Muzakar Isa
Abstract : The study aimed to analyze the influence of aspects of entrepreneurial competence ,
entrepreneurial orentasi on the performance of the furniture industry in Klaten , and analyze the
effect on the performance of entrepreneurial orentasi furniture industry in Klaten . The data used
is primary data , taken in cross section through direct interviews with the business owners of
furniture by using a list of questions . Sample of 182 furniture businesses or 10 % of the population.
Testing the validity of using analysis Confirmatory Factor Analysis ( CFA ) , and reliability
testing using Cronbach Alpha . The analytical tool used is the hierarchical regression analysis .
Based on the analysis concluded that ( 1 ) Model 1 is the best model to explain the relationship
between entrepreneurial competencies ( skills) , and orentasi entrepreneurship on the performance
of SMEs , ( 2 ) entrepreneurial competence ( Initiative and enterprises , Planninng and Organizing,
technology ) as well as influential entrepreneurial orentasi positive and significant impact on
performance , and ( 3 ) variable orentasi proven entrepreneurial mediate the relationship between
entrepreneurial competencies and business performance in Klaten furniture .
Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 89-98 Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi ... 89
PENDAHULUAN pada tahun 2007, peran UKM terhadap pencipta-
an PDB nasional menurut harga berlaku tercatat
Perkembangan pertumbuhan ekonomi sebesar Rp. 2.121,31 triliun (53,60%) dari total
Indonesia sejak krisis moneter tahun 1997/1998 PDB nasional, mengalami perkembangan sebesar
mengalami percepatan, terutama periode 2004- Rp. 335,09 triliun (18,76%) dibanding tahun 2006.
2008. Adapun untuk tahun 2009, perekonomian Kontribusi UK tercatat sebesar Rp. 1.496,25 tri-
Indonesia tumbuh dengan laju sekitar 4,3%- liun (37,81%) dan UM sebesar Rp. 625,06 triliun
4,4%. Angka pertumbuhan ini lebih rendah dari (15,79%), selebihnya sebesar Rp. 1.836,09 triliun
pertumbuhan ekonomi tahun 2008, dimana per- (46,40%) merupakan kontribusi usaha besar (Ke-
ekonomian Indonesia tumbuh dengan laju 6,1% menterian Koperasi dan UKM, 2009).
(Indrawati, 2010). Pertumbuhan ekonomi yang UKM sebagai salah satu pelaku kegiatan
disertai dengan stabilitas harga pokok telah ber- ekonomi secara langsung maupun tidak lang-
hasil menurunkan tingkat kemiskinan, walaupun sung ikut dipengaruhi gejolak negatif perekono-
sempat mengalami kenaikan pada periode 2005- mian ini. Hasil riset Bank Indonesia (BI, 2001),
2006. Data Susenas tahun 2008 menunjukkan menjelaskan bahwa sepanjang krisis ekonomi
tingkat kemiskinan mencapai titik terendah, baik ternyata hanya 4 persen UKM yang mengalami
di pedesaan maupun perkotaan. Begitu juga de- kebangkrutan, 31 persen lainnya harus mengu-
ngan jumlah pengangguran, sejak krisis ekonomi rangi skala usahanya dan sisanya sebanyak 64
1998-2005, jumlah penganggur mengalami ke- persen tidak mengalami perubahan berarti da-
naikan terhadap angkatan kerja. Namun sejak lam kinerja usahanya. Kenyataan ini berlawanan
tahun 2006, akselerasi laju pertumbuhan eko- dengan usaha-usaha besar yang mayoritas
nomi telah berhasil menciptakan net employment mengalami kemunduran usaha.
