Anda di halaman 1dari 20

POKOK BAHASAN 1 :

DASAR DASAR EIDEMIOLOGI


URAIAN MATERI

a. Konsep dasar pendekatan Epidemiolog (Host Agent, Environment)

Apa pengertian epidemiologi?

Kata ’epidemiologi’ berasal dari kata Epi, Demos dan Logos. Epi artinya atas,
Demos artinya masyarakat, dan Logos artinya ilmu. Dari arti kata tersebut,
maka epidemiologi dapat diartikan yaitu:

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari kejadian dan


penyebaran penyakit atau masalah kesehatan serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya, pada sekelompok manusia
tertentu.

Ilmu ini dikembangkan dari pengalaman mempelajari beberapa wabah penyakit pada
waktu-waktu tertentu dengan angka kematian yang tinggi.

Ilmu epidemiologi kini telah berkembang dengan pesat sehingga dikenal beberapa
cabang epidemiologi seperti: epidemiologi penyakit non infeksi, epidemiologi klinik,
epidemiologi kesehatan kerja, dan lain-lain. Sebagai contoh, kini juga dikenal
epidemiologi penyakit-penyakit di rumah sakit, epidemiologi kanker, epidemiologi
kecelakaan lalu lintas dan epidemiologi penyakit akibat kerja, dan sebagainya.

Ada beberapa istilah yang dikenal dalam epidemiologi untuk menggambarkan besar
dan luasnya kejadian penyakit, seperti:

 Endemi, yaitu keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit tertentu secara
terus menerus tetap ada pada populasi manusia dalam suatu area geografis
tertentu.

 Epidemi, yaitu terjadinya kasus dengan sifat yang sama pada sekelompok
manusia pada suatu area geografis tertentu dengan efek yang nyata pada
masyarakat tersebut melebihi insidens yang normal dari penyakit tersebut.

 Common source (epidemik yang ditimbulkan dari sumber yang sama), yaitu
suatu epidemi dimana manusia atau binatang atau benda yang spesifik telah
menjadi alat utama dalam penularan penyakit tersebut.
 Propagated source (epidemi yang timbul akibat sumber penyebaran), yaitu
suatu epidemi dimana infeksi ditularkan dari orang ke orang atau dari binatang
ke binatang dengan cara sedemikian rupa sehingga kasus-kasus yang
ditemukan tidak dapat dikatakan disebabkan oleh penularan dari sumber
tunggal.
 Pandemi, yaitu suatu penyakit epidemi yang mengenai penduduk beberapa
negara atau benua.
(Catatan :saat ini tengah terjadi Pandemi COVID19 yang melanda banyak negara dan benua)

Setelah anda memahami pengertian epidemiologi, anda akan lebih


mudah untuk memahami konsep pendekatan epidemiologi.

Apakah yang dimaksud dengan konsep pendekatan epidemiologi?

Konsep pendekatan epidemiologi berbeda dengan konsep pendekatan


medik. Pendekatan medik memfokuskan pada satu individu sedangkan
konsep epidemiologi memfokuskan pada satu kelompok penduduk dan
berupaya memberikan informasi yang mewakili kelompok penduduk tersebut.

Dalam konsep pendekatan epidemiologi, ada tiga komponen yang menjadi pokok
pembahasan yaitu “host” atau penjamu, penyebab atau “agent”, lingkungan atau
“environment” . Interaksi antara ketiga komponen: “host” (penjamu), “agent”
(penyebab), “environment” (lingkungan), harus seimbang. Bila terjadi gangguan
keseimbangan maka timbul penyakit atau masalah kesehatan pada kelompok
tersebut.

Keseimbangan interaksi antara ketiga komponen tersebut dapat dilihat pada gambar
ini.

Gambar 1. Gambar 2.

AGENT HOST

AGENT HOST
ENVIRONMENT

ENVIRONMENT
Karakteristik dari masing-masing komponen tersebut mempunyai peranan dalam
menentukan cara pencegahan dan penanggulangan jika terjadi gangguan
keseimbangan yang menyebabkan sakit.

