Anda di halaman 1dari 11

1.

Kreatifitas Belajar Matematika

a. Pengertian Kreatifitas Belajar

Kreatifitas adalah hasil dari interaksi individu dan lingkungannya, seseorang


mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada. Dengan
demikian baik perubahan yang terjadi di dalam individu maupun di dalam
lingkungan dapat menunjang atau menghambat upaya kreatif menurut Munandar
(Tarsisius Harpalma, 2014:14).

Kreatifitas juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan


sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relative berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya menurut Supriyadi (Tarsisius Harpalma,
2014:14).

Secara psikologis, belajar merupakan sustu proses perubahan yaitu perubahan


tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. “Belajar juga adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, hasildari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya” menurut Slameto (Tarsisius Harpalma, 2014:14).

Ahli pendidikan modern merumuskan bahwa belajar adalah suatu bentuk


pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakn dalam cara-cara
bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan menurut Aqib (Tarsisius
Harpalma, 2014:14). Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang
tanpa mengenalbatas usia dan berlangsung seumur hidup menurut Rohadi
(Tarsisius Harpalma, 2014:14). Dengan demikian belajar merupakan usaha yang
dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah
perilakunya, jadi hasildarikegiatan belajar adalah berupaperubahan tingkah laku
yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.
Proses belajar kreatif menurut Torance da Myres berpendapat bahwa proses belajar
kreatif sebagai “keterlibatan dengan sesuatu yang berarti, rasa ingin tahu dan
mengetahui dalam kekaguman, ketidak lengkapan, kekacauan, kerumitan,
ketidaklarasan, ketidakteraturan dan sebagainya. Kesederhanaand dari struktur atau
mendiagnosis suatukesulitan dengan mensistensikan informasi yang telah
diketahui, membentuk kombinasi dan mendivergensi dengan menciptakan
alternatif-alternatif baru, kemungkinan-kemungkinan baru, dan sebagainya
mempertimbangkan, menilai, memeriksa, dan menguji kemungkinan-kemungkinan
baru, menyisihkan, memecahkan yang tidak berhasil, salah dan kurang baik, dan
membuatnya menarik atau menyenangkan secara estesis, mengkomunikasi hasil-
hasilnya kepada orang lain” menurut Semiawan (Tarsisius Harpalma, 2014:15).

Dengan demikian dalam belajar kreatif harus melibatkan komponen-komponen


pengalaman belajar yang paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan
lalu menemukan bahwa pengalaman dalamproses belajar kreatif sangat mungkin
berada diantara pengalaman-pengalaman belajar yang sangat menyenangkan,
pengalaman-pengalaman yang sangat memberikan kepuasan kepada kita dan yang
sangat bernilai bagi kita.

Menurut Amabile (Tarsisius Harpalma, 2014:16) kreatifitas belajar dapat


diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya
baik berupa kemampuan mengembangkan kemampuan informasi yang di peroleh
dariguru dalam proses belajar mengajar yang berupapengetahuan sehingga
sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya sehingga semakin
tinggi kreatifitas belajarnya semakin tinggi pula hasil belajarnya.

Refinger menurut Semiawan (Tarsisius Harpalma, 2014:16) memberikan 4 alasan


mengapa belajar kreatif itu penting.

1) Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil, guna jika kita tidak
bersama mereka.Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya kita
membantu siswa agar mereka lebih mampu menangani dan mengarahkan
belajar bagi mereka sendiri.
2) Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk
memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang
timbul dimasa depan.

3) Belajar kreati dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehidupan


kita.Banyak pengalaman kreatif yang lebih dari pada sekedar hobi atau
hiburan bagi kita.Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat
mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita.

4) Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar.

Sebagimana halnya dalampengalaman belajar yang sangat menyenangkan, pada


belajar kreatif kita lihat secara aktif serta ingin mendalami bahan yang
dipelajari. Dalam proses belajar secara kreatif digunakan proses berpikir
divergen (proses berpikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyaka
lternatif penyelesaian) dengan proses berpikir konvergen (proses berpikir yang
mencari jawaban tunggal yang paling tepat) berpokir kritis.

