Subkategori : Respirasi
Penyebab Fisiologis :
Penyebab Situasional :
1. Merokok aktif
2. Merokok pasif
3. Terpajan polutan
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
Subjektif :
1. Dispnea
2. Sulit bicara
3. Orthopnea
Objektif :
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napas menurun
4. Frekuensi napas berubah
5. Pola napas berubah
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Control gejala
2. Pertukaran gas
3. Respons alergi local
4. Respons alergi sistemik
5. Respons ventilasi mekanik
6. Tingkat injeksi
Penyebab Fisiologis :
Penyebab Psikologis :
1. Kecemasan
2. Perasaan tidak berdaya
3. Kurang terpapar informasi tentang proses penyapihan
4. Penurunan motivasi
Penyebab Situasional :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Cedera kepala
2. Coronary artery bypass graft (CABG)
3. Gagal napas
4. Cardiac arrest
5. Transplantasi jantung
6. Dysplasia bronkopulmonal
Intervensi Utama :
Intervensi Pendukung :
1. Dukungan emosional
2. Dukungan ventilasi
3. Edukasi pengukuran respirasi
4. Ekstubasi selang endotracheal
5. Manajemen asam-basa
6. Manajemen energy
7. Manajemen jalan napas
8. Manajemen jalan napas buatan
9. Manajemen ventilasi mekanik
10. Manajemen medikasi
11. Pemantauan asam-basa
12. Pemantauan tanda vital
13. Pemberian obat
14. Pemberian obat inhalasi
15. Pemberian obat interpleura
16. Pemberian obat intradermal
17. Pemberian obat intramuscular
18. Pemberian obat intravena
19. Pemberian obat oral
20. Pencegahan aspirasi
21. Pencegahan infeksi
22. Pengambilan sampel darah arteri
23. Pengaturan posisi
24. Penghisapan jalan napas
25. Promosi komunikasi : deficit bicara
26. Promosi koping
27. Reduksi ansietas
28. Terapi relaksasi
Luaran Utama:
1. Penyapihan ventilator
Luaran Tambahan :
1. Konservasi energy
2. Motivasi
3. Pertukaran gas
4. Perfusi paru
5. Pola tidur
6. Status kenyamanan
7. Status neurologis
8. Status nutrisi
9. Tingkat agitasi
Penyebab :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. PCO2 meningkat/menurun
2. PO2 menurun
3. Takikardia
4. pH arteri meningkat/menurun
5. Bunyi napas tambahan
Subjektif :
1. Pusing
2. Penglihatan kabur
Objektif :
1. Sianosis
2. Diaphoresis
3. Gelisah
4. Napas cuping hidung
5. Pola napas abnormal (cepat/lambat, regular/irregular, dalam/dangkal)
6. Warna kulit abnormal (mis. pucat, kebiruan)
7. Kesadaran menurun
Intervensi Utama :
1. Pemantauan respirasi
2. Terapi oksigen
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Pertukaran gas
Luaran Tambahan :
1. Keseimbangan asam-basa
2. Konservasi energy
3. Perfusi paru
4. Respons ventilasi mekanik
5. Tingkat pelirium
Penyebab :
1. Gangguan metabolisme
2. Kelelahan otot pernapasan
Subjektif :
1. Dipsnea
Objektif :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Gelisah
2. Takikardia
Intervensi Utama :
1. Dukungan ventilasi
2. Pemantauan respirasi
Intervensi Pendukung :
1. Dukungan emosional
2. Dukungan perawatan diri
3. Edukasi keluarga : pemantauan respirasi
4. Edukasi pengukuran respirasi
5. Fisioterapi dada
6. Konsultasi
7. Manajemen asam-basa
8. Manajemen asam-basa : alkalosis respiratorik
9. Manajemen asam-basa : asidosis respiratorik
10. Manajemen energy
11. Manajemen jalan napas
12. Manajemen jalan napas buatan
13. Manajemen ventilasi mekanik
14. Pemantauan asam-basa
15. Pemberian obat
16. Pemberian obat inhalasi
17. Pemberian obat interpleura
18. Pemberian obat intradermal
19. Pemberian obat intramuscular
20. Pemberian obat intraoseous
21. Pemberian obat intravena
22. Pemeriksaan kelengkapan set emergensi
23. Pencegahan aspirasi
24. Pencegahan infeksi
25. Pencegahan luka tekan
26. Pengambilan sampel darah arteri
27. Pengaturan posisi
28. Penghisapan jalan napas
29. Pengontrolan infeksi
30. Perawatan jenazah
31. Perawatan mulut
32. Perawatan tirah baring
33. Perawatan trakheostomi
34. Reduksi ansietas
35. Stabilisasi jalan napas
Luaran Utama :
1. Ventilasi spontan
Luaran Tambahan :
1. Keseimbangan asam-basa
2. Konservasi energy
3. Pemulihan pascabedah
4. Pertukaran gas
5. Respons ventilasi mekanik
6. Status kenyamanan
7. Tingkat ansietas
8. Tingkat keletihan
Penyebab :
Subjektif :
1. Dyspnea
Objektif :
Subjektif :
1. Orthopnea
Objektif :
1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
Intervensi Utama :
Intervensi Pendukung :
1. Dukungan emosional
2. Dukungan mobilisasi
3. Dukungan spiritual
4. Edukasi pengukuran respirasi
5. Konsultasi via telepon
6. Manajemen energy
7. Manajemen jalan napas buatan
8. Manajemen medikasi
9. Manajemen ventilasi mekanik
10. Pemantauan neurologis
11. Pemberian analgesic
12. Pemberian obat
13. Pemberian obat inhalasi
14. Pemberian obat interpleura
15. Pemberian obat intradermal
16. Pemberian obat intravena
17. Pemberian obat oral
18. Pencegahan aspirasi
19. Pengaturan posisi
20. Perawatan selang dada
21. Perawatan trakheostomi
22. Reduksi ansietas
23. Stabilisasi jalan napas
24. Terapi relaksasi otot progresif
Luaran Utama :
1. Pola napas
Luaran Tambahan :
1. Berat badan
2. Keseimbangan asam-basa
3. Konservasi energy
4. Status neurologis
5. Tingkat ansietas
6. Tingkat keletihan
7. Tingkat nyeri
Faktor Risiko :
1. Cedera kepala
2. Stroke
3. Cedera medulla spinalis
4. Gullaine barre syndrome
5. Penyakit Parkinson
6. Keracunan obat dan alcohol
7. Pembesaran uterus
8. Miestenia gravis
9. Fistula trakeoesofagus
10. Striktura esophagus
11. Sclerosis multiple
12. Labiopalatoskizis
13. Atresia esophagus
14. Laringomalasia
15. Prematuritas
Intervensi Utama :
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Tingkat aspirasi
Luaran Tambahan :
1. Control mual/muntah
2. Control risiko
3. Status menelan
4. Status neurologis
Subkategori : Sirkulasi
menunjang kehidupan
Penyebab :
Subjektif :
1. Tidak berespon
Objektif :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Henti jantung
2. Bradikardia
3. Takikardia
4. Syndrome coroner akut
5. Gagal jantung
6. Kardiomiopati
7. Miokarditis
8. Disritmia
9. Trauma
10. Perdarahan (mis. perdarahan gastrointestinal, rupture aorta, perdarahan
intracranial)
11. Keracunan
12. Overdosis
13. Tenggelam
14. Emboli paru
Intervensi Utama :
1. Manajemen defibrilasi
2. Resusitasi cairan
3. Resusitasi jantung paru
Intervensi Pendukung :
1. Code management
2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
3. Insersi intravena
4. Insersi jalan napas buatan
5. Kateterisasi urin
6. Konsultasi
7. Manajemen alat pacu jantung sementara
8. Manajemen asam-basa : alkalosis metabolic
9. Manajemen asam-basa : asidosis metabolic
10. Manajemen asam-basa : asidosi respiratorik
11. Manajemen elektrolit : hyperkalemia
12. Manajemen elektrolit : hiperkalsemia
13. Manajemen elektrolit : hipermagnesemia
14. Manajemen elektrolit : hipermatremia
15. Manajemen elektrolit : hypokalemia
16. Manajemen elektrolit : hipokalsemia
17. Manajemen elektrolit : hipomagnesimia
18. Manajemen jalan napas
19. Manajemen jalan napas buatan
20. Manajemen medikasi
21. Manajemen overdosis
22. Manajemen penyalahgunaan zat
23. Manajemen specimen darah
24. Pemantauan cairan
25. Pemantauan hasil laboratorium
26. Pemantauan hemodinamik invasive
27. Pemantauan tanda vital
28. Pemberian obat
29. Pemberian obat intramuscular
30. Pemberian obat intraoseous
31. Pemberian obat intravena
32. Pemeriksaan kelengkapan set emergency
33. Pencegahan aspirasi
34. Pengambilan sampel darah arteri
35. Pengambilan sampel darah vena
36. Penghisapan jalan napas
37. Pengontrolan perdarahan
38. Perawatan alat topangan jantung mekanik
39. Perawatan emboli paru
40. Perawatan jantung akut
41. Perawatan jenazah
42. Pertolongan pertama
43. Stabilisasi jalan napas
Luaran Utama :
1. Sirkulasi spontan
Luaran Tambahan :
1. Keseimbangan asam-basa
2. Perfusi gastrointestinal
3. Perfusi miokard
4. Perfusi perifer
5. Perfusi renal
6. Perfusi serebral
7. Status sirkulasi
metabolism tubuh
Penyebab :
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
1. Perubahan preload
(tidak tersedia)
2. Perubahan afterload
(tidak tersedia)
3. Perubahan kontraktilitas
(tidak tersedia)
4. Perilaku/emosional
Cemas
