Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

MENGUKUR POTENSIAL AIR UMBI KENTANG

OLEH:
HORDOVA RAYAUDA (193020903018)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKA RAYA
2021
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum ini adalah:
1. Menghitung Potensial air (PA) umbi kentang

II. BAHAN DAN ALAT


No Alat No Bahan
1. Alat pelubang gabus 1. Umbi kentang (Solanum tuberosum)
2. Pisau silet 2. Gula pasir
3. Gelas/bekas minuman mineral
4. Mistar/penggaris
5. Kertas alumunium
6. Neraca/sendok teh (sendok kecil)

III. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil beberapa buah kentang.
3. Membuat silinder umbi dengan menggunakan alat pelubang.
4. Memotong silinder umbi sama panjang yaitu 30 mm (3 cm).
5. Mengisikan masing-masing botol dengan 30 ml larutan sukrosa sesuai dengan
konsentrasi yang telah ditentukan (bias diganti dengan gula pasir).
6. Memasukkan 3 potongan umbi pada masing-masing gelas.
7. Melakukan dengan cepat untuk mengurangi terjadinya penguapan.
8. Menutup gelas rapat-rapat dengan kertas aluminium selama percobaan.
9. Biarkan silinder umbi dalam larutan selama 90 menit.
10. Setelah 90 menit mengambil setiap silinder dan ukur kembali, dan mencatat hasil
pengukuran untuk masing-masing konsentrasi larutan.
11. Menghitung rata-rata panjang silinder untuk tiap konsentrasi larutan sukrosa.
12. Membuat grafik dari data tadi dengan normalitas sebagai sumbu X dan rata rata
panjang silinder sebagai sumbu Y

IV. TINJAUAN PUSTAKA


Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman semusim yang
berbentuk semak, termasuk dalam kerajaan Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas
Magnoliopsida, sub kelas asteridae, ordo solanales, famili solanaceae, genus solanum dan
spesies solanum tubero L. (Nurmayulisun, 2009).
Menurut Sunaryono (2008), bentuk morfologi dari tanaman kentang (Solanum
tuberosum L.) dimana bentuk morfologi batangnya ada yang berbentuk bulat, slindris,
pada bagian pucuk berbulu dan berwarna hijau muda. Memiliki sistem perakaran
tunggang dan berwarna putih kekuningan. Daun dari tanaman kentang merupakan daun
majemuk, berbulu dengan ujung meruncing, tepi rata, bagian pangkal daun runcing,
panjang daun 12-15 cm, lebar 6-8 cm, memiliki pertulangan menyirip dan daun berwarna
hijau. Tanaman kentang memiliki bunga yang majemuk, bercabang dan berbentuk garpu
di ujung serta di ketiak daun, memiliki kelopak dengan panjang 8.5-15 mm, bunga
berwarna hijau keputih-putihan. Mahkota bunga pendek, berbentuk lonjong dan berwarna
putih. Benang sari melekat pada tabung mahkota, memiliki bakal buah dengan 2-6 ruang
di dalam mahkota bunga yang mengandung banyak bakal biji. Tangkai putik berbentuk
jarum dengan kepala putik yang kecil dan berwarna putih. Buah dari tanaman kentang
berbentuk bulat lonjong dan berwarna coklat. Memiliki biji dengan bentuk pipih atau
berbentuk ginjal dan berwarna kuning.
Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu sistem atau bagian sistem.
Dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air murni
(juga dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta ketinggian yang
sama potensial murni ditentukan sama dengan nol. Faktor-faktor penghasil gradient yaitu
konsentrasi atau aktifitas, suhu, tekanan, efek larutan terhadap potensial kimia pelarut,
matriks. Mengukur metode air dengan metode volume jaringan, metode chordate, metode
tekanan uap (Anonim, 2005).
Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan mempengaruhi
difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan. Dalam sel besar jumlah potensial air pada
tumbuhan dipengaruhi oleh 4 macam komponen potensial, yaitu gravitasi, matriks,
osmotik dan tekanan. Potensial gravitasi bergantung pada air di dalam daerah gravitasi.
Potensial matriks bergantung pada kekuatan mengikat air saat penyerapan. Potensial
osmotik bergantung pada hidrostatik atau tekanan angina dalam air (Deragon, 2005).
Menurut Tjitrosomo (1987), jika sel dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah
gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya
didalam sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke dalam sel,
bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya sel akan
kehilangan air. Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada kemungkinan bahwa
volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh
ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Membran dan sitoplasma akan terlepas dari
dinding sel, keadaan ini dinamakan plasmolisis. Sel daun Rhoeo discolor yang
dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami plasmolisis. Semakin tinggi konsentrasi
larutan maka semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis.

