WAKTU. AAMIIN
ABSTRAK
Elektroplating merupakan proses pelapisan logam dengan logam lain di mana menggunakan
proses elektrolisis dengan arus se-arah. Percobaan ini memiliki tujuan untuk mengetahui waktu
yang pas untuk melapisi besi dengan tembaga dan pengaruhnya terhadap logam yang dilapisi.
Prinsip dari percobaan ini ialah melapisi pelat besi dengan tembaga. Sesuai dengan prinsip
elektrolisis, maka elektron akan bergerak dari anoda ke katoda, sehingga ion Cu2+ yang berasal
dari anoda dan larutan elektrolit akan berkumpul ke katoda besi membentuk lapisan. Warna yang
terlihat pada besi akan menjadi mengkilap. Hasil dari percobaan ini massa tembaga akan semakin
bertambah dengan bertambahnya waktu elektrolisis. Namun proses tersebut akan mencapai titik
jenuh di mana ketika seluruh lapisan besi sudah terlapisi oleh tembaga maka laju reaksi akan
terhambat karena menurunnya arus galvanik. Error pada percobaan ini dikarenakan kurang
telitinya praktikan dalam melakukan proses elektrolisis di mana berpengaruh pada massa tembaga
pada besi.
Kata kunci : Elektroda, Elektrolisis, Elektroplating.
PUNYA NORMA, JANGAN LUPA DOAIN NORMA SEHAT, TAMBAH PINTER DAN SEMOGA LULUS TEPAT
WAKTU. AAMIIN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I ............................................................................................................................................................ 6
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 6
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 6
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 6
1.3 Tujuan Percobaan................................................................................................................................ 6
BAB II........................................................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 7
2.1.1 Besi .................................................................................................................................................. 7
2.1.2 Tembaga........................................................................................................................................... 7
2.2 Elektrolisis .......................................................................................................................................... 8
2.3 Elektroda ............................................................................................................................................. 8
2.3.1 Katoda .............................................................................................................................................. 8
2.3.2 Anoda ............................................................................................................................................... 8
2.4 Elektrolit ............................................................................................................................................. 9
2.5 Power Supply ...................................................................................................................................... 9
2.6 Deret Volta .......................................................................................................................................... 9
2.7 Elektroplating.................................................................................................................................... 10
2.8 Prinsip Kerja Elektroplating.............................................................................................................. 10
2.9 Aplikasi ............................................................................................................................................. 10
BAB III ....................................................................................................................................................... 11
METODOLOGI .......................................................................................................................................... 11
3.1 Diagram Alir ..................................................................................................................................... 11
3.2 Alat Percobaan .................................................................................................................................. 12
3.3 bahan percobaan................................................................................................................................ 12
3.4 langkah percobaan ............................................................................................................................ 12
3.5 skema percobaan ............................................................................................................................... 13
BAB IV ....................................................................................................................................................... 14
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 14
4.1 Analisa data....................................................................................................................................... 14
4.1.1 Tabel Percobaan dengan Variasi Waktu terhadap Massa Besi (Fe)........................................... 14
PUNYA NORMA, JANGAN LUPA DOAIN NORMA SEHAT, TAMBAH PINTER DAN SEMOGA LULUS TEPAT
WAKTU. AAMIIN
DAFTAR GAMBAR
PUNYA NORMA, JANGAN LUPA DOAIN NORMA SEHAT, TAMBAH PINTER DAN SEMOGA LULUS TEPAT
WAKTU. AAMIIN
DAFTAR TABEL
PUNYA NORMA, JANGAN LUPA DOAIN NORMA SEHAT, TAMBAH PINTER DAN SEMOGA LULUS TEPAT
WAKTU. AAMIIN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Elektrolisis
Proses kimia yang menghasilkan oksigen dan hidrogen dengan memanfaatkan arus listrik.