Gagasan-gagasan yang kreatif, hasil-hasil karya yang kreatif tidak muncul


begitu saja, untuk dapat menciptakan sesuatu yang bermakna dibutuhkan
persiapan.Masa seorang anak duduk dibangku sekolah termasuk masa
persiapan ini karena mempersiapkan seseorang agar dapat memecahkan
masalah-masalah.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru yang professional
dalam menyusun pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa
dalam belajar yaitu: Menciptakan lingkungan di dalam kelas yang merangsang
belajar kreatif, seperti: a) Memberikan pemanasan. Sebelum memulai dengan
kegiatan yang menuntut prilaku kreatif siswa sesuai dengan rencana pelajaran
lebih dahulu diusahakan sikap menerima (reseptif) dikalangan siswa, terutama
berlaku apabila siswa sebelumnya baru saja terlihat dalam suatu penguasaan
yang berstruktur, mengerjakan soal fiqih, tugas atau kegiatan, bertujuan
meningkatkan pemikiran kreatif menuntut sikap belajar yang berbeda lebih
terbukadan berperan secara aktif dengan memberikan gagasan-gagasan
sebanyak mungkin untuk itu diberikan pemanasan yang dapat tercapai dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka dengan menimbulkan minat dan
rasa ingin tahu siswa. b). Pengaturan fisik. Membagi siswa dalam kelompok
untuk mengadakan diskusi kelompok.c). Kesibukan dalam kelas kegiatan
belajar secara kreatif sering menuntut lebih banyak kegiatan fisik, dan diskusi
antara siswa oleh karena itu guru hendaknya agak tenggang rasa dan luwes
dalam menuntut ketenangan dan sebagai siswa tetap duduk pada tempatnya.
Guru harus dapat membedakan kesibukan yang asyik serta suara-suara yang
produktif yang menunjukan bahwa siswa bersibuk bersibuk diri secara kreatif.
d). Guru sebagai fasilitator. Guru dan anak yang berbakat lebih berperan
sebagai fasilitator dari pada sebagai pengarah yang menetukan segala-galanya
bagisiswa. Sebagai fasilitator guru mendorong siswa (memotivator) untuk
menggabungkan inisiatif dalam menjajaki tugas-tugas baru. Guru harus terbuka
menerima gagasan dari semua siswa dan guru harus dapat menghilangkan
ketakutan, kecemasan siswa yang dapat menghambat dalam pemecahan
masalah secara kreatif menurut Munandar (Tarsisius Harpalma, 2014:18)

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kreatifitas Belajar Siswa

Kesempatan untuk belajar kreatif ditentukan oleh banyak faktor antara lain sikap
dan minat, siswa, guru, orang tua, lingkungan rumah dan kelas atau sekolah, waktu,
uang dan bahan-bahan menurut Semiawan (Tarsisius Harpalma, dkk. 2014:18).

Menurut Amabile, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kreatifitas belajar


siswa antara lain menurut Munandar (Tarsisius Harpalma, 2014:18).

1) Sikap Orang Tua Terhadap Kreatifitas Anak

Sudah lebih dari tiga puluh tahun pakar psikologi mengemukakan bahwa
sikapdan nilai orang tua berkaitan dengan dengan kreatifitas anak jika kita
menggabung hasilpenelitian dilapangan dengan teori-teori penelitian
labolatorium mengenai kreatifitas kita memperoleh petunjuk bagaimana
sikaporang tua secara langsung mempengaruhi kreatifitas anak mereka.
Menurut Amabile (Tarsisius Harpalma, 2014:19) menegaskan bahwa ada
beberapa faktor yang menetukan kreatifitas anak ialah: 1). Kebebasan. Orang
tua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak cendrung
mempunyai anak kreatif.Mereka tidak otoriter, tidakselalu mau mengawasi dan
mereka tidak terlalu membatasi kegiatan anak. 2). Aspek. Anak yang kreatif
biasanya mempunyai orang tua yang menghormati mereka sebagai individu,
percaya akan kemampuan mereka dan menghargai keunikan meraka. 3).
Kedekatan emosional yang sedang. Kreatifitas anak dapat dihambat dengan
suasana emosional yang mencerminkan rasa permusuhan, penolakan dan
terpisah. 4). Prestasi Bukan Angka. Orang tua menghargai prestasi anak,
mereka mendorong anak untuk berusaha sebaik-baiknya dan menghasilkan
karya-karya yang baik. 5). Menghargai kreatifitas. Anak yang kreatif
memperoleh dorongan dari orang tua untuk melakukan hal-hal yamg kreatif.

