ABSTRAK
Upaya pengurangan kuantitas cacat botol pada produk winder 100 EC kemasan 100 ml dengan
metode DMAIC. Persaingan dalam industri sangat ketat, khususnya dalam industri pestisida dan pupuk
majemuk di Indonesia, sehingga hanya perusahaan yang memiliki sistem distribusi dan produksi yang
baik dapat bertahan. Pada perusahaan PT Multi Sarana Indotani, produk yang dihasilkan suatu pabrik
tidak seluruhnya baik, selalu ada produk yang mengalami kecacatan sebanyak rata rata 1,5% produksi
cacat botol ditemukan pada proses produksi produk Winder 100 EC kemasan 100 ml. Pada penelitian ini
dilakukan dengan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Konsep ini memiliki
sistematika yang jelas dalam memperbaiki proses yang diharapkan, mengidentifikasi masalah,
melakukan pengukuran, analisis pada akar permasalahan, dan memberikan usulan perbaikan serta
rencana pengendalian yang jelas terhadap kualitas. Berdasarkan hasil analisis kecacatan botol produk
Winder 100 EC kemasan 100 ml di PT Multi Sarana Indotani dengan menggunakan metode DMAIC
bahwa kecacatan botol pada produksi Winder 100 EC kemasan 100 ml dalam batas yang wajar karena
masih terletak pada batas UCL (batas garis atas) yaitu 0,4, CL (batas garis tengah) yaitu 0,2 dan LCL
(batas garis bawah) yaitu -0,3 atau 0, sehingga proses produksi Winder 100 EC dalam kemasan 100 ml
di PT Multi Sarana Indotani terkendali secara statistik, dan kecacatan yang paling tertinggi pada jenis
cacat penyok dengan total kecacatan 2371 dengan persentase 83,25%, cacat leher botol sebanyak 343
dengan persentase 12,04%, dan cacat terkena produk dengan jumlah 134 dengan persentase 4,71% dan
merupakan persentase cacat yang terkecil dalam periode bulan Agustus 2016 sampai bulan April 2017.
Kata Kunci : Cacatan produk winder, perbaikan kualitas, kemasan 100 ml, dan metode DMAIC.
ABSTRACT
Efforts to reduce the quantity of bottle defects in 100 EC winder products with 100 ml packaging
using the DMAIC method. Competition in the industry is very tight, especially in the pesticide and
compound fertilizer industry in Indonesia, so that only companies that have a good distribution and
production system can survive. In the company PT Multi Sarana Indotani, the products produced by a
factory are not all good, there are always products that experience as many as 1.5% defects in the
production of bottle defects found in the production process of 100 ml packaging Winder 100 EC
products. In this study conducted by the DMAIC method (Define, Measure, Analyze, Improve, Control).
This concept has a clear systematic in improving the expected process, identifying problems, making
measurements, analyzing the root of the problem, and giving recommendations for improvement and a
clear control plan for quality. Based on the analysis of bottle defects in 100 ml packaging Winder 100 EC
products in PT Multi Sarana Indotani using the DMAIC method that the bottle defects in the production
of 100 EC Winder packaging 100 ml within reasonable limits because it is still located at the UCL limit
(upper line limit) that is 0, 4, CL (midline limit) is 0.2 and LCL (lower line limit) is -0.3 or 0, so that the
production process of 100 EC Winder in 100 ml packaging at PT Multi Sarana Indotani is statistically
controlled, and the most defects the highest in the type of dent defect with a total disability of 2371 with a
percentage of 83.25%, 343 bottle neck defects with a percentage of 12.04%, and product defects with a
total of 134 with a percentage of 4.71% and is the smallest percentage of defects in a period of months
August 2016 to April 2017.
Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 5 Vol. 6/Agustus -2019 ISSN. 2442-3238, e-ISSN. 2527-5364|562
Askan :Upaya Pengurangan Kuantitas Cacat Botol Pada Produk Winder 100 Ec Kemasan 100 ml Dengan
Metode Dmaic Di PT. Multi Sarana Indotani Mojokerto Jawa Timur
Keywords: Winder product records, quality improvements, 100 ml packaging, and DMAIC methods.