Selain menghasilkan oksigen dan hidrogen sebagian pada proses elektrolisis juga menghasilkan
asam bebas dan alkali bebas. Hal ini dikarenakan menggunakan larutan NaCl dan logam dari alkali
tanah seperti calsium, berilium, barium, magnesium dan stronsium serta radium. Elektrolosis jika
menggunakan larutan dari logam berat seperti perak dan tembaga memiliki fenomena istimewa di
mana tidak menghasilkan gas ataupun perubahan kenetralan dan juga terjadi polarisasi dengan
taraf yang tidak konsisten. Hal ini dikarenakan adanya perubahan konsentrasi yang menyebabkan
lemahnya gaya listrik dan polarisasi (Arrhenius, 1902 : 4-5).
2.3 Elektroda
Elektroda adalah konduktor elektronik. Elektroda digunakan sebagai perantara arus listrik
dalam proses elektrolisis. elektroda biasanya dibagi menjadi 2 yakni pada kutub positif dinamakan
anoda dan kutub negatif dinamakan kanoda. Kedua elektroda tersebut melengkapi sirkuit dan
memungkinkan listrik mengalir melalui muatan. Energi dalam proses tersebut disampaikan sel
elektrolisis. Pada sirkuit elektrolisis, arus listrik mengalir dari diri ke kanan melalui muatannya
tetapi juga melalui larutannya. Kutub kutub elektroda berbeda beda pada setiap sel sel kimia. pada
sel volta arus yang berjalan berlawanan arah dengan arus pada sel elektrolisis. namun pada
dasarnya setiap elektrokimia menggunakan tegangan yang berbeda pada setiap sumbernya. Setiap
sumber memiliki pengaturan sel dan arus yang berbeda. oleh karenanya akan selalu ada satu nilai
kesetimbangan dari tegangan dan sel tersebut. hasil dari kesetimbangan tersebut adalah tidak
adanya arus dan juga unsur kimia. ini disebut dengan voltase sel reversibel karena perubahan kecil
dalam tegangan yang digunakan dapat menyebabkan arus berbalik arah. Apabila sel berada dalam
kondisi seimbang, entah karena sambungannya tidak lengkap, atau karena perbedaan potensi yang
sangat berlawanan telah diterapkan, tidaklah tepat untuk menggunakan nama "anode" atau
"katoda" pada elektroda yang mana pun, karena tidak ada unsur kimia. Sel ini tidak galvanik
maupun elektrolit; Ini adalah sel ekuilibrium. Situasi seperti ini llustrated dalam angka berikut.
Perhatikan bahwa kita sekarang telah menulis persamaan elektrode sebagai equilibria (karena tidak
ada reaksi bersih yang sebenarnya terjadi) dan telah mengikuti konvensi menulis spesies
teroksidasi pada sisi kiri masing-masing. Dengan konvensi ini, reaksi ke depan sesuai dengan
pengurangan dan kemunduran untuk oksidasi (Oldham, 1994 : 66-69).
2.3.1 Katoda
Katoda adalah konduktor yang di mana mengalami reduksi. Katoda merupakan salah satu
kutub elektroda yang jika terpolarisasi akan bermuatan positif. oleh karenanya elektron akan
masuk melalui kutub ini dan arah arus keluar dari kutub ini. katoda tidak tepat disebut sebagai
kutub negatif dalam elektrokimia sebab pada elektrokimia terjadinya titik keseimbangan di mana
tidak adanya arus listrik dan kimia (Oldham, 1994 : 66).
2.3.2 Anoda
Anoda merupakan elektroda yang terpolarisasi saat arus listrik masuk ke dalamnya. Anoda
mampu memproduksi elektron. Oleh karenanya ia melakukan oksidasi. Namun pada biasanya
anoda menjadi elektroda bermuatan positif meskipun sebutan itu kurang tepat karena adanya anoda
PUNYA NORMA, JANGAN LUPA DOAIN NORMA SEHAT, TAMBAH PINTER DAN SEMOGA LULUS TEPAT
WAKTU. AAMIIN
pada titik setimbang yang tidak bermuatan. Anoda mampu bermuatan positif dan negatif
tergantung pada situasi lingkungannya (Oldham, 1994 : 66).