Bagian ini akan membantu Anda memahami lebih jelas lagi tentang masing-
masing komponen. Untuk itu pelajari bagian ini dengan cermat.

1. FAKTOR PENYEBAB
Penyebab suatu penyakit (agent)

adalah semua unsur atau elemen hidup maupun tak hidup yang kehadirannya
atau ketidakhadirannya, bila diikuti dengan kontak yang efektif terhadap
manusia yang rentan dalam keadaan yang memungkinkan, akan menjadi
stimuli untuk menginisiasi dan memudahkan terjadinya suatu proses penyakit
biologis, kimia, nutrisi, mekanik dan agent fisik.

Apa saja yang termasuk dalam faktor penyebab suatu penyakit?

Faktor penyebab terdiri dari penyebab biologis, penyebab kimia, penyebab nutrisi,
penyebab mekanik, penyebab fisik. Dengan melihat penjelasan berikut ini, Anda
akan dapat mengetahui masing-masing faktor penyebab.

a.Penyebab Biologis
Terdapat 6 kelompok penyebab (agent) biologis, yaitu: Protozoa, Metazoa,
Bakteri,Virus,Jamur dan Riketsia.
Dalam menimbulkan suatu penyakit, agent-agent tersebut dipengaruhi oleh
beberapa karakteristik, yaitu:
1) Karakteristik inherent
2) Viabilitas dan resistensi
3) Sifat-sifat yang berhubungan dengan manusia
Faktor-faktor yang penting dalam menimbulkan penyakit yaitu:
1) Infektivitas (derajat penularan), yaitu kemampuan untuk menginfeksi dan
menyesuaikan diri terhadap penjamu.
2) Patogenitas, yaitu kemampuan untuk menimbulkan reaksi jaringan penjamu,
baik lokal atau umum, klinis atau subklinis.
3) Virulensi, yaitu merupakan derajat berat ringannya reaksi yang ditimbulkan
oleh agent.
4) Antigenisitas, yaitu kemampuan untuk merangsang penjamu membuat
mekanisme penolakan/ pertahanan terhadap agent yang bersangkutan.
4) Reservoir dan sumber infeksi
5) Cara penularan

a. Penyebab kimia

Penyebab kimia antara lain: pestisida, “food-addivite”, obat-obatan, limbah


industri, zat-zat yang diproduksi oleh tubuh sebagai akibat dari suatu penyakit
misalnya pada diabetik asidosis, uremia.

Perlu diperhatikan cara transmisi dari agent kimia tersebut sehingga dapat
menimbulkan gangguan, yaitu secara:

a) Inhalasi, terdiri dari zat-zat kimia yang berupa gas (misalnya karbon
monoksida), uap (misalnya uap bensin), debu mineral (misalnya asbestos),
partikel di udara (misalnya zat-zat allergen).
b) Ditelan, misalnya: minuman keras/alkohol, obat-obatan, kontaminasi
makanan, seperti pada keracunan logam berat, dan lain-lain.
c) Melalui kulit, misalnya: keracunan pada pemakaian kosmetika, atau pada
keracunan yang disebabkan oleh racun tumbuh-tumbuhan atau binatang.

b. Penyebab nutrisi

Penyebab nutrisi yang termasuk dalam kategori ini adalah karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air. Kekurangan atau kelebihan zat-zat tersebut
diatas dapat mengganggu keseimbangan yang mengakibatkan timbulnya
penyakit.

c. Penyebab mekanik
Penyebab mekanik yang termasuk dalam kategori ini adalah friksi yang kronik,
kekuatan mekanik yang dapat mengakibatkan misalnya dislokasi atau patah
tulang, dan lain-lain.

d. Penyebab fisik
Penyebab fisik didapat melalui radiasi – ionisasi, suhu udara, kelebaban, intensitas
suara, getaran, panas, terang cahaya.

