Oleh karena itu sangat dibutuhkan peran dari guru BK/konselor dan guru
mata pelajaran dalam meningkatkanmotivasi belajar siswa yang memperoleh hasil
belajar rendah ini. Apabila kondisi ini dibiarkan, maka siswayang bersangkutan
akan mengalami berbagai hambatan dalam mengembangkan potensiuntuk
penyelesaianstudinya.
METODOLOGI
Motode ini menekankan pada aspek pemahaman lebih mendalam terhadap suatu
masalah dari pada melihat sebuah permasalahan, penelitian ini adalah guru mata
pelajaran SMAN. Sampel dalam penelitian ini sebanyak1 orang guru mata
pelajaran. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
teknikpersentase.1
Metode interview adalah metode pengumpulan data melalui tanya jawab dan
bercakap-cakap secara lisan.5
1
Mega Mulya Sari, Taufik & Yusri ” Peran Guru Bk/Konselor Dan Guru Mata Pelajaran
DalamMeningkatkan Motivasi Belajar Siswa YangMemperoleh Hasil Belajar Rendah” Volume. 3
Number. 2 June. 2014 hal 124.
2
Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hal. 21
3
Oemar Hamalik, 2013. Proses Belajar Mengajar,(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal 161
4
Sugiono, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D,(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 108
5
Ibid.,hlm. 74
Hasil Penelitian
Paparan data merupakan informasi yang diperoleh peneliti dari hasil penelitian
lapangan. Adapun data yang telah dikumpulkan melalui hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi, dapat disajikan sebagai berikut:
1.Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada di SD atau MI.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa
peran seorang guru sangat berpengaruh pada proses pembelajaran, karena dengan
adanya seorang guru suasana kelas menjadi kondusif sehingga terciptanya
kegiatan belajar mengajar yang efektif.
Peran guru dalam proses pembelajaran digambarkan oleh M. Uzer Usman sebagai
optimalisasi peran guru yaitu guru sebagai demonstrator, guru sebagai pengelola
kelas, guru sebagai mediator dan fasilitator, serta guru sebagai evaluator.6
6
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 9-12