Anda di halaman 1dari 5

Surat An-Nisa' Ayat 146

Artinya ;Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan


perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas
(mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah
bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan
kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.

 TAFSIR JALALYN
(Kecuali orang-orang yang bertobat) dari kemunafikan (dan mengadakan
perbaikan) terhadap amal perbuatan mereka (serta berpegang teguh kepada,
agama, Allah dan mengikhlaskan agama mereka karena Allah) artinya daripada
riya (maka mereka itu bersama orang-orang yang beriman) yakni mengenai
apa-apa yang akan mereka peroleh (dan Allah akan memberikan kepada orang-
orang beriman itu pahala yang besar) di akhirat kelak yaitu surga.
 TAFSIR QURAISH SHIHAB
Kecuali sebagian mereka yang bertobat, kembali ke jalan Allah, berpegang
teguh, ikhlas berserah diri kepada-Nya dan mengerjakan amal saleh. Dengan
demikian, mereka termasuk orang-orang Mukmin dan akan menerima pahala
seperti yang akan mereka dapatkan. Allah telah menyediakan bagi orang-orang
Mukmin balasan yang sangat besar di dunia dan di akhirat
Surah al baqarah 153

Artinya: wahai orang orang yang beriman mohonlah


pertolongan (kepada allah) dengan cara sabar dan salat
sungguh allah berserta orang orang yang sabar
 TAFSIR
 Setelah menyampaikan penjelasan mengenai perintah bersyukur, Allah pun
menjelaskan makna sabar dan bimbingan untuk memohon pertolongan
melalui kesabaran dan shalat. Karena sesungguhnya seorang hamba itu
adakalanya ia mendapatkan nikmat kemudian mensyukurinya atau ditimpa
bencana kemudian bersabar atasnya.
 Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits dalam kitab Musnad
Ahmad, Rasulullah bersabda: “Sungguh menakjubkan perihal orang mukmin
itu, Allah tidak menentukan suatu hal melainkan kebaikan baginya. Jika
mendapatkan kebahagiaan, ia lalu bersyukur, maka yang demikian itu adalah
baik baginya. Dan Jika mendapatkan kesusahan, lalu ia bersabar, maka yang
demikian itu adalah baik baginya.” (HR. Ahmad).
 Allah Ta’ala juga menerangkan bahwa sebaik-baik sarana yang dapat
membantu dalam menjalani berbagai musibah adalah kesabaran dan shalat.
Sebagaimana telah diuraikan dalam finnan Allah Ta’ala sebelumnya yang
artinya:
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang
yang khusyu.” (QS. Al-Baqarah: 45)
 Dalam hadits disebutkan: “Bahwa Rasulullah jika menghadapi suatu masalah,
maka beliau mengerjakan shalat.” (HR. Ahmad dan an-Nasai).
 Kesabaran itu ada dua macam. Pertama, sabar dalam meninggalkan berbagai
hal yang diharamkan dan perbuatan dosa. Dan kedua, sabar dalam berbuat
ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Jenis yang kedua ini
lebih besar pahalanya, karena inilah yang dimaksudkan.
 Ada juga kesabaran jenis ketiga, yaitu kesabaran dalam menerima dan
menghadapi berbagai macam musibah dan cobaan. Yang demikian itupun
wajib, seperti istighfar dari berbagai aib. Sebagaimana dikemukakan oleh
Abdur Rahman bin Zaid bin Aslam mengenai dua pintu kesabaran, yaitu
sabar menjalankan hal-hal yang disukai Allah swt. meskipun terasa berat bagi
jiwa dan raga. Dan kedua sabar dalam menghindari hal-hal yang dibenci Allah
Ta’ala meskipun sangat diinginkan oleh hawa nafsu. Jika seseorang telah
melakukan hal itu, maka ia benar-benar termasuk orang-orang sabar yang
insya Allah akan memperoleh keselamatan.
 Sa’id bin Jubair mengatakan: “Sabar berarti pengaduan seorang hamba
kepada Allah atas musibah yang menimpanya dan ketabahannya di sisi Allah
dengan mengharapkan pahala dari-Nya. Terkadang, seseorang digoncangkan
(dengan berbagai masalah), namun ia tetap tegar, dan tidak melihat pilihan
yang lain kecuali bersabar.”
 Firman Allah: wa laa taquuluu limay yaqtulu fii sabiilillaaHi amwaatum bal
ahyaa-un (“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang
gugur di jalan Allah, [bahwa mereka itu] mati, bahkan [sebenarnya] mereka
itu hidup.”) Allah memberitahukan bahwa orang-orang yang mati syahid itu
tetap hidup di alam barzakh dengan tetap memperoleh rezeki.
 Sebagaimana yang ditegaskan dalam kitab Shahih Muslim, Rasulullah
bersabda: “Ruh para syuhada’ itu berada di sisi Allah dalam perut burung
berwarna hijau yang terbang di surga ke mana saja ia kehendaki. Kemudian ia
kembali ke pelita-pelita yang bergantung di bawah ‘Arsy. Lalu Rabbmu
melihat mereka kemudian bertanya, ‘Apakah yang kalian inginkan?’ Mereka
menjawab, ‘Ya Rabb kami, apa yang harus kami inginkan, sedang Engkau
telah memberi kami apa yang tidak Engkau berikan kepada seorang pun dari
makhluk-Mu?’ Setelah itu Allah Ta’ala kembali mengajukan pertanyaan yang
sama kepada mereka. Dan ketika mereka melihat bahwa mereka tidak bisa
menghindar dari pertanyaan, maka mereka pun berkata, ‘Kami ingin Engkau
mengembalikan kami ke dunia, dan dapat berperang kembali di jalan-Mu
sehingga kami terbunuh untuk kedua kalinya karena-Mu’ [mereka melakukan
hal itu karena mengetahui pahala orang mati syahid] Maka Allah berfirman:
“’Sesungguhnya Aku telah menetapkan bahwa mereka tidak akan kembali ke
dunia.’” (HR. Muslim)
 Sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, dari Abdur
Rahman bin Ka’ab bin Malik, dari ayahnya, ia mengatakan: Rasulullah
bersabda: “Ruh orang mukmin itu berwujud burung yang hinggap di pohon
surga, hingga Allah mengembalikannya kepada jasadnya pada hari ia
dibangkitkan.”