yang positif, sehingga menghasilkan tingkat pe- Disamping ketahanan bisnis yang cukup
ngangguran yang menurun baik secara absolut mengagumkan, sektor UKM yang selama ini ju-
maupun secara persentase terhadap angkatan ga tidak terlalu diperhitungkan keberadaannya
kerja (Indrawati, 2009). ternyata memiliki peran ekonomi yang cukup
Salah satu upaya Pemerintah dalam pengen- strategis seperti misal dalam hal penyerapan
tasan kemiskinan dan pengangguran adalah tenaga kerja (Isa, 2007). Survei menunjukkan
memberdayakan masyarakat dengan cara men- bahwa sektor UKM mampu menyerap 64,3 juta
cetak wirausaha baru dan pengembangan ke- tenaga kerja (BI, 2001). Sehingga tidak dapat di-
wirausahaan bagi pelaku UKM (Pahlevi, 2006). ingkari betapa pentingnya UKM. Selain itu, sela-
Wirausaha dipahami bersama dapat mendaya- ma ini UKM juga berperan sebagai suatu motor
gunakan segala sumber daya yang dimiliki, de- penggerak yang sangat krusial bagi pembangun-
ngan proses yang kreatif dan inovatif, sehingga an ekonomi dan komunitas lokal. Saat ini, UKM
menjadikan UKM siap menghadapi tantangan memiliki peranan baru yang lebih penting lagi
krisis global (Afiah, 2009). yakni sebagai salah satu faktor utama pendo-
Pemberdayaan UKM sangat strategis, kare- rong perkembangan dan pertumbuhan ekspor
na potensinya yang besar dalam menggerakkan non-migas dan sebagai industri pendukung yang
kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus membuat komponen-komponen untuk industri
menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar lewat keterkaitan produksi (Tambunan,
besar masyarakat dalam meningkatkan kese- 2001).
jahteraannya. Pada tahun 2006, peran UKM ter- Mengingat peran pentingnya UKM bagi
hadap penciptaan PDB nasional menurut harga social ekonomi Indonesia, menurut Pahlevi
berlaku tercatat sebesar Rp. 1.786,22 triliun (2006), dalam kurun waktu tahun 2005-2009
(53,49%), kontribusi usaha kecil tercatat sebesar Pemerintah mentargetkan mencetak sebanyak
Rp. 1.253,36 triliun (37,53%) dan usaha mene- enam juta wirausaha baru. Langkah-langkah
ngah sebesar Rp. 532,86 triliun (15,96%) dari to- yang ditempuh untuk mencapai target tersebut
tal PDB nasional, selebihnya adalah usaha besar adalah melalui 3 (tiga) jalur yang meliputi: (a)
yaitu Rp. 1.553,26 triliun (46,51%). Sedangkan jalur pendidikan; (b) jalur pengusaha; dan (c)
Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 89-98 Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi ... 91
capai tujuan yang diinginkan. Ketrampilan ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN
ini merupakan syarat mutlak untuk menjadi
wirausaha sukses. Ginsberg (1985), Moris & Paulus (1987),
2. Conceptual skill. Kemampuan untuk meru- Knight (2000), Mille (1983), Lumpkin & DESS
muskan tujuan, kebijakan dan strategi usaha (1996) mendefinisikan orientasi kewirausahaan
merupakan landasan utama menuju wira- sebagai kecenderungan individu untuk melaku-
usaha sukses. Pengusaha harus ekstra keras kan inovasi, proaktif dan mau mengambil risiko
belajar dari berbagai sumber dan belajar dari untuk memulai atau mengelola usaha. Berbagai
pengalaman sendiri dan pengalaman orang literatur menggambarkan orientasi kewirausa-
lain dalam berwirausaha. haan sebagai berikut:
3. Human skill. Supel, mudah bergaul, simpati 1. Innovating (Lumpkin, 1996; Vitale, Giglierano
dan empati kepada orang lain adalah modal and Miles, 2003). Artinya selalu berusaha
keterampilan yang sangat mendukung kita meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan pro-
menuju keberhasilan usaha. Dengan kete- duktivitas dalam setiap aspek kegiatan UKM,
rampilan ini, pengusaha akan memiliki ba- dan meningkatkan kewaspadaan dalam
nyak peluang dalam merintis dan mengem- menghadapi persaingan bisnis.
bangkan usahanya. 2. Proactiveness (Lumpkin, 1996; Vitale, Giglie-
4. Decision making skill. Sebagai seorang wira- rano and Miles, 2003). Artinya selalu memi-
usaha, seringkali dihadapkan pada kondisi liki inisiatif dan tidak menunggu, serta ber-
ketidakpastian. Berbagai permasalahan pikir secara visionaris sehingga memiliki
biasanya bermunculan pada situasi seperti perencanaan tidak saja jangka pendek, na-
ini. Wirausaha dituntut untuk mampu meng- mun bersifat jangka panjang (stratejik), dan
analisis situasi dan merumuskan berbagai belajar dari pengalaman orang lain, kegagal-
masalah untuk dicarikan berbagai alternatif an, dan dapat terbuka menerima kritik dan
pemecahannya. saran untuk masukan pengembangan UKM.
