Anda di halaman 1dari 45

Pertanyaan :

Yayu: jelaskan proses siklus fosfor dan manfaat fosfor ?

Jawaban:

Cani : proses Siklus fosfor melalui 5 tahapan

1. Pelapukan Batuan – Daur fosfor diawali dari sumber utama fosfor yang ditemukan
dalam batuan melalui proses pelapukan. Pelapukan tersebut secara alami dipengaruhi
oleh faktor cuaca, hujan dan erosi sehingga mengakibatkan fosfor berpindah ke
tanah. Ketika batuan yang mengandung fosfor terkena air hujan, maka akan
melepaskan ion fosfat dan mineral lainnya.
2. Penyerapan Oleh Tanaman dan Hewan – Fosfat yang telah terkandung dalam tanah
akan dimanfaatkan oleh tumbuhan, jamur, dan mikroorganisme sekitarnya.
Sedangkan pada hewan herbivora dan manusia, akan menyerap fosfor yang
terkandung pada tanaman ketika mengonsumsinya. Pada hewan karnivora, fosfor
akan diperoleh ketika hewan tersebut memangsa hewan karnivora.
3. Dekomposisi – Berikutnya fosfor akan kembali ke alam atau lingkungan melalui
proses penguraian atau dekomposisi. Fosfat yang telah masuk dalam tanaman atau
hewan akan diurai oleh dekomposer ketika tanaman atau hewan tersebut mati,
sehingga fosfat organik akan kembali ke tanah atau air.
4. Proses daur fosfat dilanjutkan oleh peran bakteri dalam tanah yang akan memecah
bahan organik menjadi bentuk fosfat yang dapat diserap tanaman. Proses ini disebut
mineralisasi.
5. Fosfor yang terkandung dalam air akan terus berjalan siklusnya hingga menjadi
sedimen dan menuju ke lautan.
Manfaat fosfor bagi kehidupan
1. Fosfor bermanfaat untuk proses dalam tubuh, seperti metabolisme karbohidrat,
lemak, dan asam nukleat
2. Fosfor bermanfaat untuk pembuatan pupuk, bahan peledak, kembang api, pasta gigi,
deterjen, korek api, dan pestisida
3. Fosfat berpengaruh secara biologis pada komponen nukleotida dan asam nukleat
pembentuk DNA dan RNA tubuh
4. Fosfor bermanfaat sebagai agen penyangga tubuh dalam menjaga homeostasis asam
basa tubuh
5. Fosfor bermanfaatd dalam reaksi metabolisme pelepasan energi dari tubuh makhluk
hidup
6. DNA makhluk hidup juga dipengaruhi oleh fosfor
7. Fosfor bermanfaat untuk membersihkan, melunakkan air, dan menjaga korosi pipa
8. Fosfor bermanfaat untuk sel-sel protoplasma dan jaringan tulang
Pertanyaan

Dhea: apa peranan mikroba dalam siklus logam dan maanfaatnya dalam kehidupan dalam sehari-
hari?

Isti :mikroba mempunyai peranan dalam pentranformasindalam logam yaitu dalam pembentukan
tanah dan produksi biji logam ,mikroorganisme memilki peranan penting dalam logam logam
menjadi biji logam grade rendah mngasamkan limbah ,dan mencemari penyediaan air .logam fe
merupakan satu contoh dari logam dalam tanah

Pertanyaan

pak Surahman: bagaimana mengatasi tempat tambang yang sudah rusak parah dan mikroba apa
yang dimaanfaat untuk tumbuhan?

jawaban

cani: kegiatan pertambangan tidak bisa dilakukan sembarangan perlu adanya izin dari
pemerintah,setiap pertambangan perlu melakukan monitoring di lingkungan sekitar,mecabut izin
operasi perusahaan pertambangan yang melangar AMDAL,pilih cara yang tepat untuk mengurai
dapak kerusakan lingkungan,menjaga keanekaragaman hayati di sekitar lokasi pertambangan
,dan perusahaan pertambangan wajib melakukan reklamasi bekas pengalian pertambangan
.Seperti yang terjadi pada lahan bekas tambang ,akan berusaha menyembuhkan dirinya sendiri
melalui proses suksesi. Suksesi alami pada lahan dengan kerusakan parah membutuhkan waktu
yang sangat lama bahkan sulit untuk terjadi .Untuk membantu proses pemulihan lahan
terdegradasi ,maka pemanfaatan salah satu alternative. Rhizobia dapat membantu meningkatkan
pertumbuhan tanaman sehingga mendukung program reflamasi.Akan tetapi pada kondisi-kondisi
tanah tertentu yang boleh dikatakan sangat marginal,sebaiknya inokulasi bakteri rhizobia
dikombinasikan dengan jenis mikroba pontensial lain atau dengan pupuk organic.

Pertanyaan

Arpan : hubungan materi dengan mikroorganisme ,jelaskan 1 mikroorganisme ?

jawaban

cani & isti :judul dari materi indicator bahan tambang nah dalam materi ini tentu ada hubungan
nya yang bersinambungan dimana dalam bahan tambang adanya mikroorganisme yaitu
Thiobacillus thiooxidans. Colmer dan Temple berhasil mengisolasi bakteri Chemolithoautotroph
dari air asam tambang batubara dekat Pittsburg Bakteri ini mengoksidasi ion fero menjadi feri,
dan bakteri ini diberi nama Thiobacillus ferrooxidans. Kemampuan Thiobacillus ferrooxidans
dalam mengoksidasi sulfur kemudian dimanfaatkan dalam proses oksidasi dan pelarutan logam
sulfida lain seperti kalkopirit (CuFeS2), kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS). Sejak itu, Thiobacillus
ferrooxidans diisolasi dari banyak air asam tambang dan penemuan bakteri ini telah menandai
era baru dalam memahami fenomena yang berhubungan dengan pembentukan dan degradasi
bijih mineral, serta menjadi dasar dari lahirnya teknologi bioleaching dan biooksidasi.