2) Strategi Mengajar Guru

Dalam kegiatan mengajar sehari-haridapat digunakan sejumlah strategi khusus


yang dapat meningkatkan kreatifitas.a).Penilaian. Penilain guru terhadap
pekerjaan murud yang dapat dilakukan dengan cara: (1) Memberikan umpan
balik berarti dari pada evaluasi yang abstrak dan tidak jelas, (2) Melibatkan
siswa dalam menilai pekerjaan mereka saendiri dan belajar darikesalahan
mereka, (3) Penekanan terhadap “apa yang telah kamu pelajari” dan bukan pada
“bagaimana melakukannya”. b). Hadiah. Anak yang menerima hadiah dan
kadang-kadang melakukan segala sesuatu untuk memperolehnya.Hadiah yang
terbaik untuk pekerjaan yang baik adalah kesempatan menampilkan dan
mempresentasekan pekerjaan sendiri dan pekerjaan tambahan. c). Pilihan.
Sedapat mungkin berilah kesempatankepada anak memilih apa yang nyaman
bagi dia selama hal itu sesuai dengan ketentuan yang ada.

c. Metode dan Teknik Belajar kreatif

Metode dan teknik-teknik belajar kreatif membantu anak didik berfikir dan
mengungkapkan diri secara kreatif, yaitu mampu memberikan macam-macam gagasan
dan macam-macam wawasan jawaban dalam pemecahan masalah.

Adapun teknik-teknik belajar kreatif yaitu: a). Pemikiran dan perasaan terbuka. Cara
yang sederhana untuk merangsang pemikiran yang kreatif ialah denganmengajukan
pertanyaan yang memberikan kesempatan timbulnya berbagai macam jawaban sebagai
uangkapan pikiran dan perasaan serta dengan membantu siswa mengajukan
pertanyaan.Contoh kegiatan pemikiran dan perasaan terbuka. 1). Menyelesaiakn
sesuatu yang telah dimulai. 2). Mencari penggunaan baru dari benda sehari-hari. 3).
Meningkatkan atau memperbaiki suatu produkatau benda menurut Munandar
(Tarsisius Harpalma, 2014:20). b). Sumbang Saran. Teknikyang dikembangkan oleh
Osborn ini dapat diterapkan untuk memecahkan suatu masalah dalam kelompok kecil
(sekitar 8-10 orang) dengan “menggali” gagasan-gagasan sebanyak mungkin dari
anggota kelompok. Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi: 1). Kebebasan dalam
memberikan gagasan, 2). Penekanan pada kuantitas, 3) Kritik ditangguhkan, 4).
Kombinasi dan peningkatan gagasan, 5). Mengulangi gagasan menurut Munandar
(Tarsisius Harpalma, 2014:21). c). Daftar pertanyaan yang memacu gagasan. Teknik
ini bertujuan melancarkan arus pencetusan gagasan dalampemecahan masalah seperti
mengembangkan, meningkatkan dan memperbaiki suatu subyek atau situasi dengan
meninjau daftar pertanyaan yang membantu melihat hubungan-hubungan baru. d).
Menyimak sifat benda atau keadaan. Teknik ini diguunakan untuk mengubah gagasan
guna meningkatkan atau memperbaiki suatu subyek atau situas.Pertama-tam semua
atribut (sifat) dari suatu subyek atau situasi dicatat, kemudian masing-masing ciri
ditinjau satu persatu untuk mempertimbangkan kemungkinan mengubahatau
memperbaiki obyek atausituasi tersebut. e). Hubungan yang dipaksakan. Teknik lain
untuk merangsang gagasan-gagasan baru. Maksud dari “memaksakan hubungan” ialah
agar kita dapat melepaskan diri dari hubungan-hubungan yang lazim atau yang sudah
menjadi tradisi (kebiasaan) untuk menjajakikemungkinan-kemungkinan baru. f).
Pendekatan Morfologis. Pada teknik pendekatan atau analisis morfologis kita berusaha
memecahkan suatu masalah atau memperoleh ide-ide baru dengan cara mengkaji
dengan cermat bentuk struktur masalah. Langka-langkahnya sebagai berikut: (1) Kita
mulai dengan menentukan komponen-komponen dasar dari masalah atau situasi. (2)
Dari setiapkomponen kita tentukan sifatnya. (3) Dengan meninjau setiap kemungkinan
kombinasi, dari sifat-sifat setiap komponen kita mendapatkan gagasan baru dan
kombinasi baru menurut Munandar (Tarsisius Harpalma, 2014:22). g). Pecahan
masalah secara kreatif. Pamers, Noller dan Biondi menurut Munandar (Tarsisius
Harpalma, 2014:22) mengajukan suatu model pemecahan masalah secara kreatif
(PMK) meliputi: (1) Tahap mengumpulkan fakta. (2) Tahap menemukan masalah. (3)
Tahap menemukan gagasan. (4) Tahap menemukan jawaban. (5) Tahap menemukan
penerimaan.

