Anda di halaman 1dari 191

Kategori : Fisiologi

Subkategori : Respirasi

D.0001 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif

Definisi : Ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan napas untuk

mempertahankan jalan napas tetap paten

Penyebab Fisiologis :

1. Spasme jalan napas


2. Hipersekresi jalan napas
3. Disfungsi neuromuskuler
4. Benda asing dalam jalan napas
5. Adanya jalan napas buatan
6. Sekresi yang tertahan
7. Hyperplasia dinding jalan napas
8. Proses infeksi
9. Respon alergi
10. Efek agen farmakologis (mis. anastesi)

Penyebab Situasional :

1. Merokok aktif
2. Merokok pasif
3. Terpajan polutan

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Batuk tidak efektif


2. Tidak mampu batuk
3. Sputum berlebih
4. Mengi, wheezing dan/atau ronkhi kering
5. Meconium di jalan napas (pada neonates)

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Dispnea
2. Sulit bicara
3. Orthopnea

Objektif :

1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napas menurun
4. Frekuensi napas berubah
5. Pola napas berubah

Kondisi Klinis Terkait :

1. Gullian barre syndrome


2. Sclerosis multiplel
3. Myasthenia gravis
4. Prosedur diagnostic (mis. bronkoskopi)
5. Depresi sistem saraf pusat
6. Cedera kepala
7. Stroke
8. Kuadriplegia
9. Sindrom aspirasi meconium
10. Infeksi saluran napas
Intervensi Utama :

1. Latihan batuk efektif


2. Manajemen jalan napas
3. Pemantauan respirasi

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Edukasi fisioterapi dada
3. Edukasi pengukuran respirasi
4. Fisioterapi dada
5. Konsultasi via telepon
6. Manajemen asma
7. Manajemen alergi
8. Manajemen anafilaksis
9. Manajemen isolasi
10. Manajemen ventilasi mekanik
11. Manajemen jalan napas buatan
12. Pemberian obat inhalasi
13. Pemberian obat interpleura
14. Pemberian obat intradermal
15. Pemberian obat nasal
16. Pencegahan aspirasi
17. Pengaturan posisi
18. Penghisapan jalan napas
19. Penyapihan ventilasi mekanik
20. Perawatan trakheostomi
21. Skrinning tuberculosis
22. Stabilisasi jalan napas
23. Terapi oksigen

Luaran Utama :

1. Bersihan jalan napas


Luaran Tambahan :

1. Control gejala
2. Pertukaran gas
3. Respons alergi local
4. Respons alergi sistemik
5. Respons ventilasi mekanik
6. Tingkat injeksi

D.0002 Gangguan Penyapihan Ventilator

Definisi : Ketidakmampuan beradaptasi dengan pengurangan bantuan ventilator

mekanik yang dapat menghambat dan memperlama proses penyapihan

Penyebab Fisiologis :

1. Hipersekresi jalan napas


2. Ketidakcukupan energy
3. Hambatan upaya nafas (mis. nyeri saat bernafas, kelemahan otot
pernafasan, efek sedasi)

Penyebab Psikologis :

1. Kecemasan
2. Perasaan tidak berdaya
3. Kurang terpapar informasi tentang proses penyapihan
4. Penurunan motivasi

Penyebab Situasional :

1. Ketidakadekuatan dukungan social


2. Ketidaktepatan kecepatan proses penyapihan
3. Riwayat kegagalan berulang dalam upaya penyapihan
4. Riwayat ketergantungan ventilator >4 hari
Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Frekuensi napas meningkat


2. Penggunaan otot bantu nafas
3. Napas megap-megap (gasping)
4. Upaya napas dan bantuan ventilator tidak sinkron
5. Napas dangkal
6. Agitasi
7. Nilai gas darah arteri abnormal

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Auskultasi suara inspirasi menurun


2. Warna kulit abnormal (mis. pucat, sianosis)
3. Napas paradox abnormal
4. Diaphoresis
5. Ekspresi wajah takut
6. Tekanan darah meningkat
7. Kesadaran menurun

Kondisi Klinis Terkait :

1. Cedera kepala
2. Coronary artery bypass graft (CABG)
3. Gagal napas
4. Cardiac arrest
5. Transplantasi jantung
6. Dysplasia bronkopulmonal

Intervensi Utama :

1. Penyapihan ventilasi mekanik


2. Pemantauan respirasi

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan emosional
2. Dukungan ventilasi
3. Edukasi pengukuran respirasi
4. Ekstubasi selang endotracheal
5. Manajemen asam-basa
6. Manajemen energy
7. Manajemen jalan napas
8. Manajemen jalan napas buatan
9. Manajemen ventilasi mekanik
10. Manajemen medikasi
11. Pemantauan asam-basa
12. Pemantauan tanda vital
13. Pemberian obat
14. Pemberian obat inhalasi
15. Pemberian obat interpleura
16. Pemberian obat intradermal
17. Pemberian obat intramuscular
18. Pemberian obat intravena
19. Pemberian obat oral
20. Pencegahan aspirasi
21. Pencegahan infeksi
22. Pengambilan sampel darah arteri
23. Pengaturan posisi
24. Penghisapan jalan napas
25. Promosi komunikasi : deficit bicara
26. Promosi koping
27. Reduksi ansietas
28. Terapi relaksasi

Luaran Utama:

1. Penyapihan ventilator

Luaran Tambahan :

1. Konservasi energy
2. Motivasi
3. Pertukaran gas
4. Perfusi paru
5. Pola tidur
6. Status kenyamanan
7. Status neurologis
8. Status nutrisi
9. Tingkat agitasi

D.0003 Gangguan Pertukaran Gas

Definisi : Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/ eliminasi karbondioksida

pada membrane alveolus – kapiler

Penyebab :

1. Ketidakseimbangan ventilasi – perfusi


2. Perubahan membrane alveolus – kapiler

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

(tidak tersedia)
Objektif :

1. PCO2 meningkat/menurun
2. PO2 menurun
3. Takikardia
4. pH arteri meningkat/menurun
5. Bunyi napas tambahan

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Pusing
2. Penglihatan kabur

Objektif :

1. Sianosis
2. Diaphoresis
3. Gelisah
4. Napas cuping hidung
5. Pola napas abnormal (cepat/lambat, regular/irregular, dalam/dangkal)
6. Warna kulit abnormal (mis. pucat, kebiruan)
7. Kesadaran menurun

Kondisi Klinis Terkait :

1. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)


2. Gagal jantung kongestif
3. Asma
4. Pneumonia
5. Tuberculosis paru
6. Penyakit membrane hialin
7. Asfiksia
8. Persistent pulmonary hypertension of newborn (PPHN)
9. Prematuritas
10. Infeksi saluran napas

Intervensi Utama :

1. Pemantauan respirasi
2. Terapi oksigen

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan berhenti merokok


2. Dukungan ventilasi
3. Edukasi berhenti merokok
4. Edukasi pengukuran respirasi
5. Edukasi fisioterapi dada
6. Fisioterapi dada
7. Insersi jalan napas buatan
8. Konsultasi via telepon
9. Manajemen asam-basa
10. Manajemen asam-basa : alkalosis respiratorik
11. Manajemen asam-basa : asidosis respiratorik
12. Manajemen energy
13. Manajemen jalan napas
14. Manajemen jalan napas buatan
15. Manajemen ventilasi mekanik
16. Pencegahan aspirasi
17. Pemberian obat
18. Pemberian obat inhalasi
19. Pemberian obat interpleura
20. Pemberian obat intradermal
21. Pemberian obat intramuscular
22. Pemberian obat intravena
23. Pemberian obat oral
24. Pengaturan posisi
25. Pengambilan sampel darah arteri
26. Penyapihan ventilasi mekanik
27. Perawatan emboli paru
28. Perawatan selang dada
29. Reduksi ansietas

Luaran Utama :

1. Pertukaran gas

Luaran Tambahan :

1. Keseimbangan asam-basa
2. Konservasi energy
3. Perfusi paru
4. Respons ventilasi mekanik
5. Tingkat pelirium

D.0004 Gangguan Ventilasi Spontan

Definisi : Penurunan cadangan energy yang mengakibatkan individu tidak mampu

bernapas secara adekuat

Penyebab :

1. Gangguan metabolisme
2. Kelelahan otot pernapasan

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Dipsnea

Objektif :

1. Penggunaan otot bantu napas meningkat


2. Volume tidak menurun
3. PCO2 meningkat
4. PO2 menurun
5. SaO2 menurun

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Gelisah
2. Takikardia

Kondisi Klinis Terkait :

1. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)


2. Asma
3. Cedera kepala
4. Gagal napas
5. Bedah jantung
6. Adult respiratory distress syndrome (ARDS)
7. Persistent pulmonary hypertension of newborn (PPHN)
8. Prematuritas
9. Infeksi saluran napas

Intervensi Utama :

1. Dukungan ventilasi
2. Pemantauan respirasi

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan emosional
2. Dukungan perawatan diri
3. Edukasi keluarga : pemantauan respirasi
4. Edukasi pengukuran respirasi
5. Fisioterapi dada
6. Konsultasi
7. Manajemen asam-basa
8. Manajemen asam-basa : alkalosis respiratorik
9. Manajemen asam-basa : asidosis respiratorik
10. Manajemen energy
11. Manajemen jalan napas
12. Manajemen jalan napas buatan
13. Manajemen ventilasi mekanik
14. Pemantauan asam-basa
15. Pemberian obat
16. Pemberian obat inhalasi
17. Pemberian obat interpleura
18. Pemberian obat intradermal
19. Pemberian obat intramuscular
20. Pemberian obat intraoseous
21. Pemberian obat intravena
22. Pemeriksaan kelengkapan set emergensi
23. Pencegahan aspirasi
24. Pencegahan infeksi
25. Pencegahan luka tekan
26. Pengambilan sampel darah arteri
27. Pengaturan posisi
28. Penghisapan jalan napas
29. Pengontrolan infeksi
30. Perawatan jenazah
31. Perawatan mulut
32. Perawatan tirah baring
33. Perawatan trakheostomi
34. Reduksi ansietas
35. Stabilisasi jalan napas

Luaran Utama :

1. Ventilasi spontan
Luaran Tambahan :

1. Keseimbangan asam-basa
2. Konservasi energy
3. Pemulihan pascabedah
4. Pertukaran gas
5. Respons ventilasi mekanik
6. Status kenyamanan
7. Tingkat ansietas
8. Tingkat keletihan

D.0005 Pola Napas Tidak Efektif

Definisi : Inspirasi dan/ ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat

Penyebab :

1. Depresi pusat pernapasan


2. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot
pernapasan)
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan neuromuskuler
6. Gangguan neurologis (mis. elektroensefalogram [EEG] positif, cedera
kepala, gangguan kejang)
7. Imaturitas neurologis
8. Penurunan energy
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoventilasi
12. Kerusakan intervasi diagfragma (kerusakan saraf C5 ke atas)
13. Cedera pada Medula spinalis
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan
Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Dyspnea

Objektif :

1. Penggunaan otot bantu pernapasan


2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola napas abnormal (mis. takipnea,bradipnea, hiperventilasi, kussmaul,
cheynestokes)

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Orthopnea

Objektif :

1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah

Kondisi Klinis Terkait :

1. Depresi sistem saraf pusat


2. Cedera kepala
3. Trauma thoraks
4. Gullain Bare Syndrome
5. Multiple sclerosis
6. Myasthenia gravis
7. Stroke
8. Kuadriplegi
9. Intoksidasi alcohol

Intervensi Utama :

1. Manajemen jalan napas


2. Pemantauan respirasi

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan emosional
2. Dukungan mobilisasi
3. Dukungan spiritual
4. Edukasi pengukuran respirasi
5. Konsultasi via telepon
6. Manajemen energy
7. Manajemen jalan napas buatan
8. Manajemen medikasi
9. Manajemen ventilasi mekanik
10. Pemantauan neurologis
11. Pemberian analgesic
12. Pemberian obat
13. Pemberian obat inhalasi
14. Pemberian obat interpleura
15. Pemberian obat intradermal
16. Pemberian obat intravena
17. Pemberian obat oral
18. Pencegahan aspirasi
19. Pengaturan posisi
20. Perawatan selang dada
21. Perawatan trakheostomi
22. Reduksi ansietas
23. Stabilisasi jalan napas
24. Terapi relaksasi otot progresif

Luaran Utama :

1. Pola napas

Luaran Tambahan :

1. Berat badan
2. Keseimbangan asam-basa
3. Konservasi energy
4. Status neurologis
5. Tingkat ansietas
6. Tingkat keletihan
7. Tingkat nyeri

D.0006 Risiko Aspirasi

Definisi : Berisiko mengalami masuknya sekresi gastrointestinal, sekresi

orofaring, benda cair atau padat ke dalam saluran trakeobronkhial

akibat disfungsi mekanisme protektif saluran napas

Faktor Risiko :

1. Penurunan tingkat kesadaran


2. Penurunan reflex muntah dan/ batuk
3. Gangguan menelan
4. Disfagia
5. Kerusakan mobilitas fisik
6. Peningkatan residu lambung
7. Peningkatan tekanan intragastrik
8. Penurunan motilitas gastrointestinal
9. Sfingter esophagus bawah inkompeten
10. Perlambatan pengosongan lambung
11. Terpasang selang nasogastric
12. Terpasang trakeostomi atau endotracheal tube
13. Trauma/pembedahan leher, mulut, dan/ wajah
14. Efek agen farmakologis
15. Ketidakmampuan koordinasi menghisap, menelan dan bernapas

Kondisi Klinis Terkait :

1. Cedera kepala
2. Stroke
3. Cedera medulla spinalis
4. Gullaine barre syndrome
5. Penyakit Parkinson
6. Keracunan obat dan alcohol
7. Pembesaran uterus
8. Miestenia gravis
9. Fistula trakeoesofagus
10. Striktura esophagus
11. Sclerosis multiple
12. Labiopalatoskizis
13. Atresia esophagus
14. Laringomalasia
15. Prematuritas

Intervensi Utama :

1. Manajemen jalan napas


2. Pencegahan aspirasi

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan perawatan diri : makan/minum


2. Insersi selang nasogatrik
3. Manajemen jalan napas buatan
4. Manajemen kejang
5. Manajemen muntah
6. Manajemen sedasi
7. Manajemen ventilasi mekanik
8. Pemantauan respirasi
9. Pemberian makanan
10. Pemberian makanan enteral
11. Pemberian obat
12. Pemberian obat inhalasi
13. Pemberian obat interpleura
14. Pemberian obat intravena
15. Pengaturan posisi
16. Penghisapan jalan napas
17. Perawatan pasca anestesi
18. Perawatan selang gastrointestinal
19. Resusitasi neonates
20. Terapi menelan

Luaran Utama :

1. Tingkat aspirasi

Luaran Tambahan :

1. Control mual/muntah
2. Control risiko
3. Status menelan
4. Status neurologis

Subkategori : Sirkulasi

D.0007 Gangguan Sirkulasi Spontan

Definisi : Ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk

menunjang kehidupan
Penyebab :

1. Abnormalitas kelistrikan jantung


2. Abnormalitas struktur jantung
3. Penurunan fungsi ventrikel

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Tidak berespon

Objektif :

1. Frekuensi nadi <50 kali/menit atau >150 kali/menit


2. Tekanan darah sistolik <60 mmHg atau >200 mmHg
3. Frekuensi napas <6 kali/menit atau >30 kali/menit
4. Kesadaran menurun atau tidak sadar

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Suhu tubuh <34,5 derajat C


2. Tidak ada produksi urin dalam 6 jam
3. Saturasi oksigen <85 %
4. Gambaran EKG menunjukkan aritmia letal (mis. ventricular tachycardia
[VT], ventricular fibrillation [VF], asistpl, pulsless electrical activity
[PEA])
5. Gambaran EKG menunjukkan aritmia mayor (mis. AV blok derajat 2 tipe
2, AV block total, takiaritmia/bradiaritmia, supraventricular tachycardia
[SVT], ventricular extrasystole [VES] simptomatik)
6. ETCO2 <35 mmHg
Kondisi Klinis Terkait :

1. Henti jantung
2. Bradikardia
3. Takikardia
4. Syndrome coroner akut
5. Gagal jantung
6. Kardiomiopati
7. Miokarditis
8. Disritmia
9. Trauma
10. Perdarahan (mis. perdarahan gastrointestinal, rupture aorta, perdarahan
intracranial)
11. Keracunan
12. Overdosis
13. Tenggelam
14. Emboli paru

Intervensi Utama :

1. Manajemen defibrilasi
2. Resusitasi cairan
3. Resusitasi jantung paru

Intervensi Pendukung :

1. Code management
2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
3. Insersi intravena
4. Insersi jalan napas buatan
5. Kateterisasi urin
6. Konsultasi
7. Manajemen alat pacu jantung sementara
8. Manajemen asam-basa : alkalosis metabolic
9. Manajemen asam-basa : asidosis metabolic
10. Manajemen asam-basa : asidosi respiratorik
11. Manajemen elektrolit : hyperkalemia
12. Manajemen elektrolit : hiperkalsemia
13. Manajemen elektrolit : hipermagnesemia
14. Manajemen elektrolit : hipermatremia
15. Manajemen elektrolit : hypokalemia
16. Manajemen elektrolit : hipokalsemia
17. Manajemen elektrolit : hipomagnesimia
18. Manajemen jalan napas
19. Manajemen jalan napas buatan
20. Manajemen medikasi
21. Manajemen overdosis
22. Manajemen penyalahgunaan zat
23. Manajemen specimen darah
24. Pemantauan cairan
25. Pemantauan hasil laboratorium
26. Pemantauan hemodinamik invasive
27. Pemantauan tanda vital
28. Pemberian obat
29. Pemberian obat intramuscular
30. Pemberian obat intraoseous
31. Pemberian obat intravena
32. Pemeriksaan kelengkapan set emergency
33. Pencegahan aspirasi
34. Pengambilan sampel darah arteri
35. Pengambilan sampel darah vena
36. Penghisapan jalan napas
37. Pengontrolan perdarahan
38. Perawatan alat topangan jantung mekanik
39. Perawatan emboli paru
40. Perawatan jantung akut
41. Perawatan jenazah
42. Pertolongan pertama
43. Stabilisasi jalan napas

Luaran Utama :

1. Sirkulasi spontan

Luaran Tambahan :

1. Keseimbangan asam-basa
2. Perfusi gastrointestinal
3. Perfusi miokard
4. Perfusi perifer
5. Perfusi renal
6. Perfusi serebral
7. Status sirkulasi

D.0008 Penurunan Curah Jantung

Definisi : Ketidakmampuan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan

metabolism tubuh

Penyebab :

1. Perubahan irama jantung


2. Perubahan frekuensi jantung
3. Perubahan kontraktilitas
4. Perubahan preload
5. Perubahan afterload

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Perubahan irama jantung


 Palpitasi
2. Perubahan preload
 Lelah
3. Perubahan afterload
 Dyspnea
4. Perubahan kontraktilitas
 Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
 Ortopnea
 Batuk

Objektif :

1. Perubahan irama jantung


 Bradikardia/takikardia
 Gambaran EKG aritmia atau gangguan konduksi
2. Perubahan preload
 Edema
 Distensi vena jugularis
 Central venous pressure (CVP)
 hepatomegaly
3. Perubahan afterload
 Tekanan darah meningkat/menurun
 Nadi perifer teraba lemah
 Capillary refill time >3 menit
 Oliguria
 Warna kulit pucat dan/ sianosis
4. Perubahan kontraktilitas
 Terdengar suara jantung S3 dan/atau S4
 Ejection fraction (EF) menurun

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Perubahan preload
 (tidak tersedia)
2. Perubahan afterload
 (tidak tersedia)
3. Perubahan kontraktilitas
 (tidak tersedia)
4. Perilaku/emosional
 Cemas
 Gelisah

Objektif :