2. FAKTOR PENJAMU (HOST)

Faktor penjamu mempunyai ciri-ciri yang sangat luas antara lain: usia, jenis
kelamin, ras, sosial-ekonomi, status perkawinan, penyakit-penyakit terdahulu,
cara hidup, hereditas, nutrisi, dan imunitas.
Mengapa faktor-faktor ini penting untuk diperhatikan.?
Dikatakan penting karena mempengaruhi risiko untuk terpapar sumber infeksi,
kerentanan dan resistensi dari manusia terhadap suatu infeksi atau penyakit

3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat diklasifikasikan dalam empat komponen, yaitu
lingkungan fisik, biologi, sosial, dan ekonomi.

Interaksi antara agent, host dan environment sehingga terjadi


keseimbangan.
Untuk memberikan gambaran secara grafik mengenai hubungan antara agent-
host-environment, John Gondon menggambarkannya dengan timbangan
keseimbangan.

Selain itu dia juga juga mengemukakan bahwa penyakit menular mengikuti
konsep “biologic laws” yaitu sebagai berikut:

(1) Bahwa suatu penyakit timbul karena terjadi ketidak seimbangan antara
agent penyakit tersebut dengan manusia (host).
(2) Bahwa keadaan keseimbangan tersebut tergantung dari sifat alami dan
karakteristik dari agent dan host (secara individual maupun secara
kelompok).
(3) Bahwa karateristik dari agent dan host, berikut interaksinya, secara
langsung berhubungan dan tergantung pada keadaan alami dari
lingkungan sosial, fisik, ekonomi dan juga lingkungan biologis.
Pada penyakit menular, interaksi tersebut terjadi antara dua organisme hidup;
sedangkan pada penyakit tak menular, terjadi interaksi antara satu organisme
hidup, yaitu manusia, dengan agent-penyakit yang tidak hidup (non biologis).

b. Riwayat alamiah penyakit

Periode prepatogenesa
Setiap keadaan sehat manusia adalah berasal dari proses lain sebelum
manusia itu sendiri terlibat. Sebab-sebab yang dapat mempercepat atau
mempermudah terjadinya sakit secara tidak disadari berlangsung terus
menerus dalam kehidupan manusia. Faktor-faktor hereditas, sosial-ekonomi,
dan lain-lain dapat menimbulkan suatu rangsangan untuk menjadi sakit
sebelum menusianya terjangkit penyakit.
Apabila terjadi interaksi antara faktor-faktor agent, host, dan environment
sebelum proses terjadinya penyakit, maka periode ini disebut sebagai periode
prepatogenesa.

Periode patogenesa

Perjalanan suatu penyakit pada manusia dari interaksi pertama dengan


stimulus yang merangsang terjadinya penyakit tersebut sampai dengan
perubahan-perubahan bentuk dan fungsi dari jaringan, dan selanjutnya
sampai keseimbangan tercapai, yaitu: penyembuhan, menjadi “carrier”, cacat,
atau meninggal, periode ini disebut sebagai periode patogenesa.
Aplikasi dari upaya pencegahan pada penyakit

PREPATOGENESA PATOGENESA

Health Spesific Early Diagnosis and Disability


Rehabilitation
Promotion Protection Prompt Treatment Limitation

Primary Secondary Tertiary


Prevention Prevention Prevention

Terdapat tiga tahap pencegahan penyakit, sepeti yang ada di bagan diatas yaitu:

1) Pencegahan primer, bertujuan untuk mencegah berkembangnya suatu penyakit


(sebelum penyakit itu terjadi). Hal ini dapat dilakukan pada masa prepatogenesa,
dimana pencegahan ini terdiri dari upaya untuk mendapatkan tingkat kesehatan
(secara umum) yang optimum, serta memberikan perlindungan spesifik. Upaya-
upaya tersebut meliputi: imunisasi, sanitasi lingkungan, proteksi terhadap
kecelakaan, dan lain-lain.
2) Pencegahan sekunder, bertujuan untuk mendeteksi dini dan mengobati suatu
penyakit. Upaya ini dilakukan dengan melaksanakan skrining dan pemeriksaan
kesehatan secara berkala.
3) Pencegahan tersier, meliputi rehabilitasi dari akibat suatu penyakit. Upaya ini
ditujukan untuk suatu penyakit yang menyebabkan cacat atau gejala sisa, supaya
individu yang terkena dapat hidup dengan ketergantungan fisik maupun emosi yang
minimal.

c. Penyakit menular dan penyakit Tidak menular

Konsep riwayat alamiah penyakit diatas adalah suatu konsep yang dinamis.
Setiap perubahan dari ketiga titik (Agent-Host-Environment), atau faktor
tersebut akan mengubah keadaan keseimbangan yang ada, dan
menimbulkan bertambahnya atau berkurangnya frekuensi dari suatu penyakit.
Konsep atau model ini berkembang pada masa penyakit infeksi adalah satu-
satunya (atau terbanyak) jenis penyakit yang ada.

