Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Biologi, Volume 4 No 2, Aprili 2015

Hal. 1-9

Indeks Kuning Telur (IKT), Haugh Unit (HU) dan Bobot Telur pada Berbagai Itik
Lokal di Jawa Tengah

Dwi Purwati*, M. Anwar Djaelani*, Enny Yusuf Wachidah Yuniwarti*


*
Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Jurusan Biologi
Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro

ABSTRAK

Itik merupakan salah satu ternak unggas penghasil telur yang cukup potensial di Indonesia.
Kualitas telur merupakan indikator produktivitas itik, penelitian tentang kualitas telur itik
yang mencakup Indeks Kuning Telur (IKT), Haugh Unit (HU) dan Bobot Telur itik lokal
Jawa Tengah penting dilakukan untuk mengetahui kemampuan genetik itik dari masing-
masing daerah dan sebagai upaya untuk menyediakan dan meningkatkan bahan pangan yang
berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas telur dari jenis itik lokal
Jawa Tengah yaitu itik Tegal, itik Magelang dan itik Pengging, ditinjau dari nilai IKT, HU
dan Bobot Telur. Itik yang digunakan dalam penelitian ini dipelihara di Balai Pembibitan dan
Budidaya Ternak Non Ruminansia Satker Itik Banyubiru, Ambarawa. Penelitian dilakukan
dengan mengukur kualitas telur dari masing-masing itik yang berumur enam bulan. Sampel
telur diambil dari tiga jenis itik yang berbeda yaitu itik Tegal, itik Magelang dan itik
Pengging, dari masing-masing jenis diambil sampel telur itik sebanyak 6 butir. Data
dianalisis menggunakan analisis variansi (ANOVA) dengan faktor pembeda adalah jenis itik.
Apabila data yang dianalisis terdapat beda nyata, maka dilakukan uji lanjut menggunakan Uji
Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa itik Magelang menghasilkan bobot telur paling berat dibandingkan dengan itik Tegal
dan itik Pengging. Data kualitas telur mencakup IKT dan HU tidak menunjukkan beda nyata
dari masing-masing itik. Kesimpulan penelitian yaitu telur itik Magelang adalah yang paling
bagus.
Kata kunci : Itik lokal Jawa Tengah, Kualitas Telur, IKT, HU, Bobot Telur

ABSTRACT
Ducks is one of poultry producer eggs that potential in Indonesia. Research about ducks eggs
quality which includes egg yolk index (IKT), haugh unit (HU) and eggs weight local ducks in
central java very important to know the genetic ability to ducks from each region and as an
attempt to provide and improve the quality of foodstuffs. The purpose of the research was
analyze eggs quality from local breeds in Central Java that is Tegal ducks, Magelang ducks
and Pengging ducks, viewed from the value IKT, HU and weight eggs. Ducks used in this
research are raised in the hall breeding and raising ducks satker non ruminant Banyubiru,
Ambarawa. The research was done by measuring egg quality from each ducks that was six
month. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) with the differentiating
factor is the type of ducks. If the data were analyzed significantly different, then do a further
test using the Least Significant Differences Test (LSDt) at 95% confidence level. The results
showed that ducks eggs Magelang has the heaviest weight copared with Tegal ducks and
Pengging ducks. Eggs quality data include IKT and HU showed no significantly different
from each ducks. The research conclusion the eggs Magelang ducks is the best eggs.

Keywords: Local Ducks Cental Java, Eggs Quality, IKT, HU, Egg Weight
Jurnal Biologi, Volume 4 No 2, Aprili 2015
Hal. 1-9