1. Perubahan preload
 Murmur jantung
 Berat badan bertambah
 Pulmonary artery wedge pressure (PAWP) menurun
2. Perubahan afterload
 Pulmonary vascular resistance (PVR) meningkat/menurun
 Systemic vascular resistance (SVR) meningkat/menurun
3. Perubahan kontraktilitas
 Cardiac indeks (CI) menurun
 Left ventricular stroke work indeks (LVSWI) menurun
 Stroke volume indeks (SVI) menurun
4. Perilaku/emosional
 (tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Gagal jantung kongestif


2. Sindrom coroner akut
3. Stenosis mitral
4. Regurgitasi mitral
5. Stenosis aorta
6. Regurgitasi aorta
7. Stenosis trikuspidal
8. Regurgutasi trikuspidal
9. Stenosis pulmonal
10. Regurgitasi pulmonal
11. Aritmia
12. Penyakit jantung bawaan

Intervensi Utama :

1. Perawatan jantung
2. Perawatan jantung akut

Intervensi Pendukung :

1. Code management
2. Edukasi rehabilitasi jantung
3. Insersi intravena
4. Konsultasi
5. Manajemen alat pacu jantung permanen
6. Manajemen alat pacu jantung sementara
7. Manajemen aritmia
8. Manajemen cairan
9. Manajemen elektrolit
10. Manajemen elektrolit : hyperkalemia
11. Manajemen elektrolit : hiperkalsemia
12. Manajemen elektrolit : hipermagnesemia
13. Manajemen elektrolit : hipermatremia
14. Manajemen elektrolit : hypokalemia
15. Manajemen elektrolit : hipokalsemia
16. Manajemen elektrolit : hipokalsemi
17. Manajemen elektrolit : hipomagnesemia
18. Manajemen elektrolit : hiponatremia
19. Manajemen nyeri
20. Manajemen overdosis
21. Manajemen perdarahan pervagina antepartum
22. Manajemen perdarahan pervaginan pascapersalinan
23. Manajemen specimen darah
24. Manajemen syok
25. Manajemen syok anafilaktik
26. Manajemen syok hipovalemik
27. Manajemen syok kardiogenik
28. Manajemen syok neurogenic
29. Manajemen syok obstruktif
30. Manajemen syok septik
31. Pemantauan cairan
32. Pemantauan elektrolit
33. Pemantauan hemodinamik invasive
34. Pemantauan neurologis
35. Pemantauan tanda vital
36. Pemberian obat
37. Pemberian obat intravena
38. Pemberian obat oral
39. Pemberian produk darah
40. Pencegahan perdarahan
41. Perawatan alat topangan jantung mekanik
42. Perawatan sirkulasi
43. Rehabilitasi jantung
44. Resusitasi jantung paru
45. Terapi intravena
46. Terapi oksigen

Luaran Utama :

1. Curah jantung

Luaran Tambahan :

1. Perfusi miokard
2. Perfusi renal
3. Perfusi perifer
4. Perfusi serebral
5. Status cairan
6. Status neurologis
7. Status sirkulasi
8. Tingkat keletihan

D.0009 Perfusi Perifer Tidak Efektif

Definisi : Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu

metabolisme tubuh

Penyebab :

1. Hiperglikemia
2. Penurunan konsentrasi hemoglobin
3. Peningkatan tekanan darah
4. Kekurangan volume cairan
5. Penurunan aliran arteri dan/atau vena
6. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. merokok, gaya
hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas)
7. Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis. diabetes mellitus,
hyperlipidemia)
8. Kurang aktifitas fisik

Gejalan dan Tanda Mayor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Pengisian kapiler >3 detik


2. Nadi perifer menurun atau tidak teraba
3. Akral teraba dingin
4. Warna kulit pucat
5. Turgor kulit menurun

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Parastesia
2. Nyeri ekstremitas (klaudikasi intermiten)

Objektif :

1. Edema
2. Penyembuhan luka lambat
3. Indeks ankle-brachial <0,90
4. Bruit femoral

Kondisi Klinis Terkait :

1. Tromboflebitis
2. Diabetes mellitus
3. Anemia
4. Gagal jantung kongestif
5. Kelainan jantung kongestif
6. Thrombosis arteri
7. Varises
8. Thrombosis vena dalam
9. Sindrom kompartemen

Intervensi Utama :

1. Perawatan sirkulasi
2. Manajemen sensasi perifer

Intervensi Pendukung :

1. Bantuan berhenti merokok


2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
3. Edukasi berat badan efektif
4. Edukasi berhenti merokok
5. Edukasi diet
6. Edukasi latihan fisik
7. Edukasi pengukuran nadi radialis
8. Edukasi proses penyakit
9. Edukasi teknik ambulasi
10. Insersi intravena

Intervensi Utama :

1. Perawatan sirkulasi
2. Manajemen sensasi perifer

Intervensi Pendukung :

1. Bantuan berhenti merokok


2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
3. Edukasi berat badan efektif
4. Edukasi berhenti merokok
5. Edukasi diet
6. Edukasi latihan fisik
7. Edukasi pengukuran nadi radialis
8. Edukasi proses penyakit
9. Edukasi teknik ambulasi
10. Insersi intravena
11. Manajemen asam-basa
12. Manajemen cairan
13. Manajemen hipovolemia
14. Manajemen medikasi
15. Manajemen specimen darah
16. Manajemen syok
17. Manajemen syok anafilaktik
18. Manajemen syok hipovolemik
19. Manajemen syok kardiogenik
20. Manajemen syok neurogenik
21. Manajemen syok obstruktif
22. Manajemen syok septik
23. Pemantauan cairan
24. Pemantauan hasil laboratorium
25. Pemantauan hemodinamik invasive
26. Pemantauan tanda vital
27. Pemantauan stocking elastis
28. Pemberian obat
29. Pemberian obat intravena
30. Pemberian obat oral
31. Pemberian produk darah
32. Pencegahan luka tekan
33. Pengambilan sampel darah arteri
34. Pengambilan sampel darah vena
35. Pengaturan posisi
36. Perawatan emboli perifer
37. Perawatan kaki
38. Perawatan neurovaskuler
39. Promosi latihan fisik
40. Surveilens
41. Terapi bekam
42. Terapi intravena
43. Terapi oksigen
44. Terapi pneumatic
45. Uji laboratorium di tempat tidur

Luaran Utama :

1. Perfusi perifer

Luaran Tambahan :

1. Fungsi sensori
2. Mobilitas fisik
3. Penyembuhan luka
4. Status sirkulasi
5. Tingkat cedera
6. Tingkat perdarahan

D.0010 Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan

Definisi : Berisiko mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi

yang adekat untuk menunjang kehidupan

Faktor Risiko :

1. Kekurangan volume cairan


2. Hipoksia
3. Hipotermia
4. Hypokalemia/hyperkalemia
5. Hipoglikemia/hiperglikemia
6. Asidosis
7. Toksin (mis. keracunan, overdosis obat)
8. Tamponade jantung
9. Tension pneumothorax
10. Thrombosis jantung
11. Thrombosis paru (emboli paru)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Bradikardia
2. Takikardia
3. Sindrom coroner akut
4. Gagal jantung
5. Kardiomiopati
6. Miokarditis
7. Disritmia
8. Trauma
9. Perdarahan (mis. Perdarahan gastrointestinal, rupture aorta, perdarahan
intracranial)
10. Keracunan
11. Overdosis
12. Tenggelam
13. Emboli paru

Intervensi Utama :

1. Perawatan jantung akut


2. Pertolongan pertama

Intervensi Pendukung :

1. Insersi intravena
2. Kateterisasi urine
3. Konsultasi via telepon
4. Manajemen alat pacu jantung sementara
5. Manajemen asam-basa : alkalosis metabolic
6. Manajemen asam-basa : asidosis metabolic
7. Manajemen asam-basa : alkalosis respiratorik
8. Manajemen asam-basa : asidosis respiratorik
9. Manajemen cairan
10. Manajemen elektrolit : hyperkalemia
11. Manajemen elektrolit : hiperkalsemia
12. Manajemen elektrolit : hipermagnesemia
13. Manajemen elektrolit : hypernatremia
14. Manajemen elektrolit : hypokalemia
15. Manajemen elektrolit : hipokalsemia
16. Manajemen elektrolit : hipomagnesimia
17. Manajemen hiperglikemia
18. Manajemen hipoglikemia
19. Manajemen jalan napas
20. Manajemen medikasi
21. Manajemen overdosis
22. Manajemen specimen darah
23. Pemantauan cairan
24. Pemantauan hasil laboratorium
25. Pemantauan hemodinamik invasive
26. Pemantauan tanda vital
27. Pemberian obat
28. Pemberian obat intravena
29. Pemeriksaan kelengkapan set emergensi
30. Pencegahan aspirasi
31. Pencegahan emboli
32. Pengambilan sampel darah arteri
33. Pengambilan sampel darah vena
34. Penghisapan jalan napas
35. Perawatan alat topangan jantung mekanik
36. Perawatan emboli paru
37. Resusitasi cairan
38. Stabilisasi jalan napas
39. Terapi oksigen

Luaran Utama :

1. Sirkulasi spontan

Luaran Tambahan :

1. Keseimbangan asam-basa
2. Keseimbangan cairan
3. Keseimbangan elektrolit
4. Perfusi gastrointestinal
5. Perfusi miokard
6. Perfusi perifer
7. Perfusi renal
D.0011 Risiko Penurunan Curah Jantung

Definisi : Berisiko mengalami pemompaan jantung yang tidak adekuat untuk

memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh

Faktor Risiko :

1. Perubahan afterload
2. Perubahan frekuensi jantung
3. Perubahan irama jantung
4. Perubahan kontraktilitas
5. Perubahan preload

Kondisi Klinis Terkait :

1. Gagal jantung kongestif


2. Sindrom coroner akut
3. Gangguan katup jantung (stenosis/regurgitasi aorta, pulmonalis,
trikuspidalis atau mitralis)
4. Atrial/ventricular septal defect
5. Aritmia

Intervensi Utama :

1. Perawatan jantung
2. Perawatan jantung akut

Intervensi Pendukung :

1. Edukasi pengukuran nadi radialis


2. Edukasi rehailitasi jantung
3. Insersi intravena
4. Manajemen alat pacu jantung permanen
5. Manajemen alat pacu jantung sementara
6. Manajemen aritmia
7. Manajemen cairan
8. Manajemen elektrolit
9. Manajemen elektrolit : hyperkalemia
10. Manajemen elektrolit : hiperkalsemia
11. Manajemen elektrolit : hipermagnesemia
12. Manajemen elektrolit : hipermetremia
13. Manajemen elektrolit : hypokalemia
14. Manajemen elektrolit : hypokalsemia
15. Manajemen elektrolit : hipomagnesemia
16. Manajemen elektrolit : hiponatremia
17. Manajemen overdosis
18. Manajemen perdarahan pervagina antepartum
19. Manajemen perdarahan pervagina pascapersalinan
20. Manajemen syok
21. Manajemen syok anafilaktik
22. Manajemen syok hipovolemik
23. Manajemen syok kardiogenik
24. Manajemen syok neurogenic
25. Manajemen syok obstruktif
26. Manajemen syok septik
27. Pemantauan cairan
28. Pemantauan elektrolit
29. Pemantauan hemodinamik invasive
30. Pemantauan tanda vital
31. Pemberian obat
32. Pemberian obat intravena
33. Pemberian produk darah
34. Pencegahan perdarahan
35. Pengambilan sampel darah arteri
36. Pengambilan sampel darah vena
37. Pengontrolan perdarahan
38. Perawatan alat topangan jantung mekanik
39. Rehabilitasi jantung
40. Terapi intravena
41. Terapi oksigen

Luaran Utama:

1. Curah jantung

Luaran Tambahan :

1. Perfusi miokard
2. Perfusi perifer
3. Status cairan
4. Status neurologis
5. Status sirkulasi
6. Tingkat keletihan

D.0012 Risiko Perdarahan

Definisi : Berisiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi didalam

tubuh) maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh)

Faktor Risiko :

1. Aneurisma
2. Gangguan gastrointestinal (mis. ulkus lambung, polip, varises)
3. Gangguan fungsi hati (mis.sirosis hepatitis)
4. Komplikasi kehamilan (mis. ketuban pecah sebelum waktunya, plasentas
previa/abrupsio, kehamilan kembar)
5. Komplikasi pasca partum (mis. atonia uterus, retensi plasenta)
6. Efek agen farmakologis
7. Tindakan pembedahan
8. Trauma
9. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan
10. Proses keganasan
Kondisi Klinis Terkait :

1. Aneurisma
2. Koagulopati intravaskuler diseminata
3. Sirosis hepatis
4. Ulkus lambung
5. Varises
6. Trombositopenia
7. Ketuban pecah sebelum waktunya
8. Plasenta previa/abrupsio
9. Atonia uterus
10. Retensi plasenta
11. Tindakan pembedahan
12. Kanker
13. Trauma

Intervensi Utama :

1. Pencegahan perdarahan

Intervensi Pendukung :

1. Balut tekan
2. Edukasi keamanan anak
3. Edukasi keamanan bayi
4. Edukasi kemoterapi
5. Edukasi proses penyakit
6. Identifikasi risiko
7. Manajemen kemoterapi
8. Manajemen keselamatan lingkungan
9. Manajemen medikasi
10. Manajemen trombolitik
11. Pemantauan cairan
12. Pemantauan tanda vital
13. Pemberian obat
14. Pencegahan cedera
15. Pencegahan jatuh
16. Pencegahan syok
17. Perawatan area insisi
18. Perawatan pascapersalinan
19. Perawatan persalinan
20. Perawatan sirkumsisi
21. Promosi keamanan berkendara
22. Surveilens keamanan dan keselamatan

Luaran Utama:

1. Tingkat perdarahan

Luaran Tambahan :

1. Control risiko
2. Penyembuhan luka
3. Status cairan
4. Status antepartum
5. Status intrapartum
6. Status pascapartum
7. Status sirkulasi
8. Tingkat cedera
9. Tingkat jatuh
10. Tingkat kepatuhan

D.0013 Risiko Perfusi Gastrointestinal Tidak Efektif

Definisi : Berisiko mengalami penurunan sirkulasi gastrointestinal

Faktor Risiko :

1. Perdarahan gastrointestinal akut


2. Trauma abdomen
3. Sindrom kompartemen abdomen
4. Aneurisma aorta abdomen
5. Varises gastroesofagus
6. Penurunan kinerja ventrikel kiri
7. Koagulopati (mis. anemia sel sabit, koagulopati intravaskuler diseminata)
8. Penurunan konsentrasi hemoglobin
9. Keabnormalan masa protrombin dan/ masa tromboplastin persial
10. Disfungsi hati (mis. sirosis, hepatitis)
11. Disfungsi ginjal (mis. ginjal polikistik, stenosis arteri ginjal, gagal ginjal)
12. Disfungsi gastrointestinal (mis. ulkus duodenum atau ulkus lambung,
colitis iskemik, pankreatitis iskemik)
13. Hiperglikemik
14. Ketidakstabilan hemodinamik
15. Efek agen farmakologis
16. Usia >60 tahun
17. Efek samping tindakan (cardiopulmonary bypass, anastesi, pembedahan
lambung)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Varises gastroesofagus
2. Aneurisma aorta abdomen
3. Diabetes mellitus
4. Sirosis hepatis
5. Perdarahan gastrointestinal akut
6. Gagal jantung kongestif
7. Koagulasi intravaskuler diseminata
8. Ulkus duodenum atau ulkus lambung
9. Colitis iskemik
10. Pankreatitis iskemik
11. Ginjal polikistik
12. Stenosis arteri ginjal
13. Gagal ginjal
14. Sindroma kompartemen abdomen
15. Trauma abdomen
16. Anemia
17. Pembedahan jantung

Intervensi Utama :

1. Pengontrolan perdarahan
2. Konseling nutrisi

Intervensi Pendukung :

1. Bantuan berhenti merokok


2. Edukasi berhenti merokok
3. Edukasi diet
4. Edukasi nutrisi
5. Edukasi program pengobatan
6. Insersi intravena
7. Manajemen alat pacu jantung permanen
8. Manajemen alat pacu jantung sementara
9. Manajemen cairan
10. Manajemen hiperglikemia
11. Manajemen nutrisi
12. Manajemen trombolitik
13. Pemantauan hemodinamik invasive
14. Pemantauan tanda vital
15. Pemberian obat
16. Pemberian obat intravena
17. Pemberian produk darah
18. Pencegahan perdarahan
19. Perawatan area insisi
20. Perawatan jantung
21. Perawatan jantung akut
22. Perawatan selang gastrointestinal
23. Perawatan sirkulasi
24. Terapi intravena

Luaran Utama :

1. Perfusi gastrointestinal

Luaran Tambahan :

1. Curah jantung
2. Control risiko
3. Fungsi gastrointestinal
4. Status sirkulasi
5. Tingkat perdarahan

D.0014 Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif

Definisi : Berisiko mengalami penurunan sirkulasi arteri coroner yang dapat

mengganggu metabolisme miokard

Faktor Risiko :

1. Hipertensi
2. Hyperlipidemia
3. Hiperglikemia
4. Hipoksemia
5. Hipoksia
6. Kekurangan volume cairan
7. Pembedahan jantung
8. Penyalahgunaan zat
9. Spasme arteri coroner
10. Peningkatan protein C-reaktif
11. Tamponade jantung
12. Efek agen farmokologis
13. Riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarga
14. Kurang terpapar informasi tentang faktor risiko yang dapat diubah (mis.
merokok, gaya hidup kurang gerak, obesitas)
Kondisi Klinis Terkait :

1. Bedah jantung
2. Tamponade jantung
3. Sindrom koroner akut
4. Diabetes mellitus
5. Hipertensi

Keterangan :

Diagnosis ini ditegakkan pada pasien yang belum berisiko mengalami gangguan
pompa jantung. Jika pasien telah berisiko mengalami gangguan pompa jantung
maka lebih dianjurkan untuk menegakkan diagnosis risiko penurunan curah
jantung

Intervensi Utama :

1. Manajemen aritmia
2. Manajemen syok kardiogenik
3. Pencegahan emboli
4. Perawatan jantung

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan berhenti merokok


2. Edukasi aktivitas/istirahat
3. Edukasi berat badan efektif
4. Edukasi berhenti merokok
5. Edukasi diet
6. Edukasi kesehatan
7. Edukasi pengukuran nadi radialis
8. Konseling nutrisi
9. Konsultasi via telepon
10. Manajemen berat badan
11. Manajemen cairan
12. Manajemen hiperglikemia
13. Manajemen overdosis
14. Manajemen penyalahgunaan zat
15. Manajemen specimen darah
16. Pemantauan tanda vital
17. Pemberian obat
18. Pemberian obat intravena
19. Pengambilan sampel darah vena
20. Promosi latihan fisik
21. Resusitasi cairan
22. Skrinning kesehatan
23. Skrinning penyalahgunaan zat
24. Surveilens
25. Terapi oksigen

Luaran Utama :

1. Perfusi miokard

Luaran Tambahan :

1. Berat badan
2. Curah jantung
3. Kestabilan kadar glukosa darah
4. Control risiko
5. Manajemen kesehatan
6. Status cairan
7. Status sirkulasi
8. Tingkat kepatuhan

D.0015 Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif

Definisi : Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang

dapat mengganggu metabolisme tubuh


Faktor Risiko :

1. Hiperglikemia
2. Gaya hidup kurang gerak
3. Hipertensi
4. Merokok
5. Prosedur endovaskuler
6. Trauma
7. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. merokok, gaya
hidup kurang gerak, obesitas, imobilitas)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Arterioskelosis
2. Raynaud’s desease
3. Thrombosis arteri
4. Artritis rheumatoid
5. Leriche’s syndrome
6. Aneurisma
7. Buerger disease
8. Varises
9. Diabetes mellitus
10. Hipotensi
11. Kanker

Intervensi Utama :