Gelisah
Objektif :
1. Perubahan preload
Murmur jantung
Berat badan bertambah
Pulmonary artery wedge pressure (PAWP) menurun
2. Perubahan afterload
Pulmonary vascular resistance (PVR) meningkat/menurun
Systemic vascular resistance (SVR) meningkat/menurun
3. Perubahan kontraktilitas
Cardiac indeks (CI) menurun
Left ventricular stroke work indeks (LVSWI) menurun
Stroke volume indeks (SVI) menurun
4. Perilaku/emosional
(tidak tersedia)
Intervensi Utama :
1. Perawatan jantung
2. Perawatan jantung akut
Intervensi Pendukung :
1. Code management
2. Edukasi rehabilitasi jantung
3. Insersi intravena
4. Konsultasi
5. Manajemen alat pacu jantung permanen
6. Manajemen alat pacu jantung sementara
7. Manajemen aritmia
8. Manajemen cairan
9. Manajemen elektrolit
10. Manajemen elektrolit : hyperkalemia
11. Manajemen elektrolit : hiperkalsemia
12. Manajemen elektrolit : hipermagnesemia
13. Manajemen elektrolit : hipermatremia
14. Manajemen elektrolit : hypokalemia
15. Manajemen elektrolit : hipokalsemia
16. Manajemen elektrolit : hipokalsemi
17. Manajemen elektrolit : hipomagnesemia
18. Manajemen elektrolit : hiponatremia
19. Manajemen nyeri
20. Manajemen overdosis
21. Manajemen perdarahan pervagina antepartum
22. Manajemen perdarahan pervaginan pascapersalinan
23. Manajemen specimen darah
24. Manajemen syok
25. Manajemen syok anafilaktik
26. Manajemen syok hipovalemik
27. Manajemen syok kardiogenik
28. Manajemen syok neurogenic
29. Manajemen syok obstruktif
30. Manajemen syok septik
31. Pemantauan cairan
32. Pemantauan elektrolit
33. Pemantauan hemodinamik invasive
34. Pemantauan neurologis
35. Pemantauan tanda vital
36. Pemberian obat
37. Pemberian obat intravena
38. Pemberian obat oral
39. Pemberian produk darah
40. Pencegahan perdarahan
41. Perawatan alat topangan jantung mekanik
42. Perawatan sirkulasi
43. Rehabilitasi jantung
44. Resusitasi jantung paru
45. Terapi intravena
46. Terapi oksigen
Luaran Utama :
1. Curah jantung
Luaran Tambahan :
1. Perfusi miokard
2. Perfusi renal
3. Perfusi perifer
4. Perfusi serebral
5. Status cairan
6. Status neurologis
7. Status sirkulasi
8. Tingkat keletihan
Definisi : Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu
metabolisme tubuh
Penyebab :
1. Hiperglikemia
2. Penurunan konsentrasi hemoglobin
3. Peningkatan tekanan darah
4. Kekurangan volume cairan
5. Penurunan aliran arteri dan/atau vena
6. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. merokok, gaya
hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas)
7. Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis. diabetes mellitus,
hyperlipidemia)
8. Kurang aktifitas fisik
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
Subjektif :
1. Parastesia
2. Nyeri ekstremitas (klaudikasi intermiten)
Objektif :
1. Edema
2. Penyembuhan luka lambat
3. Indeks ankle-brachial <0,90
4. Bruit femoral
1. Tromboflebitis
2. Diabetes mellitus
3. Anemia
4. Gagal jantung kongestif
5. Kelainan jantung kongestif
6. Thrombosis arteri
7. Varises
8. Thrombosis vena dalam
9. Sindrom kompartemen
Intervensi Utama :
1. Perawatan sirkulasi
2. Manajemen sensasi perifer
Intervensi Pendukung :
Intervensi Utama :
1. Perawatan sirkulasi
2. Manajemen sensasi perifer
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Perfusi perifer
Luaran Tambahan :
1. Fungsi sensori
2. Mobilitas fisik
3. Penyembuhan luka
4. Status sirkulasi
5. Tingkat cedera
6. Tingkat perdarahan
Faktor Risiko :
1. Bradikardia
2. Takikardia
3. Sindrom coroner akut
4. Gagal jantung
5. Kardiomiopati
6. Miokarditis
7. Disritmia
8. Trauma
9. Perdarahan (mis. Perdarahan gastrointestinal, rupture aorta, perdarahan
intracranial)
10. Keracunan
11. Overdosis
12. Tenggelam
13. Emboli paru
Intervensi Utama :
Intervensi Pendukung :
1. Insersi intravena
2. Kateterisasi urine
3. Konsultasi via telepon
4. Manajemen alat pacu jantung sementara
5. Manajemen asam-basa : alkalosis metabolic
6. Manajemen asam-basa : asidosis metabolic
7. Manajemen asam-basa : alkalosis respiratorik
8. Manajemen asam-basa : asidosis respiratorik
9. Manajemen cairan
10. Manajemen elektrolit : hyperkalemia
11. Manajemen elektrolit : hiperkalsemia
12. Manajemen elektrolit : hipermagnesemia
13. Manajemen elektrolit : hypernatremia
14. Manajemen elektrolit : hypokalemia
15. Manajemen elektrolit : hipokalsemia
16. Manajemen elektrolit : hipomagnesimia
17. Manajemen hiperglikemia
18. Manajemen hipoglikemia
19. Manajemen jalan napas
20. Manajemen medikasi
21. Manajemen overdosis
22. Manajemen specimen darah
23. Pemantauan cairan
24. Pemantauan hasil laboratorium
25. Pemantauan hemodinamik invasive
26. Pemantauan tanda vital
27. Pemberian obat
28. Pemberian obat intravena
29. Pemeriksaan kelengkapan set emergensi
30. Pencegahan aspirasi
31. Pencegahan emboli
32. Pengambilan sampel darah arteri
33. Pengambilan sampel darah vena
34. Penghisapan jalan napas
35. Perawatan alat topangan jantung mekanik
36. Perawatan emboli paru
37. Resusitasi cairan
38. Stabilisasi jalan napas
39. Terapi oksigen
Luaran Utama :
1. Sirkulasi spontan
Luaran Tambahan :
1. Keseimbangan asam-basa
2. Keseimbangan cairan
3. Keseimbangan elektrolit
4. Perfusi gastrointestinal
5. Perfusi miokard
6. Perfusi perifer
7. Perfusi renal
D.0011 Risiko Penurunan Curah Jantung
Faktor Risiko :
1. Perubahan afterload
2. Perubahan frekuensi jantung
3. Perubahan irama jantung
4. Perubahan kontraktilitas
5. Perubahan preload
Intervensi Utama :
1. Perawatan jantung
2. Perawatan jantung akut
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama:
1. Curah jantung
Luaran Tambahan :
1. Perfusi miokard
2. Perfusi perifer
3. Status cairan
4. Status neurologis
5. Status sirkulasi
6. Tingkat keletihan
Faktor Risiko :
1. Aneurisma
2. Gangguan gastrointestinal (mis. ulkus lambung, polip, varises)
3. Gangguan fungsi hati (mis.sirosis hepatitis)
4. Komplikasi kehamilan (mis. ketuban pecah sebelum waktunya, plasentas
previa/abrupsio, kehamilan kembar)
5. Komplikasi pasca partum (mis. atonia uterus, retensi plasenta)
6. Efek agen farmakologis
7. Tindakan pembedahan
8. Trauma
9. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan
10. Proses keganasan
Kondisi Klinis Terkait :
1. Aneurisma
2. Koagulopati intravaskuler diseminata
3. Sirosis hepatis
4. Ulkus lambung
5. Varises
6. Trombositopenia
7. Ketuban pecah sebelum waktunya
8. Plasenta previa/abrupsio
9. Atonia uterus
10. Retensi plasenta
11. Tindakan pembedahan
12. Kanker
13. Trauma
Intervensi Utama :
1. Pencegahan perdarahan
Intervensi Pendukung :
1. Balut tekan
2. Edukasi keamanan anak
3. Edukasi keamanan bayi
4. Edukasi kemoterapi
5. Edukasi proses penyakit
6. Identifikasi risiko
7. Manajemen kemoterapi
8. Manajemen keselamatan lingkungan
9. Manajemen medikasi
10. Manajemen trombolitik
11. Pemantauan cairan
12. Pemantauan tanda vital
13. Pemberian obat
14. Pencegahan cedera
15. Pencegahan jatuh
16. Pencegahan syok
17. Perawatan area insisi
18. Perawatan pascapersalinan
19. Perawatan persalinan
20. Perawatan sirkumsisi
21. Promosi keamanan berkendara
22. Surveilens keamanan dan keselamatan
Luaran Utama:
1. Tingkat perdarahan
Luaran Tambahan :
1. Control risiko
2. Penyembuhan luka
3. Status cairan
4. Status antepartum
5. Status intrapartum
6. Status pascapartum
7. Status sirkulasi
8. Tingkat cedera
9. Tingkat jatuh
10. Tingkat kepatuhan
Faktor Risiko :
1. Varises gastroesofagus
2. Aneurisma aorta abdomen
3. Diabetes mellitus
4. Sirosis hepatis
5. Perdarahan gastrointestinal akut
6. Gagal jantung kongestif
7. Koagulasi intravaskuler diseminata
8. Ulkus duodenum atau ulkus lambung
9. Colitis iskemik
10. Pankreatitis iskemik
11. Ginjal polikistik
12. Stenosis arteri ginjal
13. Gagal ginjal
14. Sindroma kompartemen abdomen
15. Trauma abdomen
16. Anemia
17. Pembedahan jantung
Intervensi Utama :
1. Pengontrolan perdarahan
2. Konseling nutrisi
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Perfusi gastrointestinal
Luaran Tambahan :
1. Curah jantung
2. Control risiko
3. Fungsi gastrointestinal
4. Status sirkulasi
5. Tingkat perdarahan
Faktor Risiko :