PENDAHULUAN telur karena sifat telur yang mudah rusak,


tidak bertahan lama dan cepat mengalami
Penyebaran populasi ternak itik penurunan kualitas. Penentuan kualitas
terbesar yaitu ada di Pulau Jawa. Jenis telur dapat melalui pengukuran terhadap
bibit unggul yang diternakkan, khususnya variabel Indeks Kuning Telur (IKT),
di Jawa Tengah kebanyakan jenis itik Haugh Unit (HU) dan Bobot Telur. IKT
petelur seperti itik Tegal, itik Magelang dan HU ini sangat dipengaruhi oleh
dan itik Pengging. Masing-masing itik kandungan protein dalam pakan yang
tersebut memiliki produktivitas telur diberikan. Menurut Purnamaningsih
berbeda-beda (Yuwanta, 2004). Dinas (2010) semakin tinggi kandungan protein
Peternakan dan Kesehatan Provinsi Jawa dalam pakan yang diberikan maka nilai
Tengah mencatat bahwa pada tahun 2013 IKT akan semakin tinggi, selain itu
produksi telur itik sebanyak 50 juta butir pembentukan protein albumen akan
dan menurun sebanyak 10% dibandingkan meningkat sehingga HU tinggi. Ahmadi
pada tahun sebelumnya. Itik merupakan dan Rahimi (2011) menyatakan bahwa
salah satu komoditas ternak yang perlu setiap spesies memiliki kemampuan
ditingkatkan produksinya terutama sebagai metabolisme berbeda sehingga produk
penghasil telur dan daging. Sumbangan akhir yang dihasilkan berbeda pula.
ternak itik sebagai unggas penghasil telur Hardini (2010) menyatakan bahwa
dan daging secara nasional relatif masih IKT merupakan suatu metode untuk
kecil yaitu 22% dari total produksi telur mengetahui kondisi dalam telur secara
nasional dan 1,5% dari total produksi umum dalam bentuk perhitungan yang
daging unggas nasional (Dewantari, 2002). terukur. IKT adalah perbandingan antara
Indrawan dkk. (2012) menyatakan tinggi kuning telur dengan diameter
bahwa telur merupakan bahan pangan kuning telur. Telur segar mempunyai IKT
yang sempurna, karena mengandung zat 0,33-0,50 dengan nilai rata-rata IKT 0,42.
gizi dalam jumlah cukup untuk memenuhi Bertambahnya umur telur, maka IKT akan
kebutuhan makhluk hidup seperti protein, menurun karena penambahan ukuran
lemak, vitamin dan mineral. Telur kuning telur akibat perpindahan air
mengandung susunan asam amino esensial (Swacita dan Cipta, 2011).
lengkap sehingga telur dijadikan patokan Haugh unit (HU) adalah kualitas
dalam menentukan mutu protein berbagai albumen yang di ukur berdasarkan tinggi
bahan pangan. Protein dibutuhkan tubuh albumen dan berat telur. HU adalah satuan
makhluk hidup salah satunya untuk proses yang memberi kolerasi antara tinggi putih
pertumbuhan. telur dengan berat telur. Semakin tinggi
Telur selain mempunyai nilai gizi nilai HU maka kualitas telur semakin baik.
tinggi, telur juga dapat diolah dalam Telur yang baru ditelurkan mempunyai
berbagai bentuk olahan, sehingga banyak nilai HU 100. Lebih lanjut dinyatakan
digemari masyarakat, selain itu harganya bahwa telur dengan mutu yang baik
yang relatif murah jika dibandingkan nilainya 75 sedangkan telur yang rusak
dengan sumber protein hewani lainnya, mempunyai nilai HU di bawah 50 (Buckle
maka telur merupakan makanan ideal, dkk., 1987). Yuwanta (2004) menyatakan
yang sangat mudah diperoleh dan selalu bahwa telur yang tidak diawetkan
tersedia setiap saat. mengalami perubahan HU sangat cepat.
Ketersedian telur yang selalu ada Telur yang disimpan pada suhu rendah
dan memiliki nilai gizi tinggi ini, harus atau pendinginan mengalami perubahan
diimbangi dengan pengetahuan masyarakat HU dari 80 menjadi 68 setelah 19 hari,
tentang kualitas telur dan penanganan telur sedangkan tanpa pendinginan mengalami
untuk memperlambat penurunan kualitas penurunan rata-rata 1,51 unit per
Jurnal Biologi, Volume 4 No 2, Aprili 2015
Hal. 1-9