Surat al imran ayat 134


Artinya : “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya
dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan..” (QS. Ali Imran: 134)
 TAFSIR
1. RAJIN BERSEDEKAH
 dalam keadaan susah dan lapang, sehat dan sakit serta dalam setiap
kondisi tetap berusaha untuk bersedekah.
 Kata Ibnul Jauzi rahimahullah dalam Zaad Al-Masiir (1: 460), Ibnu
‘Abbas berkata bahwa mereka berinfak baik dalam keadaan susah
maupun lapang. Sedangkan maksud ayat adalah mereka tetap
bersedekah dan tidak lupa untuk bersedekah saat dalam keadaan
lapang. Ketika susah pun, mereka tetap bersedekah. Artinya, lepas
dari mereka sifat pelit.
 Kata Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah, “Saat
sulit tetap sedekah, saat lapang juga bersedekah. Jika berada dalam
keadaan lapang, ia perbanyak sedekahnya. Jika dalam keadaan sulit,
ia tetap berbuat baik walau sedikit.” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hlm.
148)

2. MENAHAN AMARAH
 Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata, jika
ada yang ingin mengobarkan amarah sampai dalam hati penuh
dendam, inginnya membalas dengan perkataan dan perbuatan, maka
mereka yang dipuji dalam ayat ini tidak mempraktikkan apa yang
diinginkan hawa nafsu mereka. Mereka berusaha menahan amarah.
Mereka berusaha sabar ketika disakiti oleh orang lain. (Taisir Al-
Karim Ar-Rahman, hlm. 148)

3. MUDAH MEMAAFKAN
 Yang dimaksud di sini adalah mudahkan memaafkan orang yang
menyakiti kita dengan perkataan dan perbuatan. Memaafkan itu lebih
utama dari sekedar menahan amarah. Memaafkan itu berarti tidak
ingin membalas dan tetap berbuat baik pada yang berbuat jahat pada
kita. Tentu yang mudah memaafkan adalah orang yang memiliki
akhlak yang luar biasa. Tentu yang diharap dari memaafkan di sini
adalah pahala di sisi Allah, bukan balasan dari manusia. 

Anda mungkin juga menyukai