Pertanyaan :

Pak suhraman : hubungan migroorganisme dengan pengomposan ,tambang?

Jawaban

Cani : tentu ada hubungan dalam kompos yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pembenah
tanah untuk memperbaiki sifat tanah untuk memperbaiki sifat tanah dalam usaha untuk reklamasi
lahan pasca tambang dan juga media tanam Kegiatan reklamasi terdiri dari dua kegiatan yaitu :
(1). Pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang terganggu ekologinya, dan
(2). Mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki ekologinya untuk
pemanfaatannya selanjutnya. Untuk melakukan reklamasi lahan bekas tambang diperlukan
perencanaan yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai sasaran sesuai yang
dikehendaki , mikroorganisme yang hidup di tambang dan ditemukan pula di dalam air asam
tambang. Mikroorganisme itu adalah Thiobacillus thiooxidans,Mikroorganisme salah satu factor
yang sangat berperan dalam bioleaching logam. Pemilihan mikroorganisme yang akan digunakan
harus tepat karena mikroorganisme tersebut memiliki selektifitas terhadap logam-logam tertentu.
Mikroorganisme yang umumnya digunakan dalam proses bioleaching logam bisa dari golongan
bakteri dan golongan fungi.

Pertanyaan :

Rholy:bagaimana proses penambahan logam dari mineral dengan bakteri?

Jawaban

Cani : Bioleaching merupakan suatu proses untuk melepaskan (remove) atau mengekstraksi


logam dari mineral atau sedimen dengan bantuan organisme hidup atau untuk mengubah mineral
sulfida sukar larut menjadi bentuk yang larut dalam air dengan memanfaatkan mikroorganisme.

Penambahan

ibuk eva: Bioleaching melibatkan penggunaan mikroorganisme untuk mengekstrak logam dari


bijih berkadar rendah dan telah berhasil dilakukan untuk mendapatkan emas, tembaga dan
uranium. Sekitar 20% dari tembaga dunia diproduksi menggunakan bioleaching. Bioleaching
nikel, seng, dan kobalt dapat dilakukan dengan bakteri thermophyllic namun belum terbukti
ekonomis, namun dengan sumber daya yang langka dan impor relatif mahal, maka cara tersebut
mungkin bermanfaat.

BAB IPENDAHULUAN

A.
Latar belakangPada umumnya penelitian ilmiah lebih banyak berhubungan dengan data yang
bersifat interval atau rasio. Data interval dan rasio merupakan data yang berupa angkahasil dari
pengukuran baik pengukuran yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Namun demikian
tidak jarang peneliti harus bekerja dan terlibat dengan data yang berwujud frekuensi. Data
frekuensi atau distribusi frekuensi merupakan data hasil dari pencacahan atau pembilangan.
Jika kita perhatikan pengujian atau tes hipotesis untukharga proporsi hanya melibatkan paling
banyak dua proporsi yang diukur dari dua proporsi yang berbeda. Dalam kenyataannya kita
tidak hanya akan menggunakan dua proporsi, namun lebih dari itu. Oleh karena itu kita tentu
akan mengalami kesulitan jikatiga atau lebih proporsi diuji menggunakan uji hipotesis harga
perbedaan dua proporsi.Untuk mengatasi kesulitan tersebut kita menggunakan pengujian lain
yaitu ujiChi-kuadrat atau Chi- square test yang disimbolkan dengan x

. Chi kuadrat merupakansuatu teknik statistik yang menggunakan untuk menilai probabilitas
guna memperoleh perbedaan frekuensi nyata atau hasil pengamatan atau observasi dengan
frekuensi yangdiharapkan dalam kategori-kategori tertentu. Alat uji ini khusus digunakan untuk
mengujilebih dari dua proporsi dengan kriteria tertentu. Kriteria-kriteria itu didasarkan pada
cirida hita yang akan diuji proporsinya sehingga menimbulkan jenis pengujian yang
berbeda,walaupun tetap menggunakan satu bentuk rumus yang sama.B.

Rumusan masalah1.

Apa pengertian Chi-Kuadrat ?2.

Apa saja kegunaan Chi- Kuadrat ?3.


Bagaimana kelebihan dan kekurangan Chi-Kuadrat ?C.

Tujuan1.

Untuk mengetahui pengertian Chi-Kuadrat2.

Untuk mengetahui kegunaan Chi- Kuadrat3.

Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Chi-Kuadrat

BAB IIKAJIAN TEORIA.

PENGERTIAN CHI KUADRAT

Uji Chi Kuadrat (X

) dapat dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua peristiwaatau lebih dan data berjenis nominal,
sehingga datanya bersifat dikrit. Dalam uji Chi-Kuadrat dihadapkan pada suatu pengujian
apakah perbedaan antara frekuensi hasilobservasi (disimbolkan fo) dengan frekuensi yang
diharapkan pleh peneliti (disimbolkanfe/fh) dari sampel yang terbatas merupakan perbedaan
yang signifikan atau tidak.