hari.mPenelitian ini bertujuan untuk


mengetahui perbedaan IKT, HU dan bobot 3.3.2. Prosedur Pengukuran Variabel
telur itik Tegal, itik Magelang dan itik Variabel yang diamati adalah
Pengging. indeks kuning telur, nilai haugh unit, bobot
telur, diameter kuning telur, tinggi kuning
BAHAN DAN METODE telur dan tinggi albumen.
a. Bobot Telur
Pemeliharaan itik Tegal, itik Bobot telur itik Tegal, Magelang
Magelang dan itik Pengging dilakukan di dan Pengging diperoleh dengan cara
Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak ditimbang menggunakan timbangan digital
Non Ruminansia Satker Itik Banyubiru, dengan kepekaan 0,1 g.
Ambarawa. Pelaksanaan pengukuran b. Diameter kuning telur
kualitas telur dilakukan di Laboratorium Prosedur pengukuran diameter
Struktur dan Fungsi Hewan Jurusan kuning telur seperti yang dilakukan oleh
Biologi Fakultas Sains dan Matematika Andi (2013) yaitu dengan meletakkan telur
Universitas Diponegoro pada bulan Maret- yang sudah dipecah di atas kaca datar
September 2014. Peralatan yang kemudian diameter kuning telur diukur
digunakan untuk penelitian adalah kaca dengan menggunakan jangka sorong.
datar dengan ketebalan 3 mm yang c. Tinggi kuning telur
digunakan untuk alas meletakkan telur Pengukuran tinggi kuning telur
setelah dipecah yang kemudian akan seperti yang dilakukan oleh Andi (2013)
diukur, jangka sorong untuk mengukur yaitu dengan meletakkan telur yang sudah
diameter kuning telur, timbangan digital dipecah di atas kaca datar kemudian tinggi
dengan kepekaan 0,1 g, penggaris untuk kuning telur diukur menggunakan tusuk
mengukur tinggi putih dan kuning telur, gigi, selanjutnya diukur menggunakan
tusuk gigi untuk mengukur tinggi putih jangka sorong.
telur dan tinggi kuning telur, tisue untuk d. Tinggi albumen
membersihkan peralatan yang digunakan, Prosedur pengukuran albumen
cup untuk meletakkan putih dan kuning seperti yang dilakukan oleh Andi (2013)
telur, kantung plastik sebagai tempat yaitu dengan meletakkan telur yang sudah
penampung telur yang sudah dipecah, label dipecah di atas kaca datar kemudian
untuk menandai telur dari masing-masing tingginya diukur dengan
itik dan peralatan tulis digunakan untuk menggunakantusuk gigi, selanjutnya
menulis data. Bahan yang digunakan diukur menggunakan jangka sorong.
adalah alkohol untuk membersihkan
kotoran dari cangkang telur, telur dari itik 3.3.3. Prosedur penghitungan IKT dan HU
Tegal, itik Magelang dan itik Pengging Perhitungan IKT dan HU
berumur enam bulan (24 minggu) masing- merupakan hasil dari pengukuran bobot
masing 6 butir telur. telur, diameter kuning telur, tinggi kuning
telur, dan tinggi albumen.
3.3.1. Koleksi Telur Itik
Telur itik didapatkan dari itik a. Perhitungan IKT
Tegal, itik Magelang dan itik Pengging Perhitungan IKT merupakan
yang berumur enam bulan yang dipelihara perbandingan tinggi kuning telur dengan
di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak diameter kuning telur. Badan Standar
Non Ruminansia Satker Itik Banyubiru Nasional Indonesia (2008), menjelaskan
Ambarawa. Sampel telur diambil pada hari perhitungan untuk mengetahui Indeks
yang sama, kemudian seharisetelah Kuning Telur (IKT) dengan menggunakan
pengambilan telur dilakukan pengukuran rumus berikut:
kualitas telur dari masing-masing itik.
Jurnal Biologi, Volume 4 No 2, Aprili 2015
Hal. 1-9

