
2. Inventarisasi dan Pemantauan Limbah B3 KEP-68/BAPEDAL/05/1994 tentang Tata
3. “Clean Up Program” lokasi tercemar. Cara Memperoleh Izin Penyimpanan,
4. Minimisasi Limbah. Pengumpulan, Pengoperasian Alat
5. Sistem Tanggap Darurat (sistem informasi, Pengolahan, Pengolahan, dan
sistem tanggap darurat, dan peraturan Penimbunan Akhir Limbah Bahan
perundang-undangannya). Berbahaya dan Beracun
6. Peningkatan Kesadaran Masyarakat. (5) Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor
7. Mengadakan Pelatihan-pelatihan. KEP-01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata
Cara dan Persyaratan Teknis
3.5. Prinsip-prinsip Pengelolaan Limbah Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah
B3 Bahan Berbahaya dan Beracun
(6) Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor
1. “POLLUTION PREVENTION PRINCIPLE” KEP-02/BAPEDAL/09/1995 tentang
(Upaya meminimasi timbulan limbah). Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan
2. “POLLUTER PAYS PRINCIPLE” Beracun
(Pencemaran harus membayar semua (7) Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor
biaya yang diakibatkannya). KEP-03/BAPEDAL/09/1995 tentang
3. “CRADLE TO GRAVE PRINCIPLE” Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah
Pengawasan mulai dari dihasilkan sampai Bahan Berbahaya dan Beracun
dibuang/ditimbunnya limbah B3 (8) Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor
4. Pengolahan dan penimbunan limbah B3 KEP-04/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata
diusahakan dilakukan sedekat mungkin Cara Persyaratan Penimbunan Hasil
dengan sumbernya. Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas
5. “NON DESCRIMINATORY PRINCIPLE” Pengolahan, dan Lokasi Bekas
(Semua limbah B3 harus diberlakukan Penimbunan Limbah Bahan Berbahaya
sama di dalam pengolahan dan dan Beracun
penanganannya. (9) Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor
6. “SUSTAINABLE DEVELOPMENT” KEP-05/BAPEDAL/09/1995 tentang
(Pembangunan berkelanjutan). Simbol dan Label Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
4. P.P. TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH (10) Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor
B3 KEP-02/BAPEDAL/01/1998 tentang Tata
Laksana Pengawasan Pengelolaan
4.1. Latar Belakang Diperlukannya P.P Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Limbah B3 di Daerah.
(11) Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor
1. Kesadaran dan pengetahuan tentang KEP-03/BAPEDAL/01/1998 tentang
pengelolaan limbah B3 masih rendah. Program Kemitraan Dalam Pengelolaan
2. Dampak penting yang diakibatkan oleh Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
limbah B3 terhadap lingkungan dan (12) Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor
manusia. KEP-04/BAPEDAL/01/1998 tentang
3. Agar prinsip pengelolaan limbah B3 Penetapan Prioritas Propinsi Daerah
berjalan dengan baik dan terkoordinasi. Tingkat I Program Kemitraan Dalam
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
4.2. Peraturan Perundang-undangan Ten- dan Beracun.
tang Pengelolaan Limbah B3

74 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.2, No. 1, Januari 2001 : 72-77


4.3. Ketentuan-ketentuan Dalam P.P 4. Tatacara penimbunan limbah B3 dan
Limbah B3 pemantauan dampak lingkungan harus
memenuhi ketentuan BAPEDAL.
A. Kewajiban Bagi Penghasil Limbah B3 5. Membantu pengawas dalam pelaksanaan
pengawasan.
1. Wajib mengolah limbah B3 6. Mempunyai Sistem Tanggap Darurat.
2. Wajib menyimpan limbah B3 sebelum
dikirim ke Pengolah dengan waktu D. Kewajiban Bagi Pengangkut Limbah B3.
penyimpanan paling lama 90 hari.
3. Menyediakan tempat penyimpanan 1. Pengankut harus memiliki izin usaha
limbah B3 sesuai pedoman yang pengangkutan limbah B3 dari Instansi
ditetapkan BAPEDAL. yang berwenang.
4. Melakukan analisa limbah B3-nya dan (Instansi yang berwenang memberikan izin
mempunyai catatan jenis dan jumlah di atas setelah mendapat rekomendasi dari
limbah B3 yang dihasilkan. BAPEDAL).
5. Melakukan pelaporan mengenai 2. Kendaraan/alat angkut yang digunakan
pengelolaan limbah B3 sekurang- untuk mengankut limbah B3 harus
kurangnya setiap 6 bulan sekali kepada memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
BAPEDAL. Instansi yang berwenang.
6. Memberikan label pada kemasan limbah 3. Wajib memiliki dokumen muatan dan
B3-nya. dokumen limbah B3.
7. Mengisi dokumen limbah B3 sebelum 4. Dokumen di atas harus diserahkan kepada
diangkut ke Pengumpul/Pengolah. pengumpul dan pengolah.
8. Membantu pengawas/BAPEDAL dalam 5. Membantu Pengawas dalam pelaksanaan
melaksanakan pengawasan. pengawasan.
9. Harus mempunyai sistem tanggap 6. Mempunyai Sistem Tanggap Darurat.
darurat dan melaksanakannya bila terjadi
keadaan darurat. E. Ketentuan Peralihan