B. KerangkaBerpikir
1. Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan menyelesaikan masalah
matematika siswa kelas X SMK NEGERI 10 MAKASSAR
Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara professional
terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan
untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan motivasi merupakan dorongan yang terdapat
dari dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih
baik dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga motivasi dan belajar merupakan dua hal
yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor instrinsik, berupa
hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapanakan cita-
cita.Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang
kondusif, dankegiatan belajar yang menarik.Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut
disebabkan oleh ransangan tertentu sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan
aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar berpengaruh positif terhadap kemampuan menyelesaikan masalah
matematika siswa kelas X SMK NEGERI 10 MAKASSAR.

2. Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan menyelsaikan masalah


matematika siswa kelas X SMK NEGERI 10 MAKASSAR
Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara indivudu dan lingkungannya, seseorang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada, dengan demikian baik
berubah didalamindividu maupun didalam lingkungan dapat menunjang atau dapat
menghambat upaya kreatif menurut Munandar (Tarsisius Harpalma, 2014:30).
Menurut Refinger (Tarsisius Harpalma, 2014:30) dalam Conny Semiawan (Tarsisius
Harpalma, 2014:30) belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak
bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya kita membantu siswa
agar mereka lebih mampu menangani dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri,
menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak
mampu kita ramalkan yang timbul dimasa depaan,dapat menimbulkan akibat yang besar
dalam kehidupan kita. Banyak pengalaman kreatifyang lebih dari pada sekedar hobi atau
hiburan bagi kita.Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat mempengaruhi,
bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita, dan dapat menimbulkan kepuasan dan
kesenangan yang besar.Sehingga kreativitas belajar berpengaruh positif terhadap
kemampuan menyelesaikan masalah matematika siswa kelas X SMK NEGERI 10
MAKASSAR.

3. Pengaruh motivasi dan kreativitas belajar terhadap kemampuan menyelesaikan


masalah matematika siswa kelas X SMK NEGERI 10 MAKASSAR.
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyaqngkut kognitif, afektif dan psikomotorik.

Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan
oleh individu. Perubahan itu adalah hasil yang dicapai dari proses belajar. Jadi,
untukmengsilkanproses belajar dalam bentuk “perubahan” harus melalui proses tertentu.
Namun perlu diketahui aktifitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang terlepas dari faktor
lain, aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga.

Aktivitas belajar di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti: faktor lingkungan,faktor


kecerdasan, faktor motivasi, faktor kreativitas dan faktor-faktor lain yang semuanya
mencakup faktor dari dalam dan dari luar individu. Sehubungan dengan uraian diatas maka
diduga bahwa faktor motivasi dan kreativitas belajar mempunyai pengaruh positif terhadap
kemampuan menyelesaikan masalah matematika.Motivasi belajar adalah gejala positif
dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang
tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai suatu tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Sedangkan kreativitas belajar diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relative
berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya menurut Supriyadi (Tarsisius Harpalma,
2014:31). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa motivasi dan kreativitas belajar
berpengaruh positif terhadap kemampuan menyelesaikan masalah matematika siswa kelas
X SMK NEGERI 10 MAKASSAR.

4. Kemampuan menyelesaikan masalah matematika siswa kelas X SMK NEGERI


10 MAKASSAR.
Terdapat banyak interpretasi tentang pemecahan masalah dalam
matematika.Diantaranya pendapat Polya dan menurut Firdaus (Tarsisius Harpalma,
2014:22) yang banyak dirujuk pemerhati matematika.Polya mengartikan pemecahan
masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar daru suatu kesulitan guna mencapai
suatu tujuan yang tidak begitu segera dapat dicapai.

Masalah matematika adalah suatu soal atau pertanyaan ataupun fenomena yang
memiliki tantangan yang dapat berupa bidang, aljabar, analisis, geometri, logika
permasalahan sosial ataupun gabungan satu dengan lainnya yang membutuhkan
pemecahan bagi yang menghadapinya menurut Fidaus (Tarsisius Harpalma, 2014:23).
Pada hakekatnya ptogram pembelajaran tidak hanya memahami dan menguasai apa dan
bagaimanaitu terjadi, tetapi jugamemberi pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa
itu terjadi”. Berpijak pada masalah tersebut, pembelajaranmenyelesaikan masalah menjadi
sangat penting untuk diajarkan.