V. HASIL PENGAMATAN
Kentang sebelum di Kentang setelah dicelupkan (di beri perlakuan)
celupkan (di beri
perlakuan)
Pajang awal 3 cm Kosentrasi Sukrosa

0,2 M 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1M

3,4 cm 3,3 cm 3 cm 2,9 cm 2,9 cm

3,1 cm 3,2 cm 3 cm 2,9 cm 2,7 cm

3 cm 3,4 cm 3 cm 2,9 cm 3,1

VI. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, pada kentang yang direndam dalam air
sukrosa memiliki penambahan panjang yang paling besar dari semua konsentrasi. Hal ini
disebabkan karena sukrosa memiliki viskositas (kekentalan) yang rendah sehingga
menyebabkan air dengan mudah melakukan difusi ke dalam jaringan umbi dan
menyebakan potensial air ke dalam sel umbi menjadi meningkat. Pada larutan dengan
konsentrasi yang rendah, air yang berada di larutan cenderung akan masuk ke dalam
jaringan sehingga panjang dari umbi kentang akan bertambah.
Kentang yang direndam di dalam sukrosa/gula dengan konsentrasi yang berbeda
memiliki panjang akhir yang berbeda pula. Semakin besar konsentrasi larutan yang
digunakan untuk merendam kentang selisih panjang awal dan akhir akan semakin besar
dalam hal ini panjang awal umumnya lebih besar dibandingkan dengan panjang akhir,
namun ada pula yang bertambah ukurannya dan ada pula yang tetap seperti pada keadaan
awal. Ini membuktikan adanya aliran molekul air yang bergerak dari dalam jaringan
umbi ke lingkungan yang menunjukkan bahwa larutan perendam bersifat hipertonis
dibandingkan jaringan tumbuhan sehingga berat akhir akan lebih kecil dibandingkan
dengan berat awal.
Sesuai dengan hasil pengamatan di atas dapat dilihat bahwa umbi kentang yang
direndam di dalam air (kontrol) memiliki penambahan panjang dengan panjang akhir
rata-rata berkisar antara 3,4 cm hingga 2,7 cm dari panjang awalnya 3 cm, hal ini
disebabkan karena air memiliki viskositas (kekentalan) yang rendah sehingga
menyebabkan air dengan mudah melakukan difusi ke dalam jaringan umbi kentang dan
menyebabkan potensial air dalam sel umbi kentang menjadi meningkat. Pada
pengamatan dengan menggunakan larutan , viskositas (kekentalan) yang cukup tinggi
dari larutan. Umbi Kentang yang direndam dalam larutan sukrosa 0,2 M memiliki rata-
rata panjang akhir yang tertinggi, dengan panjang awal 3 cm dan panjang akhir 3,4 cm.
Hal ini disebabkan karena adanya kemungkinan pada saat perendaman umbi kentang
memiliki potensial air yang cukup rendah sehingga larutan sukrosa dapat mengalir secara
difusi ke dalam sel umbi kentang tanpa mengalami hambatan, sehingga potensial air
dalam sel umbi kentang meningkat. Panjang akhir rata-rata umbi kentang yang lain
malah terjadi penyusutan. Penyusutan panjang ini terjadi disebabkan karena penambahan
potensial air dalam sel umbi kentang sangat rendah meskipun viskositas larutan lebih
rendah dibandingkan viskositas larutan sukrosa yang lainnya.
Dari hasil tersebut, ditemukan umbi Kentang yang di rendam di dalam larutan
sukrosa 0,2 M; 0,4 M ; 0,6 M ; 0.8 M dan 1 terdapat sample dimana panjang akhirnya
mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena larutan sukrosa mampu menyerap air
secara osmosis dari dalam sel umbi kentang itu sendiri, sehingga terjadi penyusutan.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
bahwa kentang yang direndam dalam suatu larutan sukrosa mengalami penurunan
atau pertambahan panjang jika dibandingkan dengan kentang yang hanya direndam
pada larutan air bisa maka akan ada pertambahan panjang tanpa penurunan
pertmbahan, maka potensial air dalam sel tanaman tersebut akan berubah tergantung
pada konsentrasi serta viskositas yang digunakan. Potensial air dalam sel suatu
tanaman menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman itu
sendiri, karena selama proses hidupnya tanaman membutuhkan air yang cukup
banyak. Air masuk ke dalam sel tanaman melalui proses difusi, yang mana proses
difusi ini terjadi karena perbedaan konsentrasi, yaitu konsentrasi di dalam sel lebih
rendah di bandingkan konsentrasi di luar sel.

2. Saran
Adapun saran sebelum melaksanakan praktikum diharapkan harus sudah
mengetahui prosedur praktikum sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat percobaan.
Pelajari materi dari media-media yang terpercaya seperti buku atau hasi-hasil
percobaan dari puhak yang telah melaksanaakan praktikum tersebut.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Sunariyati, Siti. 2017. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UPR FKIP
Pendidikan Biologi. Palangka Raya.

Nur, Imani Fadilah. 2016. Mengukur Potensial Air pada


Tumbuhan.https://www.academia.edu/14921283/Laporan_Praktikum_Biol
ogi_Mengukur_PA_pada_Beberapa_Tumbuhan_Kentang. Diakses
padatanggal 16 Maret 2019.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. (Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada).

Asgar A, ST Rahayu, Kusmana dan E Sofiari. 2011. Uji Kualitas Umbi Beberapa
Klon Kentang untuk Keripik. Jurnal Hortikultura 21(1), 51-59.

Soekarto, TS 1985, Penilaian organoleptik untuk industri pangan dan hasil


pertanian, Bharata, Jakarta.

Rahmawati, Dewi. 2013. Laporan Praktikum Mengukur Potensial Air Umbi


Kentang.https://www.academia.edu/9186619/LAPORAN_PRAKTIKUM_
Mengukur_Potensial_Air_Umbi_Kentang. Diakses pada tanggal 15 Maret
2019.

Anda mungkin juga menyukai