Anda di halaman 1dari 28

TANGGAL: 19 November 2020

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


SEMESTER 113
TEGANGAN PERMUKAAN I

Nama : Husna Ashlihatul Latifah


NRM : 1307620072

Nilai Laporan Awal Nilai Laporan Akhir Nilai Akhir

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Jakarta
2020

1
PERCOBAAN V
TEGANGAN PERMUKAAN I

A. Tujuan
1. Memahami adanya gaya-gaya pada permukaan zat cair atau antara batas
dengan bahan lain.
2. Menentukan besar tegangan permukaan zat cair.
3. Memahami definisi dari tegangan permukaan zat cair.
4. Memahami prinsip percobaan tegangan permukaan.
5. Mengetahui hubungan antara panjang benang dengan nilai tegangan
permukaan yang didapat.

B. Alat dan Bahan


Alat:
Bahan:
1. Dua buah batang gelas yang sama panjang 1. Air sabun
2. Benang
3. Kertas millimeter
4. Pipa U

C. Teori Dasar
1
Dua batang gelas AB dan CD dibuat sama panjangnya dan saling dihubungkan
dengan dua utas benang AC dan BD.seperti pada gambar 1. di bawah ini.

Gambar 1. Tegangan Permukaan 1

1
Tim Dosen Fisika Dasar. Panduan Praktikum V: Tegangan Permukaan I. (2014): 16-18.

2
Jika kedua batang gelas yang telah dihubungkan dengan benang dicelupkan
ke dalam air sabun maka setelah diangkat, terjadi selaput antara ABCD, dimana AC
dan BD tidak tegak lurus. Lihat kedudukan benang sebelum dicelupkan yaitu A-E-C
dan B-F-D. Sementara itu, kedudukan setelah dicelupkan adalah A-G-C dan D-H-B.
Dengan meletakkan kertas milimeter di belakang selaput secara vertikal, maka yang
terjadi adalah bagian terkecil G-H dapat diukur dan setelah selaput dipecahkan, E-F
dapat dibaca.
Misalkan tegangan tali pada G dan A adalah Dyne. Massa benang dan
selaput dapat diabaikan CD. Berat dari sistem di bawah garis horizontal E-F ialah
mg, gaya ini ditahan oleh tegangan tali dan tegangan selaput, sehingga didapat
persamaan berikut.
2N + 2ℽ GH = mg (1)

Misalkan P dan Q merupakan 2 buah titik yang berdekatan pada salah satu tali dan
jari-jari lengkungan dari garis lengkung PQ adalah r, sedangkan sudut yang
dibentuk antara PQ dan pusat lengkungan adalah θ, Iihat gambar 2.

Gambar 2. Pusat lengkungan TP 1

Sudut POQ dan PQ = r θ. Karena berat benang dapat diabaikan dan tegangan
selaput sabun selalu tegak lurus benang, maka gaya normal N untuk sembarang
tempat pada benang adalah tetap. Tegangan pada benang sepanjang PQ adalah
N.sinθ yang sebanding dengan tegangan permukaan sabun sepanjang PQ yang
besamya 2ℽPQ (arahnya O ke P). Jadi, persamaan tersebut adalah sebagai berikut.
N.sin θ = 2ℽPQ (2)
Untuk θ yang kecil menjadi:
N = 2ℽr (3)
Karena N dan T konstan, maka r juga konstan, jadi AC dan BD setelah terjadi
selaput sabun membentuk lingkaran. Dengan mensubtitusikan persamaan (3) pada
persarmaan (1) dan bila jarak G-H diketahui adalah c, maka persamaan (1) dapat
dituliskan:

3
21c + 4ℽr = mg (4)

Buktikan

L2 1
r= + (b−c) (5)
4( b−c) 4

Di mana L adalah jarak lurus AC pada saat terjadi selaput. Dengan demikian:
mg
ℽ= (6)
2(c +2 r )

2
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair
untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau
kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya
lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan
sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair
mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat silet
menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tampak silet itu
berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair dengan
tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil
mungkin.
Beberapa gejala tegangan permukaan yang sering kita jumpai adalah pada sebuah
pipet (penetes obat cair) akan mengeluarkan fluida setetes demi setetes dan tidak
mengalir, sebatang jarum yang diletakkan dipermukaan air tidak akan tenggelam dan
lalat yang hinggap pada permukaan airpun tidak tenggelam. Tegangan permukaan zat
cair pada pipa kapiler dipengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Adhesi menyebabkan zat
cair yang dekat dengan dinding naik. Sedangkan kohesi menyebabkan zat cair yang
ada di tengah ikut naik. Naiknya zat cair dalam pipa diimbangi oleh berat air itu
sendiri.

2
Yulianto, Eko, et al. "Menentukan Tegangan Permukaan Zat Cair." SPEKTRA: Jurnal
Kajian Pendidikan Sains 2.2 (2016): 176-186.