1. Pencegahan syok
2. Perawatan sirkulasi

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan berhenti merokok


2. Edukasi berhenti merokok
3. Edukasi diet
4. Edukasi latihan fisik
5. Edukasi pengukuran nadi radialis
6. Edukasi perawatan kaki
7. Edukasi program pengobatan
8. Edukasi proses kesehatan
9. Manajemen hiperglikemia
10. Manajemen hipoglikemia
11. Manajemen medikasi
12. Manajemen sensasi perifer
13. Pemantauan tanda vital
14. Pemasangan stocking elastis
15. Pemberian obat
16. Pemberian obat intravena
17. Pemberian obat oral
18. Pencegahan emboli
19. Pengaturan posisi
20. Perawatan neurovaskuler
21. Perawatan sirkulasi
22. Perawatan tirah baring
23. Promosi latihan fisik
24. Surveilens
25. Terapi bekam

Luaran Utama :

1. Perfusi perifer

Luaran Pendukung :

1. Fungsi sensori
2. Mobilitas fisik
3. Penyembuhan luka
4. Status sirkulasi
5. Tingkat cedera
6. Tingkat perdarahan
D.0016 Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif

Definisi : Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke ginjal

Faktor Risiko :

1. Kekurangan volume cairan


2. Embolisme vaskuler
3. Vaskulitis
4. Hipertensi
5. Disfungsi ginjal
6. Hiperglikemia
7. Keganasan
8. Pembedahan jantung
9. Bypass kardiopulmonal
10. Hipoksemia
11. Hipoksia
12. Asidosis metabolic
13. Trauma
14. Sindrom kompartemen abdomen
15. Luka bakar
16. Sepsis
17. Sindrom respon inflamasi sistemik
18. Lanjut usia
19. Merokok
20. Penyalahgunaan zat

Kondisi Klinis Terkait :

1. Diabetes mellitus
2. Hipertensi
3. Aterosklerosis
4. Syok
5. Keganasan
6. Luka bakar
7. Pembedahan jantung
8. Penyakit ginjal (mis. ginjal polikistik, stenosis arteri ginjal, gagal ginjal,
glumeruloneftritis, nefetritis intersisial, nekrosis kortikal bilateral,
polineftritis)
9. Trauma

Intervensi Utama :

1. Pencegahan syok
2. Pengontrolan perdarahan

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan berhenti merokok


2. Edukasi berhenti merokok
3. Edukasi diet
4. Edukasi kemoterapi
5. Edukasi proses penyakit
6. Edukasi program pengobatan
7. Manajemen asam-basa : alkalosis metabolic
8. Manajemen asam-basa : asidosis metabolic
9. Manajemen cairan
10. Manajemen hipovolemia
11. Manajemen kemoterapi
12. Manajemen keselamatan lingkungan
13. Manajemen medikasi
14. Manajemen penyalahgunaan zat
15. Manajemen syok
16. Manajemen trombolitik
17. Pemantauan hemodinamik invasive
18. Pemantauan tanda vital
19. Pemberian obat
20. Pemberian obat intravena
21. Pemberian obat oral
22. Pemberian produk darah
23. Pencegahan emboli
24. Pengontrolan infeksi
25. Perawatan emboli perifer
26. Surveilens
27. Terapi oksigen

Luaran Utama :

1. Perfusi renal

Luaran Tambahan :

1. Keseimbangan asam-basa
2. Control risiko
3. Status cairan
4. Status sirkulasi
5. Tingkat infeksi
6. Tingkat perdarahan

D.0017 Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif

Definisi : Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak

Faktor Risiko :

1. Keabnormalan masa protrombin dan/ tromboplastin parsial


2. Penurunan kinerja ventrikel kiri
3. Aterosklerosis aorta
4. Diseksi arteri
5. Fibrilasi atrium
6. Tumor otak
7. Stenosis karotis
8. Miksoma atrium
9. Aneurisma serebri
10. Koagulopati (mis. anemia sel sabit)
11. Dilatasi kardiomiopati
12. Koagulopati intravaskuler diseminata
13. Embolisme
14. Cedera kepala
15. Hiperkolesteronemia
16. Hipertensi
17. Endocarditis infektif
18. Katup prostetik mekanis
19. Stenosis mitral
20. Neoplasma otak
21. Infark miokard akut
22. Sindrom sick sinus
23. Penyalahgunaan zat
24. Terapi trombolitik
25. Efek samping tindakan (mis. tindakan operasi bypass)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Stroke
2. Cedera kepala
3. Aterosklerotik aortic
4. Infark miokard akut
5. Diseksi arteri
6. Embolisme
7. Endocarditis infektif
8. Fibrilasi atrium
9. Hiperkolesteronemia
10. Hipertensi
11. Dilatasi kardiomiopati
12. Koagulasi intravaskuler diseminata
13. Miksoma atrium
14. Neoplasma otak
15. Segmen ventrikel kiri akinetik
16. Sindrom sick sinus
17. Steosis carotid
18. Stenosis mitral
19. Hidrosefalus
20. Infeksi otak (mis. meningitis, ensefalitis, abses serebri)

Intervensi Utama :

1. Manajemen peningkatan tekanan intracranial


2. Pemantauan tekanan intracranial

Intervensi Pendukung :

1. Edukasi diet
2. Edukasi program pengobatan
3. Edukasi prosedur tindakan
4. Konsultasi via telepon
5. Manajemen alat pacu jantung permanen
6. Manajemen alat pacu jantung sementara
7. Manajemen defibrilasi
8. Manajemen kejang
9. Manajemen medikasi
10. Manajemen trombolitik
11. Pemantauan hemodinamik invasive
12. Pemantauan neurologis
13. Pemantauan tanda vital
14. Pemberian obat
15. Pemberian obat inhalasi
16. Pemberian obat intradermal
17. Pemberian obat intravena
18. Pemberian obat ventrikuler
19. Pencegahan emboli
20. Pencegahan perdarahan
21. Pengontrolan emosi
22. Perawatan emboli paru
23. Perawatan emboli perifer
24. Perawatan jantung
25. Perawatan jantung akut
26. Perawatan neurovaskuler
27. Perawatan sirkulasi
28. Surveilens

Luaran Utama :

1. Perfusi serebral

Luaran Tambahan :

1. Komunikasi verbal
2. Control risiko
3. Memori
4. Mobilitas fisik
5. Status neurologis

Subkategori : Nutrisi dan Cairan

D.0018 Berat Badan Lebih

Definisi : Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia

dan jenis kelamin

Penyebab :

1. Kurang aktifitas fisik harian


2. Kelebihan konsumsi gula
3. Gangguan kebiasaan makan
4. Gangguan persepsi makan
5. Kelebihan konsumsi alcohol
6. Penggunaan energy kurang dari asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan makanan berminyak/berlemak
9. Faktor keturunan (mis. disribusi jaringan adipose, pengeluaran energy,
aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid, lipolysis)
10. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran (pada bayi)
11. Asupan kalsium rendah (pada anak-anak)
12. Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak, selama masa bayi,
termasuk minggu pertam, 4 bulan pertama, dan tahun pertama)
13. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5 bulan

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. IMT >25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari
persentil 95 (pada anak < 2 tahun) atau IMT pada persentil ke 85 – 95
(pada anak 2 – 18 tahun)

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tida tersedia)

Objektif :

1. Tebal lipatan kulit trisep >25 mm

Kondisi Klinis Terkait :

1. Gangguan genetic
2. Faktor keturunan
3. Hipotiroid
4. Diabetes mellitus maternal
Intervensi Utama :

1. Konseling nutrisi
2. Manajemen berat badan
3. Promosi latihan fisik

Intervensi Pendukung :

1. Edukasi diet
2. Manajemen cairan
3. Manajemen hiperglikemia
4. Manajemen hipoglikemia
5. Manajemen nutrisi
6. Manajemen perilaku
7. Modifikasi perilaku keterampilan social
8. Pemantauan nutrisi
9. Promosi koping
10. Reduksi ansietas

Luaran Utama :

1. Berat badan

Luaran Tambahan :

1. Perilaku menurunkan berat badan


2. Status nutrisi
3. Tingkat ansietas
4. Tingkat kepatuhan
5. Tingkat pengetahuan

D.0019 Defisit Nutrisi

Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

Penyebab :

1. Ketidakmampuan menelan makanan


2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis. financial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis. stress, keengganan untuk makan)

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

(tida tersedia)

Objektif :

1. Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Cepat kenyag setelah makan


2. Kram/nyeri abdomen
3. Nafsu makan menurun

Objektif :

1. Bising usus hiperaktif


2. Otot pengunyah lemah
3. Otot menelan lemah
4. Membrane mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare
Kondisi Klinis Terkait :

1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuromuscular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit Crohn’s
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik

Intervensi Utama :

1. Manajemen nutrisi
2. Promosi berat badan

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Edukasi diet
3. Edukasi kemoterapi
4. Konseling laktasi
5. Konseling nutrisi
6. Konsultasi
7. Manajemen cairan
8. Manajemen demensia
9. Manajemen diare
10. Manajemen eliminasi fekal
11. Manajemen energy
12. Manajemen gangguan makan
13. Manajemen hiperglikemia
14. Manajemen hipoglikemia
15. Manajemen kemoterapi
16. Manajemen reaksi alergi
17. Pemantauan cairan
18. Pemantauan nutrisi
19. Pemantauan tanda vital
20. Pemberian makanan
21. Pemberian makanan enteral
22. Pemberian makanan parenteral
23. Pemberian obat intravena
24. Terapi menelan

Luaran Utama :

1. Status nutrisi

Luaran Tambahan :

1. Berat badan
2. Eliminasi fekal
3. Fungsi gastrointestinal
4. Nafsu makan
5. Perilaku meningkatkan berat badan
6. Status menelan
7. Tingkat depresi
8. Tingkat nyeri
D.0020 Diare

Definisi : Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk

Penyebab Fisiologis :

1. Inflamasi gastrointestinal
2. Iritasi gastrointestinal
3. Proses infeksi
4. Malabsorpsi

Penyebab Psikologis :

1. Kecemasan
2. Tingkat stress tinggi

Penyebab Situasional :

1. Terpapar kontaminan
2. Terpapar toksin
3. Penyalagunaan laksatif
4. Penyalagunaan zat
5. Program pengobatan (agen tiroid, analgesic, pelunak feses, ferosulfat,
antasida, cimetidine dan antibiotic)
6. Perubahan air dan makanan
7. Bakteri pada air

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam


2. Feses lembek atau cair
Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Urgency
2. Nyeri/ kram abdomen

Objektif :

1. Frekuensi peristaltic meningkat


2. Bising usus hiperaktif

Kondisi Klinis Terkait :

1. Kanker kolon
2. Diverticulitis
3. Iritasi usus
4. Crohn’s desease
5. Gastritis
6. Spasme kolon
7. Colitis ulseratif
8. Hipertiroidisme
9. Demam typoid
10. Malaria
11. Sigelosis
12. Kolera
13. Disentri
14. Hepatitis

Intervensi Utama :

1. Manajemen diare
2. Pemantauan cairan

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK


2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
3. Edukasi kemoterapi
4. Konsultasi
5. Irigasi kolostomi
6. Insersi intravena
7. Manajemen cairan
8. Manajemen elektrolit
9. Manajemen eliminasi fekal
10. Manajemen kemoterapi
11. Manajemen lingkungan
12. Manajemen medikasi
13. Manajemen nutrisi
14. Manajemen nutrisi parenteral
15. Pemantauan elektrolit
16. Pemberian makanan enteral
17. Pemberian obat
18. Pemberian obat intradermal
19. Pemberian obat intravena
20. Pemberian obat oral
21. Pengontrolan infeksi
22. Perawatan kateter sentral perifer
23. Perawatan perineum
24. Perawatan selang gastrointestinal
25. Perawatan stoma
26. Promosi berat badan
27. Reduksi ansietas
28. Terapi intravena

Luaran Utama :

1. Eliminasi fekal
Luaran Tambahan :

1. Fungsi gastrointestinal
2. Keseimbangan cairan
3. Keseimbangan elektrolit
4. Kontinensia fekal
5. Motilitas gastrointestinal
6. Status cairan
7. Tingkat infeksi
8. Tingkat nyeri

D.0021 Disfungsi Motiltitas Gastrointestinal

Definisi : Peningkatan, penurunan, tidak efektif atau kurangnya aktivitas

peristaltic gastrointestinal

Penyebab :

1. Asupan enteral
2. Intoleransi makanan
3. Imobilisasi
4. Makanan kontaminan
5. Malnutrisi
6. Pembedahan
7. Efek agen farmakologis (mis.narkotik/opiate, antibiotic, laksatif, anestesi)
8. Proses penuaan
9. Kecemasan

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Mengungkapkan fiatus tidak ada


2. Nyeri/kram abdomen
Objektif :

1. Suara peristaltic berubah (tidak ada, hipoaktif atau hiperaktif)

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Merasa mual

Objektif :

1. Residu lambung meningkat/menurun


2. Muntah
3. Regurgitasi
4. Pengosongan lambung cepat
5. Distensi abdomen
6. Diare
7. Feses kering dan sulit keluar
8. Feses keras

Kondisi Klinis Terkait :

1. Pembedahan abdomen atau usus


2. Malnutrisi
3. Kecemasan
4. Kanker empedu
5. Kolesistektomi
6. Infeksi pencernaan
7. Gastroesophageal refluks disease (GERD)
8. Dialysis peritoneal
9. Terapi radiasi
10. Multiple organ dysfunction syndrome
Intervensi Utama :

1. Manajemen nutrisi
2. Pengontrolan infeksi

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Edukasi diet
3. Edukasi proses penyakit
4. Insersi selang nasogatrik
5. Irigasi kolostomi
6. Konseling nutrisi
7. Konsultasi
8. Manajemen diare
9. Manajemen eliminasi fekal
10. Manajemen konstipasi
11. Manajemen mual
12. Manajemen muntah
13. Manajemen obat
14. Manajemen reaksi alergi
15. Pemantauan nutrisi
16. Pemberian enema
17. Pemberian makanan enteral
18. Pemberian obat intravena
19. Pemberian obat oral
20. Penurunan flatus
21. Perawatan inkontinensia fekal
22. Perawatan selang gastrointestinal
23. Perawatan stoma

Luaran Utama :

1. Motilitas gastrointestinal
Luaran Tambahan :

1. Eliminasi fekal
2. Keseimbangan cairan
3. Keseimbangan elektrolit
4. Pemulihan pascabedah
5. Tingkat infeksi
6. Tingkat kenyamanan
7. Tingkat mual/muntah
8. Tingkat nyeri

D.0022 Hipervolemia

Definisi : Peningkatan volume cairan intravaskuler, interstisial dan/ intraseluler

Penyebab :

1. Gangguan mekanisme regulasi


2. Kelebihan asupan cairan
3. Kelebihan asupan natrium
4. Gangguan aliran balik vena
5. Efek agen farmakologis (mis.kortikosteroid, chlorpropamide, tolbutamide,
vincristine, tryptilinescarbamazepine)

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Ortopnea
2. Dyspnea
3. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)

Objektif :

1. Edema anasarka dan/ edema perifer


2. Berat badan meningkat dalam waktu singkat
3. Jugular venous pressure (JVP) dan/ Central venous pressure (CVP)
meningkat
4. Reflex hepatojugular positif

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Distensi vena jugularis


2. Terdengar suara napas tambahan
3. Hepatomegaly
4. Kadar Hb/Ht menurun
5. Oliguria
6. Inteks lebih banyak dari output (balance cairan positif)
7. Kongesti paru

Kondisi Klinis Terkait :

1. Penyakit ginjal : gagal ginjal akut/kronis, sindrom nefrotik


2. Hipoalbuminemia
3. Gagal jantung kongestif
4. Kelainan hormone
5. Penyakit hati (mis. sirosis, asites, kanker hati)
6. Penyakit vena perifer (mis. varises vena, thrombus vena, phlebitis)
7. Imobilitas

Intervensi Utama :

1. Manajemen hypervolemia
2. Pemantauan cairan

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Edukasi dialysis peritoneal
3. Edukasi hemodialysis
4. Edukasi nutrisi parenteral
5. Edukasi pemberian makanan parenteral
6. Insersi intravena
7. Insersi selang nasogatrik
8. Kateterisasi urin
9. Konsultasi
10. Manajemen asam-basa
11. Manajemen cairan
12. Manajemen dialysis peritoneal
13. Manajemen elektrolit
14. Manajemen elektrolit : hiperkalemia
15. Manajemen elektrolit : hiperkalsemia
16. Manajemen elektrolit : hipermagnesemia
17. Manajemen elektrolit : hypernatremia
18. Manajemen elektrolit : hypokalemia
19. Manajemen elektrolit : hipokalsemia
20. Manajemen elektrolit : hipomagnesimia
21. Manajemen elektrolit : hiponatremia
22. Manajemen hemodialysis
23. Manajemen medikasi
24. Manajemen nutrisi
25. Manajemen nutrisi parenteral
26. Manajemen specimen darah
27. Pemantauan elektrolit
28. Pemantauan hemodinamik invasive
29. Pemantauan neurologis
30. Pemantauan tanda vital
31. Pemberian makanan
32. Pemberian makanan parenteral
33. Pemberian obat
34. Pemberian obat intravena
35. Pengambilan sampel darah arteri
36. Pengambilan sampel darah vena
37. Pengaturan posisi
38. Perawatan dialysis
39. Perawatan kateter sentral perifer
40. Perawatan kateter urin
41. Perawatan luka
42. Promosi berat badan
43. Terapi intravena

Luaran Utama :

1. Keseimbangan cairan

Luaran Tambahan :

1. Curah jantung
2. Keseimbangan asam-basa
3. Keseimbangan elektrolit
4. Perfusi renal
5. Status cairan
6. Tingkat kepatuhan

D.0023 Hipovolemia

Definisi : penurunan volume cairan intravaskuler, intertisial, dan/ intraseluler

Penyebab :

1. Kehilangan cairan aktif


2. Kegagalan mekanisme regulasi
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Kekurangan intake cairan
5. Evaporasi
Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Frekuensi nadi meningkat


2. Nadi teraba lemah
3. Tekanan darah meningkat
4. Tekanan nadi menyempit
5. Turgor kulit menurun
6. Membrane mukosa kering
7. Volume urine menurun
8. Hemotokrit meningkat

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Merasa lemah
2. Mengeluh haus

Objektif :

1. Pengisian vena menurun


2. Status mental berubah
3. Suhu tubuh meningkat
4. Konsentrasi urin meningkat
5. Berat badan turun tiba-tiba

Kondisi Klinis Terkait :

1. Penyakit Addison
2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar
4. AIDS
5. Penyakit crohn
6. Muntah
7. Diare
8. Colitis ulseratif
9. Hipoalbuminemia

Intervensi Utama :

1. Manajemen hipovolemia
2. Manajemen syok hipovolemik

Intervensi Pendukung :

1. Balut tekan
2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
3. Edukasi pengukuran nadi radialis
4. Insersi intravena
5. Insersi selang nasogatrik
6. Konsultasi via telepon
7. Manajemen akses vena sentral
8. Manajemen aritmia
9. Manajemen diare
10. Manajemen elektrolit
11. Manajemen elektrolit : hyperkalemia
12. Manajemen elektrolit : hiperkalsemia
13. Manajemen elektrolit : hipermagnesemia
14. Manajemen elektrolit : hypernatremia
15. Manajemen elektrolit : hypokalemia
16. Manajemen elektrolit : hipokalsemia
17. Manajemen elektrolit : hipomagenesemia
18. Manajemen elektrolit : hiponatremia
19. Manajemen muntah
20. Manajemen medikasi
21. Manajemen perdarahan
22. Manajemen perdarahan akhir masa kehamilan
23. Manajemen perdarahan antepartum dipertahankan
24. Manajemen perdarahan antepartum tidak dipertahankan
25. Manajemen perdarahan pervagina
26. Manajemen perdarahan pervagina pascapersalinan
27. Manajemen syok
28. Manajemen specimen darah
29. Pemantauan cairan
30. Pemantauan elektrolit
31. Pemantauan hemodinamik invasive
32. Pemantauan neurologis
33. Pemantauan tanda vital
34. Pemberian obat
35. Pemberian obat intravena
36. Pencegahan perdarahan
37. Pencegahan syok
38. Pengambilan sampel darah arteri
39. Pengambilan sampel darah vena
40. Perawatan jantung akut
41. Terapi intravena
42. Transfuse darah

Luaran Utama :