Rumus :X

(−)



Dimana :fo = frekuensi observasife = frekuensi yang diharapkan (teoritis)X

= Chi-KuadratCatatan :Bila frekuensi harapn (fe) tidak diketahui maka dapat dicari dengan
rumus fe =

∑

B.

KEGUNAAN CHI-KUADRAT1.

Chi

Kuadrat Untuk Menguji Proporsi

Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis nihil yang menyatakan proporsi- proporsi dari
beberapa individu (sampel) yang diteliti mempunyai sifat/kriteria yangsama. Misalnya proporsi
tidak senang, proporsi setuju, proporsi tidk setuju, dll.Prosedur uji statistic Chi -Kuadrata.

Membuat hipotesis dalam uraian kalimatHo : fo = fh (fo dan fh sesuai atau fit)

Ha : fo ≠ fh (fo dan fh tidak sesuai atau tidak fit)

b.

Menentukan level of significance

Disini kita dapat menggunakan taraf keyakinan 80 %, 90%, 95%, 98%, dan 99%.Sesuai dengan
taraf keyakinan si penguji, derajat kebebasan ditentukan melalui banyaknya pasang frekuensi
dikurangi dengan banyaknya besaran yang dihitungdari hasil observasi (pengamatan) yang
digunakan untuk menghitung frekuensiharapan.c.

Menghitung X

2hitung

dan X
2tabel

1)

Mengitung nilai X

2hitung

RumusX

(−)



2)

Nilai X

2tabel

Nilai dari distribusi X

2tabel

tergantung dari derajat bebas (v)/degree offreedomX

2tabel
=X

(α,db)

db = k-1,

α= derajat bebas (taraf signifikan)

d.

Menentukan kriteria pengujianHo diterima Jika X

2hitung

≤ X2

tabel

, (α; k

-1)Ho ditolak Jika X2

hitung

> X2

tabel

, (α; k

-1)e.
Membuat keputusanContoh

Seorang mahasiswa fakultas ilmu komunikasi universitas “Z” dalam

penelitiannyaingin mengetahui penggunaan jenis operator seluler yang digunakan buat


kartuhandphone mereka. Untuk keperluan penelitian tersebuut diambil secara acak 138orang
mahasiswa fakultas ilm

u komunikasi universitas “Z” . D

ari hasil survey didapat23 orang memilih simpati, 15 orang memilih XL, 27 orang memilih Esia,
24 orangmemilih IM3, 23 orang memilih Mentari dan 16 orang Memilih Frend.Pertanyaan
:Ujilah pernyataan yang menyebutkan bahwa proporsi mahasiswa memilih operatorseluler
adalah sama, gunakan taraf nyata 5%Langkah-langkah menjawab1.

Membuat hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian kalimat

Ho : proporsi mahasiswa fakultas ilmu komunikasi universitas “Z” dalam

memilih operator seluler adalah samaHa ; proporsi mahasiswa fakultas ilmu komunikasi

universitas “Z” dalam

memilih operator seluler adalah tidak sama2.

Menentukan taraf signifikan

Pada penelitian ini digunakan taraf signifikasi α= 5%

3.
Menghitung X

2hitung

rumusX

(−)



a.

Tahapan menghitung X

2hitung

1)

Membuat tabel penolongTabel 1.1 tabel penolong untuk menghitung nilai X

2hitung

JenisoperatorFrekuensiobservasi(fo)Frekuensiharapan(fe)(fo-fe)

2
X

(−)



Simpati 23 23 0 0XL 15 23 64 2,78Esia 27 23 16 0,7IM3 24 23 1 0,04Mentari 23 23 0 0Frend 26


23 9 0,39138 3,912)

Untuk menetukan nilai (fe) dapat dicari dengan rumusfe =

∑

3 6

= 233)

Menentukan nilai X

2hitung

dengan rumus X

=

(−)



(−)



( 3− 3 )

3

(−3)

3
+

(7−3)

3

(4−3)

3

(3−3)

3

(6−3)

3

= 3,91

7
b.

Nilai X

2tabel

Nilai dari distribusi X

2tabel

tergantung dari derajat bebas (v)/ degree offreedomX

2tabel

=X

(α,db)

Dengan n = 6, α = 5%

2tabel

=X

(α,db)

, db = n-1 = 6-1 = 5 Nilai X

2tabel
=X

2(0,05,5)

lihat tabel Chi Kuadrat = 11,074.

Kaidah pengujianJika X

2hitung

≤X

2tabel

, maka diterima HoJika X

2hitung

>X

2tabel

, maka ditolak Ho5.

Membandingkan antara X

2hitung

dan X

2tabel

Ternyata X
2hitung

= 3,91 ≤ X

2tabel

= 11,07 maka diterima Ho6.

Membuat keputusanKarena X

2hitung

≤X

2tabel

, maka Ho diterima, sehingga keputusannya adalah

proporsi mahasiswa fakultas ilmu komunikasi universitas “Z” dalam memilih

operator telepon seluler adalah sama.

2.

Uji Independensi

Uji independen digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh suatuvariable (sampel)
terhadap variasi (sampel) lainnya yang dibagi menjadi beberapasubvariabel. Misalnya pengaruh
tingkat pendapatan terhadap pola konsumsi, pengaruh usia terhadap kemangkiran bekerja,
pengaruh usia terhadap tingkat produktivitas kerja, dsb.
2

Tabel 2.1 uji independensiVARIABEL IS1 S2

……

Sk JUMLAHVARIABELIIT1 N11 N22

…...