Ketentuan Lain : 1. Apabila saat ini Penghasil limbah B3 yang


1. Dapat menjadi pengumpul apabila telah melakukan penimbunan limbah B3
memenuhi persyaratan sebagai dan tidak memenuhi persyaratan seperti
pengumpul. dalam peraturan ini maka wajib melakukan
2. Dapat menjadi pengolah apabila pembersihan dan pemulihan lingkungan.
memenuhi persyaratan sebagai 2. Bila penghasil tidak melakukan
pengolah. pembersihan/pemulihan lingkungan,
3. Dapat mengekspor limbah B3 sebagaimana dimaksud no. 1 di atas,
dengan rekomendasi BAPEDAL. maka Bapedal dapat melaksanakan atau
meminta pihak ketiga untuk melakukan hal
B. Kewajiban Bagi Pengumpul Limbah B3 tersebut dengan biaya dibebankan kepada
Penghasil/Pencemar.
1. Memiliki lokasi pengumpulan limbah B3 3. Orang atau Badan Usaha yang telah
dan memenuhi ketentuan dari BAPEDAL. melakukan pengumpulan atau pengolahan
2. Beroperasi setelah mendapat ijin dari limbah B3 wajib meminta Izin ke Bapedal
BAPEDAL. paling lambat 30 April 1995.
3. Membantu pengawas dalam pelaksanaan
pengawasan. F. Hal-hal Yang Dilarang
4. Mempunyai Sistem Tanggap Darurat.
1. Pembuangan limbah B3 langsung ke
C. Kewajiban Bagi Pengolah Limbah B3 lingkungan.
2. Impor limbah B3.
1. Melakukan AMDAL. 3. Ekspor limbah B3 kecuali mendapat
2. Mempunyai fasilitas pengolahan dan/atau persetujuan tertulis dari Pemerintah
penimbunan limbah B3 yang memenuhi negara penerima dan Pemerintah
ketentuan dari BAPEDAL. Indonesia (Bapedal).
3. Mendapat Ijin dari BAPEDAL. 4. Pengenceran limbah B3.

Dasar Hukum Pengelolaan Limbah B3, (Setiyono) 75


b. Melakukan inventarisasi Badan Usaha
G. Sanksi yang menghasilkan limbah B3;
c. Inventarisasi Badan Usaha yang
1. Sanksi Pidana, memanfaatkan limbah B3;
2. Sanksi Administratif, d. Inventarisasi Badan Usaha yang
3. Sanksi Pemulihan Lingkungan. melakukan pengolahan dan penimbunan
limbah B3;
5. PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI e. Membantu BAPEDAL dalam
(B3) OLEH PEMERINTAH pemantauan terhadap Badan Usaha
yang diberikan ijin pengelolaan limbah
Untuk mencapai sasaran dalam B3 oleh BAPEDAL;
pengelolaan limbah perlu di buat dan f. Memberikan teguran peringatan pertama
diterapkan suatu sistem pengelolaan yang terhadap kegiatan/usaha yang tidak
baik, terutama pada sektor-sektor kegiatan mentaati ketentuan dalam pengelolaan
yang sangat berpotensi menghasilkan limbah limbah B3 dan teguran berikutnya serta
B3. Salah satu sektor kegiatan yang sangat penerapan sanksi oleh BAPEDAL;
berpotensi menghasilkan limbah B3 adalah g. Melaporkan kepada BAPEDAL cq.
sektor industri. Sampai saat ini sektor industri Direktorat Pengelolaan Limbah B3,
merupakan salah satu penyumbang bahan mengenai lokasi penimbunan dan
pencemar yang terbesar di kota-kota besar di pembuangan limbah B3 di daerah yang
Indonesia yang mengandalkan kegiatan tidak memenuhi ketentuan
perekonomiannya dari industri. Untuk Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
menghindari terjadinya pencemaran yang pengelolaan limbah B3 yang telah
ditimbulkan dari sektor industri, maka dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah ini
diperlukan suatu sistem yang baik untuk harus dilaporkan ke BAPEDAL cq. Direktorat
melakukan pengawasan dan pengelolaan Pengelolaan Limbah B3, untuk tujuan
limbah industri, terutama limbah B3-nya. pengelolaan limbah B3 secara terpadu di
Pengawasan limbah B3 adalah suatu Indonesia.
upaya yang meliputi pemantauan penataan
persyaratan serta ketentuan teknis dan B. Pengelolaan Limbah Industri (B3) Oleh
administrative oleh penghasil, pemanfaat, Pemda Tingkat I
pengumpul, pengolah termasuk penimbun
limbah B3. Sedangkan yang dimaksud Pengawasan pelaksanaan pengelola-
pemantauan di sini adalah kegiatan an limbah B3 yang dilakukan oleh Pemerintah
pengecekan persyaratan-persyaratan teknis- Daerah Tingkat I meliputi:
administratif oleh penghasil, pengumpul, a. Penghasil limbah B3 yang berpotensi
pemanfaat, pengolah termasuk penimbun mengakibatkan pencemaran yang
limbah B3. melintasi lintas batas Tingkat II,
Sesuai dengan UU Nomor 22 Tahun pengawasannya menjadi tugas dan
1999 tentang Pemerintah Daerah dan tanggung jawab Pemda Tingkat I.
Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor KEP- b. Mengkoordinasikan pemasyarakatan
02/BAPEDAL/01/1998 tentang Tata Laksana peraturan tentang pengelolaan limbah B3
Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan kepada Dinas Lingkungan Hidup Tingkat II
Berbahaya dan Beracun di Daerah, maka (Bapedalda Tingkat II) di wilayah yang
pengawasan dalam pelaksanaan pengelolaan bersangkutan.
limbah B3 dapat dikelompokkan kedalam tiga c. Penghasil limbah B3 yang berpotensi
kewenangan, yaitu kewenangan Pemerintah mengakibatkan pencemaran yang
Daerah Tingkat II, kewenangan Pemerintah melintasi lintas batas Tingkat I,
Daerah Tingkaat I dan kewenangan Bapedal. pengawasannya menjadi tugas dan
tanggung jawab Bapedal Wilayah.
A. Pengelolaan Limbah Industri (B3) Oleh
Pemda Tingkat II C. Pengelolaan Limbah Industri (B3) Oleh
BAPEDAL
Pengawasan dalam pelaksanaan
pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh Pengawasan pelaksanaan pengelola-
Pemerintah Daerah Tingkat II meliputi: an limbah B3 yang dilakukan oleh BAPEDAL /
a. Memasyarakatkan peraturan tentang Bapedal Wilayah meliputi:
pengelolaan limbah B3;