1. Status cairan

Luaran Tambahan :

1. Integritas kulit dan jaringan


2. Keseimbangan asam-basa
3. Keseimbangan cairan
4. Keseimbangan elektrolit
5. Penyembuhan luka
6. Perfusi perifer
7. Status nutrisi
8. Termoregulasi
9. Tingkat perdarahan

D.0024 Ikterik Neonatus

Definisi : Kulit dan membrane mukosa neonates menguning setelah 24 jam

kelahiran akibat bilirubin tidak terkonjugasi masuk kedalam sirkulasi

Penyebab :

1. Penurunan berat badan abnormal (> 7 – 8 % pada bayi baru lahir yang
menyusui ASI, >15 % pada bayi cukup bulan)
2. Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari
5. Keterlambatan pengeluaran feses (meconium)

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Profil darah abnormal (hemolysis, bilirubin serum total >2 mg/dL,


bilirubin serum total pada rentang resiko tinggi menurut usia pada
normogram spesifik waktu)
2. Membrane mukosa kuning
3. Kulit kuning
4. Sclera kuning

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)
Objektif :

(tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Neonates
2. Bayi premature

Intervensi Utama :

1. Fototerapi neonates
2. Perawatan bayi

Intervensi Pendukung :

1. Edukasi orangtua : fase bayi


2. Insersi intravena
3. Manajemen specimen darah
4. Pemantauan tanda vital
5. Pemberian obat
6. Pemberian obat intravena
7. Pemberian obat oral
8. Pengambilan sampel darah vena
9. Perawatan neonates
10. Skrinning bayi sebelum pemulangan
11. Surveilens
12. Terapi intravena

Luaran Utama :

1. Integritas kulit dan jaringan

Luaran Tambahan :

1. Adaptasi neonates
2. Berat badan
3. Eliminasi fekal
4. Organisasi perilaku bayi
5. Status nutrisi bayi

D.0025 Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan

Definisi : Pola ekuilibrium antara volume cairan dan komposisi kimia cairan

tubuh yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik dan dapat

ditingkatkan

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan keseimbangan cairan

Objektif :

1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan keseimbangan cairan


2. Membrane mukosa lembab
3. Asupan makanan dan cairan adekuat untuk kebutuhan harian
4. Turgor jaringan baik
5. Tidak ada tanda edema atau dehidrasi

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Urin berwarna kuning bening dengan berat jenis dalam rentang normal
2. Haluaran urin sesuai dengan asupan
3. Berat badan stabil

Kondisi Klinis Terkait :

1. Gagal jantung
2. Sindrom iritasi usus
3. Penyakit Addison
4. Makanan enteral atau parenteral

Intervensi Utama :

1. Manajemen cairan
2. Pemantauan cairan

Intervensi Pendukung :

1. Edukasi terapi cairan


2. Insersi intravena
3. Manajemen demam
4. Manajemen hipovolemia
5. Manajemen nutrisi
6. Manajemen medikasi
7. Pemantauan tanda vital
8. Terapi intravena

Luaran Utama :

1. Keseimbangan cairan

Luaran Tambahan :

1. Keseimbangan elektrolit
2. Perilaku kesehatan
3. Status cairan
4. Tingkat pengetahuan

D.0026 Kesiapan Peningkatan Nutrisi

Definisi : Pola asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme dan dapat ditingkatkan


Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan nutrisi

Objektif :

1. Makan teratur dan adekuat

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Mengekspresikan pengetahuan tentang pilihan makanan dan cairan yang


sehat
2. Mengikuti standar asupan nutrisi yang tepat (mis. piramida makanan,
pedoman American diabetic association atau pedoman lainnya)

Objektif :

1. Penyiapan dan penyimpanan makanan da minuman yang aman


2. Sikap terhadap makanan dan minuman sesuai denga tujuan kesehatan

Kondisi Klinis Terkait :

1. Perilaku upaya peningkatan kesehatan

Intervensi Utama :

1. Edukasi nutrisi
2. Konseling nutrisi

Intervensi Pendukung :

1. Edukasi berat badan efektif


2. Edukasi diet
3. Edukasi kesehatan
4. Edukasi nutrisi anak
5. Edukasi nutrisi bayi
6. Edukasi nutrisi parenteral
7. Edukasi pemberian makanan pada anak
8. Edukasi pemberian makanan parenteral
9. Manajemen hiperglikemia
10. Manajemen hipoglikemia
11. Manajemen nutrisi
12. Manajemen nutrisi parenteral
13. Modifikasi perilaku keterampilan social
14. Pemantauan nutrisi
15. Pemberian makanan
16. Pemberian makanan enteral
17. Pemberian makanan parenteral
18. Penentuan tujuan bersama
19. Promosi berat badan

Luaran Utama :

1. Status nutrisi

Luaran Tambahan :

1. Perilaku mempertahankan berat badan


2. Perilaku meningkatkan berat badan
3. Perilaku menurunkan berat badan
4. Status nutrisi bayi
5. Tingkatan pengetahuan

D.0027 Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah

Definisi : Variasi kadar glukosa darah naik/turun dari rentang normal

Penyebab :

1. Hiperglikemia
 Disfungsi pancreas
 Resistensi insulin
 Gangguan toleransi glukosa darah
 Gangguan glukosa darah puasa
2. Hipoglikemia
 Penggunaan insulin atau obat glikemik oral
 Hyperinsulinemia (mis. insulinoma)
 Endokrinopati (mis. kerusakan adrenal atau pituitary)
 Disfungsi hati
 Disfungsi ginjal kronis
 Efek agen farmakologis
 Tindakan pembedahan neoplasma
 Gangguan metabolic bawaan (mis. gangguan penyimpanan
lisosomal, galaktosemia, gangguan penyimpanan glikogen)

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Hipoglikemia
 Mengantuk
 Pusing
2. Hiperglikemia
 Lelah atau lesu

Objektif :

1. Hipoglikemia
 Gangguan koordinasi
 Kadar glukosa dalam darah/urin rendah

2. Hiperglikemia
 Kadar glukosa dalam darah/urin tinggi
Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Hipoglikemia
 Palpitasi
 Mengeluh lapar
2. Hiperglikemia
 Gemetar
 Kesadaran menurun
 Perilaku aneh
 Sulit bicara
 Berkeringat

Objektif :

1. Hipoglikemia
 Mulut kering
 Haus meningkat
2. Hiperglikemia
 Jumlah urin meningkat

Kondisi Klinis Terkait :

1. Diabetes mellitus
2. Ketoasidosis diabetic
3. Hipoglikemia
4. Hiperglikemia
5. Diabetes gestasional
6. Penggunaan kortikosteroid
7. Nutrisi parenteral total (TPN)

Intervensi Utama :

1. Manajemen hiperglikemia
2. Manajemen hipoglikemia
Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Edukasi diet
3. Edukasi kesehatan
4. Edukasi latihan fisik
5. Edukasi program pengobatan
6. Edukasi prosedur tindakan
7. Edukasi prosedur penyakit
8. Identifikasi risiko
9. Konseling nutrisi
10. Konsultasi
11. Manajemen medikasi
12. Manajemen teknologi kesehatan
13. Pelibatan keluarga
14. Pemantauan nutrisi
15. Pemberian obat
16. Pemberian obat intravena
17. Pemberian obat oral
18. Pemberia obat subkutan
19. Perawatan kehamilan risiko tinggi
20. Promosi berat badan
21. Promosi dukungan keluarga
22. Promosi kesadaran diri
23. Surveilens
24. Yoga

Luaran Utama :

1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah

Luaran Tambahan :

1. Control risiko
2. Perilaku mempertahankan berat badan
3. Perilaku menurunkan berat badan
4. Status antepartum
5. Status intrapartum
6. Status nutrisi
7. Status pascapartum
8. Tingkat pengetahuan

D.0028 Menyusui Efektif

Definisi : Pemberian ASI secara langsung dari payudara kepada bayi dan anak

yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi

Penyebab Fisiologis :

1. Hormone oksitosin dan prolactin adekuat


2. Payudara membesar, alveoli mulai terisi ASI
3. Tidak ada kelainan pada struktur payudara
4. Puting menonjol
5. Bayi aterm
6. Tidak ada kelainan bentuk pada mulut bayi

Penyebab Situasional :

1. Rawat gabung
2. Dukungan keluarga dan tenaga kesehatan adekuat
3. Faktor budaya

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Ibu merasa percaya diri selama proses menyusui

Objektif :

1. Bayi melekat pada payudara ibu dengan benar


2. Ibu mampu memposisikan bayi dengan benar
3. Miksi bayi lebih dari 8 kali dalam 24 jam
4. Berat badan bayi meningkat
5. ASI menetes/memancar
6. Suplai ASI adekuat
7. Puting tidak lecet setelah minggu kedua

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Bayi tidur setelah menyusui


2. Payudara ibu kosong setelah menyusui
3. Bayi tidak rewel dan menangis setelah menyusui

Kondisi Klinis Terkait :

1. Status kesehatan ibu baik


2. Status kesehatan bayi baik

Intervensi Utama :

1. Konseling laktasi
2. Promosi ASI eksklusif
3. Promosi laktasi

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kelompok
2. Edukasi nutrisi bayi
3. Edukasi orangtua : fase bayi
4. Manajemen nutrisi
5. Pemeriksaan payudara
6. Pendampingan proses menyusui
7. Perawatan bayi
8. Perawatan neonates
9. Pijat laktasi
10. Promosi berat badan
11. Promosi kepercayaan diri
12. Promosi perlekatan

Luaran Utama :

1. Status menyusui

Luaran Tambahan :

1. Dukungan keluarga
2. Dukungan social
3. Kinerja pengasuhan
4. Perlekatan
5. Status nutrisi bayi

D.0029 Menyusui Tidak Efektif

Definisi : Kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau kesukaran

pada proses menyusui

Penyebab Fisiologis :

1. Ketidakadekuatan suplai ASI


2. Hambatan pada neonates (mis. prematuritas, sumbing)
3. Anomaly payudara (mis. putting yang masuk kedalam)
4. Ketidakadekuatan reflex okstosin
5. Ketidakadekuatan reflex menghisap bayi
6. Payudara bengkak
7. Riwayat operasi payudara
8. Kelahiran kembar
Penyebab Situasional :

1. Tidak rawat gabung


2. Kurang terpapar informasi tentang pentingnya menyusui dan/ metode
menyusui
3. Kurangnya dukungan keluarga
4. Faktor budaya

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Kelelahan maternal
2. Kecemasan maternal

Objektif :

1. Bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu


2. ASI tidak menetes/memancar
3. BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24 jam
4. Nyeri dan/ lecet terus menerus setelah minggu kedua

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Intake bayi tidak adekuat


2. Bayi menghisap tidak terus menerus
3. Bayi menangis saat disusui
4. Bayi rewel dan menangis dalam jam-jam pertama setelah menyusui
5. Menolak untuk menghisap
Kondisi Klinis Terkait :

1. Abses payudara
2. Mastitis
3. Carpal tunnel syndrome

Intervensi Utama :

1. Edukasi menyusui
2. Konseling laktasi

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan emosional
2. Dukungan kelompok
3. Dukungan tidur
4. Edukasi nutrisi bayi
5. Edukasi orang tua : fase bayi
6. Konseling nutrisi
7. Manajemen nutrisi
8. Manajemen nyeri
9. Pemberian kesempatan menghisap pada bayi
10. Pemberian makanan
11. Pemeriksaan payudara
12. Pendampingan proses menyusui
13. Perawatan kanguru
14. Perawatan luka
15. Perencanaan pulang
16. Promosi berat badan
17. Promosi citra tubuh
18. Promosi koping
19. Promosi perlekatan
20. Reduksi ansietas
21. Terapi relaksasi
Luaran Utama :

1. Status menyusui

Luaran Tambahan :

1. Dukungan keluarga
2. Dukungan social
3. Kinerja pengasuhan
4. Perlekatan
5. Status koping
6. Status menelan
7. Status nutrisi bayi
8. Tingkat nyeri

D.0030 Obesitas

Definisi : Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia

dan jenis kelamin, serta melampaui kondisi berat badan lebih

(overweight)

Penyebab :

1. Kurang aktivitas fisik harian


2. Kelebihan konsumsi gula
3. Gangguan kebiasaan makan
4. Gangguan persepsi makan
5. Kelebihan konsumsi alcohol
6. Penggunaan energy kurang dari asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan makanan berminyak/berlemak
9. Faktor keturunan (mis.distribusi jaringan adipose, pengeluaran energy,
aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid, lipolysis)
10. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran pada bayi
11. Asupan kalsium rendah pada anak-anak
12. Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak, selama masa bayi,
termasuk minggu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama)
13. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia < 5 bulan

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. IMT > 27 kg/m2 (pada dewasa) atau lebih dari presentil ke 95 untuk usia
dan jenis kelamin (pada anak)

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Tebal lipatan kulit trisep > 25 mm

Kondisi Klinis Terkait :

1. Gangguan genetic
2. Faktor keturunan
3. Hipotiroid
4. Diabetes mellitus maternal

Intervensi Utama :

1. Edukasi berat badan efektif


2. Manajemen berat badan

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kelompok
2. Edukasi diet
3. Konseling nutrisi
4. Limit setting
5. Manajemen cairan
6. Manajemen hiperglikemia
7. Manajemen hipoglikemia
8. Manajemen nutrisi
9. Manajemen perilaku
10. Manajemen cairan
11. Pemantauan nutrisi
12. Pemberian makanan
13. Pemberian makanan enteral
14. Penentuan tujuan bersama
15. Perawatan bayi
16. Promosi berat badan
17. Promosi koping
18. Promosi latihan fisik
19. Reduksi ansietas
20. Terapi aktivitas

Luaran Utama :

1. Berat badan

Luaran Pendukung :

1. Citra tubuh
2. Perilaku menurunkan berat badan
3. Status nutrisi
4. Tingkat kepatuhan
5. Tingkat pengetahuan

D.0031 Risiko Berat Badan Lebih

Definisi : Berisiko mengalami akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang

tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin


Faktor Risiko :

1. Kurang aktivitas fisik harian


2. Kelebihan konsumsi gula
3. Gangguan kebiasaan makan
4. Gangguan persepsi makan
5. Kelebihan konsumsi alcohol
6. Penggunaan energy kurang dari asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan makanan berminyak/berlemak
9. Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adipose, pengeluaran energy,
aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid, lipolysis)
10. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran pada bayi
11. Asupan kalsium rendah pada anak-anak
12. Berat barat bertambah cepat (selama masa anak-anak, selama masa bayi,
termasuk minggu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama)
13. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5 bulan

Kondisi Klinis Terkait :

1. Gangguan genetic
2. Hipotiroid
3. Diabetes mellitus gestasional
4. Pola hidup kurang aktivitas

Intervensi Utama :

1. Edukasi diet
2. Konseling nutrisi

Intervensi Pendukung :

1. Edukasi berat badan efektif


2. Edukasi nutrisi anak
3. Edukasi nutrisi bayi
4. Identifikasi risiko
5. Manajemen berat badan
6. Manjemen nutrisi
7. Manajemen perilaku
8. Modifikasi perilaku keterampilan social
9. Pemantauan nutrisi
10. Pemberian makanan
11. Pemberian makanan enternal
12. Penentuan tujuan bersama
13. Perawatan bayi
14. Promosi latihan fisik
15. Reduksi ansietas

Luaran Utama :

1. Berat badan

Luaran Tambahan :

1. Perilaku mempertahankan berat badan


2. Status nutrisi
3. Tingkat pengetahuan

D.0032 Risiko Defisit Nutrisi

Definisi : Berisiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme

Faktor Risiko :

1. Ketidakmampuan menelan makanan


2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
4. Peningkatan kebutuhan metabolism
5. Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologi (mis. stress, keengganan untuk makan)
Kondisi Klinis Terkait :

1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuromuscular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit Cronh’s
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik

Intervensi Utama:

1. Manajemen gangguan makan


2. Manajemen nutrisi

Intervensi Pendukung :

1. Edukasi berat badan efektif


2. Edukasi diet
3. Edukasi nutrisi
4. Edukasi nutrisi anak
5. Edukasi nutrisi bayi
6. Edukasi nutrisi parenteral
7. Identifikasi risiko
8. Konseling laktasi
9. Konseling nutrisi
10. Manajemen cairan
11. Manajemen demensia
12. Manajemen diare
13. Manajemen eliminasi fekal
14. Manajemen energy
15. Manajemen hiperglikemia
16. Manajemen hipoglikemia
17. Manajemen kemoterapi
18. Manajemen reaksi alergi
19. Pemantauan cairan
20. Pemantauan nutrisi
21. Pemantauan tanda vital
22. Pemberian makanan
23. Pemberian makanan enteral
24. Pemberian makanan parenteral
25. Promosi berat badan
26. Terapi menelan

Luaran Utama :

1. Status nutrisi

Luaran Tambahan :

1. Berat badan
2. Eliminasi fekal
3. Fungsi gastrointestinal
4. Nafsu makan
5. Perilaku meningkatkan berat badan
6. Status menelan
7. Tingkat depresi
8. Tingkat nyeri
D.0033 Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal

Definisi : Risiko peningkatan, penurunan atau tidak efektifnya aktivitas peristaltic

pada sistem gastrointestinal

Faktor Risiko :

1. Pembedahan abdomen
2. Penurunan sirkulasi gastrointestinal
3. Intoleransi makanan
4. Refluks gastrointestinal
5. Hiperglikemia
6. Imobilitas
7. Proses penuaan
8. Infeksi gastrointestinal
9. Efek agen farmakologis (mis. antibiotic, laksatif, narkotika/opiate)
10. Prematuritas
11. Kecemasan
12. Stress
13. Kurangnya sanitasi pada persiapan makanan

Kondisi Klinis Terkait :

1. Pembedahan abdomen atau usus


2. Malnutrisi
3. Anemia
4. Kecemasan
5. Kanker empedu
6. Kolesistektomi
7. Infeksi pencernaan
8. Gastroesophageal reflux disease (GERD)
9. Dialysis peritoneal
10. Terapi radiasi
11. Multiple organ dysfunction syndrome
Intervensi Utama :

1. Edukasi diet
2. Pengontrolan infeksi

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Edukasi proses penyakit
3. Identifikasi risiko
4. Irigasi kolostomi
5. Insersi selang nasogatrik
6. Konseling nutrisi
7. Manajemen nutrisi
8. Manajemen medikasi
9. Pemantauan nutrisi
10. Pencegahan infeksi
11. Perawatan selang gastrointestinal
12. Perawatan stoma
13. Promosi latihan fisik
14. Reduksi ansietas
15. Surveilens
16. Terapi aktivitas

Luaran Utama :

1. Motilitas gastrointestinal

Luaran Tambahan :

1. Eliminasi fekal
2. Keseimbangan cairan
3. Keseimbangan elektrolit
4. Pemulihan pascabedah
5. Tingkat infeksi
6. Tingkat nyeri
D.0034 Risiko Hipovolemia

Definisi : Berisiko mengalami penurunan volume cairan intravascular, interstisial,

dan/intraselular

Faktor Risiko :

1. Kehilangan cairan secara aktif


2. Gangguan absorbs cairan
3. Usia lanjut
4. Kelebihan berat badan
5. Status hipermetabolik
6. Kegagalan mekanisme regulasi
7. Evaporasi
8. Kekurangan intake cairan
9. Efek agen farmakologis

Kondisi Klinis Terkait :

1. Penyakit Addison
2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar
4. AIDS
5. Penyakit crohn
6. Muntah
7. Diare
8. Colitis ulseratif

Intervensi Utama :

1. Manajemen hipovolemia
2. Pemantauan cairan

Intervensi Pendukung :