Tinggi Kuning Telur bahan baku metabolisme. Energi yang


IKT = dihasilkan dari pakan tersebut dapat
Diameter Kuning Telur
digunakan sebagai pertumbuhan,
b. Perhitungan Haugh Unit (HU) pemeliharaan, dan produksi telur (Sunarno
Perhitungan HU merupakan dan Djaelani, 2011). Rasyaf (2004)
pengukuran tinggi albumen dan bobot menyatakan bahwa sistem peternakan itik
telur. Telur yang sudah ditimbang yang berbeda menyebabkan perbedaan
menggunakan timbangan digital dipecah, kualitas telur yang dihasilkan. Pemberian
pecahan telur tersebut diletakkan di atas pakan yang terprogram ditambah dengan
kaca datar kemudian ketinggian albumen pemberian vitamin dan suplemen akan
diukur menggunakan jangka sorong. Panda sangat berpengaruh terhadap kualitas telur
(1996) menyatakan rumus haugh unit yang yang dihasilkan.
dibuat oleh Raymond Haugh yaitu: Faktor lain yang berpengaruh pada
HU = 100 log (H + 7,57 – 1,7 W 0,37) kualitas telur selain pakan yaitu jenis itik.
Keterangan: Itik yang digunakan dalam penelitian ini
HU : Haungh Unit yaitu itik Tegal, itik Magelang dan itik
H : Tinggi Albumen (mm) Pengging. Itik tersebut merupakan jenis
W : Bobot Telur (g) itik yang berasal dari daerah berbeda tetapi
masih dalam wilayah Jawa Tengah, diduga
HASIL DAN PEMBAHASAN hubungan kekerabatan ketiga jenis itik
tersebut sangat dekat sehingga IKT dan
Hasil data Indeks Kuning Telur HU yang dihasilkan berbeda tidak nyata.
(IKT), Haugh Unit (HU), bobot telur dan Harahap (2005) menyatakan bahwa
konsumsi pakan pada itik lokal Jawa berdasarkan konstruksi pohon fenogram
Tengah yaitu itik Tegal, itik Mgelang dan dan berdasarkan frekuensi gen pada lokus
itik Pengging ditampilkan pada Tabel 1. polimorfis ke-8 dan lokus monoformis ke-
Hasil analisis IKT dan HU menunjukkan 12 itik lokal Jawa Tengah memiliki jarak
berbeda tidak nyata dari ketiga jenis itik genetik yang cukup dekat dengan itik lokal
lokal Jawa Tengah tersebut, sehingga dari Jawa Barat tetapi cukup jauh dengan itik
hasil penelitian tersebut dapat diketahui lokal Jawa Timur. Jarak genetik
bahwa meskipun jenis itik berbeda tetapi merupakan tingkat perbedaan gen (genom)
mempunyai kualitas IKT dan HU yang antara suatu populasi atau spesies.
berbeda tidak nyata. Keadaan ini Nilai haugh unit merupakan salah
dipengaruhi oleh konsumsi pakan yang satu kriteria untuk menentukan kualitas
sama pada ketiga jenis itik tersebut telur bagian dalam dengan cara mengukur
sehingga IKT dan HU telur dari ketiga tinggi albumen telur dan bobot telur. Nilai
jenis itik tersebut berbeda tidak nyata. haugh unit tinggi menunjukkan bahwa
Pakan merupakan komponen yang viskositas albumen semakin pekat.
penting dalam usaha peternakan. Pakan Albumen mengandung ovomusin.
mempunyai peranan penting dalam proses Ovomusin ini berperan dalam pengikatan
pembentukan telur. Intestinum tenue akan air untuk membentuk gel albumen
menyerap nutrisi yang dihasilkan dari sehingga albumen bisa kental. Albumen
pakan berupa karbohidrat, protein, lemak, semakin kental jika jala-jala ovomusin
vitamin dan mineral dalam bentuk molekul dalam jumlah banyak dan kuat sehingga
dan diedarkan keseluruh tubuh melalui viskositas albumen menjadi tinggi.
aliran darah sebagai energi. Proses Semakin tinggi nilai haugh unit maka
metabolisme di dalam sel akan semakin tinggi ovomusin dan semakin
berlangsung secara efisien dan efektif baik kualitas interior telur.
apabila nutrisi yang dihasilkan optimal Hasil analisis statistik
sehingga dapat menjamin ketersediaan menunjukkan bahwa nilai (HU) telur itik
Jurnal Biologi, Volume 4 No 2, Aprili 2015
Hal. 1-9