Pada akhirnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan menyelesaikan masalah yang dihadapi kelak
dimasyarakat.Untuk menghasilkan siswayang memiliki kompetensi yang handal dalam
menyelesaikan masalah, maka diperluka strategi pembelajaran pemecahan
masalah.Berdasarkan kajian beberapa literatur terdapat banyak strategi pemecahan
masalah yang kiranya dapat diterapkan dalam pembelajaran.

Menyelesaiakan masalah dapat dipandang sebagai suatu proses untukmenemukan


kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang
baru. Pemecahan masalah tidak sekedar bentuk kemampuanmenerapkan aturan-aturan
yang telah dikuasai melalui kegiatan-kegiatan belajar terdahulu, melainkanlebih dari itu,
merupakan proses untuk mendapatkan seperangkat atura-aturan pada tingkat yanglebih
tinggi. Apabila seseorang mendapatkan suatu perangkat aturan yang terbukti dapat
dioperasikan sesuai dengan situasi yang dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan
suatu masalah, melainkan juga berhasil menemukan suatu yang baru. Sesuatu yang
dimaksud adalah perangkat prosedur atau strategi yang memungkinkan seseorang yang
dapat meningkatkan kemampuan dalam berpikir.

Idealnya aktivitas pembelajaran tidak hanya difokuskan pada upaya mendapatkan


pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan bagaimana menggunakan pengetahuan yang
didapat untuk menghadapi situasi baru atau memecahkan masalah-masalah khusus yang
berkaitan dengan bidang studi yang dipelajari. Hakikatnya pemecahan masalah adalah
melakukan operasi procedural urutan tindakan, tahap demi tahap secara sistematis, sebagai
seorang pemula memecahkan suatu masalah. Menurut Traves (Made Wena) (Tarsisius
Harpalma, 2014:24) kemampuan yang berstruktur prosedural yang dapat diuji transfer
pada situasi permasalahan yang baru yang relavan, kerena yang dipelajari adalah prosedur-
prosedur pemecahan masalah yang berorientasi pada proses. Sedangkan menurut Made
Wena (Tarsisius Harpalma, 2014:24) mengatakan proses yang dimaksud bukan dilihat
sebagai perolehan informasi yang terjadi satu arah dariluar kedalam diri siswa, melainkan
sebagai pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya sebagai proses asimilasi dan
komodasi yang bermuara pada pemutakhiran kognitifnya.

Mengingat jenis permasalahan yang akan diajarkan terdiri dari berbagai macam
permasalahan, maka terdapat juga berbagai macam strategi pemecahan masalah. Macam-
macam strategi pemecahan masalah yang akan dibahas dalam uraian berikut antara lain
pemecahan masalah yang dikembangkan Solso, pemecahan masalah wangkat dan
Oreovorz, pemecahan masalah sistematis, inkuiri biologi, inkuiri juris prudensial,inkuiri
sosial, latihan inkuiri, strategi pemecahanmasalah ideal, dan strategi belajar berbasis
masalah.

Menurut Wangkat dkk (Tarsisius Harpalma, 2014:25) mengklarifikasi lima taksonomi


pemecahan masalah yaitu sebagai berikut:
a. Rutin: Tindakan rutin atau bersifat alogaritmi yang dilakuakn tanpa membuat kepuasan.
Beberapa operasi matematika seperti persamaan kuadrat, operasi integral, analisis varian,
termasuk masalah rutin.
b. Dianogstik: pemilihan prosedur atau cara yang tepat secara rutin. Beberapa rumus yang
digunakan dalam menentukan tegangan suatu balok, dan diagnosis. Adalah memilih
prosedur yang tepat untuk menentukan masalah tersebut.
c. Strategi: Pemilihan prosedur secararutin untuk memecahkan suatu masalah. Strategi
merupakan bagian dari tahap analisis dan evaluasi dalam taksonomi Bloom.
d. Interpretasi: kegiatan pemecahan masalah yang sesungguhnya, karena melibat kan
kegiatan mereduksi masalah yang nyata, sehingga dapat dipecahkan.
e. Generalisasi: pengembangan prosedur yang bersifat rutin untuk memecahkan masalah
yangbaru.

Anda mungkin juga menyukai