Namun, dengan berkembangnya pengetahuan, yaitu dengan dikenalnya


penyakit non infeksius (tak menular), maka terjadi pula pergeseran dari pola
jenis penyakit dan fokus dari epidemiologi. Perubahan tersebut diikuti dengan
makin diperhatikannya faktor penjamu dan lingkungan, tidak semata-mata
terhadap faktor agent (terutama agent biologis). Sehingga walaupun ilmu
epidemiologi berkembang dari studi mengenai penyakit menular,
penerapannya dapat dipakai pada penyakit tidak menular dan kesehatan
secara umum. Oleh karena itu, sekarang terdapat epidemiologi mengenai
penyakit jantung, penyakit kanker, kecelakaan, dan lain-lain, dimana
pendekatannya menggunakan prinsip yang sama, yaitu interaksi dari agent,
host dan environment.

Perkembangan proses penyakit menular

Penyakit menular yang merupakan hasil dari interaksi antara agent, host, dan
environment, dalam prosesnya, melibatkan enam faktor yang penting (sering disebut
sebagai rantai penularan), yaitu:

1) Agent ( penyebab)
2) Reservoir dari agent (penyebab)
3) Portal dari agent untuk meninggalkan host
4) Cara penularan (transmisi) dari agent ke host baru
5) Portal dari agent masuk ke host yang baru
6) Kerentanan host.

Rantai penularan dari tiap-tiap penyakit perlu diketahui untuk mengidentifikasi upaya-
upaya pemberantasan yang tepat.

1) Agent ( penyebab)

Terdapat enam kategori dari penyebab biologi, yaitu: Protozoa, Metazoa, Bakteri,
Virus, Jamur, Riketsia. Keenam faktor diatas ini telah dibahas diatas (dalam bab
mengenai penyebab ( agent) biologi). Dalam menimbulkan penyakit, faktor-faktor
diatas tersebut tergantung pada: kemampuan agent (penyebab) tersebut untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya diluar tubuh manusia, selain itu
tergantung juga pada virulensinya.

Patogenitas dari Penyebab (agent) tersebut diatas sangat bervariasi terlihat dari
kemampuannya untuk menimbulkan tanda dan gejala klinis. Ada yang tidak
menimbulkan gejala, disebut” “inapparent infection”, yang menimbulkan gejala
adalah “apparent infection”.

Faktor atau organisme tersebut diatas dapat menyerang host dengan cara:

 Proses invasi langsung, misalnya oleh stafilokokus


 Pembuatan toksin yang dapat meracuni manusia, misalnya oleh Cl. Tetani.
 Menimbulkan hipersentivitas, misalnya oleh jamur-jamur tertentu.

2) Reservoir dari penyebab ( agent)


Adalah habitat normal dimana agent penyakit menular hidup, tumbuh, dan
berkembang-biak. Habitat ini dapat berupa manusia (Kasus akut dengan
gejala klinis dan“Carrier cases”) , hewan (binatang peliharaan atau yang berada
di sekitar manusia) dan juga lingkungan (misalnya : tanaman, tanah, dan
air).