1. Hipertensi
2. Hyperlipidemia
3. Hiperglikemia
4. Hipoksemia
5. Hipoksia
6. Kekurangan volume cairan
7. Pembedahan jantung
8. Penyalahgunaan zat
9. Spasme arteri coroner
10. Peningkatan protein C-reaktif
11. Tamponade jantung
12. Efek agen farmokologis
13. Riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarga
14. Kurang terpapar informasi tentang faktor risiko yang dapat diubah (mis.
merokok, gaya hidup kurang gerak, obesitas)
Kondisi Klinis Terkait :
1. Bedah jantung
2. Tamponade jantung
3. Sindrom koroner akut
4. Diabetes mellitus
5. Hipertensi
Keterangan :
Diagnosis ini ditegakkan pada pasien yang belum berisiko mengalami gangguan
pompa jantung. Jika pasien telah berisiko mengalami gangguan pompa jantung
maka lebih dianjurkan untuk menegakkan diagnosis risiko penurunan curah
jantung
Intervensi Utama :
1. Manajemen aritmia
2. Manajemen syok kardiogenik
3. Pencegahan emboli
4. Perawatan jantung
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Perfusi miokard
Luaran Tambahan :
1. Berat badan
2. Curah jantung
3. Kestabilan kadar glukosa darah
4. Control risiko
5. Manajemen kesehatan
6. Status cairan
7. Status sirkulasi
8. Tingkat kepatuhan
Definisi : Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang
1. Hiperglikemia
2. Gaya hidup kurang gerak
3. Hipertensi
4. Merokok
5. Prosedur endovaskuler
6. Trauma
7. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. merokok, gaya
hidup kurang gerak, obesitas, imobilitas)
1. Arterioskelosis
2. Raynaud’s desease
3. Thrombosis arteri
4. Artritis rheumatoid
5. Leriche’s syndrome
6. Aneurisma
7. Buerger disease
8. Varises
9. Diabetes mellitus
10. Hipotensi
11. Kanker
Intervensi Utama :
1. Pencegahan syok
2. Perawatan sirkulasi
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Perfusi perifer
Luaran Pendukung :
1. Fungsi sensori
2. Mobilitas fisik
3. Penyembuhan luka
4. Status sirkulasi
5. Tingkat cedera
6. Tingkat perdarahan
D.0016 Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif
Faktor Risiko :
1. Diabetes mellitus
2. Hipertensi
3. Aterosklerosis
4. Syok
5. Keganasan
6. Luka bakar
7. Pembedahan jantung
8. Penyakit ginjal (mis. ginjal polikistik, stenosis arteri ginjal, gagal ginjal,
glumeruloneftritis, nefetritis intersisial, nekrosis kortikal bilateral,
polineftritis)
9. Trauma
Intervensi Utama :
1. Pencegahan syok
2. Pengontrolan perdarahan
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Perfusi renal
Luaran Tambahan :
1. Keseimbangan asam-basa
2. Control risiko
3. Status cairan
4. Status sirkulasi
5. Tingkat infeksi
6. Tingkat perdarahan
Faktor Risiko :
1. Stroke
2. Cedera kepala
3. Aterosklerotik aortic
4. Infark miokard akut
5. Diseksi arteri
6. Embolisme
7. Endocarditis infektif
8. Fibrilasi atrium
9. Hiperkolesteronemia
10. Hipertensi
11. Dilatasi kardiomiopati
12. Koagulasi intravaskuler diseminata
13. Miksoma atrium
14. Neoplasma otak
15. Segmen ventrikel kiri akinetik
16. Sindrom sick sinus
17. Steosis carotid
18. Stenosis mitral
19. Hidrosefalus
20. Infeksi otak (mis. meningitis, ensefalitis, abses serebri)
Intervensi Utama :
Intervensi Pendukung :
1. Edukasi diet
2. Edukasi program pengobatan
3. Edukasi prosedur tindakan
4. Konsultasi via telepon
5. Manajemen alat pacu jantung permanen
6. Manajemen alat pacu jantung sementara
7. Manajemen defibrilasi
8. Manajemen kejang
9. Manajemen medikasi
10. Manajemen trombolitik
11. Pemantauan hemodinamik invasive
12. Pemantauan neurologis
13. Pemantauan tanda vital
14. Pemberian obat
15. Pemberian obat inhalasi
16. Pemberian obat intradermal
17. Pemberian obat intravena
18. Pemberian obat ventrikuler
19. Pencegahan emboli
20. Pencegahan perdarahan
21. Pengontrolan emosi
22. Perawatan emboli paru
23. Perawatan emboli perifer
24. Perawatan jantung
25. Perawatan jantung akut
26. Perawatan neurovaskuler
27. Perawatan sirkulasi
28. Surveilens
Luaran Utama :
1. Perfusi serebral
Luaran Tambahan :
1. Komunikasi verbal
2. Control risiko
3. Memori
4. Mobilitas fisik
5. Status neurologis
Definisi : Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia
Penyebab :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. IMT >25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari
persentil 95 (pada anak < 2 tahun) atau IMT pada persentil ke 85 – 95
(pada anak 2 – 18 tahun)
Subjektif :
(tida tersedia)
Objektif :
1. Gangguan genetic
2. Faktor keturunan
3. Hipotiroid
4. Diabetes mellitus maternal
Intervensi Utama :
1. Konseling nutrisi
2. Manajemen berat badan
3. Promosi latihan fisik
Intervensi Pendukung :
1. Edukasi diet
2. Manajemen cairan
3. Manajemen hiperglikemia
4. Manajemen hipoglikemia
5. Manajemen nutrisi
6. Manajemen perilaku
7. Modifikasi perilaku keterampilan social
8. Pemantauan nutrisi
9. Promosi koping
10. Reduksi ansietas
Luaran Utama :
1. Berat badan
Luaran Tambahan :
Penyebab :
Subjektif :
(tida tersedia)
Objektif :
Subjektif :
Objektif :
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuromuscular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit Crohn’s
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik
Intervensi Utama :
1. Manajemen nutrisi
2. Promosi berat badan
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Status nutrisi
Luaran Tambahan :
1. Berat badan
2. Eliminasi fekal
3. Fungsi gastrointestinal
4. Nafsu makan
5. Perilaku meningkatkan berat badan
6. Status menelan
7. Tingkat depresi
8. Tingkat nyeri
D.0020 Diare
Penyebab Fisiologis :
1. Inflamasi gastrointestinal
2. Iritasi gastrointestinal
3. Proses infeksi
4. Malabsorpsi
Penyebab Psikologis :
1. Kecemasan
2. Tingkat stress tinggi
Penyebab Situasional :
1. Terpapar kontaminan
2. Terpapar toksin
3. Penyalagunaan laksatif
4. Penyalagunaan zat
5. Program pengobatan (agen tiroid, analgesic, pelunak feses, ferosulfat,
antasida, cimetidine dan antibiotic)
6. Perubahan air dan makanan
7. Bakteri pada air
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
Subjektif :
1. Urgency
2. Nyeri/ kram abdomen
Objektif :
1. Kanker kolon
2. Diverticulitis
3. Iritasi usus
4. Crohn’s desease
5. Gastritis
6. Spasme kolon
7. Colitis ulseratif
8. Hipertiroidisme
9. Demam typoid
10. Malaria
11. Sigelosis
12. Kolera
13. Disentri
14. Hepatitis
Intervensi Utama :
1. Manajemen diare
2. Pemantauan cairan
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Eliminasi fekal
Luaran Tambahan :
1. Fungsi gastrointestinal
2. Keseimbangan cairan
3. Keseimbangan elektrolit
4. Kontinensia fekal
5. Motilitas gastrointestinal
6. Status cairan
7. Tingkat infeksi
8. Tingkat nyeri
peristaltic gastrointestinal
Penyebab :
1. Asupan enteral
2. Intoleransi makanan
3. Imobilisasi
4. Makanan kontaminan
5. Malnutrisi
6. Pembedahan
7. Efek agen farmakologis (mis.narkotik/opiate, antibiotic, laksatif, anestesi)
8. Proses penuaan
9. Kecemasan
Subjektif :
Subjektif :
1. Merasa mual
Objektif :
1. Manajemen nutrisi
2. Pengontrolan infeksi
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Motilitas gastrointestinal
Luaran Tambahan :
1. Eliminasi fekal
2. Keseimbangan cairan
3. Keseimbangan elektrolit
4. Pemulihan pascabedah
5. Tingkat infeksi
6. Tingkat kenyamanan
7. Tingkat mual/muntah
8. Tingkat nyeri
D.0022 Hipervolemia
Penyebab :
Subjektif :
1. Ortopnea
2. Dyspnea
3. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
Objektif :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
Intervensi Utama :
1. Manajemen hypervolemia
2. Pemantauan cairan
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Keseimbangan cairan
Luaran Tambahan :
1. Curah jantung
2. Keseimbangan asam-basa
3. Keseimbangan elektrolit
4. Perfusi renal
5. Status cairan
6. Tingkat kepatuhan
D.0023 Hipovolemia
Penyebab :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
Subjektif :
1. Merasa lemah
2. Mengeluh haus
Objektif :
1. Penyakit Addison
2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar
4. AIDS
5. Penyakit crohn
6. Muntah
7. Diare
8. Colitis ulseratif
9. Hipoalbuminemia
Intervensi Utama :
1. Manajemen hipovolemia
2. Manajemen syok hipovolemik
Intervensi Pendukung :
1. Balut tekan
2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
3. Edukasi pengukuran nadi radialis
4. Insersi intravena
5. Insersi selang nasogatrik
6. Konsultasi via telepon
7. Manajemen akses vena sentral
8. Manajemen aritmia
9. Manajemen diare
10. Manajemen elektrolit
11. Manajemen elektrolit : hyperkalemia
12. Manajemen elektrolit : hiperkalsemia
13. Manajemen elektrolit : hipermagnesemia
14. Manajemen elektrolit : hypernatremia