1. Edukasi manajemen demam


2. Edukasi nutrisi parenteral
3. Edukasi pemberian makanan parenteral
4. Edukasi perawatan selang drain
5. Identifikasi risiko
6. Insersi intravena
7. Insersi selang nasogatrik
8. Kateterisasi urin
9. Manajemen akses vena sentral
10. Manajemen autotransfusi
11. Manajemen cairan
12. Manajemen demam
13. Manajemen diare
14. Manajemen elektrolit
15. Manajemen elektrolit : hypernatremia
16. Manajemen hipertermia
17. Manajemen medikasi
18. Manajemen muntah
19. Manajemen nutrisi
20. Manajemen nutrisi parenteral
21. Manajemen perdarahan
22. Manajemen perdarahan akhir masa kehamilan
23. Manajemen perdarahan antepartum dipertahankan
24. Manajemen perdarahan antepartum tidak dipertahankan
25. Manajemen perdarahan pervagina
26. Manajemen perdarahan pervagina pascapersalinan
27. Manajemen specimen darah
28. Pemantauan elektrolit
29. Pemantauan tanda vital
30. Pemberian makanan
31. Pemberian makanan parenteral
32. Pemberian obat
33. Pemberian obat intravena
34. Pencegahan infeksi
35. Pencegahan perdarahan
36. Pencegahan syok
37. Pengambilan sampel darah arteri
38. Pengambilan sampel darah vena
39. Perawatan jantung akut
40. Perawatan kateter sentral perifer
41. Perawatan luka
42. Perawatan luka bakar
43. Perawatan selang dada
44. Perawatan selang gastrointestinal
45. Promosi berat badan
46. Regulasi temperature
47. Resusitasi cairan
48. Surveilens
49. Terapi intravena
50. Transfuse darah

Luaran Utama :

1. Status cairan

Luaran Tambahan :

1. Keseimbangan cairan
2. Keseimbangan elektrolit
3. Status nutrisi

D.0035 Risiko Ikterik Neonatus

Definisi : Berisiko mengalami kulit dan membrane mukosa neonates menguning

setelah 24 jam kelahiran akibat bilirubin tak terkonjugasi masuk ke

dalam sirkulasi
Faktor Risiko :

1. Penurunan berat badan abnormal >7 – 8 % pada bayi baru lahir yang
menyusu ASI, >15% pada bayi cukup bulan
2. Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari
5. Keterlambatan pengeluaran feses (meconium)
6. Prematuritas (<37 minggu)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Neonates
2. Bayi premature

Intervensi Utama:

1. Perawatan bayi
2. Perawatan neonates

Intervensi Pendukung :

1. Fototerapi neonates
2. Konseling laktasi
3. Manajemen specimen darah
4. Pemantauan cairan
5. Pemberian makanan
6. Pengambilan sampel darah vena
7. Perawatan selang umbilical
8. Skrinning bayi sebelum pemulangan
9. Terapi intravena

Luaran Utama :

1. Integritas kulit dan jaringan


Luaran Tambahan :

1. Adaptasi neonates
2. Berat badan
3. Eliminasi fekal
4. Organisasi perilaku bayi
5. Status nutrisi bayi

D.0036 Risiko Ketidakseimbangan Cairan

Definisi : Berisiko mengalami penurunan, peningkatan atau percepatan

perpindahan cairan dan intravaskuler, interstisial atau intraselular

Faktor Risiko :

1. Prosedur pembedahan mayor


2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar
4. Aferesis
5. Asites
6. Obstruksi intestinal
7. Peradangan pancreas
8. Penyakit ginjal dan kelenjar
9. Difungsi intestinal

Kondisi Klinis Terkait :

1. Prosedur pembedahan mayor


2. Penyakit ginjal dan kelenjar
3. Perdarahan
4. Luka bakar

Intervensi Utama :

1. Manajemen cairan
2. Pemantauan cairan
Intervensi Pendukung :

1. Identifikasi risiko
2. Insersi intravena
3. Insersi selang nasogatrik
4. Kateterisasi urin
5. Manajemen aritmia
6. Manajemen autotransfusi
7. Manajemen edema cerebral
8. Manajemen elektrolit
9. Manajemen hypervolemia
10. Manajemen hipovolemia
11. Manajemen nutrisi
12. Manajemen medikasi
13. Manajemen perdarahan
14. Manajemen specimen darah
15. Manajemen syok
16. Manajemen syok anafilaktik
17. Manajemen syok hipovolemik
18. Manajemen syok kardiogenik
19. Manajemen syok neurogenic
20. Manajemen syok obstruktif
21. Manajemen syok septik
22. Pemantauan elektrolit
23. Pemantauan hemodinamik invasive
24. Pemantauan neurologis
25. Pemantauan tanda vital
26. Pencegahan infeksi
27. Pencegahan perdarahan
28. Pencegahan syok
29. Pengambilan sampel darah arteri
30. Pengambilan sampel darah vena
31. Pengontrolan infeksi
32. Perawatan kateter sentral perifer
33. Perawatan luka
34. Perawatan luka bakar
35. Perawatan selang dada
36. Perawatan selang gastrointestinal
37. Regulasi temperature
38. Terapi intravena
39. Transfuse darah

Luaran Utama :

1. Keseimbangan cairan

Luaran Tambahan :

1. Keseimbangan elektrolit
2. Penyembuhan luka
3. Status cairan
4. Status nutrisi
5. Termoregulasi
6. Termoregulasi neonates
7. Tingkat infeksi
8. Tingkat mual/muntah

D.0037 Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit

Definisi : Berisiko mengalami perubahan kadar serum elektrolit

Faktor Risiko :

1. Ketidakseimbangan cairan (mis. dehidrasi dan intoksikasi air)


2. Kelebihan volume cairan
3. Gangguan mekanisme regulasi (mis. diabetes)
4. Efek samping prosedur (mis. pembedahan)
5. Diare
6. Muntah
7. Disfungsi ginjal
8. Disfungsi regulasi endokrin

Kondisi Klinis Terkait :

1. Gagal ginjal
2. Anoreksia nervosa
3. Diabetes mellitus
4. Penyakit crohn
5. Gastroenteritis
6. Pankreatitis
7. Cedera kepala
8. Kanker
9. Trauma multiple
10. Luka bakar
11. Anemia sel sabit

Intervensi Utama :

1. Pemantauan elektrolit

Intervensi Pendukung :

1. Edukasi perawatan selang drain


2. Identifikasi risiko
3. Manajemen cairan
4. Manajemen dialysis peritoneal
5. Manajemen diare
6. Manajemen elektrolit
7. Manajemen elektrolit : hyperkalemia
8. Manajemen elektrolit : hiperkalsemia
9. Manajemen elektrolit : hipermagnesemia
10. Manajemen elektrolit : hypernatremia
11. Manajemen elektrolit : hypokalemia
12. Manajemen elektrolit : hipokalsemia
13. Manajemen elektrolit : hipomagnesemia
14. Manajemen elektrolit : hiponatremia
15. Manajemen gangguan makan
16. Manajemen hemodialysis
17. Manajemen mual
18. Manajemen medikasi
19. Pemantauan cairan
20. Perawatan luka bakar
21. Rekonsiliasi obat
22. Resusitasi cairan
23. Surveilens

Luaran Utama :

1. Keseimbangan elektrolit

Luaran Tambahan :

1. Eliminasi fekal
2. Fungsi gastrointestinal
3. Keseimbangan cairan
4. Penyembuhan luka
5. Status nutrisi
6. Tingkat mual/muntah

D.0038 Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah

Definisi : Risiko terhadap variasi kadar glukosa darah dari rentang normal

Faktor Risiko :

1. Kurang terpapar informasi tentang manajemen diabetes


2. Ketidaktepatan pemantauan glukosa darah
3. Kurang patuh pada rencana manajemen diabetes
4. Manajemen medikasi tidak terkontrol
5. Kehamilan
6. Periode pertumbuhan cepat
7. Stress berlebihan
8. Penambahan berat badan
9. Kurang dapat menerima diagnosis

Kondisi Klinis Terkait :

1. Diabetes mellitus
2. Ketoasidosis diabetic
3. Hipoglikemia
4. Diabetes gestasional
5. Penggunaan kortikosteroid
6. Nutrisi parenteral total (TPN)

Intervensi Utama :

1. Manajemen hiperglikemia
2. Manajemen hipoglikemia

Intervensi Pendukung :

1. Edukasi obat
2. Edukasi kesehatan
3. Edukasi latihan fisik
4. Edukasi proses penyakit
5. Identifikasi risiko
6. Konseling nutrisi
7. Manajemen medikasi
8. Manajemen teknologi kesehatan
9. Modifikasi perilaku keterampilan social
10. Pelibatan keluarga
11. Pemantauan nutrisi
12. Pemberian obat
13. Pemberian obat oral
14. Pemberian obat subkutan
15. Perawatan kehamilan risiko tinggi
16. Promosi berat badan
17. Promosi dukungan keluarga
18. Promosi kesadaran diri
19. Surveilens
20. Yoga

Luaran Utama :

1. Kestabilan kadar glukosa darah

Luaran Tambahan :

1. Control risiko
2. Perilaku mempertahankan berat badan
3. Perilaku menurunkan berat badan
4. Status antepartum
5. Status intrapartum
6. Status nutrisi
7. Status pascapartum
8. Tingkat pengetahuan

D.0039 Risiko Syok

Definisi : Berisiko mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh

yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa

Faktor Risiko :

1. Hipoksemia
2. Hipoksia
3. Hipotensi
4. Kekurangan volume cairan
5. Sepsis
6. Sindrom respons inflamasi sistemik (systemic inflammatory response
syndrome [SIRS])
Kondisi Klinis Terkait :

1. Perdarahan
2. Trauma multiple
3. Pneumothoraks
4. Infark miokard
5. Kardiomiopati
6. Cedera medulla spinalis
7. Anafilaksis
8. Sepsis
9. Koagulasi intravaskuler diseminata
10. Sindrom respons inflamasi sistemik (systemic inflammatory response
syndrome [SIRS])

Keterangan : Diagnosis ini ditegakkan pada kondisi gawat darurat yang dapat
mengancam jiwa dan intervensi diarahkan untuk penyelamatan jiwa

Intervensi Utama :

1. Pencegahan syok
2. Pemantauan cairan

Intervensi Pendukung :

1. Edukasi dehidrasi
2. Edukasi reaksi alergi
3. Edukasi terapi cairan
4. Identifikasi cairan
5. Insersi cairan
6. Konsultasi via telepon
7. Manajemen akses vena sentral
8. Manajemen anafilaksis
9. Manajemen cairan
10. Manajemen hipoglikemia
11. Manajemen hipovolemia
12. Manajemen perdarahan
13. Manajemen perdarahan akhir masa kehamilan
14. Manajemen perdarahan antepartum dipertahankan
15. Manajemen perdarahan antepartum tidak dipertahankan
16. Manajemen perdarahan pervagina
17. Manajemen perdarahan pervagina pascapersalinan
18. Manajemen reaksi alergi
19. Pemantauan hemodinamik invasive
20. Pemantauan tanda vital
21. Pemberian obat
22. Pemberian obat intravena
23. Pencegahan alergi
24. Pencegahan infeksi
25. Pencegahan perdarahan
26. Pengontrolan infeksi
27. Perawatan emboli paru
28. Perawatan jantung
29. Perawatan sirkulasi
30. Resusitasi cairan
31. Surveilens
32. Terapi intravena
33. Terapi oksigen
34. Transfuse darah

Luaran Utama :

1. Tingkat syok

Luaran Tambahan :

1. Keseimbangan asam-basa
2. Perfusi perifer
3. Respons alergi sistemik
4. Status cairan
5. Status sirkulasi
6. Tingkat cedera

Subaktegori : Eliminasi

D.0040 Gangguan Eliminasi Urin

Definisi : Disfungsi eliminasi urin

Penyebab :

1. Penurunan kapasitas kandung kemih


2. Iritasi kandung kemih
3. Penurunan kemampuan menyadari tanda-tanda gangguan kandung kemih
4. Efek tindakan medis dan diagnostic (mis. operasi ginjal, operasi saluran
kemih, anestesi, dan obat-obatan)
5. Kelemahan otot pelvis
6. Ketidakmampuan mengakses toilet (mis. imobilisasi)
7. Hambatan lingkungan
8. Ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan eliminasi
9. Outlet kandung kemih tidak lengkap (mis. anomaly saluran kemih
kongenital)
10. Imaturitas (pada anak usia < 3 tahun)

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Desakan berkemih (urgensi)


2. Urin menetes (dribbling)
3. Sering buang air kecil
4. Nocturia
5. Mengompol
6. Enuresis
Objektif :

1. Distensis kandung kemih


2. Berkemih tidak tuntas (hesitancy)
3. Volume residu urin meningkat

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

(tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Infeksi ginjal dan saluran kemih


2. Hiperglikemi
3. Trauma
4. Kanker
5. Cedera/tumor/infeksi medulla spinalis
6. Neuropati diabetikum
7. Neuropati alkoholik
8. Stroke
9. Parkinson
10. Sclerosis multiple
11. Obat alpha adrenergic

Keterangan : Diagnosis ini masih bersifat umum untuk ditegakkan di klinik,


sebaiknya penegakan diagnosis ini lebih spesifik pada inkontinensia atau retensi.
Namun diagnosis ini dapat dipergunakan jika perawatan belum berhasil
mengidentifikasi faktor penyebab inkontinensia atau retensi urin
Intervensi Utama :

1. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK


2. Promosi koping

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Edukasi berat badan efektif
3. Edukasi toilet training
4. Irigasi kandung kemih
5. Kateterisasi urin
6. Konsultasi
7. Latihan otot panggul
8. Manajemen cairan
9. Manajemen hemodialysis
10. Manajemen nyeri
11. Manajemen obat
12. Manajemen prolapses uteri
13. Pemantauan cairan
14. Pemantauan obat intravena
15. Pencegahan infeksi
16. Pengontrolan infeksi
17. Perawatan inkontinensia urin
18. Perawatan kateter urin
19. Perawatan pascapersalinan
20. Perawatan perineum
21. Perawatan retensi urin
22. Perawatan urostomi
23. Reduksi ansietas
Luaran Utama :

1. Eliminasi urin

Luaran Tambahan :

1. Kontinensia urin
2. Control gejalan
3. Status neurologis
4. Tingkat infeksi

D.0041 Inkontinensia Fekal

Definisi : Perubahan kebiasaan buang air besar dari pola normal yang ditandai

dengan pengeluaran feses secara involunter (tidak disadari)

Penyebab :

1. Kerusakan susunan saraf motoric bawah


2. Penurunan tonus otot
3. Gangguan kongitif
4. Penyalahgunaan laksatif
5. Kehilangan fungsi pengendalian sfingter rectum
6. Pascaoperasi pullthrought dan penutupan kolostomi
7. Ketidakmampuan mencapai kamar kecil
8. Diare kronis
9. Stress berlebihan

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Tidak mampu mengontrol pengeluaran feses


2. Tidak mampu menunda defekasi

Objektif :

1. Feses keluar sedikit-sedikit dan sering


Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Bau feses
2. Kulit perianal kemerahan

Kondisi Klinis Terkait :

1. Spina bifida
2. Atresia ani
3. Penyakit hirschsprung

Intervensi Utama :

1. Latihan eliminasi fekal


2. Perawatan inkotinensia fekal

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan emosional
2. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
3. Edukasi toilet training
4. Manajemen demensia
5. Manajemen diare
6. Manajemen eliminasi fekal
7. Manajemen lingkungan
8. Manajemen nutrisi
9. Manajemen prolapses rektrum
10. Pemberian obat
11. Pemberian obat intravena
12. Pemberian obat oral
13. Pemberian obat rektal
14. Perawatan perineum
15. Promosi latihan fisik
16. Rujukan ke perawat enterostoma
17. Terapi aktivitas

Luaran Utama :

1. Inkontinensia fekal

Luaran Tambahan :

1. Eliminasi fekal
2. Fungsi gastrointestinal
3. Perawatan diri
4. Status neurologis
5. Status nutrisi
6. Tingkat delirium
7. Tingkat infeksi

D.0042 Inkotinensia Urin Berlanjut

Definisi : Pengeluaran urin tidak terkendali dan terus-menerus tanpa distensi atau

perasaan penuh pada kandung kemih

Penyebab :

1. Neutropati arkus reflex


2. Disfungsi neurologis
3. Kerusakan reflex kontraksi detrusor
4. Trauma
5. Kerusakan medulla spinalis
6. Kelainan anatomis (mis. fistula)
Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Keluarnya urin konstan tanpa distensi


2. Nocturia lebih dari 2 kali sepanjang tidur

Objektif :

(tidak tersedia)

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Berkemih tanpa sadar


2. Tidak sadar inkontinensia urin

Objektif :

(tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Cedera kepala
2. Trauma
3. Tumor
4. Infeksi medulla spinalis
5. Fistula saluran kemih

Intervensi Utama :

1. Kateterisasi urin
2. Perawatan inkotinensia urin

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK


2. Latihan berkemih
3. Latihan otot panggul
4. Manajemen cairan
5. Manajemen eliminasi urin
6. Manajemen inkontinensia urin
7. Pemberian obat oral
8. Perawatan kateter urin
9. Perawatan perineum
10. Perawatan retensi urin

Luaran Utama :

1. Kontinensia urin

Luaran Tambahan :

1. Eliminasi urin
2. Perawatan diri
3. Status neurologis
4. Tingkat pengetahuan

D.0043 Inkontinensia Urin Berlebih

Definisi : Kehilangan urin yang tidak terkendali akibat overdistensi kandung

kemih

Penyebab :

1. Blok sfingter
2. Kerusakan atau ketidakadekuatan jalur aferen
3. Obstruksi jalan keluar urin (mis. impaksi fekal, efek agen farmakologis)
4. Ketidakadekuatan detrusor (mis. pada kondisi stress atau tidak nyaman,
deconditioned voiding)

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Residu volume urin setelah berkemih atau keluhan kebocoran sedikit urin
2. Nocturia

Objektif :

1. Kandung kemih distensi (bukan berhubungan dengan penyebab reversible


akut) atau kandung kemih distensi dengan sering, sedikit berkemih atau
dribbling

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Residu urin 100 ml atau lebih

Kondisi Klinis Terkait :

1. Asma
2. Alergi
3. Penyakit neurologi : cedera/tumor/infeksi medulla spinalis
4. Cedera kepala
5. Sclerosis multiple
6. Dimieliminasi saraf
7. Neuropati diabetikum
8. Neuropati alcohol
9. Striktura uretral/leher kandung kemih
10. Pembesaran prostat
11. Pembengkakan perineal

Intervensi Utama:

1. Kateterisasi urin
2. Perawatan inkontinensia urin
Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
3. Edukasi program pengobatan
4. Manajemen cairan
5. Manajemen eliminasi urin
6. Manajemen inkontinensia urin
7. Manajemen medikasi
8. Pemberian obat oral
9. Perawatan kateter urin
10. Perawatan perineum
11. Perawatan retensi urin

Luaran Utama :

1. Kontinensia urin

Luaran Tambahan :

1. Eliminasi urin
2. Perawatan diri
3. Status kognitif
4. Status neurologis
5. Tingkat pengetahuan

D.0044 Inkontinensia Urin Fungsional

Definisi : Pengeluaran urin tidak terkendali karena kesulitan dan tidak mampu

mencapai toilet pada waktu yang tepat

Penyebab :

1. Ketidakmampuan atau penurunan mengenali tanda-tanda berkemah


2. Penurunan tonus kandung kemih
3. Hambatan mobilisasi
4. Faktor psikologis : penurunan perhatian pada tanda-tanda keinginan
berkemih (depresi, bingung, delirium)
5. Hambatan lingkungan (toilet jauh, tempat tidur terlalu tinggi, lingkungan
baru)
6. Kehilangan sensorik dan motoric (pada geriatric)
7. Gangguan penglihatan

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Mengompol sebelum mencapai atau selama usaha mencapai toilet

Objektif :

(tidak tersedia)

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Mengompol di waktu pagi hari


2. Mampu mengosongkan kandung kemih lengkap

Objektif :

(tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Cedera kepala
2. Neuropati alkoholik
3. Penyakit Parkinson
4. Penyakit dimielinisasi
5. Sclerosis multiple
6. Stroke
7. Demensia progresif
8. Depresi
Intervensi Utama :