3) Portal dari agent untuk meninggalkan host

a. Saluran pernafasan, misalnya mycobacteri tuberculosis


b. Saluran makanan, misalnya salmonella typhus
c. Sistem genito-urinarius, misalnya M. gonococcus
d. Kulit (melalui lesi pada kulit, misalnya pada cacar air , Percutaneous, melalui
gigitan serangan
e. Transplasental, misalnya hepatitis B, rubella, dll.
4) Cara penularan dari agent ke host baru
Dibedakan secara langsung dan tak langsung.

a. Secara langsung
Merupakan penularan yang langsung, yaitu secara kontak atau secara
“droplet spred”. Peran dari kontak pada penularan secara langsung ini
dapat dilihat pada penyebaran penyakit kelamin dan penyakit enteric
(“person to person”). Pada penyakit saluran pernafasan, penyebaran
secara langsung biasanya melalui bersin, Diare, berbicara dengan
penderita.

b. Secara tidak langsung


Dapat terjadi melalui mekanisme yang melibatkan benda hidup
maupun benda tak hidup.

Dikategorikan sebagai berikut:

(1) Vehicle-borne
Meliputi air, makanan, susu, serum, plasma, dll yang berfungsi sebagai
perantara transmisi dan masuknya agent ke dalam host.

(2) Vector-borne
 Bersifat mekanik, yang tidak memerlukan pengembang-biakan dan
perkembangan dari agent dalam mata rantai penularan, misalnya E.
histolytica.
 Bersifat biologik, yang memerlukan proses berkembang-biak dan tumbuh
dalam proses penularan misalnya F. vivax.
(3) Air-borne
Biasanya melalui partikel debu, terdapat pada kebanyakan penularan
penyakit saluran pernafasan.

5) Portal dari agent masuk ke host yang baru


Mekanisme yang terjadi adalah seperti pada mekanisme meninggalkan
host.

6) Kerentanan host
Kerentanan host tergantung pada faktor genetika. Faktor ketahanan tubuh
secara umum, dan imunitas spesifik yang didapat.
Faktor ketahanan tubuh yang penting adalah yang berhubungan dengan kulit,
selaput lendir, keasaman lambung, silia pada saluran pernafasan, dan refleksi
Diare.

Faktor-faktor yang meningkatkan kerentanan adalah malnutrisi, bila


menderita penyakit lain, depresi system imunologi yang dapat terjadi pada
pengobatan penyakit lain (misalnya pada kanker, AIDS, dll).
d. Variabel epidemiologi

Sebelum membahas tentang variabel epidemiologi, ada baiknya terlebih dulu


mempelajari tentang studi epidemiologi deskriptif .
Epidemiologi deskriptif bertujuan mendeskripsikan distribusi, pola,
kecenderungan, perjalanan, dan dampak penyakit menurut karakteristik populasi,
letak geografis, dan waktu. Epidemiologi deskriptif mempelajari penyebaran
penyakit menurut orang (person), tempat (place), dan waktu (time).
Tujuan dari studi epidemiologi deskriptif:
(1) Untuk dapat menggambarkan karakteristik distribusi penyakit atau masalah
kesehatan lainnya pada sekelompok orang atau populasi
(2) Untuk dapat memperhitungkan besar dan pentingnya masalah kesehatan
pada populasi
(3) Untuk dapat mengidentifikasi dugaan faktor “determinant” atau faktor risiko
timbulnya penyakit atau masalah kesehatan yang dapat menjadi dasar
menformulasikan hipotesa

Manfaat epidemiologi deskriptif adalah:


1) Memberikan masukan untuk perencanaan dan alokasi sumber daya kesehatan
tentang penyebaran dan kecenderungan penyakit di suatu populasi tertentu
2) Memberikan petunjuk awal untuk perumusan hipotesis bahwa suatu paparan
adalah faktor risiko penyakit.

