Anda di halaman 1dari 5

DOKUMENTASI KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Dosen Pengampu : Srandriani, SST., M. Tr. Keb


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Asuhan Kebidanan

Disusun Oleh :
Nayundha Indicasari Putri
(2002277018)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS
Jalan K.H Ahmad Dahlan No.20 Ciamis, Kecamatan. Ciamis, Kabupaten. Ciamis, Jawa Barat
4621
2020/2021
KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS

A. Nutrisi
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Gizi adalah Proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi. Zat Gizi (Nutrients) adalah  ikatan kimia yang
diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun
dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Status gizi adalah
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
Sepuluh pedoman gizi seimbang bersyukur, makan sayur dan buah, lauk pauk protein
tinggi, aneka ragam makanan pokok, batasi makanan manis, asin dan lemak, sarapan
pagi, minum air putih, baca label makanan, cuci tangan dengan air dan sabun dengan
bersih, serta olahraga.
Gizi Baik (Optimal) (Asupan zat gizi = Kebutuhan zat gizi) izi Kurang (Defesiensi)
(Asupan Zat Gizi < Kebutuhan Zat Gizi), Gizi Lebih (excess)(Asupan zat gizi >
Kebutuhan zat gizi), Kebutuhan Gizi (requirement) Banyaknya energi dan zatgizi
minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan hidupnya serta melakukan
berbagai kegiatan selama 24 jam untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Secara
garis besar yang dimaksud dengan kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yang
diperlukan seseorang untuk hidup sehat. Kecukupan Gizi (recommended) Jumlah energi
dan zat gizi yang hendaknya dikonsumsi setiap hari untuk jangka waktu tertentu sebagai
bagian dari diet normal rata-rata orang sehat menurut golongan umur, jenis kelamin,
ukuran tubuh dan aktivitas untuk mencegah terjadinya defisiensi energi. Secara garis
besar yang dimaksud dengan kecukupan gizi adalah jumlah zat gizi yang diperlukan
seseorang atau rata-rata kelompok orang agar hampir semua orang (97,5% populasi)
dapat hidup sehat. Pengelompokan zat gizi menurut kebutuhan dikelompokan menjadi
makronutrien dan mikronutrien. Golongan makronutrien terdiri dari :
a. Karbohidrat.
b. Lemak.
c. Protein.
Sedangkan Mikronutrien terdiri dari :
a. Mineral diantaranya, Kalsium, fosfor, natrium, kalium, sulfur, magnesium, zat besi,
selenium, seng, mangan, tembaga, kobalt, iodium, krom fluor, timah, nikel, silikon,
arsen, boron, vanadium, molibden.
b. Vitamin berupa Vitamin A (retinol), vitamin D (kolekalsiferol) vitamin E
(tokoferol), vitamin K, tiamin, riboflavin, niacin, biotin, folasin atau folat, vitamin
B6, vitamin B12, asam pantotenat, vitamin C dan Air.
Fungsi pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan pada ibu nifas
adalah sebagai berikut :
a. Pemulihan Kesehatan Pasca Salin.
b. Pembentukan Produksi Asi.
c. Energi Untuk Aktivitas Sehari-hari.
Tambahan kalori yang dibutuhkan oleh ibu nifas yaitu 500 kalori/hari, Diet berimbang
untuk dapat sumber tenaga, protein, mineral, vitamin, dan mineral yang cukup, minum
sedikitnya 3 liter/ hari, pil zat besi sedikitnya 1 tablet sehari selama 40-60 hari pasca
salin, Minum kapsul vitamin A (200.000 IU) dan  Hindari makanan yang mengandung
kafein/nikotin.