1. Latihan berkemih
2. Perawatan inkontinensia urin

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK


2. Edukasi latihan berkemih
3. Edukasi perawatan diri
4. Manajemen eliminasi urin
5. Manajemen inkontinensia urin
6. Manajemen lingkungan
7. Pemberian obat oral
8. Perawatan perineum
9. Promosi kepercayaan diri
10. Promosi komunikasi : deficit visual
11. Promosi latihan fisik
12. Terapi aktivitas

Luaran Utama :

1. Kontinensia urin

Luaran Tambahan :

1. Ambulasi
2. Eliminasi urin
3. Keamanan lingkungan rumah
4. Control gejala
5. Koordinasi pergerakan
6. Perawatan diri
7. Status neurologis
8. Tingkat ansietas
9. Tingkat delirium
10. Tingkat pengetahuan
D.0045 Inkontinensia Urin Refleks

Definisi : Pengeluaran urin yang tidak terkendali pada saat volume kandung

kemih tertentu tercapai

Penyebab :

1. Kerusakan konduksi impuls di atas arkus reflex


2. Kerusakan jaringan (mis. terapi radiasi)

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Tidak mengalami sensasi berkemih


2. Dribbling
3. Sering buang air kecil
4. Hesitancy
5. Nokturia
6. Enuresis

Objektif :

1. Volume residu urin meningkat

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

(tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Cedera/tumor/infeksi medulla spinalis


2. Cystitis
3. Pembedahan pelvis
4. Sclerosis multiple
5. Kanker kandung kemih atau pelvis
6. Penyakit Parkinson
7. Demensia

Intervensi Utama :

1. Kateterisasi urin
2. Perawatan inkontinensia urin

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK


2. Latihan berkemih
3. Latihan otot panggul
4. Manajemen cairan
5. Manajemen eliminasi urin
6. Manajemen inkontinensia urin
7. Pemberian obat oral
8. Perawatan kateter urin
9. Perawatan perineum
10. Perawatan retensi urin

Luaran Utama :

1. Kontinensia urin

Luaran Tambahan :

1. Eliminasi urin
2. Integritas kulit dan jaringan
3. Perawatan diri
4. Status kognitif
5. Status neurologis
6. Tingkat pengetahuan
D.0046 Inkotinensia Urin Stres

Definisi : Kebocoran urin mendadak dan tidak dapat dikendalikan karena aktivitas

yang meningkatkan tekanan intraabdominal

Penyebab :

1. Kelemahan intrinsic spinkter uretra


2. Perubahan degenerasi/non degenerasi otot pelvis
3. Kekurangan estrogen
4. Peningkatan tekanan intraabdomen
5. Kelemahan otot pelvis

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Mengeluh keluar urin <50 mL saat tekanan abdominal meningkat (mis.


saat berdiri, bersin, tertawa, berlari atau mengangkat benda berat)

Objektif :

(tidak tersedia)

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Pengeluaran urin tidak tuntas


2. Urgensi miksi
3. Frekuensi berkemih meningkat

Objektif :

1. Overdistensi abdomen

Kondisi Klinis Terkait :

1. Obesitas
2. Kehamilan/melahirkan
3. Menopause
4. Infeksi saluran kemih
5. Operasi abdomen
6. Operasi prostat
7. Penyakit Alzheimer
8. Cedera medulla spinalis

Intervensi Utama :

1. Latihan otot panggul


2. Perawatan inkontinensia urin

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
3. Edukasi program pengobatan
4. Manajemen eliminasi urin
5. Manajemen inkontinensia urin
6. Manajemen medikasi
7. Manajemen prolapses uteri
8. Pemantauan respirasi
9. Pemberian obat oral
10. Perawatan perineum
11. Promosi berat badan
12. Terapi biofeedback

Luaran Utama :

1. Kontinensia urin

Luaran Tambahan :

1. Eliminasi urin
2. Control gejala
D.0047 Inkotinensia Urin Urgensi

Definisi : Keluarnya urin tidak terkendali sesaat setelah keinginan yang kuat

untuk berkemih (kebelet)

Penyebab :

1. Iritasi reseptor kontraksi kandung kemih


2. Penurunan kapasitas kandung kemih
3. Hiperaktivitas detrusor dengan kerusakan kontraktilitas kandung kemih
4. Efek agen farmakologis (mis. deuretik)

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Keinginan berkemih yang kuat disertai dengan inkotinensia

Objektif :

(tidak tersedia)

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

(tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Riwayat penyakit peradangan pelvis dan/atau vagina


2. Riwayat penggunaan kateter urin
3. Infeksi kandung kemih dan/atau uretra
4. Gangguan neurogenic/tumor/infeksi
5. Penyakit Parkinson
6. Neuropati diabetikum
7. Operasi abdomen

Intervensi Utama:

1. Latihan berkemih
2. Perawatan inkontinensia urin

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
3. Dukungan perawatan diri : Mandi
4. Edukasi toilet training
5. Kateterisasi urin
6. Manajemen cairan
7. Manajemen eliminasi urin
8. Manajemen inkontinensia urin
9. Manajemen lingkungan
10. Manajemen medikasi
11. Pemantauan cairan
12. Pemberian obat oral
13. Pengontrolan infeksi
14. Perawatan kateter urin
15. Perawatan perineum

Luaran Utama :

1. Kontinensia urin

Luaran Tambahan :

1. Eliminasi urin
2. Control gejala
3. Konservasi energy
4. Tingkat keletihan
D.0048 Kesiapan Peningkatan Eliminasi Urin

Definisi : Pola fungsi sistem perkemihan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

eliminasi yang dapat ditingkatkan

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan eliminasi urin

Objektif :

1. Jumlah urin normal


2. Karakteristik urin normal

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Asupan cairan cukup

Kondisi Klinis Terkait :

1. Cedera medulla spinalis


2. Sclerosis multiple
3. Kehamilan
4. Trauma pelvis
5. Pembedahan abdomen
6. Penyakit prostat

Intervensi Utama :

1. Manajemen eliminasi urin


Intervensi Pendukung :

1. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK


2. Dukungan kepatutan program pengobatan
3. Edukasi toilet training
4. Latihan otot panggul
5. Manajemen cairan
6. Manajemen medikasi
7. Manajemen prolapses uteri
8. Pemantauan cairan
9. Perawatan kateter urin
10. Promosi eliminasi urin
11. Promosi harga diri
12. Promosi kesadaran diri

Luaran Utama :

1. Eliminasi urin

Luaran Tambahan :

1. Kontinensia urin
2. Perilaku kesehatan
3. Tingkat pengetahuan

D.0049 Konstipasi

Definisi : Penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran feses sulit dan
tidak tuntas serta fases kering dan banyak
Penyebab Fisiologis :
1. Penurunan motilitas gastrointestinal
2. Ketidakadekuatan pertumbuhan gigi
3. Ketidakcukupan diet
4. Ketidakcukupan asupan serat
5. Ketidakcukupan asupan cairan
6. Aganglionik (mis. penyakit Hircsprung)
7. Kelemahan otot abdomen
Penyebab Psikologis :
1. Konfusi
2. Depresi
3. Gangguan emosional
Penyebab Situasional :
1. Perubahan kebiasaan makan (mis. jenis makanan, jadwal makan)
2. Ketidakadekuatan toileting
3. Aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan
4. Penyalahgunaan laksatif
5. Efek agen farmakologis
6. Ketidakteraturan kebiasaan defekasi
7. Kebiasaan menahan dorongan defekasi
8. Perubahan lingkungan

Gejala dan Tanda Mayor :


Subjektif :
1. Defekasi kurang dari 2 kali seminggu
2. Pengeluaran fases lama dan sulit
Objektif :
1. Feses keras
2. Peristalitik usus menurun
Gejala dan Tanda Minor :
Subjektif :
1. Mengejan saat defekasi
Objektif :
1. Distensi abdomen
2. Kelemahan umum
3. Teraba massa pada rektal 

Kondisi Klinis Terkait :


1. Lesi/cedera pada medula spinalis
2. Spina bifida
3. Stroke
4. Sklerosis multiple
5. Penyakit Parkinson
6. Demensia
7. Hiperparatiroidisme
8. Hipoparatiroidisme
9. Ketidakseimbangan elektrolit
10. Hemoroid
11. Obesitas
12. Pasca operasi obstruksi bowel
13. Kehamilan
14. Pembesaran prostat
15. Abses rektal
16. Fisura anorektal
17. Striktura anorektal
18. Prolaps rektal
19. Ulkus rektal
20. Rektokel
21. Tumor
22. Penyakit Hircsprung
23. Impaksi feses
Intervensi Utama :
1. Manajemen eliminasi fekal
2. Manajemen konstipasi
Intervensi Pendukung :
1. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
2. Edukasi diet
3. Edukasi toilet training
4. Insersi selang nasogatrik
5. Latihan eliminasi fekal
6. Manajemen cairan
7. Manajemen elektrolit
8. Manajemen nutrisi
9. Manajemen nyeri
10. Manajemen prolapses rektrum
11. Pemantauan cairan
12. Pemberian enema
13. Pemberian obat
14. Pemberian obat oral
15. Pemberian obat rektal
16. Penurunan flatus
17. Perawatan kehamilan : trisemester kedua dan ketiga
18. Perawatan pascapartum
19. Perawatan selang gastrointestinal
20. Perawatan stoma
21. Promosi latihan fisik
22. Promosi eliminasi fekal
23. Reduksi ansietas
24. Terapi aktivitas
25. Terapi relaksasi
Luaran Utama :
1. Eliminasi fekal
Luaran Tambahan :
1. Fungsi gastrointestinal
2. Keseimbangan cairan
3. Keseimbangan elektrolit
4. Kontinensia fekal
5. Mobilitas fisik
6. Nafsu makan
7. Status cairan
8. Tingkat keletihan
9. Tingkat nyeri
D.0050 Retensi Urin
Definisi : Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap

Penyebab :
1. peningkatan tekanan uretra
2. Kerusakan arklus reflex
3. Blok springter
4. Disfungsi neurologis (mis. trauma, penyakit saraf)
5. Efek agen farmakologis (mis. atropine, belladonna, psikotropik,
antihistamin, opiate)

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Sensasi penuh pada kandungan kemih

Objektif :

1. Disuria/anuria
2. Distensi kandung kemih

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Dribbling

Objektif :

1. Inkontinensia berlebih
2. Residu urin

Kondisi Klinis Terkait :

1. Benigna prostat hyperplasia


2. Pembengkakan perineal
3. Cedera medula spinalis
4. Rektokel
5. Tumor di saluran kemih

Intervensi Utama:

1. Kateterisasi urin

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Edukasi irigasi kandung kemih
3. Irigasi kandung kemih
4. Irigasi kateter urin
5. Konsultasi via telepon
6. Manajemen cairan
7. Manajemen eliminasi urin
8. Manajemen medikasi
9. Pemantauan cairan
10. Pemberian obat
11. Perawatan kateter urin
12. Perawatan perineum
13. Perawatan retensi urin
14. Promosi latihan fisik
15. Teknik distraksi
16. Terapi aktivitas
17. Terapi pemijatan
18. Terapi relaksasi

Luaran Utama :
1. Eliminasi urin

Luaran Tambahan :

1. Kontinensia urin
2. Control gejala
3. Status kenyamanan
4. Status neurologis
5. Tingkat nyeri

D.0051 Risiko Inkotinensia Urin Urgensi


Definisi : Beresiko mengalami pengeluaran urin yang tidak tekendali.
Faktor Risiko :
1. Efek samping obat, kopi dan alcohol
2. Hiperrefleks destrussor
3. Gangguan sistem saraf pusat
4. Kerusakan kontraksi kandung kemih: relaksasi spingter tidak terkendali
5. Ketidakefektifan kebiasaan berkemih
6. Kapasitas kandung kemih kecil

Kondisi Klinis Terkait :

1. Infeksi/tumor/batu saluran kemih dan/atau ginjal


2. Gangguan sistem saraf pusat

Intervensi Utama :

1. Manajemen eliminasi urin

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK


2. Edukasi program pengobatan
3. Identifikasi risiko
4. Kateterisasi urin
5. Latihan berkemih
6. Latihan otot panggul
7. Manajemen cairan
8. Manajemen lingkungan
9. Manajemen medikasi
10. Manajemen prolapses urin
11. Pemantauan cairan
12. Pengontrolan infeksi
13. Perawatan kateter urin
14. Perawatan perineum
15. Promosi berat badan
16. Promosi latihan fisik

Luaran Utama :

1. Kontinensia urin

Luaran Tambahan :

1. Eliminasi urin
2. Control gejala
3. Perawatan diri
4. Tingkat infeksi
D.0052 Risiko Konstipasi
Definisi : Berisiko mengalami penurunan frekuensi normal defekasi disertai
kesulitan dan pengeluaran feses tidak lengkap.

Faktor Risiko :

Fisiologis :

1. Penurunan motilitas gastrointestinal


2. Pertumbuhan gigi tidak adekuat
3. Ketidakcukupan diet
4. Ketidakcukupan asupan serat
5. Ketidakcukupan cairan
6. Aganglionik (mis.penyakit Hircsprung)
7. Kelemahan otot abdomen
Psikologis :

1. Konfusi
2. Depresi
3. Gangguan emosional

Situasional :

1. Perubahan kebiasaan makan (mis.jenis makanan, jadwal makan)


2. Ketidakadekuatan toileting
3. Aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan
4. Penyalahgunaan laksatif
5. Efek agen farmakologis
6. Ketidakteraturan kebiasaan defekasi
7. Kebiasaan menahan dorongan defekasi
8. Perubahan lingkungan

Kondisi Klinis Terkait :

1. Lesi/cedera pada medula spinalis


2. Spina bifida
3. Stroke
4. Sklerosis multiple
5. Penyakit Parkinson
6.  Demensia
7. Hiperparatiroidisme
8. Hipoparatiroidisme

Intervensi Utama :

1. Pencegahan konstipasi

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK


2. Edukasi diet
3. Edukasi toilet training
4. Identifikasi risiko
5. Irigasi kolostomi
6. Konseling nutrisi
7. Latihan eliminasi fekal
8. Manajemen cairan
9. Manajemen elektrolit
10. Manajemen eliminasi fekal
11. Manajemen mood
12. Manajemen nutrisi
13. Manajemen nyeri
14. Manajemen prolapses rektrum
15. Pemantauan cairan
16. Pemantauan nutrisi
17. Pemberian obat oral
18. Penurunan flatus
19. Perawatan kehamilan trisemester kedua da ketiga
20. Perawatan kehamilan trisemester pertama
21. Perawatan stoma
22. Promosi kesehatan mulut
23. Promosi latihan fisik
24. Reduksi ansietas
25. Surveilens
26. Terapi aktivitas
27. Terapi relaksasi

Luaran Utama :

1. Eliminasi fekal

Luaran Tambahan :

1. Fungsi gastrointestinal
2. Keseimbangan cairan
3. Keseimbangan elektrolit
4. Kontinensia fekal
5. Mobilitas fisik
6. Status cairan
7. Tingkat keletihan
8. Tingkat nyeri

Subkategori : Aktivitas dan Istirahat

D.0053 Disorganisasi Perilaku Bayi

Definisi : Disentegrasi respon fisiologis dan neurobehaviour bayi terhadap

lingkungan

Penyebab :

1. Keterbatasan lingkungan fisik


2. Ketidaktepatan sensori
3. Kelebihan stimulasi sensorik
4. Imaturitas sistem sensoris
5. Prematuritas
6. Prosedur invasi
7. Malnutrisi
8. Gangguan motoric
9. Kelainan kongenital
10. Kelainan genetic
11. Terpapar teratogenik

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

(tidak tersedia) 
Objektif :

1. Hiperekstensi ekstemitas
2. Jari-jari meregang atau tangan menggenggam
3. Respon abnormal terhadap stimulus sensorik
4. Gerakan tidak terkoordinasi

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia) 

Objektif :

1. Menangis
2. Tidak mampu menghambat respon terkejut
3. Iritabilitas
4. Gangguan reflex
5. Tonus motorik berubah
6. Tangan di wajah
7. Gelisah
8. Tremor
9. Tersentak
10. Aritmia
11. Bradikardia atau takikardia
12. Saturasi menurun
13. Tidak mau menyusu
14. Warna kulit berubah

 Kondisi Klinis Terkait :

1. Hospitalisasi
2. Prosedur invasive
3. Prematuritas
4. Gangguan Neurologis
5. Gangguan pernapasan
6. Gangguan kardiovaskuler

Intervensi Utama :

1. Perawatan bayi

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan tidur
2. Edukasi nutrisi bayi
3. Edukasi orang tua ; fase bayi
4. Konseling genetika
5. Konseling laktasi
6. Manajemen energy
7. Manajemen lingkungan
8. Manajemen nyeri
9. Pemantauan neurologis
10. Pemantauan nutrisi
11. Pemantauan tanda vital
12. Pemberian kesempatan menghisap pada bayi
13. Pengaturan posisi
14. Perawatan kangguru
15. Perawatan sirkumsisi
16. Promosi perlekatan
17. Regulasi temperatur

Luaran Utama :

1. Organisasi perilaku bayi

Luaran Tambahan :

1. Adaptasi neonates
2. Fungsi sensori
3. Kinerja pengasuhan
4. Koordinasi pergerakan
5. Nafsu makan
6. Pola tidur
7. Status neurologis
8. Status nutrisi bayi
9. Tingkat kenyamanan

D.0054 Gangguan Mobilitas Fisik

Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara

mandiri

Penyebab :

1. Kerusakan integritas struktur tulang


2. Perubahan metabolism
3. Ketidakbugaran fisik
4. Penurunan kendali otot
5. Penurunan massa otot
6. Penurunan kekuatan otot
7. Keterlambatan perkembangan
8. Kekakuan sendi
9. Kontraktur
10. Malnutrisi
11. Gangguan musculoskeletal
12. Gangguan neuromuscular
13. Indeks masa tubuh diatas persentil ke-75 sesuai usia
14. Efek agen farmakologis
15. Program pembatasan gerak
16. Nyeri
17. Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik
18. Kecemasan
19. Gangguan kognitif
20. Keengganan melakukan pergerakan
21. Gangguan sensoripersepsi

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas

Objektif :

1. Kekuatan otot menurun


2. Rentang gerak (ROM) menurun

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Nyeri saat bergerak


2. Enggan melakukan pergerakan
3. Merasa cemas saat bergerak

Objektif :

1. Sendi kaku
2. Gerakan tidak terkoordinasi
3. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah

 Kondisi Klinis Terkait :

1. Stroke
2. Cedera medula spinalis
3. Trauma
4. Fraktur
5. Osteoarthirtis
6. Ostemalasia
7. Keganasan

Intervensi Utama :

1. Dukungan ambulasi
2. Dukunga mobilisasi

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Dukungan perawatan diri
3. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
4. Dukungan perawatan diri : Berpakaian
5. Dukungan perawatan diri : Makan/Minum
6. Dukungan perawatan diri : Mandi
7. Edukasi latihan fisik
8. Edukasi teknik ambulasi
9. Edukasi teknik transfer
10. Konsultasi via telepon
11. Latihan otogenik
12. Manajemen energy
13. Manajemen lingkungan
14. Manajemen mood
15. Manajemen nutrisi
16. Manajemen nyeri
17. Manajemen medikasi
18. Manajemen program latihan
19. Manajemen sensasi perifer
20. Pemantauan neurologis
21. Pemberian obat
22. Pemberian obat intravena
23. Pembidaian
24. Pencegahan jatuh
25. Pencegahan luka tekan
26. Pengaturan posisi
27. Pengekangan fisik
28. Perawatan kaki
29. Perawatan sirkulasi
30. Perawatan tirah baring
31. Perawatan traksi
32. Promosi berat badan
33. Promosi kepatuhan program latihan
34. Promosi latihan fisik
35. Teknik latihan penguatan otot
36. Teknik latihan penguatan sendi
37. Terapi aktivitas
38. Terapi pemijatan
39. Terapi relaksasi otot progresif

Luaran Utama :

1. Mobilitas fisik

Luaran Tambahan :