Dua kategori epidemiologi deskriptif berdasarkan unit pengamatan dan/atau unit


analisis: (1) populasi; dan (2) individu. Studi epidemiologi deskriptif yang mengamati
populasi mencakup a) Studi ekologis dan b)Time series. Sedangkan studi
epidemiologi deskriptif yang mengamati individu mencakup a)laporan kasus (case
report) dan b) Case series. Termasuk dalam studi deskriptif adalah surveilans.
Epidemiologi deskriptif diharapkan mampu menjawab pertanyaan mengenai faktor
Who, Where, When.
Who (siapa): merupakan pertanyaan tentang faktor orang yang akan dijawab dengan
mengemukakan perihal mereka yang terkena masalah. Bisa mengenai variabel usia,
jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.
Where (dimana): pertanyaan mengenai faktor tempat dimana masyarakat tinggal
atau bekerja atau dimana saja kemungkinan mereka mengadapi masalah kesehatan.
Variabelnya dapat berupa urban (kota), rural (desa), pantai, pegunungan, pertanian,
perikanan, industri, pemukiman, tempat kerja, dll.
When (kapan): Pertanyaan ini berhubungan dengan kejadian penyakit dan waktu.
Faktor waktu dapat berupa jam, hari, minggu, bulan, tahun dan musim (musim hujan,
musim panas / kemarau, musim dingan).

Faktor Who, Where, When disebut sebagai variabel Epidemiologi deskriptif yaitu : (1)
variable orang, (2) Variabel waktu, (3) Variabel tempat. Uraian lebih jelasnya sbb :
1) Variabel Orang
Yang dimaksud variable orang adalah karakteristik individu yang ada kaitannya
dengan pemaparan atau kerentanan terhadap suatu penyakit. Karakteristik –
karakteristik yang ada pada variable orang antara lain: umur, jenis kelamin, agama,
etnik grup, pekerjaan, pendidikan, social ekonomi, dll

2) Variabel Waktu
Berdasarkan skala waktu perubahan frekuensi penyakit / masalah kesehatan
menurut waktu dapat dibagi menjadi tiga:
a) Variasi jangka panjang yang disebut “secular trend” , yaitu perubahan
frekuensi penyakit atau masalah kesehatan lainnya yang terjadi dalam jangka
waktu yang lama, bertahun – tahun, puluhan tahun.
b) Fluktuasi frekuensi penyakit atau masalah kesehatan yang terjadi secara
periodik disebut juga perubahan siklik
c) Fluktuasi frekuensi penyakit / masalah kesehatan yang terjadi secara singkat
seperti epidemi.

3) Variabel Tempat
Variabel tempat mendeskrisikan dimana penyakit/masalah kesehatan terjadi yang
berhubungan dengan geografi. Metode analisis yang digunakan dapat membuat
peta pola penyakit dan membuat perbandingan antara area geografi dalam bentuk
tabel, grafik, dan diagram.
Hubungan lokasi dengan penyakit dapat digunakan sebagai dasar hipotesis
etiologi penyakit. Tujuan lainnya untuk membantu manager pelayanan kesehatan
di dalam mengidentifikasi daerah yang bermasalah.
Untuk menganalisa perubahan frekuensi penyakit / masalah kesehatan
berdasarkan tempat dapat dibandingkan sebagai berikut:
a) Berdasarkan perbandingan secara internasional atau antar negara; misalnya
variasi dan ketepatan diagnosis sistem pelaporan
b) Perbandingan dalam negara (perbandingan data penyakit antara satu provinsi
dengan provinsi lainnya, antar kabupaten / kota)
c) Perbandingan antara urban dan rural (kepadatan penduduk, suplai air, tingkat
industrialisasi, sanitasi lingkungan, tingkat pendidikan, dll).
d) Perbandingan antar tempat (batas alamiah: iklim, temperatur, pantai,
pegunungan, persawahan, tambak)

e. Ukuran ukuran epidemiologi

Apa yang dimaksud dengan ukuran-ukuran epidemiologi? Dan bagaimana


menghitung dengan menggunakan ukuran-ukuran tersebut?.

Kita dapat mempelajarinya dengan jelas pada bagian ini sbb :


Pendekatan epidemiologi menggunakan ukuran-ukuran tertentu sebagai indikator.
Ukuran frekuensi penyakit: menggambarkan karakteristik kejadian (“occurrence”)
suatu penyakit atau masalah kesehatan di dalam populasi.
Ukuran – ukuran yang digunakan dalam epidemiologis yaitu: (1) Tipe kuantitas
matematis dan (2) Tipe kuantitas epidemiologis.