N1.k NT1T2 N21 N22

……

N2.k NT2

……

……

……

……

……

…..
PEMBAHASAN STUDI KASUS SEBAGAI BAGIAN METODOLOGI PENELITIAN

Taufik Hidayat

Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Email: hidayattaufik19851115@gmail.com

ABSTRAK

Studi kasus (Case studies) merupakan bagian dari metodologi penelitian yang mana pada pokok

pembahasanya seorang peneliti dituntut untuk lebih cermat, teliti dan mendalam dalam

mengungkap sebuah kasus, peristiwa, baik bersifat individu ataupun kelompok. Pada studi

pustaka ini, peneliti ingin mengupas pembahasan tentang studi kasus sebagai bagian
metodologi

penelitian. Adapun cakupan pembahasannya meliputi penyajian tentang pengertian studi


kasus,

tujuan dan jenis studi kasus sebagai metode penelitian, sejarah perkembangan studi

kasus,bagaiman cara atau teknik penerapan studi kasus pada proses penelitian, manfaat
penelitian studi kasus dan langkah-langkah dalam menerapkan studi kasus sebagai metodologi

penelitian. Dengan adanya studi pustaka ini diharapkan akan memberikan wawasan lebih

mendalam kepada halayak umum dalam memahami metode studi kasus (Case Studies) dalam

kajian penelitian.

Key word. Pembahasan,Studi kasus (case studies), Metodologi, Penelitian

1. PENDAHULUAN

Manusia adalah mahluk yang diberi keistimewaan oleh sang pencipta dalam bentuk

akal dan pikiran. Akal dan pikiran ini bertejuan untuk menjadikan pembeda dengan makhluk

yang lain di bumi ini. Dengan akal dan pikiran ini juga manusia selalu terdorong untuk selalu

maju, berkembang dan berpikir benar. Dalam kehidupan manusia yang semakin maju dan

berkembang di bidang IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) sekarang ini, menjadikan

manusia harus mampu berfikir realistis dan benar. Untuk mencapai pemikiran yang realistis
dan benar, manusia pasti membutuhkan proses berfikir. Salah satu jawaban melalui poses

berfikir adalah dengan melakukan penelitian dan penelitian itu merupakan bagian dari

kegiatan keilmuan.

Sebagai bagian keilmuan, penelitian merupakan alat untuk menjadikan temuan dan

jawaban menjadi realistis dan logis sehingga terbukti kebenaranya. Ada dua jenis kebenaran

yang bisa terungkap dalam penelitian, yaitu kebenaran formal dan kebenaran substansial.

Kebenaran formal bisa diperoleh melalui metodologi yang dilandasi oleh paradigm yang tepat

sedangkan kebenaran substansial diperoleh melalui kajian teori yang mendalam.

Salah satu cara untuk mengungkap kebenaran formal ini dengan cara penelitian baik

yang kualitatif atau kuantitatif. Menurut Dr. Suwartono, M. Hum. Dalam bukunya Dasar-

Dasar Metodologi Penelitian (2014:120) Penelitian secara umum menyebutkan bahwa

pengelompokan jenis penelitian sangat beragam, menurut penulisnya masing-masing.

Berdasarkan perspektif pendekatan penelitian diantaranya, penelitian etnografi, studi kasus,


survey, penelitian tindakan kelas dan penelitian eksperimental. Berdasarkan keterangan diatas

bahwa ada beberapa faktor yang mengelompokan jenis penelitian menjadi sangat banyak

diantaranya adalah berdasarkan latar belakang, tujuan, pendekatan bidang keilmuan dan

tempat.

Salah satu jenis penelitian diantaranya adalah studi kasus, Studi Kasus berasal dari

terjemahan dalam bahasa Inggris “A Case Study” atau “Case Studies”. Kata “Kasus” diambil

dari kata “Case” yang menurut Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current

English (1989; 173), diartikan sebagai 1). “instance or example of the occurrence of sth., 2).

“actual state of affairs; situation”, dan 3). “circumstances or special conditions relating to a

person or thing”. Secara berurutan artinya ialah 1). contoh kejadian sesuatu, 2). kondisi aktual

dari keadaan atau situasi, dan 3). lingkungan atau kondisi tertentu tentang orang atau sesuatu.

Berdasarkan pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa Studi kasus merupakan bagian dari

kajian yang mendalam terhadap sesuatu yang berbeda atau unik yang ada dalam suatu
kelompok, lembaga atau individu tertentu.

2. PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Studi Kasus

Menurut bahasa Inggris “A Case Study” atau “Case Studies”. Kata “Kasus”

diambil dari kata “Case” artinya kasus, kajian , peristiwa Sedangkan arti dari

“case”sangatlah komplek dan luas. Menurut Unika Prihasanti (2018:2) mendefinisikan

studi kasus, tidak ada definisi tunggal termasuk dalam ilmu sosial terdapat definisi yang

luas dan terbagi dalam empat kategori (Hentz, 2017). Teaching case tidak perlu

menggambarkan individu, peristiwa atau proses tertentu secara akurat, karena tujuan

utamanya untuk meningkatkan pembelajaran. Teaching case dapat berupa ilustrasi dan

meskipun berasal dari pengamatan studi kasus tidak selalu sesuai dengan metodologi

penelitian tertentu. Untuk tujuan pendidikan Yin menyatakan “A case study need not

contain a complete or accurate rendition of actual events, rather, its purpose is to


establish a framework for discussion and debate among students”. (Yin, 2002).