1. Berat badan
2. Fungsi sensori
3. Keseimbangan
4. Konservasi energy
5. Koordinasi pergerakan
6. Motivasi
7. Pergerakan sendi
8. Status neurologis
9. Status nutrisi
10. Toleransi aktivitas

D.0055 Gangguan Pola Tidur

Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal

Penyebab :

1. Hambatan lingkungan (mis. kelembapan lingkungan sekitar, suhu


lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
2. Kurang kontrol tidur
3. Kurang privasi
4. Restraint fisik
5. Ketiadaan teman tidur
6. Tidak familiar dengan peralatan tidur

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Mengeluh sulit tidur                       


2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istirahat tidak cukup

Objektif :

(tidak tersedia)
Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :                                              

1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun (tidak tersedia)

Objektif :

(tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Nyeri/kolik
2. Hypertirodisme
3. Kecemasan
4. Penyakit paru obstruktif kronis
5. Kehamilan
6. Periode pasca partum
7. kondisi pasca operasi

Intervensi Utama:

1. Dukungan tidur
2. Edukasi aktivitas/istirahat

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Dukungan meditasi
3. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
4. Fototerapi gangguan mood/tidur
5. Latihan otogenik
6. Manajemen demensia
7. Manajemen energy
8. Manajemen lingkungan
9. Manajemen mediksi
10. Manajemen nutrisi
11. Manajemen nyeri
12. Manajemen penggantian hormone
13. Pemberian obat oral
14. Pengaturan posisi
15. Promosi koping
16. Promosi latihan fisik
17. Reduksi ansietas
18. Teknik menenangkan
19. Terapi aktivitas
20. Terapi music
21. Terapi pemijatan
22. Terapi relaksasi
23. Terapi relaksasi otot progresif

Luaran Utama :

1. Pola tidur

Luaran Tambahan :

1. Penampilan peran
2. Status kenyamanan
3. Tingkat depresi
4. Tingkat keletihan

D. 0056 Intoleransi Aktivitas

Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari hari

Penyebab :

1. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen


2. Tirah baring
3. Kelemahan
4. Imobilitas
5. Gaya hidup monoton

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Mengeluh lelah

Objektif :

1. frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi sehat

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Dispnea saat/setelah aktivitas


2. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
3. Merasa lemah

Objektif :

1. Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat


2. Gambaran EKG menunjukan aritmia saat/setelah aktivitas
3. Gambaran EKG menunjukan iskemia
4. Sianosis

Kondisi Klinis Terkait :

1. Anemia
2. Gagal jantung kongesif
3. Penyakit jantung coroner
4. Penyakit katup jantung
5. Aritmia
6. Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
7. Gangguan metabolic
8. Gangguan musculoskeletal

Intervensi Utama :

1. Manajemen energy
2. Terapi aktivitas

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan ambulasi
2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
3. Dukungan meditasi
4. Dukungan pemeliharaan rumah
5. Dukungan perawatan diri
6. Dukungan spiritual
7. Dukungan tidur
8. Edukasi latihan fisik
9. Edukasi teknik ambulasi
10. Edukasi pengukuran nadi radialis
11. Manajemen aritmia
12. Manajemen lingkungan
13. Manajemen medikasi
14. Manajemen mood
15. Manajemen nutrisi
16. Manajemen nyeri
17. Manajemen program latihan
18. Pemantauan tanda vital
19. Pemberian obat
20. Pemberian obat inhalasi
21. Pemberian obat intravena
22. Pemberian obat oral
23. Penentuan tujuan bersama
24. Promosi berat badan
25. Promosi dukungan keluarga
26. Promosi latihan fisik
27. Rehabilitasi jantung
28. Terapi aktivitas
29. Terapi bantuan
30. Terapi music
31. Terapi oksigen
32. Terapi relaksasi otot progresif

Luaran Utama :

1. Toleransi aktivitas

Luaran Tambahan :

1. Ambulasi
2. Curah jantung
3. Konservasi energy
4. Tingkat keletihan

D.0057 Keletihan

Definisi : Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan

istirahat.

Penyebab :

1. Gangguan tidur
2. Gaya hidup monoton
3. Kondisi fisiologis (mis. penyakit kronis, penyakit terminal, anemia.
malnutrisi, kehamilan) ‘
4. Program perawatan/pengobatan jangka panjang
5. Peristiwa hidup negative
6. Stres—berlebihan
7. Depresi

Gejala dan Tanda mayor :

Subjektif :

1. Merasa energi tidak putih walaupun telah tidur


2. Merasa kurang tidur
3. Mengeluh lelah

Objektif :

1. Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin


2. Tampak lesu

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Merasa bersalah akibat tidak mampu menjalankan tanggung jawab


2. Libido menurun

Objektif :

1. Kebutuhan istirahat meningkat

 Kondisi Klinis Terkait :

1. Anemia
2. Kanker
3. Hipotiroidisme/Hipertirodisme
4. AIDS
5. Depresi
6. Menopause
Intervensi Utama :

1. Edukasi aktivitas/istirahat
2. Manajemen energy

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Dukungan pengambilan keputusan
3. Dukungan tidur
4. Manajemen asma
5. Manajemen demensia
6. Manajemen kemoterapi
7. Manajemen medikasi
8. Manajemen lingkungan
9. Manajemen mood
10. Manajemen nutrisi
11. Penentuan tujuan bersama
12. Promosi dukungan social
13. Promosi koping
14. Promosi latihan fisik
15. Reduksi ansietas
16. Terapi aktivitas
17. Terapi relaksasi

Luaran Utama :

1. Tingkat keletihan

Luaran Tambahan :

1. Fungsi seksual
2. Kesadaran diri
3. Konservasi energy
4. Mobilitas fisik
5. Motivasi
6. Perawatan diri
7. Toleransi aktivitas
8. Tingkat depresi

D.0058 Kesiapan Peningkatan Tidur

Definisi : Pola penurunan kesadaran alamiah dan periodik yang memungkinkan

istirahat adekuat, memperthankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat

ditingkatkan. 

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan tidur


2. Mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah tidur

Objektif :

1. Jumlah waktu tidur sesuai dengan pertumbuhan perkembangan

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Tidak menggunakan obat tidur

Objektif :

1. Menerapkan rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur

 Kondisi Klinis Terkait :

1. Pemulihan pasca operasi


2. Nyeri kronis
3. Kehamilan (periode prenatal/postnatal)
4. Sleep apnea

Intervensi Utama :

1. Dukungan tidur
2. Edukasi aktivitas/istirahat

Intervensi Pendukung :

1. Manajemen demensia
2. Manajemen energy
3. Manajemen lingkungan
4. Manajemen medikasi
5. Pengaturan posisi
6. Promosi kesadaran diri
7. Promosi koping
8. Promosi latihan fisik
9. Reduksi ansietas
10. Teknik imajinasi terbimbing
11. Terapi akupuntur
12. Terapi murattal
13. Terapi music
14. Terapi pemijatan
15. Terapi relaksasi otot progresif

Luaran Utama :

1. Pola tidur

Luaran Tambahan :

1. Motivasi
2. Perilaku kesehatan
3. Status kenyamanan
4. Tingkat pengetahuan

D.0059 Risiko Disorganisasi Perilaku Bayi

Definisi : Berisiko mengalami disintegrasi respon fisiologis dan neurobehavior


bayi terharap lingkungan

Faktor risiko:
1. Kelebihan stimulasi sensorik
2. Prematuritas
3. Prosedur invasive
4. Gangguan motorik
5. Kelainan congenital
6. Kelainan genetic

Kondisi klinis terkait :


1. Hospitaslisasi
2. Prosedur invasive
3. Prematuritas
4. Gangguan neurologis
5. Gangguan pernapasan
6. Gangguan kardiovaskuler

Intervensi Utama :
1. Edukasi keamanan bayi
2. Perawatan bayi

Intervensi Pendukung :
1. Edukasi nutrisi
2. Edukasi nutrisi bayi
3. Edukasi orang tua : fase bayi
4. Edukasi perawatan bayi
5. Edukasi perkembangan bayi
6. Edukasi stimulus bayi/anak
7. Identifikasi risiko
8. Konseling nutrisi
9. Manajemen lingkungan
10. Manajemen kenyamanan lingkungan
11. Manajemen nyeri
12. Pemantauan neurologis
13. Pemantauan nutrisi
14. Pemantauan respirasi
15. Pemantauan tanda vital
16. Pemberian kesempatan menghisap pada bayi
17. Pengaturan posisi
18. Perawatan kangguru
19. Perawatan sirkumsisi
20. Regulasi temperature
21. Skrinning perkembangan bayi dan balita
22. Surveilens

Luaran Utama :
1. Organisasi perilaku bayi

Luaran Tambahan :
1. Adaptasi neonates
2. Fungsi sensori
3. Koordinasi pergerakan
4. Nafsu makan
5. Pola tidur
6. Status neurologis
7. Status nutrisi bayi
D.0060 Risiko Intoleransi Aktivitas
Definisi : Beresiko mengalami ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari

Faktor Risiko :
1. Gangguan srkulasi
2. Ketidakbugaran status fisik
3. Riwayat intoleransi aktivitas sebelumnya
4. Tidak berpengalaman dengan suatu aktivitas
5. Gangguan pernapasan

 Kondisi Klinis Terkait :

1. Anemia
2. Gagal jantung kongestif
3. Penyakit katup jantung
4. Aritmia
5. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
6. Gangguan metabolic
7. Gangguan muskulosketal

Intervensi Utama :

1. Manajemen energy
2. Promosi latihan fisik

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan perawatan diri


2. Dukungan tidur
3. Edukasi aktivitas/istirahat
4. Edukasi latihan fisik
5. Latihan pernapasan
6. Manajemen alat pacu jantung
7. Manajemen medikasi
8. Manajemen nutrisi
9. Manajemen nyeri
10. Pemantauan respirasi
11. Pemantauan tanda vital
12. Pengaturan posisi
13. Promosi berat badan
14. Rehabilitasi jantung
15. Surveilens
16. Terapi aktivitas
17. Terapi oksigen

Luaran Utama :

1. Toleransi aktivitas

Luaran Tambahan :

1. Curah jantung
2. Konservasi energy
3. Tingkat keletihan

Subkategori : Neurosensori

D.0061 Disrefleksia Otonom

Definisi : Respon sistem saraf simpatis yang terjadi secara spontan dan

mengancam jiwa terhadap stimulus berbahaya akibat cedera medula

spinalis pada T7 atau diatasnya.

Penyebab:

1. cedera pada medula spinalis


2. pembedahan medula spinalis pada T7 keatas
3. proses keganasan pada medula spinalis

Gejala dan Tanda Mayor :


Subjektif :
1. Sakit kepala

Objektif :

1. Tekanan darah sistolik meningkat >20%


2. Bercak merah pada kulit di atas lokasi cedera
3. Diaforesis di atas lokasi cedera
4. Pucat dibawah lokasi cedera
5. Bradikardia dan/atau takikardia

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Nyeri dada
2. Pandangan kabur
3. Kongesti konjungtiva
4. Kongesti nasal
5. Parestesia
6. Sensasi logam di mulut

Objektif :

1. Menggigil
2. Sindrom Horner
3. Refleks pilomotorik
4. Dilatasi pupil
5. Penile erection
6. Semen emission

 
Kondisi Klinis Terkait :

1. Cedera medula spinalis


2. Fraktur
3. Trombosis vena dalam

Intervensi Utama:

1. Manajemen disrefleksia

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Insersi intravena
3. Kateterisasi urin
4. Latihan batuk efektif
5. Manajemen cairan
6. Manajemen eliminasi fekal
7. Manajemen eliminasi urin
8. Manajemen jalan napas
9. Manajemen nutrisi
10. Manajemen nyeri
11. Manajemen obat
12. Pemantauan cairan
13. Pemantauan neurologis
14. Pemantauan tanda vital
15. Pemberian obat
16. Pemberian obat intraspinal
17. Pemberian obat intravena
18. Pemberian obat oral
19. Pemberian obat intramuscular
20. Pencegahan infeksi
21. Pengaturan posisi
22. Pengontrolan infeksi
23. Reduksi ansietas
24. Regulasi temperature
25. Surveilens
26. Terapi intravena

Luaran Utama :

1. Status neurologis

Luaran Tambahan :

1. Eliminasi fekal
2. Eliminasi urin
3. Fungsi sensori
4. Integritas kulit dan jaringan
5. Kinerja pengasuhan
6. Status sirkulasi
7. Tingkat nyeri

D.0062 Gangguan Memori

Definisi : Ketidakmampuan mengingat beberapa informasi atau perilaku.

Penyebab :

1. Ketidakadekuatan stimulasi intelektual


2. Gangguan srkulasi ke otak
3. Gangguan volume cairan dan/atau elektroit
4. Proses penuaan
5. Hipoksia
6. Gangguan neurologis (mis. EEG positif, cedera kepala, gangguan kejang)
7. Efek agen farmakologis
8. Penyalahgunaan zat
9. Faktor psikologis (mis. kecemasan, depresi, stres berlebihan, berduka,
gangguan tidur)
10. Distraksi lingkungan

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Melaporkan pernah mengalami pengalaman luap


2. Tidak mampu mempelajari keterampilan baru
3. Tidak mampu mengingat informasi factual
4. Tidak mampu mengingat perilaku tertentu yang pernah dilakukan
5. Tidak mampu mengingat peristiwa

Objektif :

1. Tidak mampu melakuakan kemampuan yang dipelajari sebelumnya

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Lupa melakukan perilaku pada waktu yang telah dijadwalkan


2. Merasa mudah lupa

Objektif :

(tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Stroke
2. Cedera kepala
3. Kejang
4. Penyakit Alzheimer
5. Depresi
6. Intoksikasi alcohol
7. Penyalahgunaan zat
Intervensi Utama :

1. Latihan memori
2. Orientasi realita

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan emosional
2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
3. Manajemen cairan
4. Manajemen delirium
5. Manajemen demensia
6. Manajemen elektroensefalografi
7. Manajemen elektrolit
8. Manajemen lingkungan
9. Manajemen medikasi
10. Pemantauan cairan
11. Pemantauan elektrolit
12. Pemantauan neurologis
13. Pemetaan otak (brainmapping)
14. Perawatan jantung
15. Reduksi ansietas
16. Stimulasi kognitif
17. Surveilens
18. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
19. Terapi musik
20. Terapi oksigen
21. Terapi reminisens
22. Terapi validasi

Luaran Utama :

1. Memori
Luaran Tambahan :

1. Orientasi kognitif
2. Perfusi serebral
3. Proses informasi
4. Status neurologis
5. Status kognitif

D.0063 Gangguan Menelan

Definisi : Fungsi menelan abnormal akibat defisit struktur atau fungsi oral, faring

atau esofagus. 

Penyebab :

1. Gangguan serebrovaskular
2. Gangguan saraf kranialis
3. Paralisis serebral
4. Akalasia
5. Abnormalitas laring
6. Abnormalitas orofaring
7. Anomali jalan napas atas
8. Defek anatomik kongenital
9. Defek laring
10. Defek nasal
11. Defek rongga nasofaring
12. Defek trakea
13. Refluk gastroesofagus
14. Obstruksi mekanis
15. Prematuritas
Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Mengeleuh sulit menelan

Objektif :

1. Batuk sebelum menelan


2. Batuk setelah makan atau minum
3. Tersedak
4. Makanan tertinggal di rongga mulut

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

Oral : (tidak tersedia)

Faring: Menolak makan

Esofagus :

1. Menegeluh bangun dimalam hari


2. Nyeri epigastrik

Objektif :

Oral :

1. Bolus masuk terlalu cepat


2. Refluks nasal
3. Tidak mampu membersihkan rongga mulut
4. Makanan jatug dari mulut
5. Makanan terdorong keluar dari mulut
6. Sulit mengunyah
7. Muntah sebelum menelan
8. Bolus terbentuk lama
9. Waktu makan lama
10. Porsi makan tidak habis
11. Fase oral abnormal
12. Mengiler

Faring :

1. Muntah
2. Posisi kepala kurang elevasi
3. Menelan berulang-ulang

Esofagus :

1. Hematemesis
2. Gelisah
3. Regurgitasi
4. Odinofagia
5. Bruksisme

 Kondis Klinis Terakait :

1. Stroke
2. Distrofi muskuler
3. Poliomielitis
4. Cerebral palsy
5. Penyakit Prkinson
6. Guillain Barre Syndrome
7. Myastenia gravis
8. Amyotropic lateral sclerosis
9. Neoplasma otak
10. Paralisis pita suara
11. Kerusakan saraf kranialis V, VII, IX, XI
12. Esofagitis
Intervensi Utama :
1. Dukungan perawatan diri : makan/minum
2. Pencegahan aspirasi

Intervensi Pendukung :
1. Dukungan kepatuhan program pengobatan
2. Dukungan emosional
3. Manajemen nutrisi
4. Manajemen medikasi
5. Manajemen makanan
6. Manajemen makanan enteral
7. Pemberian obat
8. Pemberian obat intravena
9. Pengaturan posisi
10. Penghisapan jalan napas
11. Reduksi ansietas
12. Surveilens
13. Terapi relaksasi otot progresif

Luaran Utama :
1. Status menelan

Luaran Tambahan :
1. Bersihan jalan napas
2. Adaptasi neonates
3. Fungsi gastrointestinal
4. Organisasi perilaku bayi
5. Status neurologis
6. Status nutrisi
D.0064 Konfusi Akut
Definisi : Gangguan kesadaran, perhatian, kognitif, dan presepsi yang reversibel,
berlangsung tiba-tiba dan singkat.

Penyebab :
1. Delerium
2. Demensia
3. Fluktuasi siklus tidur-bangun
4. Usia lebih dari 60 tahun
5. Penyalahgunaan zat

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Kurang motivasi untuk memulai/menyelesaiakan perilaku berorientasi


tujuan
2. Kurang motivasi untuk memulai/menyelesaikan perilaku terarah.