PENDAHULUAN
PT Multi Sarana Indotani merupakan salah satu perusahaan pestisida dan pupuk terbesar di
Indonesia,dan bekerja sama dengan PT Tanindo Intertraco dalam proses pendistribusian produk-
produknya. Dalam proses produksinya di PT Multi Sarana Indotani, di peroleh data tingginya cacat
kemasan produk yang dapat merugikan cost keuangan perusahaan. Terutama pada kemasan botol yang
memiliki nilai cost kerugian tertinggi dibanding kemasan-kemasan yang lain. dalam hal ini jika tidak di
temukan cara atau metode guna mengurangi kuantitas cacat botol, maka jumlah kerugian perusahaan akan
semakin besar dari faktor cacat kemasan. Berdasarkan penelitian yang di lakukan di PT Multi Sarana
Indotani, pada proses Quality Controlyang terjadi adalah pada saat melakukan inspeksi di produksi waktu
yang mereka gunakan terlalu sedikit yakni 3 jam sekali melakukan kegiatan inspeksi di produksi.
sementara jam kerja produksi adalah 8 jam kerja. Sehingga pihak Quality Control hanya melakukan 2
kali inspeksi setiap harinya pada satu produk.hal ini menyebabkan tingkat presentasi cacat botol (Reject)
menjadi tinggi. selain itu kurangnya personil bagian Quality Control yang melakukan inspeksi di
produksi menyebabkan setiap personil bagian Quality Controlharus menginspeksi beberapa produk dalam
satu kali waktu inspeksi. Berdasarkan data tersebut maka tingkat pengawasan setiap petugas inspeksi
menjadi tidak optimal. Oleh karena tingkat pengawasan petugas inspeksi yang tidak optimal tadi dapat
menyebabkan tingkat cacat botol (Reject) menjadi cukup tinggi, selain ada faktor lain seperti faktor alat
(Mesin produksi), tenaga kerja (Man Power), factor metode yang digunakan, dan juga factor bahan baku
botol.Ruang lingkup penelitian ini membahas mengenai penyebab terjadinya kerusakan botol produk
Winder 100 EC kemasan 100 ml, Jenis-jenis kerusakan dan bagaimana upaya mengurangi kuantitas cacat
botol pada produk Winder 100 EC kemasan 100 ml. Penelitian ini hanya membahas kerusakan kemasan
botol produk Winder 100 EC kemasan 100 ml. karena cacat botol memberikan kontribusi cost kerugian
yang paling besar bagi perusahaan PT Multi Sarana Indotani dibandingkan dengan cacat kemasan yang
lain seperti, cacat label stiker produk, cacat tutup botol, dan cacat Aluminiumsealhologram. Data yang
digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data perusahaan.
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Diky Oktavianto(2013) di PT Aqua Golden Mississipi yang meneliti tentang jenis
kecacatan pada produk Aqua.Dengan metode DMAIC peneliti dapat mengetahui faktor faktor yang dapat
mempengaruhi cacat produk Aqua di PT Aqua Golden Mississipi.
Yunia Afriani Rahman(2014) di PT Tirta Alam Semesta yang meneliti tentang kerusakan botol pada
produk Oxywater.Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode DMAIC peneliti
dapat memberikan beberapa saran perbaikan kepada PT Tirta Alam Semesta guna meminimalisir
kerusakan pada botol produk Oxywater.
Menurut Achmad Faizal Muttaqien(2014) di PT Aster Decorindo Abadi yang juga menggunakan
pembahasan metode DMAIC dalam menganalisa kuantitas produk cacat pada mesin Decorative Tiles.
Dari hasil peneliti menyimpulkan faktor penyebab cacat produk pada mesin Decorative Tiles dengan
menggunakan pembahasan DMAIC serta dapat memberikan saran dan perbaikan perbaikan guna
mengurangi kuantitas produk cacat pada mesin Decorative Tiles di PT Aster Decorindo Abadi.
Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 5 Vol. 6/Agustus -2019 ISSN. 2442-3238, e-ISSN. 2527-5364|563
Askan :Upaya Pengurangan Kuantitas Cacat Botol Pada Produk Winder 100 Ec Kemasan 100 ml Dengan
Metode Dmaic Di PT. Multi Sarana Indotani Mojokerto Jawa Timur
METODOLOGI PENELITIAN
Diagram Alir Penelitian
Mulai
Hasil Penelitian
Selesai
Analisis DPO
Yunia arif rahman 2014, DPO merupakan salahsatu analisis yang digunakan untuk mengukur proporsi
produk cacat (defect) atas jumlah total peluang dalam sebuah kelompok.
DPO = ......……………………………………………………...(1)
Keterangan :
A = Jumlah produk cacat (unit)
B = Peluang cacat atau Critical to Quality (CTQ)
C = Jumlah contoh (unit)
Dimana : A = 2848, B = 3 dan C = 187.300
Maka :
DPO = A/(B x C)
= 2848/ (3 x 187.300)
= 0,0051 DPO
Analisis DPMO
Yunia Arir Rahman 2014, Ukuran kegagalan dalam Six Sigma, yang menunjukkan kegagalan per
sejuta kesempatan.
DPMO = DPO x 1.000.000 …….……………............................................(2)
= 0.0051 x 1.000.000
Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 5 Vol. 6/Agustus -2019 ISSN. 2442-3238, e-ISSN. 2527-5364|564
Askan :Upaya Pengurangan Kuantitas Cacat Botol Pada Produk Winder 100 Ec Kemasan 100 ml Dengan
Metode Dmaic Di PT. Multi Sarana Indotani Mojokerto Jawa Timur
= 5100 DPMO
Berikut adalah data kerusakan botol 100 ml produk Winder 100 EC kemasan 100 ml periode bulan
Agustus 2016-April 2017.
Tabel 2 Jenis Kerusakan botol pada produk Winder 100 EC kemasan 100 ml
Tahapan
Jenis Cacat Jumlah Penyebab
proses
Rusak Cacat 2371 Penutupan Penambahan pressure pada stopper mesin capping terlalu
Penyok banyaksehingga menyebabkan tekanan botol > 6 bar
Rusak Cacat 343 Penutupan Pemasangan cap yang sering miring pada mesin capping
Leher menyebabkan tekanan cap pada leher botol menjadi tidak
simetris.
Rusak 134 Pengisian Penambahan waktu
Terkena fillingtimepadamesinfillingmenyebabkantetesanproduk
Produk pada botol semakin banyak.
Total 2848
Ciri-ciri kerusakan botol produk Winder 100 ECdibandingkan dengan standar produk dapat dilihat pada
Gambar 2.
Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 5 Vol. 6/Agustus -2019 ISSN. 2442-3238, e-ISSN. 2527-5364|565
Askan :Upaya Pengurangan Kuantitas Cacat Botol Pada Produk Winder 100 Ec Kemasan 100 ml Dengan
Metode Dmaic Di PT. Multi Sarana Indotani Mojokerto Jawa Timur
Untuk memudahkan dalam melihat jenis kerusakan pada produk Winder 100 EC
maka dibuat diagram Pareto untuk jenis kerusakan botol seperti Gambar 4.2.
Data hasil pemeriksaan proses produksi Winder 100 ECserta menghitung DPMO dapat lihat,
Tabel 5 Nilai DPMO dan nilai DPO dari proses produksi Winder 100 ECAgustus 2016-April 2017.
Tahun Bulan Jumlah CTQ Jumlah DPO DPMO
botol rusak (peluang Produk (DPO x
(pcs) rusak) (C) 1000000)
(A) (B)
Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 5 Vol. 6/Agustus -2019 ISSN. 2442-3238, e-ISSN. 2527-5364|566
Askan :Upaya Pengurangan Kuantitas Cacat Botol Pada Produk Winder 100 Ec Kemasan 100 ml Dengan
Metode Dmaic Di PT. Multi Sarana Indotani Mojokerto Jawa Timur
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel diata saat proses produksi Winder 100 EC dinilai memiliki
DPMO 36.100 per sejuta produk. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dari sejuta peluang produksi Winder
100 EC, maka terdapat kemungkinan 36.100 botol produk Winder 100 ECyang gagal produksi akibat
kerusakan botol. Dari Tabel 4.5 dapat dibuat grafik perolehan nilai DPMO seperti dimuat pada Gambar
4.3.