B. Ambulasi
Ambulasi masa nifas ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan
atau berpindah tempat. Mobilisasi merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak
secara bebas, mudah dan teratur. Ambulasi dini (early ambulation ) adalah mobilisasi
segera setelah ibu melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat
tidurnya. Ibu post partum diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya 24-48 jam setelah
melahirkan. Anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan miring kanan atau kiri,
duduk kemudian berjalan. Ambulasi dini tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak
menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak memengaruhi penyembuhan luka
episiotomy, dan tidak memperbesar kemungkinan terjadinya prolaps uteri atau retrofleksi.
Ambulasi dini tidak dibenarkan pada pasien dengan penyakit anemia, jantung, paru-paru,
demam, dan keadaan lain yang masih membutuhkan istirahat. Sebagian besar pasien
dapat melakukan ambulasi segera setelah persalinan usai. Berikut keuntungan ambulasi
dini adalah :
1. Ibu merasa lebih sehat dan lebih kuat.
2. Faal usus dan Kandung kemih menjadi lebih baik.
3. Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu.
4. Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (lebih ekonomis).
5. Mempercepat membalikkan tonus otot dan vena.
6. Memper cepat pengeluaran lochea.
7. Mengurangi insiden strombo-embolisme.
Tindakan-tindakan ambulasi dini
1. Belajar turun dari tempat tidur.
2. Belajar duduk di tempat tidur.
3. Belajar berjalan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh dan ambulasi
1. Situasi dan keadaan.
2. Status kesehatan.
3. Nutrisi.
4. Emosi.
5. Gaya hidup.
6. Pengetahuan.