Objektif :

1. Fluktuasi fungsi kognitif


2. Fluktuasi tingkat kesadaran
3. Fluktuasi aktivitas psikomotorik

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Salah persepsi

Objektif :

1. Halusinasi
2. Gelisah 
Kondisi Klinis Terkait :

1. Cedera kepala
2. Stroke
3. Penyakit Alzheimer
4. Penyalahgunaan zat
5. Demensia
6. Delerium

Intervensi Utama :

1. Manajemen delirium
2. Manajemen halusinasi
3. Manajemen penyalahgunaan zat

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan kepatuhan program pengobatan


2. Dukungan perawatan diri
3. Dukungan tidur
4. Konsultasi
5. Latihan memori
6. Manajemen asam-basa
7. Manajemen elektroensefalografi
8. Manajemen elektrokonvulsif
9. Manajemen keselamatan lingkungan
10. Manajemen medikasi
11. Manajemen nyeri
12. Manajemen putus zat
13. Orientasi realita
14. Pemantauan neurologis
15. Pemantauan tanda vital
16. Pencegahan jatuh
17. Pengekangan fisik
18. Pengontrolan penyalahgunaan zat
19. Reduksi ansietas
20. Seklusi
21. Skrinning penyalahgunaan zat
22. Stimulasi kognitif
23. Teknik menenangkan
24. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
25. Terapi penyalahgunaan zat (detoksikasi zat)
26. Terapi rumatan metadon
27. Terapi sentuhan

Luaran Utama :

1. Tingkat konfusi

Luaran Tambahan :

1. Kestabilan kadar glukosa darah


2. Control pikir
3. Memori
4. Orientasi kognitif
5. Perfusi serebral
6. Proses informasi
7. Status neurologis
8. Tingkat agitasi
9. Tingkat delirium
10. Tingkat keletihan

D.0065 Konfusi Kronis

Definisi : Gangguan kesadaran, perhatian, kognitif dan persepsi yang ireversible,

berlangsung lama, dan/atau progresif


Penyebab :

1. Cedera otak (mis. kerusakan serebrovaskuler, penyakit neurologis, trauma,


tumor)
2. Psikosis Korsakoff
3. Demensia multi infark

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Kurang motivasi untuk memulai/menyelesaikan perilaku berorientasi


tujuan
2. Kurang motivasi untuk memulai/ menyelesaikan perilaku terarah

Objektif :

1. Fungsi kognitif berubah progresif


2. Memori jangka pendek dan/atau panjang berubah
3. Interpretasi berubah
4. Funsi sosial terganggu
5. Respon terhadap stimulus berubah

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Salah persepsi

Objektif :

1. Gangguan otak organik

Kondisi Klinis Terkait :

1. Cedera kepala
2. Tumor otak
3. Stroke
4. Penyakit Alzheimer
5. Penyalahgunaan zat
6. Demensia multi infark

Intervensi Utama :

1. Manajemen delirium
2. Manajemen demensia
3. Terapi validasi

Intervensi Pendukung :

1. Bimbingan sistem kesehatan


2. Dukungan emosional
3. Dukungan keluarga merencanakan perawatan
4. Dukungan kepatuhan program pengobatan
5. Dukungan pengambilan keputusan
6. Dukungan tidur
7. Edukasi keluarga : pencegahan jatuh
8. Identifikasi risiko
9. Konsultasi via telepon
10. Latihan memori
11. Manajemen energy
12. Manajemen elektroensefalografi
13. Manajemen elektrokonvulsif
14. Manajemen halusinasi
15. Manajemen keselamatan lingkungan
16. Manajemen medikasi
17. Manajemen mood
18. Manajemen stress
19. Orientasi realita
20. Pencegahan jatuh
21. Pengekangan fisik
22. Pengekangan kimiawi
23. Promosi dukungan keluarga
24. Promosi latihan fisik
25. Reduksi ansietas
26. Stimulasi kognitif
27. Surveilens
28. Teknik menenangkan
29. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
30. Terapi aktivitas
31. Terapi bantuan
32. Terapi humor
33. Terapi mileu
34. Terapi music
35. Terapi rekreasi
36. Terapi reminisens
37. Terapi seni

Luaran Utama :

1. Tingkat konfusi

Luaran Tambahan :

1. Identitas diri
2. Kestabilan kadar glukosa darah
3. Control gejala
4. Control pikir
5. Memori
6. Orientasi kognitif
7. Perfusi serebral
8. Proses informasi
9. Status neurologis
10. Tingkat agitasi
11. Tingkat demensia
12. Tingkat keletihan

D.0066 Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial

Definisi : Gangguan mekanisme dinamika intrakranial dalam melakukan

kompensasi terhadap stimulus yang dapat menurunkan kapasitas

intracranial

Penyebab :

1. Lesi menempati ruang (mis. space-occupaying lesion – akibat tumor,


abses)
2. Gangguan metabolisme (mis. akibat hiponatremia, ensefalotapi uremikum,
ensefalopati hepatikum, ketoasidosis diabetik, septikemia)
3. Edema serebral (mis. akibat cedera kepala [hematoma epidural, hematoma
subdural, hematoma subarachnoid, hematoma intraserebral], stroke
hemoragik, hipoksia, ensefalopati iskemik, pascaoperasi)
4. Peningkatan tekanan vena (mis. akibat trombosis sinus vena serebral,
gagal jantung, trombosis/obstruksi vena jugularis atau vena kava superior)
5. Obstruksi aliran cairan serebrospinalis (mis. hidosefalus)
6. Hipertensi intrakranial idiopatik

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Sakit kepala

Objektif :

1. Tekanan darah meningkat dengan tekanan nadi (pulse pressure) melebar


2. Bradikardia
3. Pola napas ireguler
4. Tingkat kesadaran menurun
5. Respon pupil melambat atau tidak sama
6. Refleks neurologis terganggu

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Gelisah
2. Agitasi
3. Muntah (tanpa disertai mual)
4. Tampak lesu/lemah
5. Fungsi kognitif terganggu
6. Tekanan intrakranial (TIK) >20mmHg
7. Papiledema
8. Postur desebrasi (ektensi)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Cedera kepala
2. Iskemik serebral
3. Tumor serebral
4. Hidrosefalus
5. Hematoma cranial
6. Pembentukan arteriovenous
7. Edema vasegenik atau sitotoksik serebral
8. Hiperemia
9. Obstruksi aliran vena
Intervensi Utama:
1. Manajemen peningkatan tekanan intracranial
2. Pemantauan tekanan intracranial

Intervensi Pendukung :
1. Dukungan kepatuhan program pengobatan
2. Edukasi pencegahan infeksi
3. Insersi intravena
4. Konsultasi
5. Manajemen asam-basa
6. Manajemen cairan
7. Manajemen elektrolit
8. Manajemen jalan napas
9. Manajemen jalan napas buatan
10. Manajemen kejang
11. Manajemen medikasi
12. Manajemen sensasi perifer
13. Pemantauan cairan
14. Pemantauan hasil laboratorium
15. Pemantauan neurologis
16. Pemantauan tanda vital
17. Pemberian obat
18. Pemberian obat intradermal
19. Pemberian obat intraspinal
20. Pemberian obat intravena
21. Pemberian obat oral
22. Pemberian obat ventrikuler
23. Pencegahan infeksi
24. Pencegahan perdarahan
25. Pengaturan posisi
26. Pengontrolan infeksi
27. Perawatan selang
28. Reduksi ansietas
29. Surveilens
30. Terapi intravena

Luaran Utama :
1. Kapasitas adaptif intracranial

Luaran Tambahan :
1. Keseimbangan asam-basa
2. Keseimbangan cairan
3. Control kejang
4. Orientasi kognitif
5. Perfusi serebral
6. Status kognitif
7. Status neurologis

D.0067 Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer

Definisi : Berisiko mengalami gangguan sirkulasi, sensasi dan pergerakan pada

ekstermitas.

Faktor risiko :

1. Hiperglikemia
2. Obstruksi vaskuler
3. Fraktur
4. Imobilisasi
5. Penekanan mekanis (mis. tornket, gips, balutan, restraint)
6. Pembedahan ortopedi
7. Trauma
8. Luka bakar
Kondisi Klinis Terkait :

1. Diabetes mellitus
2. Obstruksi vaskuler
3. Fraktur
4. Pembedahan ortopedi
5. Trauma
6. Luka bakar

Intervensi Utama :
1. Manajemen sensasi perifer
2. Pengaturan posisi

Intervensi Pendukung :
1. Kompres panas
2. Manajemen cairan
3. Manajemen elektroensefalografi
4. Manajemen nyeri
5. Pemantauan neurologis
6. Pemantauan tanda vital
7. Pencegahan luka tekan
8. Pencegahan perdarahan
9. Pencegahan risiko lingkungan
10. Pengekangan fisik
11. Perawatan emboli paru
12. Perawatan jantung
13. Perawatan luka bakar
14. Perawatan sirkulasi
15. Perawatan tirah baring
16. Perawatan traksi
17. Terapi aktivitas
18. Terapi bekam
19. Tomiket pneumatik
Luaran Utama :
1. Neurovaskuler perifer

Luaran Tambahan :
1. Mobilitas fisik
2. Penyembuhan luka
3. Perfusi perifer
4. Status neurologis
5. Status sirkulasi

D.0068 Risiko Konfusi Akut

Definisi : Gangguan kesadaran, perhatian, kognitif, dan presepsi yang reversibel,

berlangsung tiba-tiba dan singkat.

Penyebab :

1. Delerium
2. Demensia
3. Fluktuasi siklus tidur-bangun
4. Usia lebih dari 60 tahun
5. Penyalahgunaan zat 

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Kurang motivasi untuk memulai/menyelesaiakan perilaku berorientasi


tujuan
2. Kurang motivasi untuk memulai/menyelesaikan perilaku terarah.

Objektif :

1. Fluktuasi fungsi kognitif


2. Fluktuasi tingkat kesadaran
3. Fluktuasi aktivitas psikomotorik 

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Salah persepsi

Objektif :

1. Halusinasi
2. Gelisah

 Kondisi Klinis Terkait :

1. Cedera kepala
2. Stroke
3. Penyakit Alzheimer
4. Penyalahgunaan zat
5. Demensia
6. Delerium

Intervensi Utama :

1. Manajemen nyeri
2. Manajemen demensia
3. Pencegahan infeksi

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan pemulihan penyalahgunaan alkohol


2. Dukungan pemulihan penyalahgunaan zat
3. Dukungan tidur
4. Edukasi penyalahgunaan alkohol
5. Edukasi penyalahgunaan zat
6. Identifikasi risiko
7. Manajemen asam-basa
8. Manajemen cairan
9. Manajemen delirium
10. Manajemen elektrolit
11. Manajemen halusinasi
12. Manajemen keselamatan lingkungan
13. Manajemen penyalahgunaan zat
14. Orientasi realita
15. Pemantauan cairan
16. Pemantauan neurologis
17. Pemantauan tanda vital
18. Pencegahan jatuh
19. Pencegahan penyalahgunaan zat
20. Pengontrolan penyalahgunaan tembakau
21. Pengontrolan penyalahgunaan zat
22. Perawatan pascaanestesi
23. Perawatan retensi urin
24. Promosi latihan fisik
25. Skrinning penyalahgunaan zat
26. Surveilens
27. Terapi penyalahgunaan zat (detoksikasi zat)

Luaran Utama :

1. Tingkat konfusi

Luaran Tambahan :

1. Kestabilan kadar glukosa darah


2. Control pikir
3. Memori
4. Orientasi kognitif
5. Perfusi serebral
6. Proses informasi
7. Status neurologis
8. Tingkat agitasi
9. Tingkat delirium
10. Tingkat keletihan

Subkategori : Reproduksi dan Seksualitas

D.0069 Disfungsi Seksual

Definisi : Perubahan fungsi seksual selama fase respon seksual berupa hasret,

terangsang, orgasme, dan/atau relaksasi yang dirasa tidak memuaskan,

tidak bermakna atau tidak adekuat.

Penyebab :

1. Perubahan fungsi/struktur tubuh (mis. kehamilan, baru melahirkan, obat-


obatan, pembedahan, anomali , proses penyakit, trauma, radiasi)
2. Perubahan biopsikososial seksualitas
3. Ketiadaan model peran
4. Model peran tidak dapat mempengaruhi
5. Kurang privasi
6. ketiadaan pasangan
7. kesalahan informasi
8. Kelaianan seksual (mis. hubungan penuh kekerasan)
9. Konflik nilai
10. Penganiayaan fisik (mis. kekerasan dalam rumah tangga)
11. Kurang terpapar informasi
Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Mengungkapkan aktivitas seksual berubah


2. Mengungkapkan eksitasi seksual berubah
3. Merasa hubungan seksual tidak memuaskan
4. Mengungkapkan peran seksual berubah
5. Mengeluhkan hasrat seksual menurun
6. Mengungkapkan fungsi seksual berubah
7. Mengeluh nyeri saat berhubungan seksual (dispareunia)

Objektif :

(tidak tersedia)

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Mengungkapkan ketertarikan pada pasangan berubah


2. Mengeluh hubungan seksual terbatas
3. Mencari informasi tentang kemampuan mencapai kepuasan seksual

Objektif :

(tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait :

1. Gangguan endokrin, perkemihan, neuromuskuler, muskuloskeletal,


kardiovaskuler
2. Trauma genital
3. Pembedahan pelvis
4. Kanker
5. Menopause
6. Gangguan psikiatrik seperti mania, depresi berat, demensia, gangguan
kepribadian, penyalahgunaan atau penggunaan zat, gangguan kecemasan,
dan schizophrenia.

Intervensi Utama :

1. Edukasi seksualitas
2. Konseling seksualitas

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan perlindungan penganiayaan pasangan


2. Edukasi infertilitas
3. Edukasi keluarga berencana
4. Edukasi kemoterapi
5. Edukasi komunikasi efektif
6. Edukasi manajemen stress
7. Edukasi penggunaan alat kontrasepsi
8. Latihan otot panggul
9. Manajemen depresi pasapersalinan
10. Manajemen perilaku seksual
11. Manajemen stress
12. Manajemen terapi radiasi
13. Manajemen trauma pemerkosaan
14. Manajemen waham
15. Pemberian obat
16. Pemberian obat vagina
17. Perawatan kenyamanan
18. Perawatan pascapersalinan
19. Perawatan perineum
20. Perawatan section sesaria
Luaran Utama :

1. Fungsi seksual

Luaran Tambahan :

1. Harapan
2. Harga diri
3. Identitas seksual
4. Penampilan peran
5. Tingkat depresi
6. Tingkat keletihan

D.0070 Kesiapan Persalinan

Definisi : Pola memprsiapkan, mempertahankan dan memprkuat proses

kehamilan dan persalinan serta perawatan bayi baru lahir.

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Menyatakan keinginan untuk menerapkan gaya hidup yang tepat untuk


persalinan
2. Menyatakan keinginan untuk menerapkan penatalaksanaan gejala
ketidaknyamanan selama persalinan.
3. Menyatakan rasa percaya diri menjalani persalinan

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)
Objektif :

1. Menunjukan perilaku proaktif selama persiapan persalinan

Kondisi Klinis Terkait :

1. Status kesehatan ibu sehat


2. Status kesehatan janin sehat

Intervensi Utama :

1. Edukasi tidur
2. Edukasi aktivitas/istirahat

Intervensi Pendukung :

1. Manajemen demensia
2. Manajemen energy
3. Manajemen lingkungan
4. Manajemen medikasi
5. Pengaturan posisi
6. Promosi kesadaran diri
7. Promosi koping
8. Promosi latihan fisik
9. Reduksi ansietas
10. Teknik imajinasi terbimbing
11. Terapi akupuntur
12. Terapi murattal
13. Terapi music
14. Terapi pemijatan
15. Terapi relaksasi otot progresif

Luaran Utama :

1. Status antepartum
Luaran Tambahan :

1. Harapan motivasi
2. Tingkat keletihan
3. Tingkat pengetahuan

D.0071 Pola Seksual Tidak Efektif

Definisi : Kekhawatiran individu melakukan hubungan seksual yang berisiko

menyebabkan perubahan kesehatan

 Penyebab :

1. Kurang privasi
2. Ketiadaan pasangan
3. Konflik orientasi seksual
4. Ketakutan hamil
5. Ketakutan terinfeksi penyakit menular seksual
6. Hambatan hubungan dengan pasangan
7. Kurang terpapar informasi tentang seksualitas

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Mengeluh sulit melakukan aktivitas seksual


2. Mengungkapkan aktivitas seksual berubah
3. Mengungkapkan perilaku seksual berubah
4. Orientasi seksual berubah

Objektif :

(tidak tersedia)
Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif :

1. Mengungkapkan hubungan dengan psangan berubah

Objektif :

1. Konflik nilai

Kondisi Klinis Terkait :

1. Mastektomi
2. Histerektomi
3. Kanker
4. Kondisi yang menyebabkan paralisis
5. Penyakit menular seksual (mis. sifilis, gonore, AIDS)

Intervensi Utama:

1. Edukasi seksualitas
2. Konseling seksualitas

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan pengambilan keputusan


2. Latihan otot panggul
3. Edukasi infertilitas
4. Edukasi keluarga berencana
5. Edukasi kemoterapi
6. Edukasi komunikasi efektif
7. Edukasi manajemen stress
8. Edukasi penggunaan alat kontrasepsi
9. Penggunaan alat kontrasepsi
10. Perawatan kenyamanan
11. Perawatan pascapersalinan
12. Perawatan perineum
13. Perawatan seksio sesaria
14. Promosi harga diri
15. Promosi koping
16. Manajemen depresi pascapersalinan
17. Manajemen kehamilan yang tidak dikehendaki
18. Manajemen perilaku seksual
19. Manajemen penggantian hormone
20. Manajemen stress
21. Manajemen teknologi sistem reproduksi
22. Manajemen terapi radiasi
23. Manajemen trauma pemerkosaan
24. Manajemen waham
25. Pemberian obat vagina

Luaran Utama:

1. Identitas seksual

Luaran Tambahan :

1. Citra tubuh
2. Dukungan social
3. Fungsi seksual
4. Harapan
5. Harga diri
6. Kesadaran diri
7. Control risiko
8. Penampilan peran
D.0072 Risiko Disfungsi Seksual

Definisi : Berisiko mengalami perubahan fungsi seksual selama fase respon

seksual berupa hasrat, terangsang, orgasme dan relaksasi yang

dipandang tidak memuaskan, tidak bermakna/tidakadekuat

Faktor Risiko :

Biologis :

1. Gangguan neurologi
2. Gangguan urologi
3. Gangguan endokrin
4. Keganasan
5. Faktor ginekologis (mis. kehamilan, pasca persalinan)
6. Efek agen farmakologis

Psikologis :

1. Depresi
2. Kecemasan
3. Penganiayaan psikologis/seksual
4. Penyalahgunaan obat/zat

Situasional :

1. Konflik hubungan
2. Kurangnya privasi
3. Pola seksual pasangan menyimpang
4. Ketiadaan pasangan
5. Ketidakadekuatan edukasi
6. Konflik nilai personal dalam keluarga, budaya dan agama
Konflik Klinis Terkait :

1. Diabetes mellitus
2. Penyakit jantung (mis. hipertensi, penyakit jantung koroner)
3. Penyakit paru (mis. TB, PPOK, asma)
4. Stroke
5. Kehamilan
6. Kanker
7. Gangguan endokurin, perkemihan, neuromuskular, muskuloskeletal
kardiovaskuler
8. Trauma genital
9. Pembedaan pelvis
10. Kanker
11. Menopause
12. Gangguan psikiatrik seperti mania, depresi berat, demen sia, gangguan
kepribadian, penyalahgunaan zat, gangguan kecemasan, dan skizofrenia

Intervensi Utama :

1. Edukasi seksualitas
2. Konseling seksualitas

Intervensi Pendukung :

1. Edukasi infertilitas
2. Edukasi keluarga berencana
3. Edukasi kemoterapi
4. Edukasi komunikasi efektif
5. Edukasi manajemen stress
6. Edukasi penggunaan alat kontrasepsi
7. Latihan otot panggul
8. Manajemen depresi pascapersalinan
9. Dukungan perlindungan penganiayaan pasangan
10. Perawatan kenyamanan
11. Perawatan pascapersalinan
12. Perawatan perineum
13. Perawatan seksio sesaria
14. Manajemen perilaku seksual
15. Manajemen stress
16. Manajemen terapi radiasi
17. Manajemen trauma pemerkosaan
18. Manajemen waham
19. Pemberian obat vagina

Luaran Utama :

1. Fungsi seksual

Luaran Tambahan :

1. Harapan
2. Harga diri
3. Identitas seksual
4. Penampilan peran
5. Tingkat depresi
6. Tingkat keletihan

D.0073 Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki

Definisi : Berisiko mengalami kehamilan yang tidak diharapkan baik karena

alasan waktu yang tidak tepat atau karena kehamilan tidak diinginkan

Faktor Risiko :

1. Pemerkosaan
2. Hubungan seksual sedarah (incest)
3. Gangguan jiwa
4. Kegagalan penggunaan alat kontrasepsi
5. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
6. Tidak menggunakan alat kontrasepsi
7. Faktor sosial-ekonomi

 Kondisi Klinis Terkait :

1. Penyakit menular seksual


2. Gangguan jiwa
3. Kegagalan penggunaan alat kontrasepsi
4. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

Intervensi Utama :

1. Edukasi keluarga berencana


2. Manajemen kehamilan tidak dikehendaki

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan perlindungan penganiayaan pasangan


2. Edukasi komunikasi efektif
3. Edukasi manajemen stress
4. Edukasi seksualitas
5. Konseling genetika
6. Manajemen perilaku seksualitas
7. Manajemen stress
8. Manajemen teknologi sistem reproduksi
9. Manajemen trauma pemerkosaan
10. Perawatan kehamilan risiko tinggi
11. Perawatan kehamilan trisemester kedua dan ketiga
12. Perawatan kehamilan trisemester pertama
13. Rujukan ke pelayanan keluarga berencana

Luaran Utama :

1. Penerimaan kehamilan
Luaran Tambahan :

1. Harapan
2. Control diri
3. Status antepartum
4. Tingkat agitasi
5. Tingkat cedera
6. Tingkat depresi
7. Tingkat keletihan
8. Tingkat pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai