2905 7584 1 SP
2905 7584 1 SP
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara cerita rakyat dan
kemampuan komunikasi untuk perkembangan moral anak 7-8 tahun di Bekasi.
Penelitian ini menggunakan metode percobaan faktorial. Sampel penelitian ini
didapatkan melalui dua langkah, teknik cluster sampling dan sample random
sampling. Sampel percobaan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 SDIT Al
Manar sedangkan kelas kontrol adalah siswa kelas 2 SDIT Al Husna. Data
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner untuk kemampuan komunikasi dan
tes lisan untuk pengetahuan perkembangan moral. Berdasarkan analisis data,
sehingga dapat disimpulkan bahwa (1) perkembangan moral anak-anak 7-8 tahun
yang diberikan kisah fantasi modern lebih tinggi dari perkembangan moral yang
diberikan cerita rakyat tradisional, (2) terdapat interaksi antara dongeng dengan
kemampuan komunikasi melalui perkembangan moral anak-anak 7-8 tahun, (3)
perkembangan moral anak-anak 7-8 tahun yang memiliki komunikasi yang lebih
tinggi dan kisah fantasi yang diberikan modern lebih tinggi dibandingkan kelompok
anak yang diberi cerita rakyat tradisional , (4) perkembangan moral anak-anak 7-8
tahun yang memiliki komunikasi yang lebih rendah dan diberikan yang modern kisah
fantasi yang sama dengan kelompok anak yang diberi cerita rakyat tradisional.
Abstract
This research is done in order to find out the influence between folk tale and
communication ability to the moral development of 7-8 years old children in Bekasi.
This research spent 3 month since early august until October using experimental
factorial 2X2 method with treatment by level. Sample of this research is gotten
through two step, cluster sampling technique and simple random sampling.The
experiment class in this research was 2nd grade students of SDIT Al Manar while
the comparing class or control class was the 2nd grade students of SDIT Al Husna.
The data is collected using questioner for communication ability and oral test for
moral development knowledge. Based on the analysis of data,thus it can be
concluded that (1) moral development of 7-8 years old children that is given modern
fantasy tale is higher than moral development that is given traditional folk tale, (2)
there is interaction between folk tale with communication ability through moral
development of 7-8 years old children, (3) moral development of 7-8 years old
children that have higher communication and given modern fantasy tale is higher
than a group of children that is given traditional folk tale, (4) moral development of
44
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
7-8 years old children that have lower communication and given modern fantasi
tale is same with a group of children that is given traditional folk tale.
45
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
46
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
berisi tentang masyarakat, sejarah, rna yang membuat anak tertarik untuk
fenomena alami serta harapan untuk memperhatikan pendongeng. Pendon-
perubahan. geng yang mendongeng tanpa mengu-
Menurut Einon (2006) dongeng nakan media terkadang sulit mengua-
adalah cerita yang berisi kisah-kisah sai pendengar dongeng karena terkad-
menakutkan, seperti ibu tiri yang jahat, ang kurang menarik perhatian anak
anak-anak yang dipanggang dalam untuk tetap mendengarkan cerita (Al-
oven, dan serigala yang buas. Meski Qudsy , dkk, 2007).