C. Eliminasi
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa
urin atau bowel (feses). Eliminasi merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi oleh setiap manusia. Eliminasi BAK dalam 6 jam ibu nifas harus sudah bisa
BAK secara spontan, kebanyakan ibu bisa berkemih spontan dalam waktu 8 jam. Urine
dalam jumlah yang banyak akan di produksi dalam waktu 12-36 jam setelah melahirkan.
Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam waktu 6 minggu. Selama 40 jam
pertama nifas (peurperium), terjadi kenaikan diuresis sebagai akibat dari pengurasan
volume darah ibu dan autolisis serabut otot uterus. Kondisi ini akan kembali normal
setelah 4 minggu post partum. Pada awal post partum, kandung kemih mengalami edema,
kongesti dan hipotonik. Hal ini disebabkan oleh adanya over ditensi pada saat kala II
persalinan dan pengeluaran  urine yang tertahan selama proses persalinan. Sumbatan pada
uretra di sebabkan oleh adanya trauma saat persalinan berlangsung dan trauma ini dapat
berkurang setelah 24 jam post partum. Gangguan BAK pada ibu nifas: Tekanan intra
abdominal berkurang  otot-otot perut masih lemah  odeme dari uretra dinding kandung
kencing kurang sensitif  Infeksi saluran kemih, urine yang tertahan  kateterisasi yang
tidak steril  radang kandung kemih, bendungan kandung kemih  Akibatnya timbul
gangguan pada kontraksi rahim, sehingga pengeluaran cairan vagina tidak lancar.
Eliminasi BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari, karena edema persalinan, diet cairan,
obat-obatan analgetik, dan perinem yang sangat sakit. Bila lebih dari 3 hari belum BAB
bisa diberikan obat pencahar. Ambulansi secara dini dan teratur akan membantu dalam
regulasi BAB. Asupan cairan yang adekuat dan diet tinggi serat sangat dianjurkan.
Gangguan pada BAB:  Konstipasi  Biasanya karena luka bekas episiotomi, ibu merasa
tidak nyaman saat BAB karena takut kesakitan.  Obstipasi  Biasanya feses keras.
D. Personal Hygien
Pengertian perawatan diri (Personal Hygiene) personal higiene berasal dari bahasa
Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan higiene berarti sehat. Kebersihan
seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Tujuan melakukan personal  hygiene adalah meningkatkan derajat kesehatan seseorang,
memelihara kebersihan diri seseorang, memperbaiki personal hygiene  yang kurang,
mencegah penyakit, menciptakan keindahan dan meningkatkan rasa percaya diri.
Kebutuhan personal hygiene pada ibu nifas adalah :
1. Pakaian sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak
tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi
pada daerah sekitarnya akibat lochea.
2. Kebersihan rambut setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan
rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis
dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara
satu wanita dengan wanita yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih
setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu
menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.
3. Kebersihan vulva mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara
membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru
kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air
kecil atau besar.  Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik
dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.  Sarankan ibu untuk mencuci
tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.
4. Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa
nyaman dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat dilakukan
dengan cara cuci daerah genitalia dengan air dan sabun setiap kali habis BAK atau
BAB yang dimulai dari bagian depan, baru kemudian ke arah anus Sebelum dan
sesudah ibu dianjurkan untuk cuci tangan. Pembalut hendaknya di ganti minimal 2
kali sehari. Bila pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut
dapat dipakai kembali dengan dicuci, dijemur di bawah sinar matahari dan disetrika.
Personal hygiene pada ibu nifas post SC Setiap satu minggu kasa harus di buka
Bersihkan jika keluar darah dan langsung ganti kasa laga Luka biar tidak lembab
Bersihkan luka (Menjaga kebersihan) Gunakan bahan plastik atau pembalut yang
kedap air (Opset).
E. ISTIRAHAT
membantu involusi uterus, mengurangi perdarahan, mempercepat pengeluaran ASI,
mencegah depresi post partum. Anjurkan istirahat cukup untuk mencegah kelelahan.
Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, menyusui
dan sering bangun di malam hari anjurkan untuk mengambil masa istirahat pada siang
hari atau beristirahat pada saat bayi tidur. Mead Bennet (1990) mengatakan bahwa
”Kurangnya tidur pada masa post partum mempunyai implikasi tertentu terhadap interaksi
ibu dan bayi”. Efek Kurang Istirahat pada ibu di masa post partum adalah :
1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.
3. Menyebabkan depresi dan ke tidak nyamanan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
F. SEKSUAL
Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali setelah 6 minggu
persalinan. Bila suatu persalinan dipastikan tidak ada luka atau perobekan jaringan,
hubungan seks bahkan telah boleh dilakukan 3-4 minggu setelah proses persalinan.
Kecemasan akan menghambat proses hubungan seksual sehingga produksi cairan pada
dinding vagina akan terhambat. Cairan yang minim akan luka lecet baik pada dinding
vagina maupun kulit penis. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan seksual
pasca persalinan adalah:
1. Beberapa wanita merasakan perannya sebagai orang tua sehingga timbul tekanan dan
kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan perannya.
2. Karena adanya luka bekas episiotomi karena takut merusak keindahan tubuhnya
kurangnya informasi tentang seks setelah melahirkan mudah terkena infeksi.
3. Kuman yang hidup di luar akibat hubungan seksual ketika mulut rahim masih terbuka.
4. Kecemasan dan kelelahan mengurus bayi baru lahir sering kali membuat gairah
bercinta pasangan suami istri surut, terutama pada wanita.
5. Trauma Psikis maupun fisik.
6. Dyspareunia atau rasa nyeri waktu senggama. Pada kasus semacam ini ada beberapa
kemungkinan yang bisa menjadi penyebab, yaitu:
a. Terbentuknya jaringan baru pasca melahirkan karena proses penyembuhan luka
seperti guntingan jalan lahir masih sensitif sehingga kondisi alat reproduksi belum
kembali seperti semula.
b. Adanya infeksi, bisa disebabkan karena bakteri, virus atau jamur.
c. Konsumsi jamu.
d. Faktor psikologis yaitu kecemasan yang berlebihan turut berperan, seperti Kurang
siap secara mental untuk berhubungan seks, Adanya trauma masa lalu, Tipe
kepribadian, Komunikasi suami istri kurang baik sehingga biasanya istri “malas”
melakukan hubungan seks.
Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seks, apabila darah merah telah berhenti
Ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Involusi uterus
berlangsung kurang lebih 6 minggu, maka tidak dianjurkan untuk melakukan hubungan
seksual sampai minggu ke 6 PP, dan keputusan tergantung pada pasangan.

Anda mungkin juga menyukai