“PEMANFAATAN MIKROORGANISME
SACCHAROMYCES CEREVISIAE
Disusun Oleh :
Diantara bahan dasar pembuatan tapai yang sering digunakan adalah beras
ketan baik yang hitam maupun yang putih. Tapai dari beras ketan inilah yang
paling banyak dijumpai di toko-toko makanan maupun di Super Market.
Namun demikian juga belum diketahui apakah ada perbedaan kandungan
etanol dalam tapai yang dihasilkan pada pembuatan dengan kedua macam
beras ketan tersebut, sehingga dalam penelitian ini akan dipelajari perbedaan
kandungan etanol dalam tapai yang dihasilkan dari bahan dasar beras ketan
hitam dan putih dan dengan menggunakan beberapa macam pembungkus yang
berbeda yaitu dengan daun, plastik dan gelas (Sutanto, 2006).
Beras, ketan, jagung dan ketela pohon, dapat digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan tapai. Bahan-bahan tersebut dikukus hingga matang,
dihamparkan ditampah dan setelah dingin dibubuhi ragi, kemudian campuran
itu ditaruh dalam belangga, ditutup dengan daun pisang dan disimpan dalam
tempat yang sejuk. Tak lama kemudian berkhamirlah karena daya kerja
organismeorganisme yang terdapat dalam ragi (Heyne, 1987 dalam Berlian,
2016).
V. CARA KERJA
3. Ragi tape curah yang dibeli dipasar biasanya dalam butiran besar
atau kepingan. Ragi tape dipotong menjadi 2 bagian lalu
dihaluskan dengan cara memasukkan ke dalam kantong plastik
dan dipukul dengan sendok.
4. Ragi halus dibungkus dengan kain perca.
4. Ragi tape curah yang dibeli dipasar biasanya dalam butiran besar
atau kepingan. Ragi tape dipotong menjadi 2 bagian lalu
dihaluskan dengan cara memasukkan ke dalam kantong plastik
dan dipukul dengan sendok.
VII. PEMBAHASAN
Tapai merupakan hasil dari proses fermentasi dari bahan-bahan yang
mengandung karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu. Dalam proses
fermentasi yang melibatkan aktifitas mikroorganisme ini terjadi proses
pengubahan karbohidrat menjadi etanol, sehingga bahan makanan hasil fermentasi
menjadi lebih enak rasanya (Sutanto, 2006).
Tapai mempunyai rasa sedikit manis dengan sedikit rasa alkohol dan
aroma semerbak yang khas. Tekstur lunak dan berair serta mengasilkan cairan
yang merupakan efek dari efek fermentasi. Rasa manis pada tapai dipengaruhi
oleh kadar gula dari tapai itu sendiri (Santosa, 2010).
Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh
khamir Saccharomyces cerivisiae. Khamir ini memiliki kemampuan dalam
mengubah karbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol dan
karbondioksida. Aspergillus bekerja untuk menyederhanakan amilum, sedangkan
Saccharomyces sp dan Candida sp mengubah gula yang dihasilkan dari
penguraian pati oleh Aspergillus menjadi alkohol dan zat organik lainnya. Alkohol
kemudian diubah menjadi asam cuka oleh Acetobacter.
Sel Saccharomyces cerevisiae dapat tumbuh pada medium yang
mengandung air gula dengan konsentrasi tinggi. Saccharomyces cerevisiae
merupakan golongan khamir yang mampu memanfaatkan senyawa gula yang
dihasilkan oleh mikroorganisme selulotik untuk pertumbuhannya. Spesies ini
dapat memfermentasikan berbagai karbohidrat dan menghasilkan enzim invertase
yang bisa memecah sukrosa menjadi glukosa dan frukosa serta dapat mengubah
glukosa menjadi alcohol dan karbondioksida sehingga banyak digunakan dalam
industri pembuatan bir, roti ataupun anggur. Fardiaz (1992)
Tape juga memiliki keunggulan seperti adanya kandungan vitamin A,
vitamin B1, vitamin B12, kalsium, dan fosfor di dalamnya. Selain itu, tape yang
merupakan makanan fermentasi juga mengandung banyak bakteri baik. Proses
fermentasi singkong menjadi tape dipercaya dapat menghilangkan kadar zat
beracun seperti sianida yang terkandung di dalam tape. Di samping racun yang
hilang, mikroorganisme yang ada dalam ragi justru membantu mengikat vitamin
dan mineral yang ada pada singkong.
Manfaat tape antara lain, baik untuk pencernaan, sumber karbohidrat yang
baik, mengontrol tekanan darah, mencegah anemia, memelihara otot dan saraf,
nutrisi bagi tulang dan sendi, meningkatkan racun dalam tubuh, meningkatkan
gairah seksual.
Proses persiapan alat
dan Proses
perendaman
Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada
di dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong
akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.
Berlian, Z. (2016). Uji Kadar Alkohol Tapai Ketan Putih Singkong Melalui
Fermentasi dengan Dosis Ragi yang Berbeda. Jurnal Biota. 2(1): 17- 29 hal
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2008). Biologi Edisi Kedelapan
Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
Rukmana, Rahmat. Yuniarsih dan Yuyun. (2001). Aneka Olahan Ubi Kayu.
Yogyakarta: Kanisius
Santosa, A., dan Prakosa, C. (2010). Karakteristik Tapai Buah Sukun Hasil
Fermentasi Penggunaan Konsentrasi Ragi Yang Berbeda. Jurnal
Agrointek. 22 (73): 92-120 hal
Sutanto dan Teja D. (2006). Studi Kandungan Etanol Dalam Tapai Hasil
Fermentasi Beras Ketan Hitam Dan Putih. Jurnal Gradien. 2(1): 43-77 hal
Winarno, F.G. (1999). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.unhas.a
c.id/index.php/jppa/article/view/6531/3597&ved=2ahUKEwjagqXlpMTvAhU9IbcA
HVHODskQFjADegQICxAC&usg=AOvVaw0pyn40ub3nJNJXirRLNYS5.
Diakses pada 23 Maret 2021 Pukul 08.00 WIB
https://www.merdeka.com/sumut/ketahui-cara-pembuatan-tape-singkong-dan-
manfaatnya-bagi-kesehatan-kln.html.
Diakses pada 23 Maret 2021 Pukul 21.00 WIB
X. LAMPIRAN
Tabel deskripsi hasil pengamatan tape ketan dan singkong pada hari ke-3
Hal yang Tape Tape ketan
No
diamati singkong hitam
Tekstur Lembut Agak
1
lembek
Warna Kekuningan Ungu
2
kehitaman
Rasa Manis Sedikit
3
manis
4 Kadar alcohol* ++ ++
*kadar alkohol: (+) sedikit (++) sedang (+++) tinggi
Proses pemotongan
singkong
Proses perebusan
singkong
Proses
pencucian
Proses penyaringan
ragi ke singkong