4
Q

Gambar 3. Tegangan Permukaan

Tegangan permukaan suatu cairan berhubungan dengan garis gaya tegang yang
dimiliki permukaan cairan tersebut. Gaya tegang ini berasal dari gaya tarik kohesi
(gaya tarik antara molekul sejenis) molekul-molekul cairan. Gambar 3 melukiskan
gaya kohesi yang bekerja pada molekul P (di dalam cairan dan molekul Q (di
permukaan). Molekul P mengalami gaya kohesi dengan molekul-molekul
disekitarnya dari segala arah, sehingga molekul ini berada pada keseimbangan
(resultan gaya nol). Namun, molekul Q tidak demikian. Molekul ini hanya mengalami
kohesi dari partikel di bawah dan di sampingnya saja. Resultan gaya kohesi pada
molekul ini ke arah bawah (tidak nol). Gaya-gaya resultan arah ke bawah akan
membuat permukaan cairan sekecil-kecilnya. Akibatnya permukaan cairan menegang
seperti selaput yang tegang. Keadaan ini dinamakan tegangan permukaan.
3
Uang logam diletakkan diatas sendok garpu dan dengan pelan-pelan
dimasukkan ke dalam air. Terlihat bahwa uang logam tidak tenggelam walaupun
massa jenisnya lebih basar aripada massa jenis zat cair
Hal ini bukan berarti hukum archimides yang menjelaskan keberadaan benda
dalam zat cair yang terapung bahwa massa jenis benda lebih kecil daripada zat cair
(αb< αa), adalah salah. Akan tetapi tidak tenggelamnya uang logam lebih dikarenakan
adanya tegangan permukaan.
Di dalam air, setiap molekul air saling menarik dengan molekul sejenisnya
sehingga menghasilkan gaya yang seimbang. Sementara di permukaan, si molekul air
tidak memiliki teman di sisi atas. Yang ada hanyalah molekul udara. Kondisi ini
mengakibatkan jumlah gaya tidak lagi menjadi seimbang, melainkan ada semacam
gaya yang menarik air ke dalam secara merata dan permukaan air menjadi seolah-
olah lebih tebal dari lapisan di bawahnya. Inilah yang menyebabkan tegangan
permukaan yang cukup kuat untuk menahan uang logam untuk tidak tenggelam.
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk
3
Jumini, S. (2015). “Pengaruh Tegangan Permukaan Diselat Gibraltar Berdasarkan
Surat Arrahman Ayat 19-20.” Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
UNSIQ, 2(2), 106-113.

5
menegang sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi
oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Molekul cairan biasanya saling tarik
menarik. Di bagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-
molekul lain di setiap sisinya; tetapi di permukaan cairan, hanya ada molekul-
molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas
Tidak ada molekul cairan lainnya. Karena molekul cairan saling tarik menarik
satu dengan lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang
berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul cairan yang terletak dipermukaan
ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada
permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah. Karena adanya gaya
total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung
memperkecil luas permukaannya, dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang
menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis
yang tipis yang dikenal sebagai tegangan permukaan.
4
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk
menambah luas dari permukaan isotermal dan reversibel dengan jumlah satuan.
Tegangan permukaan (γ) adalah dinyatakan sebagai energi permukaan per satuan luas
dan alternatif sebagai gaya per satuan panjang (Ebnesajjad dan Ebnesajjad, 2013).
Tegangan permukaan cairan dapat diukur secara langsung dan dinyatakan dalam
satuan usaha atau energi per satuan area (erg/cm2), yang kemudian menjadi dyne/cm
(erg/ cm2 = dyne; cm/ cm2 = dyne/cm).
Secara teknis tegangan permukaan adalah kekuatan kontraktil yang cenderung
menyusutkan permukaan dan bekerja di sekeliling permukaan. hal ini yang
dimaksudkan dalam pembahasan tentang tegangan permukaan cairan. Semua batas
fasa memiliki sifat seperti ini, tidak hanya permukaan cairan, bagaimanapun juga
bukti tersebut lebih jelas untuk diperuntukkan pada permukaan cairan. Tegangan
permukaan sifat dari antarmuka antara dua fase, sedangkan sudut kontak
menggambarkan tepi batas dua fase dimana juga dibatasi oleh fase ketiga. Dua fase
harus ditentukan untuk menggambarkan tegangan permukaan, sedangkan fase ketiga
diperlukan untuk menggambarkan sudut kontak (Hiemenz dan Rajagopalan, 1997).
Tegangan permukaan polimer dapat dibagi menjadi 2 komponen, polar (γp) dan
dispersi (γd), untuk menjelaskan jenis kekuatan daya tarikan pada antarmmuka.
Komponen polar terdiri dari berbagai interaksi molekul polar termasuk ikatan
4
Syahara, Muhammad Alwi. Pengukuran Sudut Kontak Untuk Mengetahui Polaritas
Cairan Sebagai Bahan Modul Praktikum Tegangan Permukaan. Diss. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, 2016, 22-23.

6
hidrogen, energi dipol, dan energi induksi, sedangkan komponen dispersi muncul dari
atraksi dispersi London (Ebnesajjad dan Ebnesajjad, 2013). Tegangan permukaan
dapat menimbulkan bentuk tetesan pada cairan. Pada cairan murni seperti ilustrasi
pada Gambar 4, tiap molekul di dalam jumlah besar ditarik sama ke segala arah oleh
molekul cair sebelahnya (tetangga), sehingga gaya total adalah nol. Namun, untuk
molekul yang berada dipermukaan tidak memiliki molekul tetangga di segala arah
untuk memberikan gaya total yang seimbang, sebaliknya mereka ditarik ke dalam
oleh molekul tetangga dalam sehingga menciptakan tekanan internal. Sebagai
akibatnya, cairan dengan sendirinya mengikat area permukaannya untuk
mempertahankan energi bebas terendah (Yuan dan Lee, 2013).