2.4 Elektrolit
Elektrolit adalah zat yang, ketika larut dalam air atau cairan lainnya, menghasilkan ion dan
sehingga meningkatkan konduktivitas listrik cairan itu. Elektrolit padat (misalnya NaCI), cairan
(misalnya H, jadi) atau gas (misalnya NH,). Ungkapan yang menyesatkan "elektrolit padat"
kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan padat-padat-yang langka itu yang memiliki
konduktivitas ionik sendiri. (Oldham, 1994 : 29-30). pada larutan elektrolit, ikatan antar molekul
air dengan partikel zat cukup kuat untuk memutuskan ikatan antar partikel zat sehingga partikel
zat tersebut dapat terlepas. Elektrolit dibagi menjadi tiga yakni elektrolit kuat, elektrolit lemah dan
garam sukar larut. Pada elektrolit kuat, derajat ionisasinya ialah 1 artinya ia memiliki daya hantar
listrik yang kuat. Contohnya adalah asam kuat, basa kuat dan garam yang mudah larut seperti
NaCl.
Selanjutnya adalah elektrolit lemah ialah zat elektrolit yang mengurai sebagian sehingga
memiliki daya hantar listrik yang lemah. Contohnya adalah asam lemah (CH3COOH), basa lemah
(NH4OH). Dan terakhhir adalah garam garam yang sukar larut ialah larutan yang tidak mampu
menghantarkan arus listrik karena zat zat terlarutnya tidak menghasilkan ion. Contohnya adalah
urea, sukrosa, glukosa dan alkohol. ( yusuf, 2019 : 4-5)
2.5 Power Supply
Pada sel gavanis memiliki sistem di mana mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Fuel cell
dan baterai merupakan bentuk dari power suply yang digunakan untuk membantu proses
elektrokimia. Power supply merupakan sebuah benda yang berisi sumber tegangan. Fuel cell
merupakan bahan bakar sedangkan baterai berisi diri sendiri atau sering disebut dengan emplays
oreacutan yang dikaitakan dengan anoda dan katoda dari luar. Sumber daya elektrokimia dapat
diklasifikasikan sebagai sel primer atau sel sekunder. Sel primer disebut dengan fuel cell dan sel
sekunder disebut dengan baterai. Pada sel galvanis, sel-sel sekunder juga dapat beroperasi dalam
mode elektrolitis, menggunakan energi listrik dan menghasilkan bahan kimia high-Gibhsenergy
yang kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Oleh karena itu, baterai sekunder
sering disebut sel penyimpanan, akumulator atau baterai yang dapat diisi ulang: sel aki merupakan
contoh utama. Baterai utama dirancang hanya untuk fungsi galvanis, tetapi baterainya dibuang
karena pengindekannya (atau bahan aktif yang dikenal dalam bahasa baterai) sudah habis. Karena
pengindekan-elektron ditambahkan dari luar sel, dan elektroelektronya (-sel) dilepaskan secara
terus-menerus, bahan bakar utama dapat digunakan tanpa batas waktu. Pada fuel cell
menggunakan hidrogen di mana hidrogen adalah bahan bakar dalam sebuah akuaduk elektrolit
bahan bakar sel (Oldham, 1994 : 87).
2.6 Deret Volta
Deret Volta merupakan susunan dari logam logam yang diurutkan berdasarkan daya
oksidasi dan reduksi masing masing logam. Deret Volta diurutkan dari kiri ke kanan. Hal ini
dikarenakan urutan pada deret volta, yaitu semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret
volta, maka logam semakin reaktif atau semakin mudah melepas elektron dan logam merupakan
reduktor yang semakin kuat atau semakin mudah mengalami oksidasi. Sebaliknya, semakin ke
PUNYA NORMA, JANGAN LUPA DOAIN NORMA SEHAT, TAMBAH PINTER DAN SEMOGA LULUS TEPAT
WAKTU. AAMIIN
kanan kedudukan suatu logam dalam deret volta, logam semakin kurang reaktif atau semakin
sulit melepas elektron dan logam merupakan oksidator yang semakin kuat. Adapun deret
voltanya ialah sebagai berikut :
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, H2O, Zn, Cr, Fe, Cd, Cu, Ni, Sn, Pb, H, Cu, Hg, Ag, Pt,
Au (Ridwan, 2016).