demikian cerita-cerita tersebut disukai Menurut Al Qudsy dan Nurhida-
anak-anak kar-ena memberikan yah (2010) terdapat beberapa hal yang
kesempatan kepada anak untuk perlu diperhatikan saat mendon-geng
berimajinasi dengan meng-gambarkan diantaranya, yaitu : (1) Cerita har-us
peristiwa-peristiwa terseb-ut ke dalam sesuai dengan tahapan perkem-bangan
khayalan. Dengan demi-kian, dapat anak, (2) Mengandung unsur nilai-
disimpulkan bahwa dong-eng adalah nilai pendidikan dan hiburan, (3)
cerita khayal baik itu dalam bentuk usahakan selalu tercipta suasana gem-
tertulis maupun oral yang sudah ada bira saat mendongeng, (4) Bahasa ha-
sejak dulu. Dongeng di sam-paikan rus sederhana, sesuai tingkat penge-
secara turun-temurun. Cerita dalam tahuan anak, (5) Pendongeng mengha-
dongeng berkisah tentang keb-aikan yati benar isi cerita yang dibawakan
melawan kejahatan. Kisah dalam dan meresapi seluruh bagian dari cer-
dongeng biasanya menceritakan tenta- ita yang didongengkan, (6) Selalu men-
ng masyarakat, sejarah, fenomena ala- gamati perkembangan reaksi emosi
mi dan perjuangan terhadap harapan pada diri anak tetap mempertahankan
untuk sebuah perubahan. kesan menyenangkan, (7) Kata-kata
Menurut Ralibi (2008) cara yang diucapkan harus jelas tidak
mendongeng dibedakan menjadi dua, seperti bergumam, (8) Melibatkan an-
yaitu 1) mendongeng tanpa alat peraga, ak-anak secara aktif dalam cerita yang
2) Mendongeng dengan alat peraga. didongengkan, (9) Pendongeng beru-
Mendongeng dengan alat adalah dong- saha menjaga kerahasiaan jalan cerita
eng yang dilakukan dengan mengguna- agar anak tetap terpusat pada tiap
kan berbagai alat peraga atau properti adegan, 10) Durasi dongeng disesu-
sebagai penunjang cerita seperti, buku aikan dengan situasi dan kemampuan
cerita, boneka tangan, dan lain seba- anak dalam mendengarkan dongeng.
gainya. Sedangkan mendongeng tanpa Menurut Al-Qudsy, Nurhidayah,
alat tidak menggunakan alat peraga dan Nur’ain (2007) dongeng memi-liki
dan pendongeng hanya mengandalkan beberapa manfaat, diantaranya : (1)
ekspresi, mimik wajah, intonasi serta dapat mengembangkan daya imajinasi
suara-suara yang ditirukan pendon- anak, (2) dapat meningkatkan kemam-
geng mengikuti suara aslinya. puan berbahasa bagi anak usia dini, (3)
Dongeng yang dapat menarik pe- sebagai penumbuh dan pengembang
rhatian anak akan dengan mudah di- nilai-nilai moral dalam diri anak, (4)
serap oleh sensor memori untuk ke- Pembentuk karakter positif dalam diri
mudian diteruskan ke memori jangka anak, (5) sebagai penghibur dan penye-
pendek dan akhirnya ke dalam memori mbuh luka trauma psikologis bagi
jangka panjang. Seperti penggunaan anak, (6) meningkatkan konsentrasi
media ketika mendongeng dapat me- anak, (7) merangsang rasa ingin tahu
mbuat anak tertarik untuk memper- anak, (8) penumbuh dan mengemban-
hatikan pendongeng ketika bercerita, gkan minat baca pada anak, (9) merek-
karena terdapat benda-benda menarik atkan dan menghangatkan hubungan
perhatian anak dengan bentuk dan wa- antara orang tua dan anak.
47
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
48
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
49
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
50
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
51
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
Moral itu sifat dasar yang diajar- operasi konkret (7-11 tahun), (c) formal
kan di sekolah-sekolah dan manusia operasional (11-12 tahun). Anak usia 7-
harus mempunyai moral jika ia ingin 8 tahun berada pada tahap penelaran
dihormati oleh sesamanya. Moral perkembangan moral operasi konkret.