Gambar 4. Ilustrasi tegangan permukaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan daya pada
permukaan molekul cairan (Yuan dan Lee, 2013)

D. Langkah Kerja
1. Menimbang berat batang gelas kaca beberapa kali dan mencatat hasilnya.
2. Menghubungkan 2 batang gelas yang sama panjangnya dengan dua utas benang
seperti gambar 1 dengan panjang benang 4 kali jarak ikatan pada batang kaca.
3. Mengukur jarak antara kedua benang dengan bantuan kertas milimeter.
4. Mencelupkan kedua batang gelas kaca yang telah dihubungkan dengan benang
pada air sabun, lalu mengangkat batang kaca tersebut dengan memegang salah
satu batang kaca tersebut dan mendekatkan batang kaca pada kertas milimeter
yang tersedia. Mengatur agar jarak antara kedua lengan serta jarak antara kedua
batang kaca yang terjadi dapat diukur dengan teliti.Mencatat hasil pengukuran
saudara.
5. Melakukan langkah ke (2) dan (4) dengan mengganti panjang benang (lebih
panjang dari percobaan sebelunmya)
6. Penggantian panjang benang sebanyak 3 kali perubahan.
7. Mengganti air sabun yang telah digunakan dengan air sabun baru (air sabun
dingin & air sabun hangat). Kemudian mengulangi langkah ke (2) dan ke (4).
8. Melakukan pengamatan sebanyak 10 kali untuk masing-masing kondisi (jangan
lupa mencatat temperatur tiap sebelum dan sesudah percobaan).

E. Pertanyaan Awal

7
Soal:
1. Buktikan persamaan (5) dan (6)!
2. Jelaskan perbedaan mekanisme pertambahan luas permukaan antar selaput
sabun yang direnggangkan dengan karet yang ditarik.
3. Jelaskan mengapa silet atau jarum dapat terapung di atas permukaan air
4. Jika anda mempunyal suatu pipa pegas yang lubangnya sangat kecil dan
ujungnya anda masukkan ke dalarn air maka air akan naik ke dalarn pipa.
Jelaskan bagaimana hal ini bisa terjadi.

Jawaban:
1. Persamaan 5:

1 2 1
r 2= ( ) [( )
2
L + r − ( b−c )
2 ]
2
2 1 2 2 1 1
r = L +r −2 r . ( b−c ) + ( b−c )
2 2 4
1 2 1
L + (b−c)2
4 4
r ( b−c )=
(b−c )

L2 1
r= + (b−c)
4( b−c) 4

Persamaan 6:
2 N +2GH =mg
N . sinθ=2 γPQ
Jika θ kecil, maka:
N=2 γr
Jika GH = c

maka 2 N +2 γGH =mg

2 ( 2 γr ) +2 γc=mg

4 γr+ 2 γc=mg

2 γ ( 2 r +c )=mg

8
mg
γ=
2(c +2 r )

2. Pada mekanisme pertambahan luas permukaan selaput sabun disebabkan oleh


gaya kohesi. Pada gelembung sabun terdapat dua selaput tipis pada permukaan
yang membuat selaput menyusut dan cenderung memperkecil luas permukaan.
Sementara itu, pada mekanisme pertambahan luas karet disebabkan oleh gaya
pegas. Saat karet ditarik dengan kencang, luas permukaannya bertambah
sehingga gaya yang diberikan makin besar. Pertambahan luas permukaan pada
karet merata sedangkan pada selaput sabun tidak merata.

3. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya tegangan permukaan pada air. Massa
jenis silet dan jarum lebih besar daripada massa jenis air. Menurut hukum
Archimedes, kedua benda ini seharusnya tenggelam. Namun, kedua benda
tersebut tidak tenggelam karena adanya tegangan permukaan pada air. Tegangan
permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair di permukaan zat
cair. Di bagian dalam cairan, sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain, tetapi
di permukaan cairan tidak ada molekul lain yang mengelilingi sebuah molekul
itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul ke
bawah jika molekul dinaikkan ke permukaan. Sebaliknya, jika molekul di
permukaan cairan ditekan ke bawah, molekul bagian bawah permukaan akan
memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas. Gaya pemulih inilah yang dapat
menopang jarum dan silet tetap berada di permukaan air.

4. Kenaikan air pada pipa kecil (pipa kapiler) tersebut disebabkan oleh adanya
tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan
pipa. Selain itu, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel air
dengan pipa lebih besar daripada kohesi antarpartikel lainnya.

9
F. Data Pengamatan
Suhu air sabun = 280 C 

Massa batang kaca 1 Massa batang kaca 2
(gram) (gram)
5,1 3,14
5,14 3,14
5,14 3,1
5,14 3,3
5,14 3,14

a. Percobaan I
Jarak ikatan = 6 cm 
Panjang benang (2 x jarak ikatan) = 12 cm 

Batang kaca 1 
G-H (mm) A-C/B-D (cm)
4,4 11,5
4,5 11,5
4,3 11,4
4,3 11,4
4,3 11,5
 
Batang kaca 2 
G-H (mm) A-C/B-D (cm)
4 11,2
4 11,2
3,9 11,5
4 11,6
4 11,5
 

b. Percobaan II

10
Jarak ikatan = 5 cm 
Panjang benang (2 x jarak ikatan) = 10 cm 
 
Batang kaca 1 
G-H (mm) A-C/B-D (cm)
4,6 9,5
4,6 9,5
5,8 9,3
5,8 9,3
4,6 9,5

Batang kaca 2 
G-H (mm) A-C/B-D (cm)
8,2 9
8,2 9
8,3 9
8,2 9
9,8 8,9

G. Pengolahan Data
1. Data Tunggal  Percobaan I
a. Suhu air sabun (T) b́ = 6 cm
T́ = 28ºC
1
∆ b= nst
1 2
∆ T = nst
2
1
¿ ×0,1
1 2
¿ ×1
2
¿ 0,05 cm
¿ 0,5 ºC
∆b
KSR= ×100 %
∆T b́
KSR= ×100 %
T́ 0,05
¿ ×100 %
0,5 6
¿ ×100 %
28 ¿ 0,833 % (4 AP )
¿ 1,79 %( 3 AP) b=( b́ ± ∆ b )
T =( T́ ± ∆ T ) ¿ ( 6 ± 0,05 ) cm
¿ ( 28 ± 0,5 ) ºC
 Percobaan II
b́ = 5 cm
b. Jarak ikatan (b, satuan cm)