2.7 Elektroplating
Proses penyusunan sebuah logam ke permukaan, untuk menyediakan Lapisan pelindung
atau dekoratif. Logam Umumnya dilapisi krom, tembaga, emas, nikel, perak, timah dan Seng.
Elektroplating juga proses pengendapan logam pelindung anoda di atas logam lain yakni katoda
secara elektrolisa. Pada elektroplating membutuhkan listrik searah sebab elektrolit menuju arah
tertentu secara tetap. Secara singkatnya elektroplating disebabkan adanya perpindahan ion melalui
elektrolit yang nantinya akan mengendap di elektroda. (budiyanto, Dkk. 2016)
2.8 Prinsip Kerja Elektroplating
Reaksi kimia pada proses elektroplating memuat prinsip prinsip teknologi elektrokimia.
Pada sistem elektrokimia,bila diberi tegangan maka ion ion akan bergerak menuju elektroda.
Kation akan bergerak ke katoda dan anion bergerak ke anoda. Masing masing hal tersebut memiliki
laju khasnya sendiiri. Di mana bila tegangannya satu (satuan), maka laju tersebut di namai
mobilitas atau konduktivitas ion individu. Konduktivitas total larutan tertentulah merupakan total
mobilitas ion yang dikandungnya. Maka bagian arus total yang dibawa oleh ion tertentu disebut
transferens dan angka dari transport ion termaksud. Singkatnya prinsip kerja elektroplating adalah
pada rangkaian listrik searah di mana ion ion bergerak menuju elektroda dan mengendap sehingga
membentuk lapisan. Hal hal yang mempengaruhi elektroplating adalah arus, tegangan, lama waktu
pelapisan, suhu, jarak anoda katoda
2.9 Aplikasi
Terdapat banyak sekali manfaat dari penggunaan pelapisan atau elektroplating. Hal ini
dikarenakan elektroplating mampu meningkatkan kualitas dan sifat mekanik pada bahan uji. Salah
satunya adalah pada Baja AISI 1020 yang dilapisi oleh tembaga di mana tembaga merupakan
logam yang lunak dan mudah mengendap oleh logam dengan deret listriknya lebih tinggi. Selain
itu tembaga juga merupakan penghantar panas dan listrik yang baik. Oleh karenanya pada Baja
AISi 1020 yang dilapisi oleh tembaga akan memiliki sifat tersebut (Budiyanto, 2019). Selain itu
pada besi yang tidak memiliki ketahanan terhadap korosi dilakukan elektroplating dengan
memanfaatkan kromnium. Kromnium merupakan logam yang tahan terhadap korosi sehingga jika
kromnium dilapisi pada besi maka besi tersebut akan tahan terhadap korosi(Ferriansyah, dkk.
2018).
PUNYA NORMA, JANGAN LUPA DOAIN NORMA SEHAT, TAMBAH PINTER DAN SEMOGA LULUS TEPAT
WAKTU. AAMIIN
BAB III
METODOLOGI
3.1 Diagram Alir
Mulai
Pada logam besi (Fe) dilakukan prose pelapisan: benda kerja dilapisi dengan tembaga, untuk
variasi waktu mulai dari 2 menit, 4 menit, dan 6 menit ( dengan kuat arus powersupply = 2
Ampere )
Setelah proses pelapisan besi selesai, benda uji diukur kembali massanya, sehingga didapat
massa hasil pelapisan besi.