Menurut Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si (2017:5) menyimpulkan bahwa

Studi Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif,

terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat

perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan

mendalam tentang peristiwa tersebut. Pada umumnya tarjet penelitian studi kasus adalah

hal yang actual (Real-Life) dan unik. Bukan sesuatu yang sudah terlewati atau masa

lampau

Merriam & Tisdell (2015) mendefinisikan studi kasus sebagai diskripsi dan

analisis mendalam dari bounded system, sebuah system yang tidak bisa terlepas dari satu

kasus dengan kasus yang lain Karena dalam studi kasus memunculkan adanya bagian-

bagian system yang bekerja secara terintergratif dan berpola dengan yang lain.

B. Tujuan dan Jenis Penelitian Studi Kasus


Pada umumnya penelitian mengkaji hanya hal-hal yang bersifat umum, memiiliki

kesamaan yang hampir pola dan hasilnya serupa. Menurut Dr. Suwartono, M.Hum

(2014:125) kesimpulan yang diperoleh dari studi kasus tidak bisa digeneralisasikan atau

diasumsikan berlaku pada subjek lain, kecuali individu atau kelompok subjek yang

memiliki karakteristik serupa. menurut Yin (2002) studi kasus sebagai proses penelitian.

“A case study is an empirical inquiry that investigates a contemporary phenomenon (the

‘case’) within its real-life context, especially when the boundaries between phenomenon

and context may not clearly evident” (p.16). Sebuah studi kasus penelitian yang memiliki

tujuan guna menguji pertanyaan dan masalah penelitian yang mana hal itu terlepas dari

konteksnya.

Stake (1994) menyatakan bahwa penelitian studi kasus bertujuan untuk

mengungkap kekhasan atau keunikan krakteristik yang terdapat didalam kasus yang

diteliti. kasus itu sendiri merupakan penyebab dilakukanya penelitian studi kasus oleh
karena itu tujuan dan fokus utama dari penelitian studi kasus adalah pada kasus yang

menjadi objek penelitian. Kasus itu bisa ada dan ditemukan hampir disemua bidang, oleh

karena itu segala sesuatu yang berkaitan dengan kasus seperti sifat alamiah kasus,

kegiatan, fungsi, kesejarahan, kondisi lingkungan dan berbagai hal lain yang berkaitan

dan mempengaruhi kasus harus diteliti dengan tujuan untuk menjelaskan dan memahami

keberadaan kasus tersebut secara menyeluruh dan komprehensif.

Ada beberapa jenis studi kasus yang sering ditemukan dalam penelitian. Menurut

Yin (2002) membagi studi kasus menjadi, studi kasus eksplanatori, eksploratori,

diskriptif. Pertama studi kasus eksplanatori. Studi kasus explanatori merupakan studi

kasus yang kompleks da multivarian biasanya pada studi kasus explanatory ini digunakan

dalam studi kausal. Karena model yang ad pada studi kausu explanatory tepat

menggunakan system pencocokan pola. Kedua, Studi kasus eksploratori, Proses

pengumpulan data dilapangan dapat dilakukan sebelum adanya pertanyaan peneliti dan
biasanya model penelitian seperti ini di anggap sebagai studi pendahuluan dan penelitian

sosial. walaupun proses data dilakukan sebelum adanya pertanyaan tetap kerangka kerja

penelitiap haruslah sudah dibuat sebelumnya. Ketiga, studi kasus diskriptif, pada jenis

studikasus ini semua kesimpulan akan di jabarkan dengan bentuk diskripsi yang di

kaitkan dengan teori dan temuan.

C. Perkembangan Penelitian Studi Kasus

Menurut Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si (2017:10) Hingga saat ini Studi

Kasus sudah berusia lebih dari 70 tahun. Sejak kemunculannya, jenis penelitian ini

memperoleh banyak kritik karena dianggap analisisnya lemah, tidak objektif dan penuh

bias, tidak seperti penelitian kuantitatif yang menggunakan statistik sebagai alat analisis.

Studi kasus adalah bagian dari metode penelitian yang sudah cukup lama ada. Pada

awalnya memang dipandang sebelah mata karena dianggap lemah, kurang akurat dan bias

pada hasil penelitian. seiring perkembangan teknologi yang semin maju memberikan
kemuduhan dalam pengambilan data dan mempersempit bias pada hasil penelitian studi

kasus. Studi kasus sering digunakan sebagai metode penelitian pada bidang kajian ilmu

sosial mulai dari psikologi, sosiologi, ilmu politik, antropologi, sejarah, dan ekonomi

hingga ilmu-ilmu terapan seperti perencanaan kota, ilmu manajemen, pekerjaan sosial,

dan pendidikan

Banyak para mahasiswa menggunakan studi kasus sebagai bagian metode

penelitian untuk menyelasaikan tugas akhir dalam bentuk thesis atau disertasi. Hal itu di

lakukan bertujuan untuk menghasilkan hasil kajian yang lebih mendalam dan

komprehensip. untuk menghasilkan hasil yang mendalam dan komprehensip mahasiswa

perlu melakukan pendekatan yang intensif dalam mencari data informasi penelitian.