Tegal, itik Magelang dan itik Pengging Rata-rata indeks kuning telur yang
berbeda tidak nyata. Hasil HU ini diperoleh dalam penelitian sudah termasuk
menunjukkan bahwa kualitas putih telur baik yaitu 0,35-0,39 sesuai pendapat
dari masing-masing itik tersebut sangat Purwantini dan Roesdiyanto (2002) bahwa
baik, berdasarkan nilai haugh unitnya indeks kuning telur yang baik bekisar
menunjukkan nilai tinggi serta memiliki antara 0,33 sampai 0,51 dengan rerata
kandungan ovomusin yang tinggi pula 0,42. tidak adanya perbedaan tersebut
dilihat dari kekentalan albumennya. Sesuai disebabkan karena kandungan protein yang
pendapat Purwantini dan Roesdiyanto diberikan dalam ransum masing-masing
(2002), bahwa nilai haugh unit telur yang itik relatif sama yaitu 19,86%. Menurut
baru ditelurkan nilainya 100, sedangkan Purnamaningsih (2010) semakin tinggi
telur dengan mutu terbaik nilainya diatas kandungan protein dan lemak dalam
72. Telur busuk nilainya di bawah 50. Hal ransum maka semakin tinggi indeks
ini berarti kualitas putih telur tidak berbeda kuning telur.
jauh dari masing-masing jenis itik. Faktor lain yang berpengaruh
Pemberian ransum pakan yang sama pada terhadap kualitas telur yaitu kerja hormon.
masing-masing itik menghasilkan kualitas Estrogen dan progesteron merangsang
telur yang sangat baik tetapi berbeda tidak sintesa protein, baik protein putih telur
nyata satu sama lain. Kemampuan maupun protein kuning telur, sehingga
metabolisme itik Tegal, itik Magelang dan secara keseluruhan berat telur secara utuh
itik Pengging mampu mempengaruhi meningkat. Estrogen merangsang sintesa
produktivitas masing-masing tetapi tidak protein ovalbumin, ovotransferrin dan
berpengaruh terhadap kualitas telur. Andi lisosim yang dihasilkan oleh kelenjar
(2013) menyatakan bahwa nilai haugh unit tubular dari magnum. Hal ini sesuai
dipengaruhi oleh kandungan ovomusin dengan penjelasan Lucy (2000) yang
yang terdapat pada putih telur, apabila melakukan observasibahwa kelenjar
putih telur semakin tinggi maka nilai tubuler magnum akan mensekresikan
haugh unit yang diperoleh semakin tinggi sebagian besar protein putih telur, yaitu
pula. Putih telur yang mengandung terdiri dari ovalbumin, lisosim,
ovomusin lebih sedikit maka akan lebih ovotransferin, dan ovomusin serta akan
cepat mencair. disimpan dalam bentuk granula. Sekresi
Hasil analisis statistik IKT kelenjar tubular tersebut distimulasi oleh
menunjukkan berbeda tidak nyata dari progesteron seperti dijelaskan Yuwanta
masing-masing itik lokal Jawa Tengah (2004) bahwa hormon progesteron
(Tabel 5). Yuwanta ((2004) menyatakan dihasilkan dari epitelium supervisial ovum.
bahwa indeks kuning telur pada saat telur Hormon progesteron berfungsi
dikeluarkan adalah 0,45, kemudian akan menstimulasi hipotalamus untuk
menurun menjadi 0,30 apabila telur mengaktifkan factor releasing hormone
disimpan selama 25 hari (250C). Sesuai agar memacu sekresi (LH) dari pituitari
dengan Badan Standardisasi Nasional anterior. Progesteron bersama androgen
(2008) yang menyatakan indeks kuning berfungsi mengatur perkembangan oviduk
telur mutu I= 0,458-0,521, mutu II= 0,394- untuk sekresi albumin dari magnum.
0,457, mutu III= 0,330-0,393. Indeks
kuning telur itik Tegal, itik Magelang dan
itik Pengging termasuk ke dalam mutu III.
Jurnal Biologi, Volume 4 No 2, Aprili 2015
Hal. 1-9

Tabel 1. Hasil analisis rata-rata Indeks Kuning Telur (IKT), Haugh Unit (HU) dan Bobot
Telur dari ketiga jenis itik lokal yang berbeda.