Pada logam besi (Fe) dilakukan pelapisan : benda kerja dilapisi dengan tembaga, untuk variasi
arus mulai dari 0.5 A, 1 A, dan 1.5 A( dengan waktu masing masing 3 menit)
Setelah proses pelapisan besi selesai, benda uji diukur kembali massanya, sehingga didapat
massa hasil pelapisan besi
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisa data
4.1.1 Tabel Percobaan dengan Variasi Waktu terhadap Massa Besi (Fe)
Terdapat hasil percobaan dari praktikum ini berupa data sebagai berikut :
Waktu Arus Massa sebelum Massa setelah Selisih (gr)
pelapisan (gr) pelapisan (gr)
2 Menit 0,2 Ampere 8,62 8,64 0,02
4 Menit 8,64 8,64 0
6 menit 8,64 8,68 0,04
Besarnya selisih antara massa tembaga pada percobaan dengan massa sebenarnya ialah :
𝑤 = 𝑤 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑤 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
𝑤 = 0,02 − 0,008
𝑤 = 0,012 gram
𝑀𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 .𝑀𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Error dalam persen : 100%
𝑚 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
0,012
= 100 %
0,008
= 150 %
Pada t = 4 menit
𝑀𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛− 𝑀𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
Error dalam persen : 100%
𝑚 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
0,005
= 0,015 100 %
= 33,33 %
Pada t = 6 menit
𝑀𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛− 𝑀𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
Error dalam persen : 100%
𝑚 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
0,017
= 0,023 100 %
= 73,91 %
PUNYA NORMA, JANGAN LUPA DOAIN NORMA SEHAT, TAMBAH PINTER DAN SEMOGA LULUS TEPAT
WAKTU. AAMIIN
\
Dari perhitungan error di atas di dapatlah bahwa percobaan ini memiliki banyak kekurangan.
4.2 Pembahasan
Percobaan ini melakukan uji pelapisan besi dengan tembaga melalui elektrokimia di mana
menggunakan larutan elektrolit. Tujuan ini ialah mengetahui perbedaan antara variasi waktu yang
digunakan untuk melapisi besi dengan tembaga dan menggunakan arus sebesar 0,2 Ampere serta
mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap besi tersebut. prinsip dari percobaan ini ialah
melapisi pelat besi dengan tembaga. Sesuai dengan prinsip elektrolisis, maka elektron akan
bergerak dari anoda ke katoda, sehingga ion Cu2+ yang berasal dari anoda dan larutan elektrolit
akan berkumpul ke katoda besi membentuk lapisan. Warna yang terlihat pada besi akan menjadi
mengkilap. Pada percobaan ini menggunakan alat alat untuk menunjang keberhasilan praktikum
ini yakni gelas kimia, gelas ukur, corong, pipet tetes, ampelas, kabel elektrolisis 2 buah, statif di
klem, stopwatch, neraca ukur, dan labu gondok. Serta juga bahan-bahan seperti, paku besi,
lempengan tipis tembaga, larutan CuSO4 1 M, dan powersupply 2A.
Dari percobaan ini dihasilkan data data yakni mengenai massa tembaga yang digunakan untuk
melapisi besi dengan variasi waktu dan pada arus 0,2 A. Berdasarkan data hasil percobaan didapat
untuk variasi waktu 2 menit, massa tembaga yang melapisi adalah 0,02 gram. Pada waktu 4 menit
massa tembaga yang melapisi tidak terjadi perubahan. Pada waktu 6 menit massa tembaga yang
melapisi ialah 0,04 gram. Berdasarkan hasil perhitungan di mana menghasilkan massa tembaga
sebenarnya, pada waktu 2 menit menghasilkan 0,008 gram tembaga. Pada 4 menit menghasilkan
0,015 gram tembaga. Dan pada 6 menit menghasilkan 0,023 gram tembaga. Dari hal ini dapat
diketahui bahwa perbedaan antara massa percobaan dan massa sebenarnya ialah sangat jauh.