Menurut Dr. Suwartono, M. Hum. (2014:126) cara untuk melengkapi informasi hasil

penelitian peneliti bisa melalui dokumentasi,untuk menjalin kedekatan, tidak jarang

peneliti melibatkan diri dalam “dunia” subjek yang diteliti.


D. Bagaimana Studi Kasus di Ungkap Dalam Penelitian

Menurut Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si (2017:12) Sama halnya dengan model

penelitian kualitatif yang lain seperti fenomenologi, etnografi, etnometodologi, grounded

research dan studi teks. Studi kasus Juga dilakukan dalam latar belakang yang bersifat

alamiah, holistic dan mendalam. Alamiah berarti proses penelitian dan pengambilan

informasinya dilakukan dalam kehidupan yang nyata (real-life event) seorang peneliti

tidak perlu membuat rekayasa atau uji coba pada subjek penelitian. Dengan informasi apa

adanya ini membuat data lebih akurat dan hasil yang akan di capai jauh dari bias.

Holistic berarti peneliti dituntun untuk dapat menemukan informasi yang akan

dijadikan data secara koprehensif sehingga hasil penemuanyapun tidak akan

menimbulkan pertanyaan dan perdebatan lagi. Untuk mendapatkan informasi yang

koprehensif ini, peneliti tidak hanya penggali informasi dari partisipan dan informan

melalui wawancara tetapi juga bisa di lakukan terhadap orang-orang yang ada disekitar
subjek peneliti.

Mendalam dengan artian seorang peneliti dituntut untuk mampu mengungkap

informasi secara luas dan mendalam. Baik informasi yang bersifat tersurat ataupun

tersirat yang disampaikan oleh saubjek peneliti. Sehingga hasil yang akan di peroleh akan

memiliki perbedaan dibandingkan dengan informasi pada penelitian yang bersifat umum.

Dengan memunculkan paradigma studi kasus mampu memunculkan permasalahan dan

mengungkapkan kebenaran dari permasalhan itu sendiri. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo,

M.Si (2017:14) Dalam pandangan paradigma fenomenologi, yang tampak atau kasat mata

pada hakikatnya bukan sesuatu yang riel (realitas). Itu hanya pantulan dari yang ada di

dalam mengkaji hal tersebut peneliti tidak cukup hanya melihat dari sesuatu yang tampak

(secara umum) saja, akan tetapi menggalai lebih dalam. Sebagai contoh penelitian

terhadap seorang guru yang memiliki prestasi lebih dibandingkan dengan teman-teman

guru di sekolahnya. Untuk mendapatkan infomasi yang mendalam perlulah peneliti


menggunakan teknik interview baik yang terstruktur ataupun tidak terstruktur. Dari hasil

interview tersebut peneliti harus mampu mengungkap data-data informasi baik yang

bersifat tersirat ataupun tersurat yang disampaikan oleh subjek peneliti. Guna

menambahkan data pendukung penelitian, peneliti juga bisa menginterview beberapa

guru dan kepala sekolah yang ada di skolah tersebut.

E. Manfaat Penelitian Studi Kasus

Menurut Lincoln dan Guba, sebagaimana dikutip Mulyana (2013: 201202), keistimewaan

Studi Kasus meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Studi Kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan

pandangan subjek yang diteliti,

2. Studi Kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami

pembaca dalam kehidupan sehari-hari (everyday reallife),

3. Studi Kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti
dengan subjek atau informan,

4. Studi Kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang

tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga

keterpercayaan (trustworthiness),

5. Studi Kasus memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian atas

transferabilitas,

6. Studi Kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan

atas fenomena dalam konteks tersebut.

Berdasarkan manfaat studi kasus diatas, penelitian studi kasus akan mampu

memberikan kejelasan terhadap subuah kasusu yang mendalam dan akurat. Studi kasus

juga terbuka orang lain dalam menafsirkan sebuah konteks atau kasus sehingga hasil yang

dicapai akan lebih akurat dan komprehensif.

F. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus


Dalam pelaksanaan kajian atau penelitian studi kasus, maka tidak akan lepas dengan

poses yang secara teratur dan berkelanjutan. Beberapa tahapan yang harus dilalui oleh

peneliti diantaranya:

a) Pemilihan Tema atau Topik Penelitian

Tema atau topic dalam penelitian menjadi hal sangat penting dalam kajian

studi kasus. Hal ini disebabkan tema adalah “body of knowledge” begitu penting

pemilihan tema maka alangkah baiknya peneliti haruslah melihat latar belakang

akademisi yang menji bagian dari keilmuanya. Sebagai contok seorang mahasiswa

jurusan pendidikan Bahasa Inggris, maka wajiblah dalam menentukan tema

penelitian yang berkaitan dengan kasusu-kasus yang sering muncul di bidang

pendidikan Bahasa Inggris, sehingga hasil kajian peneliatnya akan mendalam dan

komprehensif karena sesua dengan bidang keilmuanya.

b) Kajian Teori Penelitian


Pada tahapan kedua ini, peneliti harus mau dan siap untuk membaca dan juga

menelaah kajian teori-teori, yang ada pada buku bacaan, jurnal, majalah ilmiah, surat

kabar dan juga laporan penelitian terdahulu. Menurut Yin (1994: 9) pembacaan

literatur sangat penting untuk memperluas wawasan peneliti di bidang yang akan

diteliti dan mempertajam rumusan masalah yang akan diajukan.

Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si (2017:14) memberi penjelas bahwa

dalam upaya pengumpulan bahan bacaan peneliti perlu mempertimbangkan dua

aspek penting, yakni relevansi (relevance) bahan bacaan/literatur tersebut dengan

topik bahasan (kasus) yang diangkat dan kemutakhiran (novelty). Semakin muktahir

kajian bacaan yang dibaca maka semakin baik dan relevan sesuai dengan

perkembangan yang di hadapi oleh peneliti. Sering di temukan kutipan bacaan yang

kurang tepat dan relevan karenatidak sesuai dengan kajian pembahasan pada

bidangnya.
c) Perumusan Masalah

Pada proses perumusan masalah, peneliti di tuntut untuk lebih teliti hal apa

yang akan di jadikan pokok masalah pada penelitian, menurut Dr. Suwartono (2014:

24) perumusan suatu permasalahan perlu dilakukan untuk memperjelas masalah yang

dihadapi. Untuk menghindari kurang mendalamnya hasil penelitian. Maka seorang

peneliti bisa mengfokuskan pada titik yang menjadi pusat perhatian.

d) Pengumpulan Data

Menurut Dr. Suwartono, M. Hum (2014:41) pengumpulan data adalah

berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, menghimpun, mengambil

atau menjaring data penelitian. Pada proses pengumpulan data studi kasus, peneliti

dapat menggunakan beberapa teknik diantarantanya adalah wawancara, observasi

dan dokumentasi. Pada tahapan ini peneliti mempunyai peranan yang sangat penting

hal itu dikarenakan penelitilah yang bisa menyimpulkan kapan waktu untuk
memulai dan mengakhiri penelitian dan juga mampu mengukur data yang dibutuhkan

sudah cukup.

e) Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data menjadi bagian terpenting pada penelitian, setelah proses

mencarian informasi dilakukan dan dianggap cukup tahap selanjutnya adalah

pengumpulan data. Pada proses ini , peneliti harus mengecek setiap data, menyusun

data, melakukan pengkodingan pada data, mengklasifikasi data, dan mengoreksi

jawaban atas hasil wawancara yang dianggap masih kurang jelas.

Setelah data terkumpul baik melalui, hasil wawancara dan observasi,

dukumentasi dalam bentuk gambar atau photo. Data akan di olah oleh peneliti.

Menurut Dr. Suwartono, M. Hum (2014:79) istilah “olah” atau “proses” data inilah

penulis sering mengunakan untuk mengganti kata “Analisis” yang lebih terkesan

rumit. Pada proses analisis data. Menurut Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si
(2017:20) Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk memberikan

makna atau memaknai data dengan mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,

memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya menjadi bagian-bagian

berdasarkan pengelompokan tertentu sehingga diperoleh suatu temuan terhadap

rumusan masalah yang diajukan. Untuk dapat menyimpulkan hasil temuan pastilah

tidak semudah yang kita pikirkan karena peneliti akan dituntut harus melalui

tahapan-tahapan proses dan ini memerlukan ketelitian, kecerdasan tersendiri. Tidak

hanya kecerdasan dan ketelitian yang menjamin akan hasil nya tepat wawasan

retorika, pengalaman peneliti dan bimbingan dosen akan sangat berpengaruh

terhadap informasi hasil temuan pada penelitian.

f) Simpulan dan Laporan Hasil Penelitian

Pada akhir proses penelitian, peneliti akan mengkroscek ,mengulang dan

meringkas hasil temuan yang sudah di lakukan kemudian membuat hasil kesimpulan
temuan .

Laporan pertanggung jawaban merupakan bentuk laporan yang dilakukan oleh

peneliti terhadap hasil penemuan secara ilmiah. Menurut Yunus (2010: 417) ada

beberapa versi mengenai laporan penelitian, tetapi secara umum terdapat 3 syarat

agar laporan penelitian dapat dikategorikan sebagai karya ilmiah, yaitu:

1. Objektif,

2. Sistematik

3. Mengikuti metode ilmiah.

Berdasarkan standar diatas, maka hasil karya ilmiah tidaklah semudah yang kita

bayangkan dan tidak asal. Pertama, Objektif , ini bermaksud hasil pemerolehan data

yang didapatkan dalam penelitian adalah benar-benar data hasil dari subjek peneliti,

bukan dari sudut pandang peneliti. Kedua, sistematik dalam artian pada proses

penelitian ada tahapan-tahapanya, mulai dari awal sampai akhir kesimpulan dan
laporan masih berkaitan. Ketiga, mengikuti methode ilmiah, maksudnya pada proses

penelitian kegiatan yang dilakukan haruslah terstandar dengan alur dan tahapan yang

sudah disepakati oleh para ilmuwan .