Perlakuan
Itik Tegal Itik Magelang Itik Pengging
Variabel

Indeks Kuning Telur 0,391± 0,077a 0,357 ± 0,095a 0,355 ± 0,11a

Haugh Unit 84,85 ± 6,09a 85,79 ± 6,77a 77,33 ± 18,83a

Bobot Telur (g) 61,83 ± 2,11b 72,5 ± 4,43a 63,66 ± 3,03b

Konsumsi Pakan
160 ± 5,77a 170 ± 5,77a 160 ± 5,77a
(g/ekor/hari)

Keterangan: superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada uji BNT
(P<0,05)

Hasil analisis anova dengan taraf Proksimat pakan (Lampiran 6) dan


kepercayaan 95% menunjukkan bahwa itik pemberian pakan yang diberikan pada
Tegal, itik Magelang dan itik Pengging masing-masing itik sama. Faktor yang
berpengaruh nyata terhadap variabel bobot berpengaruh terhadap perbedaan bobot
telur dengan rerata bobot telur tertinggi telur ini di duga kemampuan metabolisme
adalah telur itik Magelang yaitu sebesar dari masing-masing itik berbeda-beda.
72,5±4,43 g, dilanjutkan dengan itik Kemampuan metabolisme dalam
Pengging yaitu sebesar 63,66±3,03 g, dan menyediakan bahan pembentukan telur
rerata bobot telur terendah adalah itik dari masing-masing itik tersebut mampu
Tegal yaitu sebesar 61,83±2,11 (Tabel 3). mempengaruhi produktivitas yang
Berdasarkan uji lanjut BNT menunjukkan dihasilkan sehingga berpengaruh terhadap
bahwa itik Magelang mempunyai telur bobot telur. Hal tersebut dibuktikan
yang nyata lebih berat dibandingkan telur dengan produktivitas telur dari masing-
itik Tegal dan itik Pengging. Gambaran masing itik tersebut berbeda nyata. Itik
mengenai bobot telur itik Tegal, itik Magelang mampu menghasilkan telur
Magelang dan itik Pengging disajikan pada paling tinggi yaitu sebanyak 290±4,438
ilustrasi histrogram Gambar 1. butir/tahun. Itik Pengging sebanyak
228,333±24,013 butir/tahun. Itik Tegal
74 menghasilkan jumlah telur paling rendah
72 yaitu 225±27,386 butir/tahun. Gambaran
70 mengenai produksi telur dari itik Tegal,
bobot telur (g)

68
itik Magelang dan itik Pengging disajikan
66
64 Jenis Itik
pada ilustrasi histrogram Gambar 2.
62
60
58
56
Telur Itik Telur Itik Telur Itik
Tegal Magelang Pengging