Gambar 4.3 Grafik DPMO produksi Winder 100 EC PT Multi Sarana Indotani periode Agustus 2016-
April 2017
Tahap Analisis
Berdasarkan diagram sebab akibat yang dikemukakan dapat diketahui bahwa faktor manusia
dapat menjadi penyebab kerusakan botol oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Karyawan kurang ahli dan terampil dalam mengoperasikan mesin filler dan kurang bisa mengatasi
masalah yang terjadi pada mesin, sehingga mengakibatkan terjadinya cacat botol.
2. Kurang adanya pengawasan dari pimpinan saat proses produksi, sehingga disaat ada masalah pada
mesin filler dan pada mesin cappingtidak cepat teratasi masalahnya dan tidak terkontrol botol yang
rusak.
3. Karyawan bekerja kurang teliti dan ceroboh, yaitu karyawan dalam melakukan penyetelan mesin
tidak teliti dan saat terjadi masalah karyawan kurang komunikasi dengan pemimpinya.
Faktor kedua penyebab kerusakan botol produk Winder 100 ECadalah mesin. Beberapa
hal yang berkaitan dengan mesin yang dapat menyebabkan kerusakan, adalah:
Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 5 Vol. 6/Agustus -2019 ISSN. 2442-3238, e-ISSN. 2527-5364|567
Askan :Upaya Pengurangan Kuantitas Cacat Botol Pada Produk Winder 100 Ec Kemasan 100 ml Dengan
Metode Dmaic Di PT. Multi Sarana Indotani Mojokerto Jawa Timur
1. Penyetelan pada mesin cappinguntuk pressure stopper yang tidak tepat akan menyebabkan tekanan
pada botol Winder 100 ECtidak sesuai standar tekanan 5.5 - 6 bar. Semakin tinggi tekanan pada
penyetelan pressure stopper, maka semakin tinggi tekanan mengenai botol, dan jika penyetelan
pressure stopperdikurangi, maka tekanan pada botol juga akan berkurang.
2. Kecepatan mesin filler sangat berpengaruh terhadap produk yang dapat mengenai botol. Semakin
lambat kecepatan mesin filler maka semakin tidak ada produk yang menetes mengenai botol, maka
menyebabkan botol yang cacat akibat terkena produk semakin sedikit.
3. Penyetelan mesin capping, pemasangan tempat tutup sebelum masuk ke botol sangatlah penting.
Karena jika posisi tidak simetris maka tutup yang terpasang pada botol juga akan miring, sehingga
saat head cappermenekan tutup masuk ke ulir leher botol akan mengakibatkan cacat leher botol.
Oleh karena itu, mesin produksi memegang peran sangat penting bagi kesuksesan kinerja di bagian
produksi.
Faktor ketiga penyebab kerusakan botol adalah metode. Beberapa hal yang menjadi penyebab kerusakan
adalah :
1. Adanya perubahan standar tekanan botol dari 5.5 bar menjadi 6.5 bar. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap jumlah kerusakan pada botol, terutama kerusakan botol cacat penyok yang semakin
meningkat.
2. Pada saat proses produksi metode kerja yang digunakan karyawan tidak tepat dan beberapa standar
kerja diabaikan saat proses produksi.
3. Operator mesin filler di bagian produksi terdiri dari 2 orang dimana setiap team memiliki 1 orang
operator mesin filler. Setiap operator tidak menggunakan metode yang sama saat proses produksi
Winder 100 EC, terutama untuk penyetelan pressure stopper dan mempercepat waktu filling time.
Faktor keempat penyebab cacat botol winder 100 ECadalah bahan baku botol itu sendiri. Beberapa hal
yang menjadi penyebab kerusakan adalah :
1. Mutu botol Winder 100 ECtidak bagus, karena botol tersebut tidak dapat menahan tekanan yang
terlalu tinggi melebihi 5,5 bar.