15. Manajemen elektrolit : hypokalemia
16. Manajemen elektrolit : hipokalsemia
17. Manajemen elektrolit : hipomagenesemia
18. Manajemen elektrolit : hiponatremia
19. Manajemen muntah
20. Manajemen medikasi
21. Manajemen perdarahan
22. Manajemen perdarahan akhir masa kehamilan
23. Manajemen perdarahan antepartum dipertahankan
24. Manajemen perdarahan antepartum tidak dipertahankan
25. Manajemen perdarahan pervagina
26. Manajemen perdarahan pervagina pascapersalinan
27. Manajemen syok
28. Manajemen specimen darah
29. Pemantauan cairan
30. Pemantauan elektrolit
31. Pemantauan hemodinamik invasive
32. Pemantauan neurologis
33. Pemantauan tanda vital
34. Pemberian obat
35. Pemberian obat intravena
36. Pencegahan perdarahan
37. Pencegahan syok
38. Pengambilan sampel darah arteri
39. Pengambilan sampel darah vena
40. Perawatan jantung akut
41. Terapi intravena
42. Transfuse darah
Luaran Utama :
1. Status cairan
Luaran Tambahan :
Penyebab :
1. Penurunan berat badan abnormal (> 7 – 8 % pada bayi baru lahir yang
menyusui ASI, >15 % pada bayi cukup bulan)
2. Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari
5. Keterlambatan pengeluaran feses (meconium)
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
(tidak tersedia)
1. Neonates
2. Bayi premature
Intervensi Utama :
1. Fototerapi neonates
2. Perawatan bayi
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
Luaran Tambahan :
1. Adaptasi neonates
2. Berat badan
3. Eliminasi fekal
4. Organisasi perilaku bayi
5. Status nutrisi bayi
Definisi : Pola ekuilibrium antara volume cairan dan komposisi kimia cairan
ditingkatkan
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Urin berwarna kuning bening dengan berat jenis dalam rentang normal
2. Haluaran urin sesuai dengan asupan
3. Berat badan stabil
1. Gagal jantung
2. Sindrom iritasi usus
3. Penyakit Addison
4. Makanan enteral atau parenteral
Intervensi Utama :
1. Manajemen cairan
2. Pemantauan cairan
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Keseimbangan cairan
Luaran Tambahan :
1. Keseimbangan elektrolit
2. Perilaku kesehatan
3. Status cairan
4. Tingkat pengetahuan
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
Objektif :
Intervensi Utama :
1. Edukasi nutrisi
2. Konseling nutrisi
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Status nutrisi
Luaran Tambahan :
Penyebab :
1. Hiperglikemia
Disfungsi pancreas
Resistensi insulin
Gangguan toleransi glukosa darah
Gangguan glukosa darah puasa
2. Hipoglikemia
Penggunaan insulin atau obat glikemik oral
Hyperinsulinemia (mis. insulinoma)
Endokrinopati (mis. kerusakan adrenal atau pituitary)
Disfungsi hati
Disfungsi ginjal kronis
Efek agen farmakologis
Tindakan pembedahan neoplasma
Gangguan metabolic bawaan (mis. gangguan penyimpanan
lisosomal, galaktosemia, gangguan penyimpanan glikogen)
Subjektif :
1. Hipoglikemia
Mengantuk
Pusing
2. Hiperglikemia
Lelah atau lesu
Objektif :
1. Hipoglikemia
Gangguan koordinasi
Kadar glukosa dalam darah/urin rendah
2. Hiperglikemia
Kadar glukosa dalam darah/urin tinggi
Gejala dan Tanda Minor :
Subjektif :
1. Hipoglikemia
Palpitasi
Mengeluh lapar
2. Hiperglikemia
Gemetar
Kesadaran menurun
Perilaku aneh
Sulit bicara
Berkeringat
Objektif :
1. Hipoglikemia
Mulut kering
Haus meningkat
2. Hiperglikemia
Jumlah urin meningkat
1. Diabetes mellitus
2. Ketoasidosis diabetic
3. Hipoglikemia
4. Hiperglikemia
5. Diabetes gestasional
6. Penggunaan kortikosteroid
7. Nutrisi parenteral total (TPN)
Intervensi Utama :
1. Manajemen hiperglikemia
2. Manajemen hipoglikemia
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
Luaran Tambahan :
1. Control risiko
2. Perilaku mempertahankan berat badan
3. Perilaku menurunkan berat badan
4. Status antepartum
5. Status intrapartum
6. Status nutrisi
7. Status pascapartum
8. Tingkat pengetahuan
Definisi : Pemberian ASI secara langsung dari payudara kepada bayi dan anak
Penyebab Fisiologis :
Penyebab Situasional :
1. Rawat gabung
2. Dukungan keluarga dan tenaga kesehatan adekuat
3. Faktor budaya
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
Intervensi Utama :
1. Konseling laktasi
2. Promosi ASI eksklusif
3. Promosi laktasi
Intervensi Pendukung :
1. Dukungan kelompok
2. Edukasi nutrisi bayi
3. Edukasi orangtua : fase bayi
4. Manajemen nutrisi
5. Pemeriksaan payudara
6. Pendampingan proses menyusui
7. Perawatan bayi
8. Perawatan neonates
9. Pijat laktasi
10. Promosi berat badan
11. Promosi kepercayaan diri
12. Promosi perlekatan
Luaran Utama :
1. Status menyusui
Luaran Tambahan :
1. Dukungan keluarga
2. Dukungan social
3. Kinerja pengasuhan
4. Perlekatan
5. Status nutrisi bayi
Definisi : Kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau kesukaran
Penyebab Fisiologis :
Subjektif :
1. Kelelahan maternal
2. Kecemasan maternal
Objektif :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Abses payudara
2. Mastitis
3. Carpal tunnel syndrome
Intervensi Utama :
1. Edukasi menyusui
2. Konseling laktasi
Intervensi Pendukung :
1. Dukungan emosional
2. Dukungan kelompok
3. Dukungan tidur
4. Edukasi nutrisi bayi
5. Edukasi orang tua : fase bayi
6. Konseling nutrisi
7. Manajemen nutrisi
8. Manajemen nyeri
9. Pemberian kesempatan menghisap pada bayi
10. Pemberian makanan
11. Pemeriksaan payudara
12. Pendampingan proses menyusui
13. Perawatan kanguru
14. Perawatan luka
15. Perencanaan pulang
16. Promosi berat badan
17. Promosi citra tubuh
18. Promosi koping
19. Promosi perlekatan
20. Reduksi ansietas
21. Terapi relaksasi
Luaran Utama :
1. Status menyusui
Luaran Tambahan :
1. Dukungan keluarga
2. Dukungan social
3. Kinerja pengasuhan
4. Perlekatan
5. Status koping
6. Status menelan
7. Status nutrisi bayi
8. Tingkat nyeri
D.0030 Obesitas
Definisi : Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia
(overweight)
Penyebab :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. IMT > 27 kg/m2 (pada dewasa) atau lebih dari presentil ke 95 untuk usia
dan jenis kelamin (pada anak)
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Gangguan genetic
2. Faktor keturunan
3. Hipotiroid
4. Diabetes mellitus maternal
Intervensi Utama :
Intervensi Pendukung :
1. Dukungan kelompok
2. Edukasi diet
3. Konseling nutrisi
4. Limit setting
5. Manajemen cairan
6. Manajemen hiperglikemia
7. Manajemen hipoglikemia
8. Manajemen nutrisi
9. Manajemen perilaku
10. Manajemen cairan
11. Pemantauan nutrisi
12. Pemberian makanan
13. Pemberian makanan enteral
14. Penentuan tujuan bersama
15. Perawatan bayi
16. Promosi berat badan
17. Promosi koping
18. Promosi latihan fisik
19. Reduksi ansietas
20. Terapi aktivitas
Luaran Utama :
1. Berat badan
Luaran Pendukung :
1. Citra tubuh
2. Perilaku menurunkan berat badan
3. Status nutrisi
4. Tingkat kepatuhan
5. Tingkat pengetahuan
1. Gangguan genetic
2. Hipotiroid
3. Diabetes mellitus gestasional
4. Pola hidup kurang aktivitas
Intervensi Utama :
1. Edukasi diet
2. Konseling nutrisi
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Berat badan
Luaran Tambahan :
kebutuhan metabolisme
Faktor Risiko :
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuromuscular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit Cronh’s
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik
Intervensi Utama:
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Status nutrisi
Luaran Tambahan :
1. Berat badan
2. Eliminasi fekal
3. Fungsi gastrointestinal
4. Nafsu makan
5. Perilaku meningkatkan berat badan
6. Status menelan
7. Tingkat depresi
8. Tingkat nyeri
D.0033 Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
Faktor Risiko :
1. Pembedahan abdomen
2. Penurunan sirkulasi gastrointestinal
3. Intoleransi makanan
4. Refluks gastrointestinal
5. Hiperglikemia
6. Imobilitas
7. Proses penuaan
8. Infeksi gastrointestinal
9. Efek agen farmakologis (mis. antibiotic, laksatif, narkotika/opiate)
10. Prematuritas
11. Kecemasan
12. Stress
13. Kurangnya sanitasi pada persiapan makanan
1. Edukasi diet
2. Pengontrolan infeksi
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Motilitas gastrointestinal
Luaran Tambahan :
1. Eliminasi fekal
2. Keseimbangan cairan
3. Keseimbangan elektrolit
4. Pemulihan pascabedah
5. Tingkat infeksi
6. Tingkat nyeri
D.0034 Risiko Hipovolemia
dan/intraselular
Faktor Risiko :
1. Penyakit Addison
2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar
4. AIDS
5. Penyakit crohn
6. Muntah
7. Diare
8. Colitis ulseratif
Intervensi Utama :
1. Manajemen hipovolemia
2. Pemantauan cairan
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Status cairan
Luaran Tambahan :
1. Keseimbangan cairan
2. Keseimbangan elektrolit
3. Status nutrisi
dalam sirkulasi
Faktor Risiko :
1. Penurunan berat badan abnormal >7 – 8 % pada bayi baru lahir yang
menyusu ASI, >15% pada bayi cukup bulan
2. Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari
5. Keterlambatan pengeluaran feses (meconium)
6. Prematuritas (<37 minggu)
1. Neonates
2. Bayi premature
Intervensi Utama:
1. Perawatan bayi
2. Perawatan neonates
Intervensi Pendukung :
1. Fototerapi neonates
2. Konseling laktasi
3. Manajemen specimen darah
4. Pemantauan cairan
5. Pemberian makanan
6. Pengambilan sampel darah vena
7. Perawatan selang umbilical
8. Skrinning bayi sebelum pemulangan
9. Terapi intravena
Luaran Utama :
1. Adaptasi neonates
2. Berat badan
3. Eliminasi fekal
4. Organisasi perilaku bayi
5. Status nutrisi bayi
Faktor Risiko :
Intervensi Utama :
1. Manajemen cairan
2. Pemantauan cairan
Intervensi Pendukung :
1. Identifikasi risiko
2. Insersi intravena
3. Insersi selang nasogatrik
4. Kateterisasi urin
5. Manajemen aritmia
6. Manajemen autotransfusi
7. Manajemen edema cerebral
8. Manajemen elektrolit
9. Manajemen hypervolemia
10. Manajemen hipovolemia
11. Manajemen nutrisi
12. Manajemen medikasi
13. Manajemen perdarahan
14. Manajemen specimen darah
15. Manajemen syok
16. Manajemen syok anafilaktik
17. Manajemen syok hipovolemik
18. Manajemen syok kardiogenik
19. Manajemen syok neurogenic
20. Manajemen syok obstruktif
21. Manajemen syok septik
22. Pemantauan elektrolit
23. Pemantauan hemodinamik invasive
24. Pemantauan neurologis
25. Pemantauan tanda vital
26. Pencegahan infeksi
27. Pencegahan perdarahan
28. Pencegahan syok
29. Pengambilan sampel darah arteri
30. Pengambilan sampel darah vena
31. Pengontrolan infeksi
32. Perawatan kateter sentral perifer
33. Perawatan luka
34. Perawatan luka bakar
35. Perawatan selang dada
36. Perawatan selang gastrointestinal
37. Regulasi temperature
38. Terapi intravena
39. Transfuse darah
Luaran Utama :
1. Keseimbangan cairan
Luaran Tambahan :
1. Keseimbangan elektrolit
2. Penyembuhan luka
3. Status cairan
4. Status nutrisi
5. Termoregulasi
6. Termoregulasi neonates
7. Tingkat infeksi
8. Tingkat mual/muntah
Faktor Risiko :
1. Gagal ginjal
2. Anoreksia nervosa
3. Diabetes mellitus
4. Penyakit crohn
5. Gastroenteritis
6. Pankreatitis
7. Cedera kepala
8. Kanker
9. Trauma multiple
10. Luka bakar
11. Anemia sel sabit
Intervensi Utama :
1. Pemantauan elektrolit
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Keseimbangan elektrolit
Luaran Tambahan :
1. Eliminasi fekal
2. Fungsi gastrointestinal
3. Keseimbangan cairan
4. Penyembuhan luka
5. Status nutrisi
6. Tingkat mual/muntah
Definisi : Risiko terhadap variasi kadar glukosa darah dari rentang normal
Faktor Risiko :
1. Diabetes mellitus
2. Ketoasidosis diabetic
3. Hipoglikemia
4. Diabetes gestasional
5. Penggunaan kortikosteroid
6. Nutrisi parenteral total (TPN)
Intervensi Utama :
1. Manajemen hiperglikemia
2. Manajemen hipoglikemia
Intervensi Pendukung :
1. Edukasi obat
2. Edukasi kesehatan
3. Edukasi latihan fisik
4. Edukasi proses penyakit
5. Identifikasi risiko
6. Konseling nutrisi
7. Manajemen medikasi
8. Manajemen teknologi kesehatan
9. Modifikasi perilaku keterampilan social
10. Pelibatan keluarga
11. Pemantauan nutrisi
12. Pemberian obat
13. Pemberian obat oral
14. Pemberian obat subkutan
15. Perawatan kehamilan risiko tinggi
16. Promosi berat badan
17. Promosi dukungan keluarga
18. Promosi kesadaran diri
19. Surveilens
20. Yoga
Luaran Utama :
Luaran Tambahan :
1. Control risiko
2. Perilaku mempertahankan berat badan
3. Perilaku menurunkan berat badan
4. Status antepartum
5. Status intrapartum
6. Status nutrisi
7. Status pascapartum
8. Tingkat pengetahuan
Faktor Risiko :
1. Hipoksemia
2. Hipoksia
3. Hipotensi
4. Kekurangan volume cairan
5. Sepsis
6. Sindrom respons inflamasi sistemik (systemic inflammatory response
syndrome [SIRS])
Kondisi Klinis Terkait :
1. Perdarahan
2. Trauma multiple
3. Pneumothoraks
4. Infark miokard
5. Kardiomiopati
6. Cedera medulla spinalis
7. Anafilaksis
8. Sepsis
9. Koagulasi intravaskuler diseminata
10. Sindrom respons inflamasi sistemik (systemic inflammatory response
syndrome [SIRS])
Keterangan : Diagnosis ini ditegakkan pada kondisi gawat darurat yang dapat
mengancam jiwa dan intervensi diarahkan untuk penyelamatan jiwa
Intervensi Utama :
1. Pencegahan syok
2. Pemantauan cairan
Intervensi Pendukung :
1. Edukasi dehidrasi
2. Edukasi reaksi alergi
3. Edukasi terapi cairan
4. Identifikasi cairan
5. Insersi cairan
6. Konsultasi via telepon
7. Manajemen akses vena sentral
8. Manajemen anafilaksis
9. Manajemen cairan
10. Manajemen hipoglikemia
11. Manajemen hipovolemia
12. Manajemen perdarahan
13. Manajemen perdarahan akhir masa kehamilan
14. Manajemen perdarahan antepartum dipertahankan
15. Manajemen perdarahan antepartum tidak dipertahankan
16. Manajemen perdarahan pervagina
17. Manajemen perdarahan pervagina pascapersalinan
18. Manajemen reaksi alergi
19. Pemantauan hemodinamik invasive
20. Pemantauan tanda vital
21. Pemberian obat
22. Pemberian obat intravena
23. Pencegahan alergi
24. Pencegahan infeksi
25. Pencegahan perdarahan
26. Pengontrolan infeksi
27. Perawatan emboli paru
28. Perawatan jantung
29. Perawatan sirkulasi
30. Resusitasi cairan
31. Surveilens
32. Terapi intravena
33. Terapi oksigen
34. Transfuse darah
Luaran Utama :
1. Tingkat syok
Luaran Tambahan :
1. Keseimbangan asam-basa
2. Perfusi perifer
3. Respons alergi sistemik
4. Status cairan
5. Status sirkulasi
6. Tingkat cedera
Subaktegori : Eliminasi
Penyebab :
Subjektif :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
(tidak tersedia)
Intervensi Pendukung :
1. Eliminasi urin
Luaran Tambahan :
1. Kontinensia urin
2. Control gejalan
3. Status neurologis
4. Tingkat infeksi
Definisi : Perubahan kebiasaan buang air besar dari pola normal yang ditandai
Penyebab :
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Bau feses
2. Kulit perianal kemerahan
1. Spina bifida
2. Atresia ani
3. Penyakit hirschsprung
Intervensi Utama :
Intervensi Pendukung :
1. Dukungan emosional
2. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
3. Edukasi toilet training
4. Manajemen demensia
5. Manajemen diare
6. Manajemen eliminasi fekal
7. Manajemen lingkungan
8. Manajemen nutrisi
9. Manajemen prolapses rektrum
10. Pemberian obat
11. Pemberian obat intravena
12. Pemberian obat oral
13. Pemberian obat rektal
14. Perawatan perineum
15. Promosi latihan fisik
16. Rujukan ke perawat enterostoma
17. Terapi aktivitas
Luaran Utama :
1. Inkontinensia fekal
Luaran Tambahan :
1. Eliminasi fekal
2. Fungsi gastrointestinal
3. Perawatan diri
4. Status neurologis
5. Status nutrisi
6. Tingkat delirium
7. Tingkat infeksi
Definisi : Pengeluaran urin tidak terkendali dan terus-menerus tanpa distensi atau
Penyebab :
Subjektif :
Objektif :
(tidak tersedia)
Subjektif :
Objektif :
(tidak tersedia)
1. Cedera kepala
2. Trauma
3. Tumor
4. Infeksi medulla spinalis
5. Fistula saluran kemih
Intervensi Utama :
1. Kateterisasi urin
2. Perawatan inkotinensia urin
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Kontinensia urin
Luaran Tambahan :
1. Eliminasi urin
2. Perawatan diri
3. Status neurologis
4. Tingkat pengetahuan
kemih
Penyebab :
1. Blok sfingter
2. Kerusakan atau ketidakadekuatan jalur aferen
3. Obstruksi jalan keluar urin (mis. impaksi fekal, efek agen farmakologis)
4. Ketidakadekuatan detrusor (mis. pada kondisi stress atau tidak nyaman,
deconditioned voiding)
Subjektif :
1. Residu volume urin setelah berkemih atau keluhan kebocoran sedikit urin
2. Nocturia
Objektif :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Asma
2. Alergi
3. Penyakit neurologi : cedera/tumor/infeksi medulla spinalis
4. Cedera kepala
5. Sclerosis multiple
6. Dimieliminasi saraf
7. Neuropati diabetikum
8. Neuropati alcohol
9. Striktura uretral/leher kandung kemih
10. Pembesaran prostat
11. Pembengkakan perineal
Intervensi Utama:
1. Kateterisasi urin
2. Perawatan inkontinensia urin
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Kontinensia urin
Luaran Tambahan :
1. Eliminasi urin
2. Perawatan diri
3. Status kognitif
4. Status neurologis
5. Tingkat pengetahuan
Definisi : Pengeluaran urin tidak terkendali karena kesulitan dan tidak mampu
Penyebab :
Subjektif :
Objektif :
(tidak tersedia)
Subjektif :
Objektif :
(tidak tersedia)
1. Cedera kepala
2. Neuropati alkoholik
3. Penyakit Parkinson
4. Penyakit dimielinisasi
5. Sclerosis multiple
6. Stroke
7. Demensia progresif
8. Depresi
Intervensi Utama :
1. Latihan berkemih
2. Perawatan inkontinensia urin
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Kontinensia urin
Luaran Tambahan :
1. Ambulasi
2. Eliminasi urin
3. Keamanan lingkungan rumah
4. Control gejala
5. Koordinasi pergerakan
6. Perawatan diri
7. Status neurologis
8. Tingkat ansietas
9. Tingkat delirium
10. Tingkat pengetahuan
D.0045 Inkontinensia Urin Refleks
Definisi : Pengeluaran urin yang tidak terkendali pada saat volume kandung
Penyebab :
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
(tidak tersedia)
Intervensi Utama :
1. Kateterisasi urin
2. Perawatan inkontinensia urin
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Kontinensia urin
Luaran Tambahan :
1. Eliminasi urin
2. Integritas kulit dan jaringan
3. Perawatan diri
4. Status kognitif
5. Status neurologis
6. Tingkat pengetahuan
D.0046 Inkotinensia Urin Stres
Definisi : Kebocoran urin mendadak dan tidak dapat dikendalikan karena aktivitas
Penyebab :
Subjektif :
Objektif :
(tidak tersedia)
Subjektif :
Objektif :
1. Overdistensi abdomen
1. Obesitas
2. Kehamilan/melahirkan
3. Menopause
4. Infeksi saluran kemih
5. Operasi abdomen
6. Operasi prostat
7. Penyakit Alzheimer
8. Cedera medulla spinalis
Intervensi Utama :
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Kontinensia urin
Luaran Tambahan :
1. Eliminasi urin
2. Control gejala
D.0047 Inkotinensia Urin Urgensi
Definisi : Keluarnya urin tidak terkendali sesaat setelah keinginan yang kuat
Penyebab :
Subjektif :
Objektif :
(tidak tersedia)
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
(tidak tersedia)
Intervensi Utama:
1. Latihan berkemih
2. Perawatan inkontinensia urin
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Kontinensia urin
Luaran Tambahan :
1. Eliminasi urin
2. Control gejala
3. Konservasi energy
4. Tingkat keletihan
D.0048 Kesiapan Peningkatan Eliminasi Urin
Definisi : Pola fungsi sistem perkemihan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
Intervensi Utama :
Luaran Utama :
1. Eliminasi urin
Luaran Tambahan :
1. Kontinensia urin
2. Perilaku kesehatan
3. Tingkat pengetahuan
D.0049 Konstipasi
Definisi : Penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran feses sulit dan
tidak tuntas serta fases kering dan banyak
Penyebab Fisiologis :
1. Penurunan motilitas gastrointestinal
2. Ketidakadekuatan pertumbuhan gigi
3. Ketidakcukupan diet
4. Ketidakcukupan asupan serat
5. Ketidakcukupan asupan cairan
6. Aganglionik (mis. penyakit Hircsprung)
7. Kelemahan otot abdomen
Penyebab Psikologis :
1. Konfusi
2. Depresi
3. Gangguan emosional
Penyebab Situasional :
1. Perubahan kebiasaan makan (mis. jenis makanan, jadwal makan)
2. Ketidakadekuatan toileting
3. Aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan
4. Penyalahgunaan laksatif
5. Efek agen farmakologis
6. Ketidakteraturan kebiasaan defekasi
7. Kebiasaan menahan dorongan defekasi
8. Perubahan lingkungan
Penyebab :
1. peningkatan tekanan uretra
2. Kerusakan arklus reflex
3. Blok springter
4. Disfungsi neurologis (mis. trauma, penyakit saraf)
5. Efek agen farmakologis (mis. atropine, belladonna, psikotropik,
antihistamin, opiate)
Subjektif :
Objektif :
1. Disuria/anuria
2. Distensi kandung kemih
Subjektif :
1. Dribbling
Objektif :
1. Inkontinensia berlebih
2. Residu urin
Intervensi Utama:
1. Kateterisasi urin
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Eliminasi urin
Luaran Tambahan :
1. Kontinensia urin
2. Control gejala
3. Status kenyamanan
4. Status neurologis
5. Tingkat nyeri
Intervensi Utama :
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Kontinensia urin
Luaran Tambahan :
1. Eliminasi urin
2. Control gejala
3. Perawatan diri
4. Tingkat infeksi
D.0052 Risiko Konstipasi
Definisi : Berisiko mengalami penurunan frekuensi normal defekasi disertai
kesulitan dan pengeluaran feses tidak lengkap.
Faktor Risiko :
Fisiologis :
1. Konfusi
2. Depresi
3. Gangguan emosional
Situasional :
Intervensi Utama :
1. Pencegahan konstipasi
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Eliminasi fekal
Luaran Tambahan :
1. Fungsi gastrointestinal
2. Keseimbangan cairan
3. Keseimbangan elektrolit
4. Kontinensia fekal
5. Mobilitas fisik
6. Status cairan
7. Tingkat keletihan
8. Tingkat nyeri
lingkungan
Penyebab :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Hiperekstensi ekstemitas
2. Jari-jari meregang atau tangan menggenggam
3. Respon abnormal terhadap stimulus sensorik
4. Gerakan tidak terkoordinasi
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Menangis
2. Tidak mampu menghambat respon terkejut
3. Iritabilitas
4. Gangguan reflex
5. Tonus motorik berubah
6. Tangan di wajah
7. Gelisah
8. Tremor
9. Tersentak
10. Aritmia
11. Bradikardia atau takikardia
12. Saturasi menurun
13. Tidak mau menyusu
14. Warna kulit berubah
1. Hospitalisasi
2. Prosedur invasive
3. Prematuritas
4. Gangguan Neurologis
5. Gangguan pernapasan
6. Gangguan kardiovaskuler
Intervensi Utama :
1. Perawatan bayi
Intervensi Pendukung :
1. Dukungan tidur
2. Edukasi nutrisi bayi
3. Edukasi orang tua ; fase bayi
4. Konseling genetika
5. Konseling laktasi
6. Manajemen energy
7. Manajemen lingkungan
8. Manajemen nyeri
9. Pemantauan neurologis
10. Pemantauan nutrisi
11. Pemantauan tanda vital
12. Pemberian kesempatan menghisap pada bayi
13. Pengaturan posisi
14. Perawatan kangguru
15. Perawatan sirkumsisi
16. Promosi perlekatan
17. Regulasi temperatur
Luaran Utama :
Luaran Tambahan :
1. Adaptasi neonates
2. Fungsi sensori
3. Kinerja pengasuhan
4. Koordinasi pergerakan
5. Nafsu makan
6. Pola tidur
7. Status neurologis
8. Status nutrisi bayi
9. Tingkat kenyamanan
Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara
mandiri
Penyebab :
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
Objektif :
1. Sendi kaku
2. Gerakan tidak terkoordinasi
3. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah
1. Stroke
2. Cedera medula spinalis
3. Trauma
4. Fraktur
5. Osteoarthirtis
6. Ostemalasia
7. Keganasan
Intervensi Utama :
1. Dukungan ambulasi
2. Dukunga mobilisasi
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Mobilitas fisik
Luaran Tambahan :
1. Berat badan
2. Fungsi sensori
3. Keseimbangan
4. Konservasi energy
5. Koordinasi pergerakan
6. Motivasi
7. Pergerakan sendi
8. Status neurologis
9. Status nutrisi
10. Toleransi aktivitas
Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
Penyebab :
Subjektif :
Objektif :
(tidak tersedia)
Gejala dan Tanda Minor :
Subjektif :
Objektif :
(tidak tersedia)
1. Nyeri/kolik
2. Hypertirodisme
3. Kecemasan
4. Penyakit paru obstruktif kronis
5. Kehamilan
6. Periode pasca partum
7. kondisi pasca operasi
Intervensi Utama:
1. Dukungan tidur
2. Edukasi aktivitas/istirahat
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Pola tidur
Luaran Tambahan :
1. Penampilan peran
2. Status kenyamanan
3. Tingkat depresi
4. Tingkat keletihan
Penyebab :
Subjektif :
1. Mengeluh lelah
Objektif :
Subjektif :
Objektif :
1. Anemia
2. Gagal jantung kongesif
3. Penyakit jantung coroner
4. Penyakit katup jantung
5. Aritmia
6. Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
7. Gangguan metabolic
8. Gangguan musculoskeletal
Intervensi Utama :
1. Manajemen energy
2. Terapi aktivitas
Intervensi Pendukung :
1. Dukungan ambulasi
2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
3. Dukungan meditasi
4. Dukungan pemeliharaan rumah
5. Dukungan perawatan diri
6. Dukungan spiritual
7. Dukungan tidur
8. Edukasi latihan fisik
9. Edukasi teknik ambulasi
10. Edukasi pengukuran nadi radialis
11. Manajemen aritmia
12. Manajemen lingkungan
13. Manajemen medikasi
14. Manajemen mood
15. Manajemen nutrisi
16. Manajemen nyeri
17. Manajemen program latihan
18. Pemantauan tanda vital
19. Pemberian obat
20. Pemberian obat inhalasi
21. Pemberian obat intravena
22. Pemberian obat oral
23. Penentuan tujuan bersama
24. Promosi berat badan
25. Promosi dukungan keluarga
26. Promosi latihan fisik
27. Rehabilitasi jantung
28. Terapi aktivitas
29. Terapi bantuan
30. Terapi music
31. Terapi oksigen
32. Terapi relaksasi otot progresif
Luaran Utama :
1. Toleransi aktivitas
Luaran Tambahan :
1. Ambulasi
2. Curah jantung
3. Konservasi energy
4. Tingkat keletihan
D.0057 Keletihan
Definisi : Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan
istirahat.
Penyebab :
1. Gangguan tidur
2. Gaya hidup monoton
3. Kondisi fisiologis (mis. penyakit kronis, penyakit terminal, anemia.
malnutrisi, kehamilan) ‘
4. Program perawatan/pengobatan jangka panjang
5. Peristiwa hidup negative
6. Stres—berlebihan
7. Depresi
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
Objektif :
1. Anemia
2. Kanker
3. Hipotiroidisme/Hipertirodisme
4. AIDS
5. Depresi
6. Menopause
Intervensi Utama :
1. Edukasi aktivitas/istirahat
2. Manajemen energy
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Tingkat keletihan
Luaran Tambahan :
1. Fungsi seksual
2. Kesadaran diri
3. Konservasi energy
4. Mobilitas fisik
5. Motivasi
6. Perawatan diri
7. Toleransi aktivitas
8. Tingkat depresi
ditingkatkan.
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
Objektif :
Intervensi Utama :
1. Dukungan tidur
2. Edukasi aktivitas/istirahat
Intervensi Pendukung :
1. Manajemen demensia
2. Manajemen energy
3. Manajemen lingkungan
4. Manajemen medikasi
5. Pengaturan posisi
6. Promosi kesadaran diri
7. Promosi koping
8. Promosi latihan fisik
9. Reduksi ansietas
10. Teknik imajinasi terbimbing
11. Terapi akupuntur
12. Terapi murattal
13. Terapi music
14. Terapi pemijatan
15. Terapi relaksasi otot progresif
Luaran Utama :
1. Pola tidur
Luaran Tambahan :
1. Motivasi
2. Perilaku kesehatan
3. Status kenyamanan
4. Tingkat pengetahuan
Faktor risiko:
1. Kelebihan stimulasi sensorik
2. Prematuritas
3. Prosedur invasive
4. Gangguan motorik
5. Kelainan congenital
6. Kelainan genetic
Intervensi Utama :
1. Edukasi keamanan bayi
2. Perawatan bayi
Intervensi Pendukung :
1. Edukasi nutrisi
2. Edukasi nutrisi bayi
3. Edukasi orang tua : fase bayi
4. Edukasi perawatan bayi
5. Edukasi perkembangan bayi
6. Edukasi stimulus bayi/anak
7. Identifikasi risiko
8. Konseling nutrisi
9. Manajemen lingkungan
10. Manajemen kenyamanan lingkungan
11. Manajemen nyeri
12. Pemantauan neurologis
13. Pemantauan nutrisi
14. Pemantauan respirasi
15. Pemantauan tanda vital
16. Pemberian kesempatan menghisap pada bayi
17. Pengaturan posisi
18. Perawatan kangguru
19. Perawatan sirkumsisi
20. Regulasi temperature
21. Skrinning perkembangan bayi dan balita
22. Surveilens
Luaran Utama :
1. Organisasi perilaku bayi
Luaran Tambahan :
1. Adaptasi neonates
2. Fungsi sensori
3. Koordinasi pergerakan
4. Nafsu makan
5. Pola tidur
6. Status neurologis
7. Status nutrisi bayi
D.0060 Risiko Intoleransi Aktivitas
Definisi : Beresiko mengalami ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari
Faktor Risiko :
1. Gangguan srkulasi
2. Ketidakbugaran status fisik
3. Riwayat intoleransi aktivitas sebelumnya
4. Tidak berpengalaman dengan suatu aktivitas
5. Gangguan pernapasan
1. Anemia
2. Gagal jantung kongestif
3. Penyakit katup jantung
4. Aritmia
5. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
6. Gangguan metabolic
7. Gangguan muskulosketal
Intervensi Utama :
1. Manajemen energy
2. Promosi latihan fisik
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Toleransi aktivitas
Luaran Tambahan :
1. Curah jantung
2. Konservasi energy
3. Tingkat keletihan
Subkategori : Neurosensori
Definisi : Respon sistem saraf simpatis yang terjadi secara spontan dan
Penyebab:
Objektif :
Subjektif :
1. Nyeri dada
2. Pandangan kabur
3. Kongesti konjungtiva
4. Kongesti nasal
5. Parestesia
6. Sensasi logam di mulut
Objektif :
1. Menggigil
2. Sindrom Horner
3. Refleks pilomotorik
4. Dilatasi pupil
5. Penile erection
6. Semen emission
Kondisi Klinis Terkait :
Intervensi Utama:
1. Manajemen disrefleksia
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Status neurologis
Luaran Tambahan :
1. Eliminasi fekal
2. Eliminasi urin
3. Fungsi sensori
4. Integritas kulit dan jaringan
5. Kinerja pengasuhan
6. Status sirkulasi
7. Tingkat nyeri
Penyebab :
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
Objektif :
(tidak tersedia)
1. Stroke
2. Cedera kepala
3. Kejang
4. Penyakit Alzheimer
5. Depresi
6. Intoksikasi alcohol
7. Penyalahgunaan zat
Intervensi Utama :
1. Latihan memori
2. Orientasi realita
Intervensi Pendukung :
1. Dukungan emosional
2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
3. Manajemen cairan
4. Manajemen delirium
5. Manajemen demensia
6. Manajemen elektroensefalografi
7. Manajemen elektrolit
8. Manajemen lingkungan
9. Manajemen medikasi
10. Pemantauan cairan
11. Pemantauan elektrolit
12. Pemantauan neurologis
13. Pemetaan otak (brainmapping)
14. Perawatan jantung
15. Reduksi ansietas
16. Stimulasi kognitif
17. Surveilens
18. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
19. Terapi musik
20. Terapi oksigen
21. Terapi reminisens
22. Terapi validasi
Luaran Utama :
1. Memori
Luaran Tambahan :
1. Orientasi kognitif
2. Perfusi serebral
3. Proses informasi
4. Status neurologis
5. Status kognitif
Definisi : Fungsi menelan abnormal akibat defisit struktur atau fungsi oral, faring
atau esofagus.
Penyebab :
1. Gangguan serebrovaskular
2. Gangguan saraf kranialis
3. Paralisis serebral
4. Akalasia
5. Abnormalitas laring
6. Abnormalitas orofaring
7. Anomali jalan napas atas
8. Defek anatomik kongenital
9. Defek laring
10. Defek nasal
11. Defek rongga nasofaring
12. Defek trakea
13. Refluk gastroesofagus
14. Obstruksi mekanis
15. Prematuritas
Gejala dan Tanda Mayor :
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
Esofagus :
Objektif :
Oral :
Faring :
1. Muntah
2. Posisi kepala kurang elevasi
3. Menelan berulang-ulang
Esofagus :
1. Hematemesis
2. Gelisah
3. Regurgitasi
4. Odinofagia
5. Bruksisme
1. Stroke
2. Distrofi muskuler
3. Poliomielitis
4. Cerebral palsy
5. Penyakit Prkinson
6. Guillain Barre Syndrome
7. Myastenia gravis
8. Amyotropic lateral sclerosis
9. Neoplasma otak
10. Paralisis pita suara
11. Kerusakan saraf kranialis V, VII, IX, XI
12. Esofagitis
Intervensi Utama :
1. Dukungan perawatan diri : makan/minum
2. Pencegahan aspirasi
Intervensi Pendukung :
1. Dukungan kepatuhan program pengobatan
2. Dukungan emosional
3. Manajemen nutrisi
4. Manajemen medikasi
5. Manajemen makanan
6. Manajemen makanan enteral
7. Pemberian obat
8. Pemberian obat intravena
9. Pengaturan posisi
10. Penghisapan jalan napas
11. Reduksi ansietas
12. Surveilens
13. Terapi relaksasi otot progresif
Luaran Utama :
1. Status menelan
Luaran Tambahan :
1. Bersihan jalan napas
2. Adaptasi neonates
3. Fungsi gastrointestinal
4. Organisasi perilaku bayi
5. Status neurologis
6. Status nutrisi
D.0064 Konfusi Akut
Definisi : Gangguan kesadaran, perhatian, kognitif, dan presepsi yang reversibel,
berlangsung tiba-tiba dan singkat.
Penyebab :
1. Delerium
2. Demensia
3. Fluktuasi siklus tidur-bangun
4. Usia lebih dari 60 tahun
5. Penyalahgunaan zat
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
1. Salah persepsi
Objektif :
1. Halusinasi
2. Gelisah
Kondisi Klinis Terkait :
1. Cedera kepala
2. Stroke
3. Penyakit Alzheimer
4. Penyalahgunaan zat
5. Demensia
6. Delerium
Intervensi Utama :
1. Manajemen delirium
2. Manajemen halusinasi
3. Manajemen penyalahgunaan zat
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Tingkat konfusi
Luaran Tambahan :
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
1. Salah persepsi
Objektif :
1. Cedera kepala
2. Tumor otak
3. Stroke
4. Penyakit Alzheimer
5. Penyalahgunaan zat
6. Demensia multi infark
Intervensi Utama :
1. Manajemen delirium
2. Manajemen demensia
3. Terapi validasi
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Tingkat konfusi
Luaran Tambahan :
1. Identitas diri
2. Kestabilan kadar glukosa darah
3. Control gejala
4. Control pikir
5. Memori
6. Orientasi kognitif
7. Perfusi serebral
8. Proses informasi
9. Status neurologis
10. Tingkat agitasi
11. Tingkat demensia
12. Tingkat keletihan
intracranial
Penyebab :
Subjektif :
1. Sakit kepala
Objektif :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Gelisah
2. Agitasi
3. Muntah (tanpa disertai mual)
4. Tampak lesu/lemah
5. Fungsi kognitif terganggu
6. Tekanan intrakranial (TIK) >20mmHg
7. Papiledema
8. Postur desebrasi (ektensi)
1. Cedera kepala
2. Iskemik serebral
3. Tumor serebral
4. Hidrosefalus
5. Hematoma cranial
6. Pembentukan arteriovenous
7. Edema vasegenik atau sitotoksik serebral
8. Hiperemia
9. Obstruksi aliran vena
Intervensi Utama:
1. Manajemen peningkatan tekanan intracranial
2. Pemantauan tekanan intracranial
Intervensi Pendukung :
1. Dukungan kepatuhan program pengobatan
2. Edukasi pencegahan infeksi
3. Insersi intravena
4. Konsultasi
5. Manajemen asam-basa
6. Manajemen cairan
7. Manajemen elektrolit
8. Manajemen jalan napas
9. Manajemen jalan napas buatan
10. Manajemen kejang
11. Manajemen medikasi
12. Manajemen sensasi perifer
13. Pemantauan cairan
14. Pemantauan hasil laboratorium
15. Pemantauan neurologis
16. Pemantauan tanda vital
17. Pemberian obat
18. Pemberian obat intradermal
19. Pemberian obat intraspinal
20. Pemberian obat intravena
21. Pemberian obat oral
22. Pemberian obat ventrikuler
23. Pencegahan infeksi
24. Pencegahan perdarahan
25. Pengaturan posisi
26. Pengontrolan infeksi
27. Perawatan selang
28. Reduksi ansietas
29. Surveilens
30. Terapi intravena
Luaran Utama :
1. Kapasitas adaptif intracranial
Luaran Tambahan :
1. Keseimbangan asam-basa
2. Keseimbangan cairan
3. Control kejang
4. Orientasi kognitif
5. Perfusi serebral
6. Status kognitif
7. Status neurologis
ekstermitas.
Faktor risiko :
1. Hiperglikemia
2. Obstruksi vaskuler
3. Fraktur
4. Imobilisasi
5. Penekanan mekanis (mis. tornket, gips, balutan, restraint)
6. Pembedahan ortopedi
7. Trauma
8. Luka bakar
Kondisi Klinis Terkait :
1. Diabetes mellitus
2. Obstruksi vaskuler
3. Fraktur
4. Pembedahan ortopedi
5. Trauma
6. Luka bakar
Intervensi Utama :
1. Manajemen sensasi perifer
2. Pengaturan posisi
Intervensi Pendukung :
1. Kompres panas
2. Manajemen cairan
3. Manajemen elektroensefalografi
4. Manajemen nyeri
5. Pemantauan neurologis
6. Pemantauan tanda vital
7. Pencegahan luka tekan
8. Pencegahan perdarahan
9. Pencegahan risiko lingkungan
10. Pengekangan fisik
11. Perawatan emboli paru
12. Perawatan jantung
13. Perawatan luka bakar
14. Perawatan sirkulasi
15. Perawatan tirah baring
16. Perawatan traksi
17. Terapi aktivitas
18. Terapi bekam
19. Tomiket pneumatik
Luaran Utama :
1. Neurovaskuler perifer
Luaran Tambahan :
1. Mobilitas fisik
2. Penyembuhan luka
3. Perfusi perifer
4. Status neurologis
5. Status sirkulasi
Penyebab :
1. Delerium
2. Demensia
3. Fluktuasi siklus tidur-bangun
4. Usia lebih dari 60 tahun
5. Penyalahgunaan zat
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
1. Salah persepsi
Objektif :
1. Halusinasi
2. Gelisah
1. Cedera kepala
2. Stroke
3. Penyakit Alzheimer
4. Penyalahgunaan zat
5. Demensia
6. Delerium
Intervensi Utama :
1. Manajemen nyeri
2. Manajemen demensia
3. Pencegahan infeksi
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Tingkat konfusi
Luaran Tambahan :
Definisi : Perubahan fungsi seksual selama fase respon seksual berupa hasret,
Penyebab :
Subjektif :
Objektif :
(tidak tersedia)
Subjektif :
Objektif :
(tidak tersedia)
Intervensi Utama :
1. Edukasi seksualitas
2. Konseling seksualitas
Intervensi Pendukung :
1. Fungsi seksual
Luaran Tambahan :
1. Harapan
2. Harga diri
3. Identitas seksual
4. Penampilan peran
5. Tingkat depresi
6. Tingkat keletihan
Subjektif :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
Intervensi Utama :
1. Edukasi tidur
2. Edukasi aktivitas/istirahat
Intervensi Pendukung :
1. Manajemen demensia
2. Manajemen energy
3. Manajemen lingkungan
4. Manajemen medikasi
5. Pengaturan posisi
6. Promosi kesadaran diri
7. Promosi koping
8. Promosi latihan fisik
9. Reduksi ansietas
10. Teknik imajinasi terbimbing
11. Terapi akupuntur
12. Terapi murattal
13. Terapi music
14. Terapi pemijatan
15. Terapi relaksasi otot progresif
Luaran Utama :
1. Status antepartum
Luaran Tambahan :
1. Harapan motivasi
2. Tingkat keletihan
3. Tingkat pengetahuan
Penyebab :
1. Kurang privasi
2. Ketiadaan pasangan
3. Konflik orientasi seksual
4. Ketakutan hamil
5. Ketakutan terinfeksi penyakit menular seksual
6. Hambatan hubungan dengan pasangan
7. Kurang terpapar informasi tentang seksualitas
Subjektif :
Objektif :
(tidak tersedia)
Gejala dan Tanda Minor :
Subjektif :
Objektif :
1. Konflik nilai
1. Mastektomi
2. Histerektomi
3. Kanker
4. Kondisi yang menyebabkan paralisis
5. Penyakit menular seksual (mis. sifilis, gonore, AIDS)
Intervensi Utama:
1. Edukasi seksualitas
2. Konseling seksualitas
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama:
1. Identitas seksual
Luaran Tambahan :
1. Citra tubuh
2. Dukungan social
3. Fungsi seksual
4. Harapan
5. Harga diri
6. Kesadaran diri
7. Control risiko
8. Penampilan peran
D.0072 Risiko Disfungsi Seksual
Faktor Risiko :
Biologis :
1. Gangguan neurologi
2. Gangguan urologi
3. Gangguan endokrin
4. Keganasan
5. Faktor ginekologis (mis. kehamilan, pasca persalinan)
6. Efek agen farmakologis
Psikologis :
1. Depresi
2. Kecemasan
3. Penganiayaan psikologis/seksual
4. Penyalahgunaan obat/zat
Situasional :
1. Konflik hubungan
2. Kurangnya privasi
3. Pola seksual pasangan menyimpang
4. Ketiadaan pasangan
5. Ketidakadekuatan edukasi
6. Konflik nilai personal dalam keluarga, budaya dan agama
Konflik Klinis Terkait :
1. Diabetes mellitus
2. Penyakit jantung (mis. hipertensi, penyakit jantung koroner)
3. Penyakit paru (mis. TB, PPOK, asma)
4. Stroke
5. Kehamilan
6. Kanker
7. Gangguan endokurin, perkemihan, neuromuskular, muskuloskeletal
kardiovaskuler
8. Trauma genital
9. Pembedaan pelvis
10. Kanker
11. Menopause
12. Gangguan psikiatrik seperti mania, depresi berat, demen sia, gangguan
kepribadian, penyalahgunaan zat, gangguan kecemasan, dan skizofrenia
Intervensi Utama :
1. Edukasi seksualitas
2. Konseling seksualitas
Intervensi Pendukung :
1. Edukasi infertilitas
2. Edukasi keluarga berencana
3. Edukasi kemoterapi
4. Edukasi komunikasi efektif
5. Edukasi manajemen stress
6. Edukasi penggunaan alat kontrasepsi
7. Latihan otot panggul
8. Manajemen depresi pascapersalinan
9. Dukungan perlindungan penganiayaan pasangan
10. Perawatan kenyamanan
11. Perawatan pascapersalinan
12. Perawatan perineum
13. Perawatan seksio sesaria
14. Manajemen perilaku seksual
15. Manajemen stress
16. Manajemen terapi radiasi
17. Manajemen trauma pemerkosaan
18. Manajemen waham
19. Pemberian obat vagina
Luaran Utama :
1. Fungsi seksual
Luaran Tambahan :
1. Harapan
2. Harga diri
3. Identitas seksual
4. Penampilan peran
5. Tingkat depresi
6. Tingkat keletihan
alasan waktu yang tidak tepat atau karena kehamilan tidak diinginkan
Faktor Risiko :
1. Pemerkosaan
2. Hubungan seksual sedarah (incest)
3. Gangguan jiwa
4. Kegagalan penggunaan alat kontrasepsi
5. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
6. Tidak menggunakan alat kontrasepsi
7. Faktor sosial-ekonomi
Intervensi Utama :
Intervensi Pendukung :
Luaran Utama :
1. Penerimaan kehamilan
Luaran Tambahan :
1. Harapan
2. Control diri
3. Status antepartum
4. Tingkat agitasi
5. Tingkat cedera
6. Tingkat depresi
7. Tingkat keletihan
8. Tingkat pengetahuan