11
1 ∆l
∆ b= nst KSR= × 100 %
2 ĺ
0,05
1 ¿ ×100 %
¿ ×0,1 12
2
¿ 0,417 % (4 AP)
¿ 0,05 cm l=( ĺ ± ∆ l )
∆b ¿ ( 12± 0,05 ) cm
KSR= ×100 %

0,05  Percobaan II
¿ ×100 %
5 ĺ = 10 cm
¿ 1 %(3 AP)
1
b=( b́ ± ∆ b ) ∆ l= nst
2
¿ ( 5 ±0,05 ) cm
1
¿ ×0,1
2
c. Panjang benang (l, satuan cm)
 Percobaan I ¿ 0,05 cm
ĺ = 12 cm
∆l
KSR= × 100 %
1 ĺ
∆ l= nst
2 0,05
¿ ×100 %
10
1
¿ ×0,1 ¿ 0,5 % (4 AP)
2
l=( ĺ ± ∆ l )
¿ 0,05 cm ¿ ( 10 ±0,05 ) cm

12
2. Data Majemuk
a. Massa batang kaca 1 (m, ∑ m = 15,82 =3,164 g
ḿ=
satuan gram) n 5
no m m2 1
∆ m= √ n ∑ m 2−¿ ¿ ¿ ¿¿
1 5,1 26,01 n
2 5,14 26,4196 1 5 ( 50,0788 )−(15,82)
2

3
4
5,14
5,14
26,4196
26,4196
¿
5 √
¿ 0,0348712g
5−1

5 5,14 26,4196 ∆m
KSR= × 100 %
∑ 25,66 131,688 ḿ
0,0348712
∑ m = 25,66 =5,132 g ¿ ×100 %
ḿ= 3,164
n 5
1 ¿ 1,11 % ( 3 AP )
∆ m= √ n ∑ m 2−¿ ¿ ¿ ¿¿
n
2
m=( ḿ ± ∆ m )
1 5 ( 131,688 )−(25,66)
¿
5 √
¿ 0,00663325g
5−1 ¿ ( 3,164 ± 0,0348712 ) g

∆m
KSR= × 100 %
ḿ c. Panjang G-H (c, satuan cm)
 Percobaan I, batang kaca 1
0,00663325
¿ ×100 %
5,132 no c c2
1 0,44 0,1936
¿ 0,129 % ( 4 AP )
2 0,45 0,2025
m=( ḿ ± ∆ m ) 3 0,43 0,1849
4 0,43 0,1849
¿ ( 5,132± 0,00663325 ) g
5 0,43 0,1849
∑ 2,18 0,9508
b. Massa batang kaca 2 (m,
satuan gram) ∑ c = 2,18 =0,436 cm
ć=
no m m2 n 5
1 3,14 9,8596 1
∆ c= √ n ∑ c 2−¿ ¿ ¿ ¿ ¿
2 3,14 9,8596 n
3 3,1 9,61 1 5 ( 0,9508 ) −(2,18)
2

4
5
3,3
3,14
10,89
9,8596
¿
5 √
¿ 0,004 cm
5−1

∑ 15,82 50,0788 ∆c
KSR= × 100 %

13
0,004
¿ × 100 %
0,436
 Percobaan II, batang kaca 1
¿ 0,917 % ( 4 AP )
no c c2
c= ( ć ± ∆ c )
1 0,46 0,2116
¿ ( 0,436 ± 0,004 ) cm 2 0,46 0,2116
3 0,58 0,3364
4 0,58 0,3364
 Percobaan I, batang kaca 2
5 0,46 0,2116
no c c2 ∑ 2,54 1,3076
1 0,4 0,16
2 0,4 0,16
ć=
∑ c = 2,54 =0,508 cm
3 0,39 0,1521 n 5
4 0,4 0,16 1
∆ c= √ n ∑ c 2−¿ ¿ ¿ ¿ ¿
5 0,4 0,16 n
2
∑ 1,99 0,7921 1 5 ( 1,3076 ) −(2,54)
¿
5 √
¿ 0,0293939 cm
5−1

ć=
∑ c = 1,99 =0,398 cm ∆c
n 5 KSR= × 100 %

1
∆ c= √ n ∑ c 2−¿ ¿ ¿ ¿ ¿
n 0,0293939
¿ ×100 %
1 5 ( 0,7921 )−(1,99)
2 0,508
5
¿
¿ 0,002cm
√ 5−1 ¿ 5,79 % ( 3 AP )

∆c c= ( ć ± ∆ c )
KSR= × 100 %

¿ ( 0,508 ± 0,0293939 ) c
0,002
¿ ×100 %
0,398
 Percobaan II, batang kaca 2
¿ 0,503 % ( 4 AP )
no c c2
c= ( ć ± ∆ c )
1 0,82 0,6724
¿ ( 0,398 ± 0,002 ) cm 2 0,82 0,6724
3 0,83 0,6889
4 0,82 0,6724
5 0,98 0,9604
∑ 4,27 3,6665