76 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.2, No. 1, Januari 2001 : 72-77


a. Mengkoordinasikan pemasyarakatan pera- kewenangan dan kewajiban dalam
turan tentang pengelolaan limbah B3; pengelolaan limbah B3 setiap orang,
b. Mengkoordinasikan pemberian bimbingan badan usaha maupun organisasi
teknis, laboratorium dan penjelasan pedo- kemasyarakatan dilindungi oleh hukum.
man-pedoman pengelolaan limbah B3;
c. Mengkoordinasikan pemberian bimbingan DAFTAR PUSTAKA
teknis dan penjelasan pengisian formulir
tata cara permohonan ijin pengelolaan 1. UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang
limbah B3 kepada Pemerintah Daerah; Pemerintah Daerah, Bapedal, 1999.
d. Atas permintaan Direktorat Pengelolaan 2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
Limbah B3, membantu Direktorat 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah B3 dalam upaya Berbahaya dan Beracun, Bapedal 1999.
pemantauan pelaksanaan perizinan 3. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun
pengelolaan limbah B3 bersama-sama 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan
Direktorat Pengelolaan Limbah B3; Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang
e. Membantu Direktorat Pengelolaan Limbah Pengelolaan Limbah Berbahaya dan
B3 dalam upaya pemantauan terhadap Beracun, Bapedal 1999.
masuknya limbah B3 di pelabuhan
setempat atas permintaan Direktorat Bea RIWAYAT PENULIS
dan Cukai.
Setiyono, lahir di Sukoharjo, 1 September
6. KESIMPULAN 1967, lulus dari Universitas Diponegoro –
Semarang, jurusan Teknik Kimia tahun 1993.
1. Limbah industri (B3) merupakan salah 1993 Bekerja di Pabrik Kertas PT. Pindo Delli
satu sumber pencemaran utama di kota- Pulp and Paper Mills - Kerawang, tahun 1994
kota yang mengandalkan kegiatan bekerja di BPPT. Menyelesaikan pendidikan
ekonomi di sektor industri. S2 di bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam
2. Dengan diberlakukannya peraturan dan Lingkungan di IPB – Bogor tahun 2001.
perundang-undangan lingkungan hidup, Saat ini bekerja pada kelompok Pengelolaan
maka pengelolaan limbah B3 dapat Air Bersih dan Limbah Cair, Pusat Pengkajian
dimonitor dengan baik. dan Penerapan Teknologi Lingkungan (P3TL),
3. Dengan peraturan perundang-undangan BPP Teknologi.
pengelolaan limbah, maka hak,

Dasar Hukum Pengelolaan Limbah B3, (Setiyono) 77

Anda mungkin juga menyukai