2. Botol tidak tahan terhadap kadar kimia yang terlalu tinggi. Hal ini menyebabkan saat proses
produksi botol Winder 100 ECakan mengalami kerusakan yaitu botol akan rusak akibat terkena
produk karena ada reaksi kimia yang membuat botol cacat.
Tabel 4.6 Langkah-langkah perbaikan di bagian produksi yang sudah dilakukan untuk meminimalisir
kerusakan botol produk Winder 100 EC.
Faktor Langkah-langkah
1. Belum dibuat standar settingan 1. Standar settingan maximum filling time berkisar 3,3- 4
maximum filling time pada mesin s
Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 5 Vol. 6/Agustus -2019 ISSN. 2442-3238, e-ISSN. 2527-5364|568
Askan :Upaya Pengurangan Kuantitas Cacat Botol Pada Produk Winder 100 Ec Kemasan 100 ml Dengan
Metode Dmaic Di PT. Multi Sarana Indotani Mojokerto Jawa Timur
1. metode kerja belum sesuai dengan 1. dibuat metode kerja , standard operating procedure,
proses produksi. instruksi kerja dan lembar kerja sesuai dengan proses
produksi.
2. Adanya perbedaan metode kerja
yang digunakan operator dari 2. Metode kerja yang digunakan operator dari kedua team
kedua team untuk setting harus sama dan sesuai dengan standar yang dibuat.
maximum filling time pada mesin
filling. 3. setelah standar tekanan pada pressure gauge menjadi
6,5 bar, dilakukan perbaikan settingan stopper pada
3. Adanya perubahan standar mesin capping dan standar proses disesuaikan dengan
tekanan pada stopper mesin perubahan tekanan.
Metode capping dari 5 – 5,5 bar menjadi
6,5 bar, sehingga banyak terjadi 4. pemeriksaan tekanan botol dilakukan setiap ½ jam dan
botol penyok. dilakukan pencatatan dan pengontrolan.
Bahan Botol tidak kuat dengan tekanan di Melakukan complain botol ke supplier & perbaiki
baku atas 6 bar dan botol tidak tahan spesifikasi bahan dasar pembuatan botol dan spesifikasi
dengan sifat kimia produk. botol harus memiliki tinggi 100 mm, diameter alas botol
38 mm, diameter leher botol 26 mm, ketebalan dinding
botol 2 mm dan berat 23 gr
Lingku Kondisi lingkungan kerja Pemasangan sterefoam pada atap serta penambahan
ngan panas,karena suhu ruangan dan exhaust fan untuk mengurangi suhu ruangan yang panas.
radiasi dari produk saat proses
formulasi dan kurangnya sirkulasi
udara serta exhaust fan.
Langkah-langkah perbaikan mulai dilakukan pada bulan Mei 2017. Setelah tahap perbaikan
dilakukan, maka dapat dilihat persentase kerusakan botol produk Winder 100 ECselama Mei 2017 hingga
Juli 2017 pada perusahaan PT Multi sarana Indotani dapat dilihat Berdasarkan datatersebut dapat dilihat
persentase kerusakan yang terjadi pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Jumlah kerusakan botol 100ml pada produk Winder 100EC periode Mei 2016 – Juli 2017
Tahun Bulan Jumlah Hasil Jumlah Persentase Kerusakan
Produksi Kerusakan (Pcs) Botol
(Pcs) (%)
2017 Mei 22000 321 1,46
2017 Juni 19600 231 1,18
Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 5 Vol. 6/Agustus -2019 ISSN. 2442-3238, e-ISSN. 2527-5364|569
Askan :Upaya Pengurangan Kuantitas Cacat Botol Pada Produk Winder 100 Ec Kemasan 100 ml Dengan
Metode Dmaic Di PT. Multi Sarana Indotani Mojokerto Jawa Timur
Hasil perbandingan berdasarkan pada tabel 4.7 dan tabel4.1 dapat diambil kesimpulan bahwa
setelah adanya perbaikan yang dilakukan saat proses produksi Winder, persentase kerusakan botol
mengalami penurunan dilihat dari garis linier yang melengkung ke bawah yang dapat dilihat pada gambar
4.6.