G. Contoh Penelitian

Contoh studi kasus yang dilakukan oleh Unika Prihatsanti1, Suryanto2, & Wiwin

Hendrianiyang berjudul “Menggunakan Studi Kasus sebagai Metode Ilmiah dalam

Psikologi” tujuan penelitian tersebut adalah menyajikan tentang penjelasan secara

merinci dan detail terkait studi kasus sebagai bagian dari metode penelitian. Dengan studi

kasus ini juga peneliti ingin menegelompokan hasil temuanya pada bidang psikologi

melalui diskriptive qualitative.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu, (1),

dokumetasi, dokumen, bisa berupa surat, memorandum, agenda, dokumen administrasi,

artikel surat kabar, atau dokumen apapun yang dikaitan dengan penyelidikan. Triangulasi
bukti melalui dokumen berfungsi untuk menguatkan bukti dari sumber lain. (2)

Wawancara, merupakan sumber paling penting. Bentuk wawancara yang dilakukan oleh

peneliti adalah wawancara terbuka,

Hasil penelitian menuntukan bahwa dalam bidang psikologi masih terdapat

keraguan menggunaan studi kasus sebagai metode untuk meneliti kasus Meskipun

banyak menggunakan studi kasus dalam penelitian, menurut Unika Prihatsanti

(2018:132) banyak psikolog enggan untuk menerima penelitian berbasis studi kasus

sebagai pendekatan yang sah untuk memproduksi pengetahuan dan diseminasi hasil

penelitian. Upaya untuk mempublikasikan studi kasus pada jurnal psikologi, umumnya

bertemu ‘kekhawatiran’ tentang desain penelitian, ketergantungan pada peserta tunggal,

kelompok kecil, ‘tuduhan’ adanya bias peneliti, dan kurangnya dukungan statistik. Kritik

terhadap studi kasus merujuk pada metodologi, yang mengganggap bahwa eksperimen

dan sampel yang besar merupakan bukti dukungan dalam penelitian psikologis. Supaya
pendekatan ini dapat diterima dalam psikologi, penelitian sosial menjelaskan bahwa hal

itu terjadi sebagai bagian hubungan antar manusia.

Dari hasil penelitia diatas menunjukan bahwa studi kasus menjadi bagian dari

metodologi penelitian walaupun ada beberapa bidang tertentu yang masih ragu untuk

menggunaanya. beberap ilmuan memberi kerangka dan prosedur yang harus di ikuti

diantaranya Yin (2002) secara rigid mengharuskan peneliti untuk pengikuti prosedur

penelitian yang ditetapkan bahkan ketika peneliti mengubah desain maka peneliti perlu

kembali pada prosedur awal. Yin memberikan struktur desain yang ketat pada metode

studi kasus, sebaliknya Stake (1995) menyarankan desain yang fleksibel di mana peneliti

dapat membuat perubahan meskipun terjadi pada proses penelitian. Tujuan penelitian

studi kasus untuk memberikan diskripsi telah digunakan di bidang psikologi, baik

psikologi industri dan organisasi, psikologi pendidikan, maupun psikologi sosial

3. KESIMPULAN
Manusia adalah makhluk yang diberi keistimewaan oleh sang kholik Alloh. S.W.T

dalam bentuk akal dan pikiran. Dengan akal dan pekiran manusia mampu berpikir secara

ilmiah untuk menemukan kebenaran dari misteri kehidupan. Penemuan kebenaran melalui

proses berpikir secara ilmiah tentu membutuhkan proses dan metode yang akurat dan tepat.

Beberapa metode penelitian yang sering digunakan untuk mengungkap sebuah kasus di

bidang sosial salah satunya adalah metode studi kasus. Studi kasus menjadi metode penelitian

yang memberikan kontribusi mendalam dalam mengungkap permasalahan atau kasus tertentu

baik lingkup individu, kelompok atau organisasi.

Studi kasus sebagai bagian metode penelitian memberikan kerangka tertentu pada

tahapan-tahapan prosesnya, dianatara nya. menentukan tema dan subjek penelitian,

menentukan tempat, menentukan metode yang akurat, menentukan teknik pengumpulan data

yang relevan, menganalisis hasil data yang di peroleh dari subjek penelitian, membuat

kesimpulan dan laporan penelitian. Hasil temuan dapat di katakana ilmiah jika memenuhi
standar Objektif, sistematik dan mengikuti prosedur ilmiah.

DATAR PUSTAKA

Dr. Suwartono, M. Hum. 2014. DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN. Yogyakarta.

Penerbit Andi Yogyakarta

Horby, A S. 1989. OXFORD ADVANCED LEARNER’S DICTIONARY., Fourth Edition.

Oxford: Oxford University Press.

Yin, Robert K. 1994. CASE STUDY RESEARCH. Thousand Oaks, London, New Delhi: SAGE

Publications

Yin, Robert. K. (2002). CASE STUDY RESEARCH: Design and methods (2rd ed.). Thousand

Oaks, CA: Sage

Hentz, P. (2017). Overview of case study research. Dalam Chesnay, M. (Eds). Qualitative

designs and Methods in Nursing (pp.1-10). New York: www.springerpub.com

Unika Prihatsanti, Suryanto, & Wiwin Hendriani. (2018). MENGGUNAKAN STUDI KASUS
SEBAGAI METODE ILMIAH DALAM PSIKOLOGI. ISSN. Vol. 26, No. 2, 126 – 136

Merriam, S. B., & Tisdel, E. J. (2015). Qualitative research: A guide to design and

implementation. Fourth edition. San Fransisco: Jossey-Bass

Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si. 2017. STUDI KASUS DALAM PENELITIAN

KUALITATIF: KONSEP DAN

PROSEDURNYA.http://repository.UINMalang.ac.id.//1104/1/studi-kasus-dalam-

penelitian-kualitatif

Mulyana, Dedy. 2013. METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF: PARADIGMA BARU

ILMU KOMUNIKASI DAN ILMU SOSIAL LAINNYA. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Yunus, Hadi Sabari. 2010. METODE PENELITIAN WILAYAH KONTEMPORER.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Stake, R. (1995). The art of case research. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.
doi:10.2307/329758

Anda mungkin juga menyukai