Gambar 1. Histrogram Bobot Telur Itik


Jurnal Biologi, Volume 4 No 2, Aprili 2015
Hal. 1-9

350 Pembentukan kuning telur


dirangsang oleh hormon estrogen.
jumlah telur (butir)
300
250 Estrogen merupakan hormon perangsang
200 biosintesis vitelogenin di hepar.
150
Jenis Itik
Vitelogenin merupakan bahan dasar dalam
100 pembentukan kuning telur. Vitelogenin
50 yang disintesis di hepar dengan bantuan
0 hormon estrogen disekresikan ke dalam
Telur Itik Telur Itik Telur Itik aliran darah menuju gonad mengakibatkan
Tegal Magelang Pengging
konsentrasi vitelogenin dalam darah akan
meningkat, sehingga terbentuk kuning
Gambar 2. Histogram Jumlah Produksi telur yang matang dan siap di ovulasikan
Telur Itik (Lewis and Morris, 2006). Pembentukan
kuning telur ini akan berpengaruh terhadap
Latifa dan Sarmanu (2008) bobot telur yang dihasilkan, apabila
menyatakan bahwa setiap jenis itik kuning telur yang dibentuk semakin besar
memiliki kemampuan metabolisme maka telur yang dihasilkan akan semakin
berbeda-beda. Pakan akan dicerna selama berat. Hal ini sesuai dengan pendapat
proses pencernaan di intestinum tenue North dan Bell (1990) bahwa semakin
untuk menghasilkan bahan baku besar kuning telur yang diproduksi, maka
metabolisme. Bahan baku metabolisme bobot telur yang dihasilkan akan semakin
dan komponen esensial pakan lainnya berat dan sebaliknya.
dapat diabsorbsi secara efektif dan Hepar mampu menghasilkan
didistribusikan ke sel-sel seluruh tubuh. berbagai lemak netral, phospholipid dan
Melalui proses respirasi seluler akan kolesterol, yang penting untuk
dihasilkan energi optimal yang digunakan pembentukan kuning telur atau yolk di
untuk peningkatan massa sel. Energi yang bawah pengaruh estradiol. Peningkatan
dihasilkan berperan penting dalam sekresi hormon progesteron oleh lapisan
peningkatan produktivitas, terutama yang sel theka terjadi pada waktu folikel
berkaitan dengan peningkatan kinerja praovulasi mulai tumbuh. Peningkatan
sistem reproduksi itik petelur. progesteron ini menyebabkan lapisan
Produktivitas masing-masing jenis itik granulosa menjadi lebih responsif terhadap
dapat mengalami peningkatan sesuai hormon LH pada saat folikel mendekati
dengan kemampuan metabolismenya ovulasi. Progesteron selanjutnya
untuk menghasilkan energi. Energi penginisiasi peningkatan kadar LH yang
tersebut salah satunya digunakan dalam menyebabkan terjadinya ovulasi,
pembentukan telur, sehingga berpengaruh sementara itu hormon estrogen
terhadap bobot telur yang dihasilkan pula. merangsang terjadinya hipertropi dari
Berdasarkan data yang diperoleh itik dinding oviduk dan diferensiasi dari
Magelang memiliki bobot telur paling daerah sekretoris (Noor, 2008). Sisa
berat, sehingga dapat dikatakan bahwa itik estrogen akan bekerja sama dengan
Magelang memiliki kemampuan progesteron untuk menginisiasi sekresi
metabolisme yang lebih baik dibandingkan putih telur, dan memobilisasi kalsium dari
dengan itik Tegal dan itik Pengging. ujung tulang panjang (epifisa) untuk
Kemampuan metabolik itik Magelang meningkatkan pengeluaran kalsium dalam
yang berbeda dengan itik Tegal dan itik membentuk cangkang telur (Hafez, 2000).
Pengging menyebabkan itik Magelang Kualitas telur itik yang diamati
mempunyai telur yang nyata lebih berat pada penelitian ini yaitu termasuk dalam
dibandingkan itik Tegal dan itik Pengging. kelas A dilihat dari bentuk telur normal,
kerabang telur tidak retak atau pecah,
Jurnal Biologi, Volume 4 No 2, Aprili 2015
Hal. 1-9

kualitas albumin dalam nilai HU rata-rata DAFTAR PUSTAKA


telur itik Tegal 84,85±6,09, itik Magelang
85,79±6,77 dan itik Pengging Ahmadi, F. and Rahimi, F. 2011, ‘Factor
77,33±18,83. Hal tersebut sesuai dengan Affecting Quality and Quantity of
pendapat Purwantini dan Roesdiyanto Egg Production in Laying Hen’,
(2002) bahwa telur dengan mutu terbaik A. Review. World Appl. Sci. J., 12
memiliki nilai HU diatas 72 sedangkan (3): 372-384.
untuk telur yang baru dikeluarkan Andi, N.M. 2013. Pengaruh Level Ekstrak
memiliki nilai 100. Lesson and Summer Daun Melinjo (Gnetum gnemon
(2001) menjelaskan bahwa kondisi Linn) dan Lama Penyimpanan
penyimpanan telur merupakan salah satu yang Berbeda Terhadap Kualitas
faktor yang memiliki potensial untuk Telur. Skripsi. Universitas
mempengaruhi albumen (putih telur). Hasanuddin. Makasar.
Ketahanan telur yang disimpan tanpa Buckle, K. A, Edwards, R. A, Fleet, G. H,
pengawetan hanya mampu bertahan sekitar and Wooton M, diterjemahkan
8 hari. Lama penyimpanan telur selama 14 oleh H. Purnomo dan Adiono.
hari memberikan pengaruh nyata terhadap 1987. Ilmu Pangan. UI-Press.
peningkatan persentase penurunan berat Jakarta: 78-89.
telur, besar kantung udara, peningkatan pH Dewantari. 2002. Kelenturan Fenotipik
telur, penurunan indeks telur serta nilai Sifat-Sifat Reproduksi Itik
HU. Kualitas yolk dalam nilai IKT yang Mojosari, Tegal, dan Persilangan
telah diteliti termasuk dalam kategori Tegal-Mojosari sebagai Respon
segar. Kualitas bobot telur dari ketiga jenis terhadap Aflatoksin dalam
itik tersebut juga termasuk dalam kualitas Ransum. Disertasi. Fakultas
baik dan memiliki produktivitas telur yang Peternakan Universitas Udayana.
tinggi pula. Bali.
Hafez, B. 2000. Reproduction in Farm
KESIMPULAN Animal 7th Edition. Lippincott
William & Wilkins: Baltimore,
Berdasarkan hasil penelitian
USA.
didapatkan bahwa kualitas telur itik lokal
Harahap, F. A. 2005. Pendugaan
Jawa Tengah yaitu itik Tegal, itik
parameter genetik sifat-sifat
Magelang dan itik Pengging yang
produksi telur itik alabio dan
mencakup Indeks Kuning Telur (IKT) dan
penggunaannya pada seleksi.
Haugh Unit (HU) Telur menunjukkan
Tesis. Sekolah Pascasarjana
tidak berbeda nyata. Hasil tersebut
Institut Pertanian Bogor.
menunjukkan bahwa keragaman itik yang Hardini. 2000. Pengaruh Suhu dan Lama
ada di Jawa Tengah tidak berpengaruh Penyimpanan Telur Konsumsi
pada Haugh Unit (HU) dan Indeks Kuning dan Telur Biologis Terhadap
Telur (IKT), tetapi hasil bobot telur itik Kualitas Interior Telur Ayam
menunjukkan hasil yang berbeda nyata, Kampung. FMIPA Universitas
yaitu telur itik Magelang nyata lebih berat Terbuka.
dibanding telur itik Tegal dan itik Indrawan, I.G., Sukada, I.M., & Suada,
Pengging. Berdasarkan hal tersebut maka I.K. 2012. Kualitas Telur dan
pada penelitian ini dapat disimpulkan Pengetahuan Masyarakat tentang
bahwa telur itik Magelang adalah yang Penanganan Telur di Tingkat
paling bagus. Ruma Tangga. Artikel Telur.
ISSN: 2301-784.
Jurnal Biologi, Volume 4 No 2, Aprili 2015
Hal. 1-9