1) Tipe Kuantitas Matematis

a) Tanpa denominator
Hitungan (enumerasi) atau angka mutlak
Contoh:
Jumlah kasus campak usia <1 tahun sebanyak: 10 kasus
Jumlah kasus keracunan pangan :25 orang
Jumlah balita: 500 balita
b) Dengan denominator
(1) Proporsi
Proporsi adalah suatu perbandingan dimana pembilang (numerator)
selalu merupakan bagian dari penyebut (denominator). Proporsi
digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasinya.
Apabila angka dasar (konstanta) yang dipakainya adalah 100, maka
disebut prosentase.
Rumus:
X
X 100%
X+Y
Contoh:
Jumlah kasus TB wanita = 30
Jumlah kasus TB laki – laki = 70

Jumlah kasus TB wanita


X 100%
Jumlah seluruh kasus TB (wanita+pria)

Proporsi kasus TB wanita nya adalah: 30 / 100 x 100% = 30%

(2) Rate
Rate adalah ukuran proporsi yang memasukkan unsur periode waktu
pengamatan dalam denominatornya; sehingga ditulis

a / [ a+b) x (waktu)].

Rate disebut juga laju. Rate adalah perbandingan antara jumlah


suatu kejadian terhadap jumlah penduduk yang mempunyai risiko
terhadap kejadian tersebut menyangkut interval waktu.
Rate digunakan untuk menyatakan dinamika atau kecepatan kejadian
tertentu dalam suatu masyarakat tertentu pula.
Contoh:
Pada tahun 2004, ada 100 kasus demam berdarah di suatu kota yang
berpenduduk 1.250.000 orang. Berapa rate kasus demam berdarah di
kota itu ?

Rate =
 kasus = 100 kasus = 1 kasus
 Populasi 1.250.000 orang 12500 orang
Ratedemam berdarah = 8 kasus per 100.000 orang

(3) Ratio
Ratio merupakan perbandingan antara dua kejadian dimana antara
numerator dan denominator tak ada sangkut pautnya

Contoh:
a) Sex ratio penduduk pria terhadap wanita, misalnya:
Jumlah Penduduk Laki-laki = 120.000 orang
Jumlah Penduduk wanita = 125.000 orang
Berarti rasionya adalah: 120.000 / 125.000 = 0,96 (artinya rasio
penduduk laki – laki dengan penduduk perempuan hampir
seimbang (mendekati angka 1).
b) Ratio tenaga kesehatan epidemiolog terhadap jumlah penduduk

2) Tipe kuantitas epidemiologis


Tipe kuantitas epidemiologis dibagi menjadi 3 ukuran, yaitu: (1) Ukuran
Frekuensi penyakit, (2) Ukuran asosiasi dan (3) ukuran dampak.
Dalam modul ini hanya akan dibahas berkaitan dengan ukuran frekuensi
penyakit. Ukuran frekuensi penyakit merefleksikan besar kejadian penyakit
(morbiditas) atau kematian karena penyakit (mortalitas) dalam suatu populasi
dan biasanya diukur sebagai suatu rate atau proporsi. Ukuran frekuensi
penyakit dibagi menjadi: (1) Insidens, (2) Prevalens dan (3) mortalitas.

(1) Insidens
Insidens merefleksikan jumlah kasus baru (insiden) yang berkembang dalam
suatu periode waktu di antara populasi yang berisiko. Yang dimaksud kasus
baru adalah perubahan status dari sehat menjadi sakit (kejadian / kasus
penyakit yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah
penyakit). Sedangkan periode waktu adalah jumlah waktu yang diamati
selama sehat hingga menjadi sakit. Ukuran frekuensi insidensi penyakit
dapat dibedakan menjadi dua macam: (1) Insidens Kumulatif; dan (2) Laju
Insidensi (Insidance Density).

a) Insidens Kumulatif
Nama lainnya adalah risk, proporsi insidens. Insidens kumulatif
(cumulative incidence = CI) adalah parameter yang menunjukkan taksiran
probabilitas (risiko , risk) seseorang untuk terkena penyakit (atau untuk
hidup) dalam suatu jangka waktu. Memerlukan bahwa semua non-kasus
diamati selama seluruh periode pengamatan.
Insidens kumulatif merupakan proporsi orang yang terkena penyakit
diantara semua orang yang berisiko terkena penyakit tersebut. Karena
probabilitas, maka insidens kumulatif selalu bernilai antara 0 dan 1.
Rumus Insidens Kumulatif:
Jumlah kasus insidens selama periode waktu tertentu
Insidens kumulatif =
Jumlah orang berisiko pada permulaan waktu