2
1,8
1,6
1,4
presentase
1,2
1
0,8
0,6
0,4 presentase cacat
0,2
0 botol winder
Gambar 4.5 persentasi penurunan cacat botol winder 100 EC pada periode setelah perbaikan (Mei 2017 –
Juli 2017 )
Perhitungan biaya kerugian secara terperinci yang ditanggung perusahaan sebelum dilakukan
perbaikan dapat dilihat pada tabel 4.8 dan tabel 4.9. Biaya kerugian tersebut, kemudian dihitung jumlah
biaya kerugian berdasarkan periode 3 bulan setelah perbaikan dapat dilihat dari tabel 4.10 dan tabel 4.11.
Tabel 4.8 Biaya kerugian rata-rata botol per bulan sebelum perbaikan.
Tahun Bulan Jumlah Biaya Total Biaya Kerugian
Kerusakan (pcs) Material (Rp)
(Rp)
2016 Agustus 662 985 652.070
2016 September 172 985 169.420
2016 Oktober 167 985 164.495
2016 November 321 985 316.185
2016 Desember 396 985 390.060
2017 Januari 162 985 159.570
2017 April 968 985 953.480
Total rata-rata kerugian 400.754,3
Tabel 4.9 Biaya kerugian rata-rata stiker per bulan sebelum perbaikan.
Tahun Bulan Jumlah Biaya Total Biaya Kerugian
Kerusakan (pcs) Material (Rp)
(Rp)
2016 Agustus 662 165 109.230
2016 September 172 165 28.380
2016 Oktober 167 165 27.555
2016 November 321 165 52.965
2016 Desember 396 165 65.340
2017 Januari 162 165 26.730
2017 April 968 165 159.720
Total rata-rata kerugian 67.131,4
Sumber : Data yang di olah dari laporan produksi PT Multi Sarana Indotani.
Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 5 Vol. 6/Agustus -2019 ISSN. 2442-3238, e-ISSN. 2527-5364|570
Askan :Upaya Pengurangan Kuantitas Cacat Botol Pada Produk Winder 100 Ec Kemasan 100 ml Dengan
Metode Dmaic Di PT. Multi Sarana Indotani Mojokerto Jawa Timur
Berdasarkan tabel di atas, rataan total biaya kerugian per bulan yang harus ditanggung oleh
perusahaan adalah Rp 400.754,3 ditambah 67.131,4. Sehingga rataan total biaya kerugian per bulan yang
harus ditanggung perusahaaan sebesar Rp 467.885,7 Besaran biaya kerugian akibat kerusakan botol
produk Winder 100 ECdiharapkan dapat menurun setelah dilakukan langkah-langkah perbaikan.
Perhitungan secara rinci biaya kerugian yang ditanggung perusahaan sesudah dilakukan perbaikan dapat
dilihat pada tabel 4.10 dan tabel 4.11.
Tabel 4.10 Biaya kerugian botol rata-rata per bulan setelah perbaikan.
Sumber : Data yang di olah dari laporan produksi PT Multi Sarana Indotani
Tabel 4.11 Biaya kerugian stiker rata-rata per bulan setelah perbaikan.
Sumber : Data yang di olah dari laporan produksi PT Multi Sarana Indotani
Biaya kerugian yang ditanggung perusahaan sesudah dilakukan langkah-langkah perbaikan pada
proses produksi mengalami penurunan biaya. Rataan total kerugian botol per bulan setelah dilakukan
perbaikan proses Rp 248.220 dan akibat kerugian stiker sebesar Rp 41.580. sehinggal total kerugian
rataan perbulan menjadi Rp 289.900. Perbaikan yang dilakukan perusahaan dapat menurunkan biaya
kerugian sebesar Rp 178.086, yang artinya perusahaan dapat menurunkan biaya kerugian sampai 38,1%
dari jumlah biaya kerugian sebelum ada perbaikan proses.