14
∑ c = 4,27 =0,854 cm 0,0244949
ć= ¿ ×100 %
n 5 11,46
1
∆ c= √ n ∑ c 2−¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ 0,214 % ( 4 AP )
n
2 ´ ± ∆ ab )
ab=( ab
1 5 ( 3,6665 )−(4,27)
5
¿

¿ 0,0315595 cm
5−1 ¿ ( 11,46 ± 0,0244949 ) cm

∆c
KSR= × 100 %
ć  Percobaan I, batang kaca 2

0,0315595 no ab ab2
¿ ×100 %
0,854 1 11,2 125,44
¿ 3,69 % ( 3 AP ) 2 11,2 125,44
3 11,5 132,25
c= ( ć ± ∆ c ) 4 11,6 134,56
¿ ( 0,854 ± 0,0315595 ) cm 5 11,5 132,25
∑ 57 649,94

d. Panjang A-B/C-D (dimisalkan


´ ∑ ab = 57 =11,4 cm
ab=
ab, satuan cm) n 5
 Percobaan I, batang kaca 1 1
∆ ab= √ n ∑ ab2−¿ ¿ ¿ ¿ ¿
no ab ab2 n
2
1 5 ( 649,94 )−(57)
1
2
3
11,5
11,5
11,4
132,25
132,25
129,96
¿
5 √ 5−1
¿ 0,083666 cm
4 11,4 129,96 ∆ ab
KSR= ×100 %
´
ab
5 11,5 132,25
∑ 57,3 656,67 0,083666
¿ ×100 %
11,4

´ ∑ ab = 57,3 =11,46 cm
ab= ¿ 0,734 % ( 4 AP )
n 5
1 ´ ± ∆ ab )
ab=( ab
∆ ab= √n ∑ ab2−¿ ¿ ¿ ¿ ¿
n
¿ ( 11,4 ± 0,083666 ) cm
2
1 5 ( 656,67 ) −(57,3)
5
¿
√ 5−1
¿ 0,0244949 cm
∆ ab
KSR= ×100 %
´
ab

15
¿ ( 9,42 ±0,0489898 ) cm

 Percobaan II, batang kaca 2

no ab ab2
 Percobaan II, batang kaca 1
1 9 81
no ab ab2 2 9 81
1 9,5 90,25 3 9 81
2 9,5 90,25 4 9 81
3 9,3 86,49 5 8,9 79,21
4 9,3 86,49 ∑ 44,9 403,21
5 9,5 90,25
∑ 47,1 443,73
´ ∑ ab = 44,9 =8,98 cm
ab=
n 5
ab 1
´ ∑ = 47,1 =9,42 cm
ab= ∆ ab= √ n ∑ ab2−¿ ¿ ¿ ¿ ¿
n 5 n
2
1 1 5 ( 403,21 ) −(44,9)
∆ ab= √n ∑ ab2−¿ ¿ ¿ ¿ ¿
n
1 5 ( 443,73 )−(47,1)
2
¿
5
¿ 0,02 cm
√ 5−1

¿
5 √ 5−1
¿ 0,0489898 cm
KSR=
∆ ab
´
ab
×100 %

∆ ab
KSR= ×100 % 0,02
´
ab ¿ ×100 %
8,98
0,0489898 ¿ 0,222 % ( 4 AP )
¿ ×100 %
9,42
´ ± ∆ ab )
ab=( ab
¿ 0,521 % ( 4 AP )
´ ± ∆ ab ) ¿ ( 8,98 ± 0,02 ) cm
ab=( ab

H. Analisis Perhitungan
1. Percobaan I, batang kaca 1
Diketahui:
 l : 12 cm  ∆ c : 0,004 cm
 ∆ l : 0,05 cm  m : 5,132 g
 b : 6 cm  ∆ m : 0,00663325 g
 ∆ b : 0,05 cm  g : 1000 cm/s2
 c : 0,436 cm

16
a. Mencari nilai r
l2 1
r= + (b−c)
4( b−c) 4

122 1
r= + (6−0,436)
4(6−0,436) 4
r =7,86117 cm

∂r 2l 1 2(12) 1
= + ( b−c )= + ( 6−0,436 )=2,46936
∂ l 4 ( b−c ) 4 4 ( 6−0,436 ) 4
∂r −l 2 1( ) −122 1
= + −c = + (−0,436 )=−1,12126
∂ b 4 ( b −c ) 4
2
4 ( 6 −0,436 ) 4
2

∂r −l2 1( ) −122 1
= 2
+ b= + ( 6 ) =−4,69632
∂ c 4(b−c ) 4 4( 6−( 0,436 ) ) 4
2

∂r 2
∆r= (
√ ∂l
) ¿¿

∆ r =√ ¿ ¿
= 0,138473 cm

∆r
KSR= ×100 %
r
0,138473
KSR= × 100 %
7,86117
KSR=1,76 % (3 AP)
(r± ∆ r ¿= (7,86117 ±0,138473 ) cm

b. Mencari nilai γ
mg 5,132 ×1000
γ= =
2 ( c+ 2r ) 2 ( 0,436+ ( 2 ×7,86117 ) )
¿158,80344 dyne/cm
¿ 0,1580344 N /m

17
∂γ g 1000
= = =30,94377
∂ m 2 ( c+ 2r ) 2 ( 0,436+ ( 2 ×7,86117 ) )

∂γ −mg −5,132 ×1000


= =
∂ c 2 ( c +2 r )
2 2¿¿

∂γ −mg −5,132× 1000


= = =−20,68821
∂ r 2 ( c +2 r 2 ) 2 ( 0,436+(2 × ( 7,86117 )2) )