Latifa, R. Sarmanu. 2008. Manipulasi Swacita, I. B. N., dan Cipta, I. P. S. 2011.


Reproduksi Pada Itik Petelur Afkir Pengaruh Sistem Peternakan dan
Dengan Pregnant Mare Serum Lama Penyimpanan Terhadap
Gonadotropin. J. Penelitian Med. Kualitas Telur Itik. Buletin
Eksakta 7(1): 83-91. Veteriner Udayana. Vol. 3 no. 2:
91-98.
Leeson, S. and Summers, J. D. 2001.
Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas.
Nutrition of the Chicken. 4th Ed.
Kanisius. Yogyakarta. hal. 115-
University Book. Canada.
120.
Lewis, P and Morris, T. 2006. Poultry
Lighting: The Theory and
Practice. Hampshire UK:
Northcorth.
Lucy, K. M. 2000. Structure and Postnatal
Development of Magnum In
Japanese Quail (Coturnix coturnix
japonica). Mannuthy:680 651.
Noor, R.R. 2008. Genetika Ternak.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Nort and Bell. 1990. Comercial Chicken
Produktion Manual. The Van
Nostrand Reinhold Publishing.
New York.
Panda, P. C. 1996. Textbook of Egg and
Poultry Technology. Ram
Printograph. Dehhi. India.
Purnamaningsih, A. 2010. Pengaruh
Penambahan Tepung Keong Mas
(Pomacea canaliculata Lamarck)
dalam Ransum Terhadap Kualitas
Telur Itik. Tesis. Universitas
Sebelas Maret. Solo.
Purwantini dan Roesdiyanto. 2002.
Produksi dan Kualitas Itik Lokal
di Daerah Sentra Peternakan Itik.
Unsoed. Purwokerto.
Rasyaf, M. 2004. Beternak Itik. Kanisius.
Yogyakarta.
Sunarno dan Djaelani, A.M. 2011. Analisis
Produktivitas Itik Petelur di
Kabupaten Semarang
Berdasarkan Indikator Nilai
Konversi Pakan, Rasio Tingkat
Konsumsi Pakan dengan
Intestinum dan Bobot Intestinum
dengan Pertambahan Bobot
Badan. J. Sains dan Matematika.
Vol. 19 (2): 38-42.

Anda mungkin juga menyukai