Beberapa contoh Insidens Kumulatif:

 Attack Rate : jenis khusus insidens kumulatif yang berguna selama


epidemik
 Angka kematian kasus ( case fatality “rate” = risk) untuk penyakit,
misalnya case fatality rate penyakit difteri, rabies, dll
 Risiko kejang demam sejak lahir hingga usia 6 tahun
 Probabilitas kelangsungan hidup dalam setahun setelah diagnosis
kanker paru

Kegunaan insidens kumulatif adalah:


(1) sebagai ukuran alternatif incidence density / laju insidens dalam
mempelajari etiologi penyakit;
(2) Mengetahui risiko populasi untuk mengalami prognosis penyakit;
(3) Mengetahui kelompok –kelompok dalam populasi yang memerlukan
intervensi kesehatan.

(2)Prevalens

Prevalens merefleksikan jumlah kasus yang ada (kasus lama maupun kasus
baru) dalam populasi dalam suatu waktu atau periode waktu tertentu .
Prevalens juga merupakan probabilitas bahwa seorang individu menjadi
kasus (atau menjadi sakit) dalam waktu atau periode waktu tertentu.
Prevalensi adalah proporsi individu – individu yang berpenyakit dari suatu
populasi, pada satu titik waktu atau periode waktu. Ada dua jenis prevalensi:
(1) prevalensi titik, dan (2) prevalensi periode.
a) Prevalensi Titik
adalah proporsi dari individu – individu dalam populasi yang terjangkit
penyakit pada suatu titik waktu.

Rumus prevalensi titik:

Misalnya dalam suatu survei kecacingan dari 5000 siswa SD di Kabupaten


X diketemukan 3500 feses siswa mengandung cacing ascaris lumbricoides
, sehingga prevalens titiknya yaitu : 3500 / 5000 = 70%

b) Prevalens Periode
merupakan perpaduan prevalensi titik dan insidensi. Prevalensi periode
adalah probabilitas individu dari populasi untuk terkena penyakit pada
saat dimulainya pengamatan, atau selama jangka waktu pengamatan.

Rumus prevalens periode:

(3) Mortalitas
Merefleksikan jumlah kematian dalam suatu populasi
a) Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate = CDR)
Rumus CDR:
Jumlah kematian per tahun
Jumlah Populasi rata – rata pada tahun itu X 100

b) Case Fatality Rate (CFR)

Jumlah kematian penyakit tertentu


dalam periode tertentu
X 100
Jumlah penderita penyakit tersebut
dalam periode waktu yang sama
Sekarang saya tahu
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari kejadian dan penyebaran penyakit atau
masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, pada sekelompok
manusia atau penduduk.

Konsep pendekatan epidemiologi memfokuskan pada satu kelompok penduduk


dan berupaya memberikan informasi yang mewakili kelompok penduduk tersebut.
Konsep pendekatan epidemiologi, ada tiga komponen pembahasan yaitu “host”
atau penjamu, penyebab atau “agent”, lingkungan atau “environment” .

Interaksi antara agent-host-environment, yaitu keadaan dimana agent, host, dan


environment saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dan menginisiasi
timbulnya suatu proses penyakit, terjadi baik pada tahap prepatogenesa maupun
patogenesa.

Epidemiologi deskriptif mempelajari penyebaran penyakit menurut orang (person),


tempat (place), dan waktu (time).

Sekarang saya tahu apa dan bagaimana ukuran ukuran epidemiologi seperti
pada ringkasan-ringkasan dan contoh perhitungannya sbb:

Ringkasan Ukuran dalam Epidemiologi

Ringkasan Ukuran dalam Epidemiologi


Tipe Kuantitas Matematis

Ringkasan Ukuran dalam Epidemiologi


Ukuran Frekuensi Penyakit

Anda mungkin juga menyukai