adalah nilai keabsolutan dalam kehi- Tahap perkembangan Moral me-
dupan bermasyarakat secara utuh. nurut Piaget (2007) (a) Moralitas
Penilaian terhadap moral diukur dari heteronom (usia 4-7 tahun), (b) Tra-
kebudayaan masyarakat setempat. nsisi (7-10 tahun), (c) Moralitas Oton-
Moral adalah perbuatan/tingkah laku- om (10 tahun keatas). Anak usia 7-8
/ucapan seseorang dalam ber interaksi tahun berada pada tahap transisi, yaitu
dengan manusia. Apabila yang dila- tahap peralihan dari pemikiran bahwa
kukan seseorang itu sesuai dengan aturan-aturan tentang baik-buruk di-
nilai rasa yang berlaku di masyarakat buat mutlak oleh orang dewasa dan
tersebut dan dapat diterima serta Tuhan sehingga tidak seorangpun bisa
menyenangkan lingkungan masyara- merubah menjadi pemikiran bahwa
katnya, maka orang itu dinilai mempu- aturan-aturan tersebut hanya alat yang
nyai moral yang baik, begitu juga dibuat secara kooperatif dengan orang
sebaliknya. Moral adalah produk dari dewasa.
budaya dan Agama (2005,www.zooba. Selain Piaget terdapat seorang
com). tokoh perkembangan moral, yakni
2. Perkembangan Moral Anak Kohlberg (1997) yang menyatakan
Usia 7-8 Tahun bahwa perkembangan moral memiliki
Perkembangan moral adalah uku- tiga tahapan. Tahapan ini merupakan
ran tinggi rendahnya moral seseorang. penyempurnaan dari teori tahapan
Moral seseorang dianggap mengalami perkembangan menurut Dewey dan
perkembangan jika mengalami peruba- Piaget. Tahapan tersebut terdiri dari
han kearah kualitas mengenai kemam- tiga bagian yang di tiap-tiap bagian
puan anak yang memiliki perhatian tersebut memiliki fase-fase berbeda.
terhadap peraturan-peraturan dan ko- Tahapan tersebut diantaranya adalah :
nvensi-konvensi tentang hal-hal yang (a) Pra konvensional, (b) Konvensio-
harus dilakukan dalam interaksi anak nal, dan (c) Pasca Konvensional.
dengan orang lain (1997). Perke- Anak usia dini khususnya usia 7-
mbangan moral memiliki tiga fase. 8 tahun, menurut Kohlberg berada
Tiga Fase perkembangan moral menu- pada tahap prakonvensional dan murni
rut Santrock diantaranya : (a) Pikiran, memandang diri sendiri dalam bentuk
(b) Aksi, (c) Perasaan. egosentris atau keakuan. Pada tahap
Perkembangan moral memiliki ini anak memfokuskan diri pada
beberapa Dimensi. Dimensi Perkemba- konsekuensi langsung dari tindakan
ngan Moral menurut Papalia (2008) yang anak rasakan sendiri. Sebagai
adalah sebagai berikut : (a) intra- contoh, tindakan akan dianggap salah
personal, (b) interpersonal. Intrape- secara moral bila orang yang melaku-
rsonal yaitu moral yang berhubungan kan kesalahan mendapatkan hukuman.
dengan mengatur aktivitas seseorang Semakin keras hukuman semakin
terhadap diri orang tersebut. Interpe- salah perbuatan. Anak belum memaha-
rsonal yaitu moral yang mengatur inte- mi bahwa sudut pandang orang lain
raksi sosial dan penyelesaian konflik. berbeda dengan cara anak memaknai
Perkembangan moral pada anak usia moral (otoriterisme). Sikap otoriter ini
dini memiliki beberapa tahapan. Tahap juga ditandai dengan perilaku benar
Penalaran perkembangan moral menu- menurut anak adalah perilaku yang
rut Piaget (2007) (a) Tahap Pra paling diminati dan semua tindakan
Operasi Konkret (2-7 tahun), (b) tahap dilakukan untuk diri sendiri.
52
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
53
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
54
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
55
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
56
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
57
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
Santrock, John
W.2007.Perkembangan
Anak.Jakarta : Erlangga, 2007.
Suprapto, Tommy.2006.Pengantar
Teori Komunikasi.Yogyakarta :
Media Pressindo.
58