∂γ 2
∆ γ= (
√ ∂m
) ¿¿

2
∆ γ =√ (30,94377 ) ¿ ¿
∆ γ =¿ 3,71505 dyne/cm
∆ γ =¿ 0,00371505 N/m
∆γ
KSR= × 100 %
γ
0,00371505
KSR= × 100 %
0,1580344
KSR=2,35 % (3 AP)
(γ ± ∆ γ ¿=( 0,1580344 ± 0,0371505 ) N /m

2. Percobaan I, batang kaca 2


Diketahui:
 l : 12 cm  ∆ c : 0,002 cm
 ∆ l : 0,05 cm  m : 3,164 g
 b : 6 cm  ∆ m : 0,03487129 g
 ∆ b : 0,05 cm  g : 1000 cm/s2
 c : 0,398 cm

a. Mencari nilai r
l2 1
r= + (b−c)
4( b−c) 4

122 1
r= + (6−0,398)
4(6−0,398) 4

18
r =7,82678 cm

∂r 2l 1 2(12) 1
= + ( b−c )= + ( 6−0,398 ) =2,47155
∂ l 4 ( b−c ) 4 4 6−0,398 4
( )
∂r −l 2 1( ) −122 1
= + −c = + (−0,398 )=−1,11068
∂ b 4 ( b −c ) 4
2
4 ( 6 −0,398 ) 4
2

∂r −l2 1( ) −122 1
= 2
+ b= + ( 6 )=−4,6627
∂ c 4(b−c ) 4 4( 6−( 0,398 )) 4
2

∂r 2
∆r= (
√ ∂l
) ¿¿

∆ r =√ ¿ ¿
= 0,128733 cm

∆r
KSR= ×100 %
r
0,128733
KSR= × 100 %
7,82678
KSR=1,64 %(3 AP)
(r± ∆ r ¿= (7,82678 ± 0,128733 ) cm

b. Mencari nilai γ
mg 3,164 × 1000
γ= =
2 ( c+ 2r ) 2 ( 0,398+ ( 2 ×7,82678 ) )
¿ 98,5574 dyne/cm
¿ 0,0985574 N /m

∂γ g 1000
= = =31,14962
∂ m 2 ( c+ 2r ) 2 ( 0,398+( 2× 7,82678) )

∂γ −mg −3,164 ×1000


= =
∂ c 2 ( c +2 r )
2 2¿ ¿

19
∂γ −mg −3,164 ×1000
= = =−12,87069
∂ r 2 ( c +2 r ) 2 ( 0,398+(2 × ( 7,82678 )2) )
2

∂γ 2
∆ γ= (
√ ∂m
) ¿¿

2
∆ γ =√ (31,14962 ) ¿ ¿
∆ γ =¿ 2,94321 dyne/cm
∆ γ =¿ 0,00294321 N/m

∆γ
KSR= × 100 %
γ
0,00294321
KSR= ×100 %
0,0985574
KSR=2,99 % (3 AP)
(γ ± ∆ γ ¿=( 0,0985574 ± 0,00294321 ) N /m

3. Percobaan II, batang kaca 1


Diketahui:
 l : 10 cm  ∆ c : 0,0293939 cm
 ∆ l : 0,05 cm  m : 5,132 g
 b : 5 cm  ∆ m : 0,00663325 g
 ∆ b : 0,05 cm  g : 1000 cm/s2
 c : 0,508 cm

a. Mencari nilai r
l2 1
r= + (b−c)
4( b−c) 4

102 1
r= + (5−0,508)
4(5−0,508) 4
r =6,68845 cm

20
∂r 2l 1 2(10) 1
= + ( b−c )= + ( 5−0,508 )=2,23609
∂ l 4 ( b−c ) 4 4 ( 5−0,508 ) 4
∂r −l 2 1( ) −102 1
= + −c = + (−0,508 ) =−1,14774
∂ b 4 ( b −c ) 4
2
4 ( 5 −0,508 ) 4
2

∂r −l2 1( ) −10 2 1
= 2
+ b = + ( 5 )=−4,02211
∂ c 4(b−c ) 4 4( 5−( 0,508 )) 4
2

∂r 2
∆r= (
√ ∂l
) ¿¿

∆ r =√ ¿ ¿
= 0,23102 cm

∆r
KSR= ×100 %
r
0,23102
KSR= × 100 %
6,68845
KSR=3,45 % (3 AP)
(r± ∆ r ¿= ( 6,68845± 0,23102 ) cm

b. Mencari nilai γ
mg 5,132×1000
γ= =
2 ( c+ 2r ) 2 ( 0,508+ ( 2 ×6,68845 ) )
¿ 184,80508dyne/cm
¿ 0,18480508 N /m

∂γ g 1000
= = =36,01034
∂ m 2 ( c+ 2r ) 2 ( 0,508+(2× 6,68845) )

∂γ −mg −5,132 ×1000


= =
∂ c 2 ( c +2 r )
2 2¿¿

∂γ −mg −5,132 ×1000


= =
∂ r 2 ( c +2 r )
2 2¿¿

21
∂γ 2
∆ γ= (
√ ∂m
) ¿¿

2
∆ γ =√ (36,01034 ) ¿ ¿
∆ γ =¿ 12,35878 dyne/cm
∆ γ =¿ 0,01235878 N/m

∆γ
KSR= × 100 %
γ
0,01235878
KSR= × 100 %
0,18480508
KSR=6,69 % (3 AP)
(γ ± ∆ γ ¿=( 0,18480508 ±0,01235878 ) N /m

4. Percobaan II, batang kaca 2


Diketahui:
 l : 10 cm  ∆ c : 0,0315595 cm
 ∆ l : 0,05 cm  m : 3,164 g
 b : 5 cm  ∆ m : 0,03487129 g
 ∆ b : 0,05 cm  g : 1000 cm/s2
 c : 0,854 cm

a. Mencari nilai r
l2 1
r= + (b−c)
4( b−c) 4

102 1
r= + (5−0,854)
4(5−0,854) 4
r =7,06641cm

∂r 2l 1 2(10) 1
= + ( b−c )= + ( 5−0,854 )=2,24248
∂ l 4 ( b−c ) 4 4 ( 5−0,854 ) 4
∂r −l 2 1( ) −10 2 1
= + −c = + (−0,854 )=−1,24887
∂ b 4 ( b −c ) 4
2
4 ( 5 −0,854 ) 4
2

22
∂r −l2 1( ) −10 2 1
= 2
+ b= + ( 5 )=−4,60386
∂ c 4(b−c ) 4 4( 5−( 0,854 ) ) 4
2

∂r 2

∆ r = ( ) ¿¿
∂l
∆ r =√ ¿ ¿
= 0,261674 cm

∆r
KSR= ×100 %
r
0,261674
KSR= ×100 %
7,06641
KSR=3,71 % (3 AP)
(r± ∆ r ¿= (7,06641 ± 0,261674 ) cm

b. Mencari nilai γ
mg 3,164 × 1000
γ= =
2 ( c+ 2r ) 2 ( 0,854+ ( 2 ×7,06641 ) )
¿ 105,55942dyne/cm
¿ 0,10555942 N /m

∂γ g 1000
= = =33,36265
∂ m 2 ( c+ 2r ) 2 ( 0,854+(2× 7,06641) )

∂γ −mg −3,164 ×1000


= =
∂ c 2 ( c +2 r )
2 2¿ ¿

∂γ −mg −3,164 ×1000


= = =−15,70655
∂ r 2 ( c +2 r ) 2 ( 0,854 +2×(7,06641)2 )
2

∂γ 2
∆ γ= (
öm
) ¿¿

2
∆ γ =√ (33,36265 ) ¿ ¿
∆ γ =¿ 8,63275 dyne/cm

23
∆ γ =¿ 0,00863275 N/m

∆γ
KSR= × 100 %
γ
0,00863275
KSR= × 100 %
0,10555942
KSR=8,18 % (3 AP)
(γ ± ∆ γ ¿=( 0,10555942± 0,00863275 ) N /m

I. Pertanyaan Akhir
Soal:
1. Hitunglah berapa besar tegangan permukaan larutan sabun yang Anda
gunakan untuk masing-masing larutan yang dicobakan.
F
2. Buktikan bahwa tegangan permukaan γ = dan jelaskan arti fisis dari
21
perumusan tersebut!
3. Sampai di mana berat benang dapat diabaikan terhadap batang gelas?
4. Apakah dimensi dari γ ? Apakah γ tergantung pada tekanan dan
temperatur? Jelaskan jawaban Anda.
Jawaban:
1. Perhitungan terlampir pada bagian analisis perhitungan. Nilai tegangan
permukaan (γ ¿ yang didapat adalah sebagai berikut.
 Percobaan I batang 1 : ( 0,1580344 ± 0,0371505 ) N / m
 Percobaan I batang 2 : ( 0,0985574 ± 0,00294321 ) N / m
 Percobaan II batang 1 : ( 0,18480508 ± 0,01235878 ) N /m
 Percobaan II batang 2 : ( 0,10555942 ±0,00863275 ) N /m

2. Untuk membuktikan persamaan tersebut, kondisinya misalkan ada seutas


kawat yang membentuk huruf U. Pada kaki-kaki kawat tersebut dipasang
seutas kawat sehingga dapat bergeser.
Kedua kawat ini dicelupkan ke larutan sabun dan diangkat kembali
sehingga kawat kedua akan tertarik ke atas. Agar kawat kedua tidak
bergerak ke atas, maka harus ditahan dengan gaya ke arah bawah.
Misal panjang kedua l dan larutan sabun memiliki 2 permukaan, maka
tegangan permukaan yang bekerja adalah 2l. Tegangan permukaan pada
kondisi ini didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan

24
permukaan (F) dan panjang permukaan (2l) tempat gaya tersebut bekerja.
Secara matematis, kondisi tersebut dituliskan dalam persamaan berikut.
F
γ=
21
Dari paparan tersebut, telah diketahui bagaimana rumus tersebut
diturunkan dan kondisi fisis yang menyertainya.

3. Berat benang dapat  terabaikan  pada saat titik tumpunya yang terdapat di
daerah 2 kawat yang sama panjang.

4. Satuan γ adalah N/m. Dari satuan tersebut, dapat ditentukan dimensinya.


N kg . m. m kg [M]
m
=
s2
= 2
s
= [T ]2 = [ M ][T ]−2

Tegangan permukaan (γ ) bergantung pada tekanan dan suhu. Tegangan


permukaan akan turun nilainya jika suhunya bertambah. Hal tersebut
terjadi karena saat suhunya bertambah, energi kinetik molekul akan
meningkat dan akan memengaruhi proses pembuatan gelembung. Saat
pembuatan gelembung, selaput air sabun berkontraksi dan berusaha
memperkecil luas permukaannya, lalu timbul perbedaan tekanan udara di
bagian luar selaput dan tekanan bagian dalam selaput. Akibat perbedaan
tekanan udara inilah muncul gaya kohesi. Gaya kohesi ini akan menjadi
tegangan permukaan.

J. Analisis Data
Tujuan utama dari percobaan ini adalah menentukan besar tegangan permukaan
air sabun. Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair
untuk menegang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
Adanya gaya berat dari suatu benda yang dicelupkan ke dalam zat cair membuat
permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah. Lengkungan tersebut memperluas
permukaan zat cair, tetapi dengan adanya tegangan permukaan akan mempertahankan
luas permukaan agar tetap sekecil mungkin.
Pada percobaan ini, variabel bebasnya adalah jarak ikatan (b), panjang benang
(l), dan massa batang (m). Dengan mengombinasikan tiga variabel tersebut,
didapatkan empat hasil γ untuk dua percobaan yang berbeda. Dari percobaan tersebut,
yang diukur sesungguhnya adalah besar kelengkungan (c). Semua besaran tersebut
akan dihitung untuk nantinya menemukan hasil besar tegangan permukaan. Setelah
melakukan perhitungan, besar tγ yang didapat adalah sebagai berikut.

25
 Percobaan I (b = 6 cm) batang 1 : ( 0,1580344 ± 0,0371505 ) N /m
 Percobaan I (b = 6 cm) batang 2 : ( 0,0985574 ± 0,00294321 ) N /m
 Percobaan II (b = 5 cm) batang 1 : ( 0,18480508 ± 0,01235878 ) N /m
 Percobaan II (b = 5 cm) batang 2 : ( 0,10555942 ±0,00863275 ) N /m
5
Besar tegangan permukaan air sabun berdasarkan literatur adalah 0,054 N/m
(merek All in one), 0,056 N/m (merek Jazz 1), 0,058 N/m (merek Attack), 0,063 N/m
(merek Soklin), dan 0,064 N/m (merek Rinso). Nilai hasil percobaan dengan hasil
literatur memiliki perbedaan. Besar kesalahan relatif (KSR) dalam perhitungan besar
γ juga cukup besar, yaitu mencapai digit satuan. Hal ini menandakan bahwa dalam
praktikum ini masih terdapat banyak kesalahan sehingga hasil yang didapat tidak
terlalu mendekati literatur. Selain itu, bisa saja perbedaan tersebut terjadi karena
perbedaan jenis sabun yang digunakan.
Terdapat beberapa kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan ini.
Penglihatan pengamat dalam mengukur kelengkungan pada kertas millimeter
dilakukan dengan jarak yang cukup jauh sehingga sangat mungkin terjadi kesalahan.
Selain itu, panjang benang yang sebesar dua kali jarak ikatan dapat pula menjadi
sumber kesalahan karena cukup sulit mengukur panjang benang tersebut dalam
kondisi dililit.
Berdasarkan hasil nilai γ yang didapat, untuk massa batang yang sama, panjang
benang yang besarnya 10 cm nilai γ -nya lebih besar daripada panjang benang yang
l2 1 mg
besarnya 12 cm. Berdasarkan persamaan r = + (b−c) dan γ = ,
4( b−c) 4 2 ( c+ 2r )
dapat dilihat bahwa panjang benang (l) sebanding dengan r. Sementara itu, r
berbanding terbalik dengan γ , sehingga besar l akan berbanding terbalik dengan besar
γ . Dalam percobaan ini, pernyataan tersebut dapat dibuktikan kebenarannya.

K. Kesimpulan
1. Tegangan permukaan terjadi karena adanya gaya kohesi dan gaya adhesi yang
memulihkan gaya berat benda sehingga benda dapat mengapung di permukaan
zat cair.
2. Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan zat cair untuk menegang
sehingga permukaannya seperti ditutupi selaput elastis.
3. Besar tegangan permukaan air sabun yag didapat pada percobaan ini adalah
sebagai berikut.
 Percobaan I (b = 6 cm) batang 1 : ( 0,1580344 ± 0,0371505 ) N / m
5
Fayanto, Suritno. (2018). Penentuan Kualitas Sabun Cuci melalui Tegangan
Permukaan Berbantuan Tracking dengan Menggunakan Software Logger Pro, 1.

26
 Percobaan I (b = 6 cm) batang 2 : ( 0,0985574 ± 0,00294321 ) N / m
 Percobaan II (b = 5 cm) batang 1 : ( 0,18480508 ± 0,01235878 ) N /m
 Percobaan II (b = 5 cm) batang 2 : ( 0,10555942 ±0,00863275 ) N /m
4. Nilai tegangan permukaan (γ ) berbanding terbalik dengan panjang benang (l).
5.

27
L. Daftar Pustaka
Fayanto, Suritno. (2018). Penentuan Kualitas Sabun Cuci melalui Tegangan
Permukaan Berbantuan Tracking dengan Menggunakan Software Logger Pro,
1.
Jumini, S. (2015). Pengaruh Tegangan Permukaan Diselat Gibraltar Berdasarkan
Surat Arrahman Ayat 19-20. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat UNSIQ, 2(2), 106-113.
Syahara, Muhammad Alwi. Pengukuran Sudut Kontak Untuk Mengetahui Polaritas
Cairan Sebagai Bahan Modul Praktikum Tegangan Permukaan. Diss. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, 2016, 22-23.
Tim Dosen Fisika Dasar. Panduan Praktikum V: Tegangan Permukaan I. (2014): 1-3.
Yulianto, Eko, et al. "Menentukan Tegangan Permukaan Zat Cair." SPEKTRA:
Jurnal Kajian Pendidikan Sains 2.2 (2016): 176-186.

28

Anda mungkin juga menyukai