Berdasarkan perhitungan semakin besarnya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
pelapisan maka semakin besar pula massa tembaga pada besi tersebut. Hal ini dikarenakan ion
tembaga yang mengendap pada besi dan perpindahan elektron pada saat proses elektrolisis. Pada
proses elektrolisis yang berpindah adalah elektron dan ion tembaganya. Sesuai dengan reaksi :
Cu 2+ + Fe -> Cu+Fe 2+ ......................
Adapun dampak yang diberikan terhadap perubahan waktu adalah bertambahnya massa
tembaga yang melapisi jika waktu reaksi ditambahkan. Namun penambahan waktu reaksi tersebut
untuk lebih lanjutnya tidak berpengaruh apa apa karena permukaan besi sudah tertutup oleh
tembaga yang mengakibatkan menurunnya arus galvanik yang akan menghambat laju reaksi
tembaga dengan besi. Selain penambahan massa pada besi, besi juga akan lebih mengkilap.
Sedangkan pada tembaga, ia akan mengalami korosi.
Error pada percobaan ini dikarenakan kurang telitinya praktikan pada saat mengangkat besi
dan tembaga. Pada video terlihat bahwa terdapat perbedaan mengenai pencelupan besi dan
tembaga di mana berpengaruh terhadap reaksinya. Tembaga jika dicelupkan pada reaksi tersebut
akan menghasilkan ion tembaga dan elektron sedangkan pada besi akan menghasilkan ion besi di
mana ion besi tersebut akan larut pada air. Pada percobaan pertama didapat bahwa hasil percobaan
PUNYA NORMA, JANGAN LUPA DOAIN NORMA SEHAT, TAMBAH PINTER DAN SEMOGA LULUS TEPAT
WAKTU. AAMIIN
lebih besar daripada hasil perhitungan dikarenakan perbedaan pencelupan dua elektroda tersebut
sehingga tembaga bereaksi terlebih dahulu dan mengakibatkan banyaknya massa tembaga yang
mengendap. Pada percobaan kedua dihasilkan tidak adanya perbedaan massa dengan percobaan
pertama. Sedangkan menurut perhitungan seharusnya massa itu bertambah. Hal ini dikarenakan
pada sebelumnya pengangkatan kedua elektroda pada percobaan pertama tidak berbarengan
sehingga elektroda tembaga masih bereaksi dengan larutan elektrolitnya. Selain itu pada percobaan
kedua praktikan terlalu bersemangat saat mengangkat elektroda tersebut sehingga massa tembaga
yang rapuh pada besi tersebut runtuh. Pada percobaan ketiga terdapat perbedaan yang cukup
signifikan dari percobaan pertama dan kedua. Hal ini dikarenakan pada selesai elektrolisis,
elektroda tembaga tidak diangkat berbarengan sehingga tembaga masih bereaksi dengan
lingkungannya kemudian saat adanya elektroda besi ion tembaga akan menempel pada besi dalam
jumlah yang lebih banyak. Adapun menurut perhitungan error pada percobaan pertama ialah 150
%, pada percobaan kedua sebesar 33,33 % dan percobaan ketiga 73, 91 %.
PUNYA NORMA, JANGAN LUPA DOAIN NORMA SEHAT, TAMBAH PINTER DAN SEMOGA LULUS TEPAT
WAKTU. AAMIIN
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Terdapat kesimpulan yang hendak dijawab dari percobaan kali ini ialah sebagai berikut :
1. Dari perhitungan didapat bahwa semakin besar waktu untuk elektrolisis maka semakin
besar massa tembaga yang melapisi.
2. Error pada percobaan ini disebabkan oleh kurang telitinya praktikan dalam mencelupkan
dan mengangkat elektroda pada proses tersebut di mana akan berpengaruh pada massa
tembaga yang melapisi.
5.2 Saran
Terdapat saran yang hendak diberikan dari percobaan kali ini ialah :
1. Ketelitian dalam proses elektrolisisnya lebih ditingkatkan di mana akan berpengaruh pada
massa tembaga yang melapisi.
DAFTAR PUSTAKA
BUAT SENDIRI YE MAGER