5. Time managerial skill. Ketidakmampuan 3. Managing Risks (Lumpkin, 1996; Olson, 2000);
mengelola waktu membuat pekerjaan men- Vitale, Giglierano and Miles, 2003) Berani
jadi menumpuk atau tak kunjung selesai se- mengambil resiko, dan menyesuaikan profil
hingga membuat jiwanya gundah dan tidak resiko serta mengetahui resiko dan manfaat
tenang. Keterampilan mengelola waktu da- dari suatu bisnis. UKM harus memiliki mana-
pat memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan jemen resiko dalam segala aktivitas usaha-
rencana yang telah digariskan. nya.
METODE PENELITIAN
Kompetensi
Kewirausahaan
Communication Skill
Problem-solving Skill
Self-Awareness Skill
Technology Skill
Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 89-98 Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi ... 93
dan teknologi terhadap orentasi kewirausahaan mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa pro-
dan kinerja. Pengujian dilakukan dengan meng- porsi dari variabel independen terhadap vari-
gunakan Uji t. abel dependen semakin kecil (Gujarati, 2001).
Koefisien determinasi menyatakan pro- Selain R, uji ketepatam model juga menggunakan
porsi total variabel dependen yang dapat dijelas- perbandingan Adjusted Rdari masing-masing
kan oleh variabel independen. Nilai dari R 2 model.
terletak pada 0 d” Rd” 1. Jika nilai Rdiperoleh
dari perhitungan semakin mendekati nilai 1, HASIL PENELITIAN DAN
maka dapat dikatakan bahwa proporsi variabel PEMBAHASAN
independen terhadap variabel dependen sema-
kin besar. Hal ini berarti model yang digunakan Pengujian validitas dalam penelitian ini
semakin kuat untuk menerangkan variasi vari- menggunakan alat analisis Confirmatory Factor
abel dependennya, sebaliknya jika R semakin Analysis (CFA). Kriteria pengujian validitas ins-
Pengujian reliabilitas pada variabel kom- variabel dependen, yaitu orentasi kewirausaha-
munikasi, problem solving, initiative dan enter- an dapat diprediksi melalui variabel indepen-
prises, planning dan organizing, self awareness, den, yaitu variabel-variabel kommunikasi, pro-
teknologi dan orentasi kewirausahaan diperoleh blem solving, initiative dan enterprises, planning
nilai Cronbach Alpha lebih besar dari kriteria yang dan organizing, self awareness, dan teknologi,
ditentukan (Nunnally, 1976). Hal ini menunjuk- serta pengaruh orentasi kewirausahaan ter-
kan bahwa semua variabel memiliki reliabilitas hadap kinerja perusahaan. Ada tiga model dan
yang baik. empat persamaan yang akan diuji dalam pene-
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini litian ini. Tabel 3. menunjukkan hasil analisis
menggunakan alat analisis regresi hirarkis. Ana- regresi hirarkis. Berikut ini model persamaan
lisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh regresi yang diuji.
Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 89-98 Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi ... 95
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Hirarkis
Hasil analisis regresi berjenjang menunjuk- Square) sebesar 0,379 dan adjusted R Square
kan pada Persamaan 1 dengan orentasi kewira- 0,355.
usahaan sebagai variabel dependen dan sebagai Persamaan 4 dengan kinerja sebagai vari-
variabel independent menunjukkan bahwa abel dependen dan sebagai variabel indepen-
variabel kommunikasi, problem solving, dan self dent menunjukkan bahwa variabel kommuni-
awareness tidak siginifikan pada derajad keya- kasi, problem solving, dan self awareness tidak
kinan 5 %, sedangkan variable initiative dan signifikan pada derajad keyakinan 5 %, sedang-
enterprises, planning dan organizing, dan tek- kan variable initiative dan enterprises, planning
nologi positif dan signifikan dengan koefisien dan organizing, teknologi, orentasi kewirausa-
beta 0,353, 0,268 dan 0,214. Persamaan ini mem- haan signifikan dengan koefisien beta 0.303,
punyai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.126, 0.156 dan 0.201. Persamaan ini mempunyai
0,379 dan adjusted R Square 0,355. koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,365
Persamaan 2 menganalisis pengaruh vari- dan adjusted R Square 0,336.
abel orentasi kewirausahaan terhadap kinerja Berdasarkan persamaan regresi pada Mo-
menunjukkan adanya pengaruh signifikan. Koe- del 1, Model 2, dan Model 3 dapat disimpulkan
fisen beta variabel orentasi kewirausahaan sebesar bahwa model yang terbaik untuk menjelaskan
0,436. Koefisien beta ini signifikan pada derajat hubungan antara skill, dan orentasi kewirausahaan,
keyakinan 1%. Persamaan ini mempunyai koe- terhadap kinerja adalah Model 1. Hal ini ditun-
fisien determinasi (R Square) sebesar 0,190 dan jukkan dari nilai R2 dan Adjusted R2 pada Model
adjusted R Square 0,185. 1 yang memiliki nilai paling besar dibanding
Persamaan 3 dengan Kinerja sebagai vari- Model 2 dan Model 3.
abel dependen dan sebagai variabel indepen- Dari persamaan 1 dan persamaan 2 di
dent menunjukkan bahwa variabel kommuni- bawah dapat dilihat perbedaan pengaruh lang-
kasi, problem solving, dan initiative dan enter- sung, dan pengaruh tidak langsung variable
prises tidak siginifikan pada derajad keyakinan independen terhadap variable dependen melalui
5 %, sedangkan variable self awareness, plan- variabel intervening cukup signifikan, sehingga
ning dan organizing, dan teknologi signifikan variabel intervening berpengaruh pada variabel
dengan koefisien beta 0,353, 0,268 dan 0,214. Per- dependen.
samaan ini mempunyai koefisien determinasi (R
Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 89-98 Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi ... 97
Lee D Y and Tsang E W K, 2001, The Effect of Manajemen Industri. Institut Teknologi
Entrepreneurial Personality, Background Bandung.
and Network Activities on Venture
Poon, June M. L., Ainudin, Raja Azimah, dan
Growth, Journal of Management Studies 38-
Junit, Sa’Odah Haji (2006), Effects of Self-
4 pp 583- 602.
concept Traits and Entrepreneurial
Li, Yuan., Zhao, Yongbin,. Tan, Justin, dan Liu Orientation on Firm Performance,
Yu (2001), Moderating Effects of International Small Business Journal, Vol. 24,
Entrepreneurial Orientation on Market No. 1, 61-82 (2006)
Orientation-Performance Linkage:
Slevin, D.P. & Covin, J.G. 1994. Entrepreneurship
Evidence from Chinese Small Firm, NSFC
as firm behavior: A research model. I J.E. Katz
(70472039, 70121001).
& R.H. Brockhaus, red., Advances in firm
Littunen, Hannu, 2000, Entreprenuership and emergence, growth and entrepre-
Characteristies of The Entreprenuership neurship, Volume 2, Jai Press, Greenwich.
Personality: International Journal of
Statistik UKM 2006-2007, Kementerian Koperasi
Entreprenuerial Behaviour and Research,
dan UKM, diakses pada tanggal 17
Vol. 6. No. 6, 2000, pp. 295-309.
Agustus 2009
Muhandri, Tjahja, 2002, Strategi Penciptaan
Stevenson, H.H. & Jarillo, J.C. 1990. A Paradigm
Wirausaha (Pengusaha) Kecil Menengah
Of Entrepreneurship: Entrepreneurial
Yang Tangguh, http://rudyct.com/
Management. Strategic Management
PPS702-ipb/05123/tjahja_m.htm
Journal, 11
Nunuy Nur Afiah, 2009. Peran Kewirausahaan
Suci, Rahayu Puji, 2009. Peningkatan Kinerja
Dalam Memperkuat UKM Indonesia
Melalui Orientasi Kewirausahaan,
Menghadapi Krisis Finansial, Working
Kemampuan Manajemen, dan Strategi
Paper In Accounting and Finance, October
Bisnis (Studi pada Industri Kecil
2009 Research Days, Faculty of Economics -
Menengah Bordir di Jawa Timur) Jurnal
Padjadjaran University, Bandung
Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.11, No.
Olson D.E, 2000, The Role of Entrepreneurial 1, Maret 2009: 46-58
Personality Characteristic on Entry Decisions
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis,
in a Simulated Market, USASBE/SBIDA,
Kiat dan Proses Menuju
pp1- 13 .
Sukses. Jakarta: Salemba Empat
Pahlevi, Reza . Strategi Penumbuhan Wirausaha
Baru, Infokop Nomor 29 Tahun XXII, 2006 Vitale R, Giglierano J, and Miles M, 2003,
Entrepreneurial Orientation, Market
Pardede, F.R. 2000. Analisis Kebijakan
Orientation, and Performance in Estableshed
Pengembangan Industri Kecil di Indonesia.
and Startup Firms, http://www.uic.edu/
Tesis Magister Program Studi Teknik dan
cba/ies/2003papers