Tabel 4.12 perbandingan sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan
Rata rata persentase kerugian sebelum Rata rata persentase kerugian setelah perbaikan.
perbaikan.
1,5% 1,2%
Dari tabel 4.12 diperoleh hasil bahwa rata rata kerugian akibat cacat botol menurun sebesar 0,3%
dari sebelum dilakukan proses perbaikan.
Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 5 Vol. 6/Agustus -2019 ISSN. 2442-3238, e-ISSN. 2527-5364|571
Askan :Upaya Pengurangan Kuantitas Cacat Botol Pada Produk Winder 100 Ec Kemasan 100 ml Dengan
Metode Dmaic Di PT. Multi Sarana Indotani Mojokerto Jawa Timur
b. Faktor mesin yang menyebabkan kerusakan botol, yaitu penyetelan pressure gauge pada stopper
yang tidak tepat, maximum filling time yang di setting lebih cepat pada mesin filling, serta
pemasangan tutup pada botol yang tidak simetris yang dapat menyebabkan cacat leher akibat
putaran head capper.
c. Faktor metode yang menyebabkan kerusakan botol, yaitu standar kerja diabaikan oleh karyawan,
adanya perubahan standar tekanan botol dari 5.5 bar menjadi 6.5 bar dan metode yang digunakan
saat proses tidak tepat.
d. Faktor bahan baku yang menyebabkan kerusakan botol adalah mutu botol tidak kuat terhadap reaksi
kimia jika terkena produk dan ketahanan botol terhadap tekanan hanya sampai 6 bar.
3. Upaya pengurangan kuantitas cacat botol pada produk Winder 100 ECyang bisa digunakan PT Multi
Sarana Indotani untuk memperbaiki dan meminimalisir adanya kerusakan cacat botolWinder 100
ECyaitu melakukan perbaikan dengan strategi perbaikan proses.
Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, saran yang dapat diberikan untuk perusahaan adalah :
1. Pada divisi produksi diharapkan untuk melakukan perbaikan proses secara terus menerus terhadap
masalah kerusakan botol produk Winder 100 EC.
2. Perusahaan diharapkan untuk melaksanakan dan menerapkan sistem pengendalian cacat botol agar
cacat botol yang dihasilkan dapat di minimalisir serta dapat menghasilkan mutu yang lebih baik.
3. Diperlukan perbaikan kinerja karyawan yang berhubungan dengan proses produksi Winder 100
ECmelalui pelatihan, pengarahan kerja, serta memberikan informasi yang jelas mengenai standar
dan metode kerja yang baik
4. Seluruh pihak di dalam perusahaan diharapkan untuk terlibat dan peduli dengan pelaksanaan
manajemen mutu dari manajemen puncak sampai ke karyawan yang ada diperusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, F. M. 2014. Analisis Pengurangan Kuantitas Produk Cacat Pada Mesin Decorative Tiles
Dengan Metode Six Sigma
Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 5 Vol. 6/Agustus -2019 ISSN. 2442-3238, e-ISSN. 2527-5364|572
Askan :Upaya Pengurangan Kuantitas Cacat Botol Pada Produk Winder 100 Ec Kemasan 100 ml Dengan
Metode Dmaic Di PT. Multi Sarana Indotani Mojokerto Jawa Timur
Jiwa,2009.PengertianProductLiability.http://jenggotan.blogspot.com/2009/10/pengertian-
productliability.html. [24/04/2017].
Mason, R. D, dan Tend, D. A. 1996. Teknik Statistika Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Alih Bahasa :
Wihanya. U. Soetjipto, W. Dan Sugiharso. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Montgomery, D. C. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik, Edisi Kedua. Alih Bahasa : Z.
soejoeti. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Praptono. 1986. Statistika Pengawasan Kualitas. Penerbit Karunika Jakarta.
Pustaka Utama.
Yunia,A. R. 2014. Sistem Pengendalian Mutu Terhadap Kemasan Botol Produk Oxywater Di PT Tirta
Alam Semesta
Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 5 Vol. 6/Agustus -2019 ISSN. 2442-3238, e-ISSN. 2527-5364|573